LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS KUALITATIF
PERCOBAAN II
ANALISIS KUALITATIF ANORGANIK
OLEH
NAMA : MUHAMMAD HENDRA
NIM : J0B112211
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : NOOR RAKHMAH
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah mengetahui penggolongan kation-kation berdasarkan
pereaksi pengendap dan mengidentifikasi kation dalam sampel.
B. Pembahasan
Analisis kualitatif dilakukan untuk menemukan dan mengidentifikasi jenis unsur, senyawa dan jenis
gugusan yang terdapat dalam bahan yang dianalisis. Hali ini sangat penting dilakukan karena faktanya
adalah seringkali seorang analis buta terhadap komposisi sampel yang akan dianalis atau juga jenis
pengotornya. Analisis kualitatif anorganik dapat dilakukan dengan tahapan antara lain uji pendahuluan
dengan mengamati bentuk, warna dan bau yang dihasilkan dari suatu cuplikan. Tahapan selanjutnya
yaitu uji nyala, uji kelarutan, uji penggolongan, uji identifikasi golongan, uji identifikasi kation dan uji
identifikasi anion.
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan
manusia sehari-hari.Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26.Besi juga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam
penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar
Pengolahannya relatif mudah dan murah dan
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi.Korosi menimbulkan banyak kerugian
karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja.
Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel),
akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Kation golongan 3 (Al3+, Cr3+, Fe2+, Mn2+) membentuk sulfida yang lebih larut dibandingkan
kationgolongan 2. Karena itu untuk mengendapkan kation golongan 3 sebagaigaram sulfida konsentrasi
ion H+ dikurangi menjadi sekitar 10-9 M atau pH 9.Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan amonium
hidroksida danamonium klorida.Kemudian dijenuhkan dengan H2S. Dalam kondisi inikesetimbangan:
H2S → 2H+ + S2-
akan bergeser ke kanan. Dengan demikian konsentrasi S 2-akan meningkan dan cukup untuk
mengendapkan kation golongan III.H2S dapat juga diganti dengan (NH 4)2S. Penambahan amonium
hidroksida dan amonium klorida juga dapat mencegah kemungkinan mengendapnya Mg menjadi
Mg(OH)2. Penambahan kedua pereaksi ini menyebabkan mengendapnya kation Al 3+, Cr3+dan Fe2+,
sebagai hidroksidanya, Fe(OH)3(coklat), Al(OH)3(putih) dan Cr(OH)3(putih). Ion sulfida dapat bereaksi
dengan Mn2+ dan Fe2+ akan bereaksi langsung membentuk endapan sulfida FeS (hitam) dan MnS
(coklat).
Kation golongan 3 (Al3+, Cr3+, Fe2+, Mn2+) membentuk sulfida yang lebih larut dibandingkan
kationgolongan 2. Karena itu untuk mengendapkan kation golongan 3 sebagaigaram sulfida konsentrasi
ion H+ dikurangi menjadi sekitar 10-9 M atau pH 9.Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan amonium
hidroksida danamonium klorida.Kemudian dijenuhkan dengan H 2S. Dalam kondisi inikesetimbangan:
H2S → 2H+ + S2-
Akan bergeser ke kanan.Dengan demikian konsentrasi S2-akan meningkan dan cukup untuk
mengendapkan kation golongan III.H2S dapat juga diganti dengan (NH 4)2S. Penambahan amonium
hidroksida dan amonium klorida juga dapat mencegah kemungkinan mengendapnya Mg menjadi
Mg(OH)2. Penambahan kedua pereaksi ini menyebabkan mengendapnya kation Al 3+, Cr3+dan Fe2+,
sebagai hidroksidanya, Fe(OH)3(coklat), Al(OH)3(putih) dan Cr(OH)3(putih). Ion sulfida dapat bereaksi
dengan Mn2+ dan Fe2+ akan bereaksi langsung membentuk endapan sulfida FeS (hitam) dan
MnS(coklat).
Larutan ammonia, endapan coklat merah seperti gelatin dari besi(III) hidroksida, yang tak larut
dalam reagensia berlebihan, tetapi larut dalam asam.
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O → Fe(OH)3↓ + 3NH4+
Hasil kali kelarutan besi(III) hidroksida begitu kecil (3,8x10-38), sehingga terjadi pengendapan
sempurna, bahkan dengan adanya garam-garam ammonium (perbedaan dari
besi (III), nikel, kobalt,mangan, zink dan magnesium). Pengendapan tak terjadi jika ada serta asam-
asam organik tertentu. Besi (III) hidroksida diubah pada pemanasan yang kuat menjadi besi (III) oksida
Kation golongan III tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida
dalam suasana asam mineral encer.Namun, kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida
dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II),
besi(III), kromium (III), aluminium, zink, dan mangan (II) (Svehla, 1990).
Analisa campuran beberapa kation lazimnya dilakukan dengan cara pengendapan bertahap
menggunakan reagen yang sesuai. Salah satu cara untuk analisa campuran adalah dengan
mempergunakan reaksi-reaksi selektif. Pada pokok tujuannya ialah memisahkan segolongan
(sekelompok) kation dari yang lain. Misalnya, bila suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation
mengendap dan sisanya tetap larut, maka setelah endapan disaring, terdapatlah dua kelompok
campuran, yang isinya masing-masing kurang dari campuran sebelumnya (Harjadi, 1993).
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan
berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang dipakai untuk
klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan
ammonium karbonat.Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak.Jadi, boleh kita katakan, bahwa klasifikasi kation
yang paling umum, didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation
tersebut.Skema klasifikasi anion bukanlah skema yang kaku, karena beberapa anion termasuk dalam
lebih dari satu sub golongan, lagipula, tak mempunyai dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses-proses
yang dipakai dapat dibagi kedalam (A) proses yang melibatkan identifikasi produk-produkyang mudah
menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam, dan (B) proses yang tergantung pada
reaksi-reaksi dalam larutan. Kelas (A) dibagi lagi ke dalam sub-klas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan
asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat
pekat.Kelas (B) dibagi lagi ke dalam sub-kelas (i) reaksi pengendapan, dan (ii) oksidasi dan reduksi
dalam larutan (Vogel, 1985).
Salah satu langkah dalam prosedur emisi nyala atau fotometri nyala melibatkan penyemprotan
sampel ke nyala. Radiasi dari sumber akan diuraikan untuk mendapatkan daerah spektrum yang
diinginkan. Intensitas dari radiasi spektrum yang diinginkan. Dengan sistem penyemprot diharapkan
distribusi yang seragam dari sampel masuk ke nyala sehingga maslah-masalah yang berhubungan
dengan busur api dan bunga api dapat dihindarkan. Fotometer nyala tersusun dari pengatur tekanan,
pengukur aliran untuk gas baker, atomizer, pembakar, system optik dari detektor fotosensitif (Khopkar,
2002).
Analisa kuantitatif dapat dilakuakn pada bermacam-macam skala. Dalam analisa makro kuantitas
zat yang dikerjakan adalah 0,5 – 1 gram dan volum larutan yang diambil untuk suatu analisis sekitar 20
ml. Dalam apa yang disebut analisa semi mikro, kuantitas yang digunakan untuk analisis dikurangi
dengan faktor 0,1 – 0,05, yakni sekitar 0,05 gram dan volume larutan sekitar 1 ml. Untuk analisis mikro
faktor itu adalah 0,01 atau kurang. Tidak ada batas yang tajam antara analisis semimikro dan mikro
(Svehla, 1990).
Reaksi selektif penting dalam analisa, sebab misalnya bila reaksi tidak terjadi maka dapat diambil
kesimpulan bahwa Ag+, Pb2+, dan Hg+ tidak terdapat dalam bahan yang dianalisis. Sebaliknya, bila dalam
suatu campuran terjadi reaksi maka kelompok yang mengendap akan terpisah dari kelompok yang tidak
mengendap, jadi berguna sebagai alat pemisah sekelompok komponen dari komponen-komponen yang
lain (Khopkar, 2002).
Alur pengujian analisis kualitatif kation pada Golongan Kation ke tiga : Besi (II),besi
(III),aLuminium,kromium (III),kromium (IV),NIkel,kobalt,mangan (II),mangan (III),dan zink. (Tapi yang saya
buat alur hanya besi (II) dan besi (III). Reagensia golongan : hydrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh)
dengan adanya ammonia dan ammonium klorida, atau larutan ammonium sulfida. Reaksi golongan :
endapan-endapan denagn berbagai warna : Besi (II) sulfida (hitam), aluminium hidroksida (putih),
kromium (III) hodroksida (hijau), NIkel sulfida (hitam), kobalt sulfida (hitam),m angan (II) sulfida (merah
jambu), dan zink sulfide (putih).
Besi,Fe (Ar : 55,85)- Besi (II) Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak,yang kukuh dan
liat. Melebur pada 1535 OC.Jarang terdapat besi komersial yang murni,biasanya besi mengandung
sejumlah kecil karbida,silisida,fosfisa,dan sulfide dari besi,serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini
memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnitkan.asam klorida encer
atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi,pada mana dihasilkan garam-garam besi (II) dan gas
hydrogen.
Fe + 2H+ Fe2+ + H2 ↑
Fe + 2HCl+ Fe2+ + 2Cl- + H2 ↑
Asam sulfat pekat yang panas,menghasilkan ion-ion besi (III) dan belerang diosida.
2Fe + 3H2SO4+ + 6H+ → 2Fe3+ + 3SO2 ↑ + 6H2O
Dengan asam nitrat encer dingin,terbentuk ion besi (II) dan ammonia 4Fe + 10H+ +NO3+ → 4Fe2+ +
+
NH2 + 3H2O Asam nitrat pekat,dingin,membuat besi menjadi pasif ; dalam keadaan ini,asam nitrat pekat
tidak bereaksi asam nitrat encer dan tak pula mendesak tembaga dari larutan air suatu garam
tembaga.asam nitrat 1 + 1 atau asam nitrat pekat yang panas melarutkan besi dengan membuat gas
nitrogen oksida dan ion besi (III) Fe + HNO3 +3H+ → Fe3+ + NO ↑ + 2H2O
Besi membentuk dua deret garam yang penting. Garam-garam besi (II) (atau fero) diturunkan dari
besi oksida, FeO. Dalam larutan,garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit
hijau. Ion-ion gabungan dari kompleks-kompleks sepit yang berwarna tua adalah juga umum. Ion besi (II)
dapat mudah dioksidakan menjadi besi (III),maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang
asam larutan itu,semakin nyatalah efek ini ; dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmofer
akan mengoksidakan ion besi (II).maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin di simpan untuk
waktu yang agak lama.
Garam-garam besi (III) (atau feri) diturunkan dari oksida besi (III),Fe2O3 mereka lebih stabil
daripada garam besi (II). Dalam larutannya terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda ; jika
larutan mengandung klorida,warna menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi mengubah ino besi (III)
menjadi besi (II).Reaksi-reaksi ion besi (II) pakailah larutan 0,5 M besi (II) sulfat,FeSO 4 .7H2O atau besi
(II) amonium sulfat (garam mohr : FeSO4 .(NH4)2SO4.6H2O),Yang baru saja di buat dan samakan dengan
50 ml MH2SO4 per liter,untuk mempelajari reaksi-reaksi ini.
KESIMPULAN
1. Sampel yang mengandung kation Fe+ berbentuk serbuk kristal, berwarna kuning kecokltaan, berbau asem,
dan warna nyala adalah hijau.
2. Pada uji kation Fe+, sampel ditambahkan HCl encer menghasilkan endapan yang berwarna coklat dengan
filtratnya.
3. Pada uji kation Fe+, endapan coklat hasil dari penambahan asam klorida encer kemudian dimasukkan ke
dalam air panas masih menghasilkan endapan berwarna coklat dengan filtratnya.
4. Pada uji kation Fe+, dengan menambahkan amonium hidroksida pada endapan hasil dari penambahan air
panas, maka endapan tidak terbentuk lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I. PT Kalman
Media Pusaka: Jakarta.
Wijaya, K., ., Sugiharto, Mudasir, I. Tahir, dan I. Liawati. 2004. Sintesis Komposit Oksida-Besi
Montmorillonit dan Uji Stabilitas Strukturnya Terhadap Asam Sulfat. Indonesian Journal of Chemistry,
2004, 4 (1), 33 – 42. Hal 33-35.
Laporan Kimia Analitik Golongan 3, 4 dan 5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan
persenyawaan atau campuran persenyawaan didalam suatu sampel.Analisa kimia terdiri dari
analisa kualitatif dan analisa kuantitatif.
Analisa kualitatif yang bertujuan utama untuk mengenali komposisi atau struktur bahan
kimia, cukup banyak jenisnya, sesuai dengan jenis bahan kimia yang terdapat dalam sampel
analisis kualitatif untuk bahan organik biasanya menjadi bagian kajian dari kimia organik
sehingga tidak dimasukkan dalam bagian kajian dari kimia analitik.Suatu senyawa dapat
diuraikan menjadi anion dan kation.
Analisis kualitatif kation dan anion secara sistematis telah berkembang cukup lama.Berkat
kajian yang dilakukan oleh Kari Remegius Fresenius sejak tahun 1840.Analisis kualitatif untuk
kation dan anion dikasih secara terpisah.
Analisis kualitatif anion lebih sederhana dibanding dengan analisis kation, tetapi analisis
anion memerlukan ketelitian dalam melakukan observasi dari gejala-gejala yang timbul.
Analisa kualitatif merupakan salah satu cara untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta
ion–ion dalam larutan yang sangat efektif. Analisa kualitatif adalah bidang kimia analitik yang
membahas tentang identifikasi zat-zat. Mengenai unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam
suatusampel atau contoh. Dalam metode analisis kualitatif, dapat digunakan beberapa pereaksi
spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau kation suatu larutan.
Analisa kualitatif terdapat dua aspek penting yaitu pemisahan dan identifikasi dimana kedua
aspek ini didasari oleh kelarutan, sifat penguapan dan ekstrasi.Pada analisa kualitatif ada tiga
reaksi yang dilakukan untuk mengidentifikasi suatu sampel yaitu reaksi selektif, spesifik, dan
sensitif.
Oleh karena itu dilakukan percobaan ini agar dapat memahami analisis kimia dengan
beberapa larutan cuplikan dengan reaaksi selektif, sensitif dan spesifik, agar dapat diketahui ada
atau tidaknya kadar logam pada larutan cuplikan.
1.2 Tujuan
- Mengetahui perbedaan Ferro (Fe2+) dan Ferri (Fe3+)
- Mengetahui tentang reaksi spesifik, sensitif, dan selektif
- Mengetahui pereaksi selektif yang digunakan pada golongan III dan IV
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif.Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat.Urusannya adalah
unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan
analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur.Analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau
contoh.Analisis kuantitatif membahas tentang pengidentifikasian zat-zat yang terdapat dalam
suatu sampel.Tujuan utama analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah
unsur.
Kimia analisis adalah ilmu yang mempelajari cara-cara penganalisaan zat–zat kimia yang
terdapat didalam sutu senyawa atau larutan yang akan dianalisa baik jenis maupun kadarnya:
1. Analisa kualitatif adalah penyelidikan kimia mengenai jenis umur atau ion yang terdapat
didalam zat tunggal atau campuran
2. Analisa kuantitatif adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat
didalam suatu zat tunggal atau campuran.
Analisis kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Analisa pendahuluan bertujuan untuk memperkirakan dan member arah sehingga memperoleh
gambaran terhadap contoh yang akan ditulis dan diteliti. Analisa pendahuluan meliputi:
a. Organoleptis (menggunakan panca indera) yang dianalisis biasanya berupa bentuk warna dan
bau.
b. Pemanasan dengan tabung pijar
c. Reaksi nyala (flame test), dilakukan dengan menggunakan kawat Pt atau Nicr.
Warna –warna yang terjadi pada reaksi nyala adalah sebagai berikut :
Kation warna nyala
Kation Warna Nyala
+
Li Merah
+
Na Kuning
+
K Ungu
2+
Ba Kuning Hijau
Sr2+ Merah Bata
2+
Cu Hijau Biru
2+
Ca Merah Kuning
2. Analisa kation dan anion. Setelah mempunyai gambar-gambaran atau pemikiran awal maka
langsung di identifikasi dengan cara tube test, dengan menghasilkan reaksi yang khas.
Klasifikasi kation kedalam golongan-golongan analitis.Untuk tujuan analisis kuantitatif
sistematik kation-kation diklasifikasikan kedalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu
terhadap beberapa magnesia. Dengan memakai apa yang disebut reagnesia golongan kation dan
dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Reagnesia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam
klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini berdasarkan
atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan membentuk endapan atau
tidak. Jadi boleh dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada
perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.
Secara prinsip zat yang akan diidentifikasi dilarutkan kemudian ditambahkan pereaksi
tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation garam yang sukar larut atau
hidroksidanya. Pereaksi harus sedemikian rupa sehingga pengendapan kation, golongan kation
selanjutnya tidak terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari larutan yang
hendak dianalisis.
Untuk identifikasi kation senyawa organik, pada umumnya didasarkan atas kelarutannya
dalam air.Jika senyawa tidak larut dalam air, maka harus dilakukan destruksi.Cara destruksi
tergantung dari senyawa yang hendak dianalisis dan ditentukan dengan bantuan percobaan
pendahuluan.Prinsip destruksi ini terdiri dari pelelehan campuran senyawa yang sukar larut
dalam pereaksi yang sesuai dalam jumlah yang berlebih. Akibatnya reaksi akan digeser
sempurna kearah reaksi (underwood, 1993).
Kelima golongan kation dari ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut:
Golongan I ; kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.Ion-ion
golongan ini adalah timbel, merkurium (I), raksa dan perak.
Golongan II ; membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer.Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium,
bismuth, stibium, dan timah.
Golongan III ; membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral. Kation
golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, aluminium, seng mangan, dan kobalt.
Golongan IV ; membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium
klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.
Golongan V ; disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan regnesia-regnesia
golongan sebelumnya.Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium,
natrium, kalium, ammonium, litium, dan hydrogen (G.Svehla, 1985).
Aplikasi pemisahan kation-kation.Salah satu aplikasi dari pemisahan kation-kation dalam
mengidentifikasi logam-logam yang terkandung dalam sediaan kosmetik yang berfungsi sebagai
zat pemutiara. Zat pemutiara adalah suatu zat yang digunakan dalam kosmetik untuk member
efek seperti mutiara sehingga bagian wajah akan terlihat makin segar dan logam-logam yang
terdapat dalam kosmetik dapat menyebabkan iritasi. Dari pemeriksaan golongan ternyata pada
pemeriksaan golongan III A memberikan reaksi positif terhadap logam aluminium (Al).serbuk
logam aluminium sering digunakan dalam formula bedak sebagai zat yang memberikan daya
kilat.Garam-garam aluminium dapat merupakan astringen pada kosmetik tertentu, tetapi dapat
mengiritasi kulit (Hardjadi, 1990).
Golongan kation ketiga yaitu, besi (II) dan besi (III), aluminium, kromium (III) dan
Kromium (IV), nikel, kobalt, mangan (II) dan mangan (VI)dan zink, mempunyai reagnesia
golongan hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh); dengan adanya ammonia dan ammonium
klorida atau larutan ammonium sulfida. Pada reaksi golongan endapan-endapan dengan berbagai
warna; besi (II) sulfide (hitam), aluminium hidroksida (putih), kromium (III) hidroksida (hijau),
nikel sulfida (hitam), kobalt sulfida (hitam), Mangan (II) Sulfida (merah jambu) dan zink sulfide
(putih). Logam-logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagnesia golongan untuk golongan I
dan golongan II, tetapi semuanya diendapkan dengan adanya amonium klorida, oleh hidrogen
sulfida dari larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan amonia.Logam-logam ini
diendapkan sebagai sulfida.Kecuali aluminium dan kromium (G. Svehla, 1985).
Golongan kation keempat yaitu barium, strontium, dan kalsium, mempunyai reagnesia
golongan, larutan ammonium karbonat, reagnesia tidak bewarna. Pada reaksi golongan kation-
kation dengan golongan empat, tidak bereaksi dengan asam khlorida, hidrogen, sulfida ataupun
ammonium sulfida, tetapi ammonium karbonat membentuk endapan putih.
Golongan kation kelima, magnesium, natrium, kalium, dan ammonium tidak mempunyai
reagnesia umum untuk kation-kation golongan ini.Pada reaksi golongan kation-kation, golongan
kelima tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, atau dengan
ammonium karbonat.Reaksi– reaksi khusus atau uji–uji nyala dapat dipakai untuk
mengidentifikasi ion-ion ini.Dari kation-kation golongan ini, magnesium memperlihatkan reaksi-
reaksi yang serupa dengan reasksi–reaksi dari kation-kation dalam golongan keempat. Namun
magnesium karbonat dengan adanya garam ammonium, larut; maka dalam pengerjaan analisis
sistematis magnesium tak akan mengendap bersama kation golongan keempat (G. Svehla, 1985).
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
Pipet tetes
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Botol rangen
3.2.1 Bahan-bahan
Tissue
Kertas label
Aquades
FeSO4
Na2CO3
KCNS
FeCl3
Na2S
CaCl2
K2CrO4
BaCl2
Sr(NO3)2
MgCl2
NaOH
NH3COOH
Tittan yellow
Nessler’s
K3Fe(CN)6
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Kation Golongan III
3.2.1.1 Fe2+ (Ferro)
1. FeSO4 + NaOH + Na2S
Disiapkan tabung reaksi
Dipipet larutan FeSO4kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kedalamnya larutan NaOH dan Na2S
Diamati perubahan yang terjadi
2. FeSO4 + K3Fe(CN)6
Disiapkan tabung reaksi
Dipipet larutan FeSO4 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kedalamnya larutan K3Fe (CN)6
Diamati perubahan yang terjadi
3. FeSO4 + KCNS
Disiapkan tabung reaksi
Dipipet larutan FeSO4 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kedalamnya larutan KCNS
Diamati perubahan yang terjadi
3.2.1.2 Fe3+
1. FeCl3 + NaOH + Na2S
Disiapkan tabung reaksi
Dipipet larutan FeCl3 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kedalamnya larutan NaOH dan Na2S
Diamati perubahan yang terjadi
2. FeCl3 + K3Fe (CN)6
Disiapkan tabung reaksi
Dipipet larutan FeCl3 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kedalamnya larutan K3Fe (CN)6
Diamati perubahan yang terjadi
3. FeCl3 + KCNS
Disiapkan tabung reaksi
Dipipet larutan FeCl3 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kedalamnya larutan KCNS
Diamati perubahan yang terjadi
3.2.2.3 Sr2+
1. Sr(NO3)2 + Na2CO3
Disiapkan tabung reaksi
Dipipet larutan Sr (NO3)2 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kedalamnya larutan Na2CO3
Diamati perubahan yang terjadi
2. Sr (NO3)2 + Na2CO3
Disiapkan tabung reaksi
Dipipet larutan Sr (NO3)2 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kedalamnya larutan K2CrO4
Diamati perubahan yang terjadi
3.2.2.4 Mg2+
1. MgCl2 + NaOH
Disiapkan tabung reaksi
Dipipet larutan MgCl2 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kedalamnya larutan NaOH
Diamati perubahan yang terjadi
2. MgCl2 + NaOH + Tittan Yellow
Disiapkan tabung reaksi
Dipipet larutan MgCl2 kedalam tabung reaksi
Ditambahkan kedalamnya larutan NaOH + Tittan Yellow
Diamati perubahan yang terjadi
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
Golongan 3
a. Fe2+
FeSO4 + NaOH + Na2S Larutan berwarna hitam
FeSO4 + K3Fe(CN)6 Larutan berwarna biru muda dan
terdapat endapan biru tua
FeSO4 + KCNS Larutan berwarna merah terang
b. Fe3+
FeCl3 + NaOH + Na2S Larutan berwarna hitam
FeCl3 + K3Fe (CN)6 Larutan berwarna hijau tua
FeCl3 + KCNS Larutan berwarna merah gelap
Golongan 4
a. Ba2+
BaCl2 + Na2CO3 Larutan berwarna putih dan terdapat
endapan putih
BaCl2 + K2CrO4 Larutan berwarna kuning pudar
b. Ca2+
CaCl2 + Na2CO3
Larutan berwarna kuning keruh
CaCl2 + K2CrO4
Larutan Berwarna kuning tajam atau
c. Sr2+ terang
Sr(NO3)2 + Na2CO3
Larutan berwarna putih dan terdapat
endapan putih
Sr(NO3)2 + K2CrO4 Larutan berwarna kuning
d. Mg2+
MgCl2 + NaOH Larutan bening
MgCl2+ NaOH + Tittan Yellow Larutan berwarna kuning dan terdapat
endapan berwarna merah gelatin
Golongan 5
a. NH3
NH3COOH + NaOH Larutan bening
Larutan terdapat endapan coklat
NH3COOH + NaOH + Nesslers’s
4.2 Reaksi
4.2.1 Reaksi golongan III
4.2.1.1 Fe2+
1. FeSO4 + Na2CO3 FeCO3 + Na2SO4
2. 3FeSO4 + 2K3Fe (CN)6 Fe3[Fe(CN)6]2 + 3K2SO4
3. FeSO4 + 2KCNS Fe(CN)2 + K2SO4
4.2.1.2 Fe3+
1. 2FeCl3 + Na2CO3 Fe2S3 + 6NaCl
2. FeCl3 + K3Fe(CN)6 Fe[Fe(CN)6] + 3KCl
3. FeCl3 + 3KCNS Fe(CN)3 + 3KCl
4.2.2.3 Sr2+
1. Sr(NO3)2 + Na2CO3 SrCO3 + 2NaCl
2. Sr(NO3)2 + K2CrO4 SrCrO4 + 2KNO3
4.2.2.4 Mg2+
1. MgCl2 + 2NaOH Mg(OH)2 + 2NaCl
2. MgCl2 + 2NaOH Mg(OH)2 + 2NaCl + Tittan Yellow
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa:
Perbedaan antara kation ferro (Fe2+) dengan ferri (Fe3+) dapat dilihat pada saat direaksikan
dengan larutan K3Fe(CN)6 sebagai pereaksi selektifnya. Pada kation Fe2+ setelah ditmbahkan
K3F(CN)6larutan berubah menjadi biru tua dan terdapat endapan. Pada kation Fe3+setelah
ditambahkan K3F(CN)6larutan berubah menjadi hijau tua dan terdapat endapan.
Reaksi spesifik adalah suatu reaksi dengan penambahan reagen akan memberikan suatu
perubahan dengan ciri yang khas, misalnya perubahan warna karena suatu spesi tertentu. Reaksi
sensitif adalah suatu reaksidengan penambahan sedikit reagen saja, sudah memberikan
perubahan warna yang sangat khas.Reaksi selektif adalah hasil-hasil reaksi yang dapat
mengelompokkan suatu kation-kation pada suatu golongan tertentu.
Pereaksi selektif pada kation golongan III adalah NH4OH dan (NH4)S2. Sedangkan pereaksi
sensitif pada kation golongan III adalah KCNS.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum digunakan alkohol agar dapat mempercepat pengendapan. Dan
dapat menggunakan kation-kation yang lain seperti Natrium dan lain-lain. Agar hasil yang
didapat beragam dan dapat dibandingkan.
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi, W. 1989. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT.
Kalman Media Pustaka
Underwood, dan R.A Day. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
Kamis, 30 Januari 2014
I. Hari, tanggal
Rabu, 17 April 2013
II. Tujuan
Dapat mengidentifikasi keberadaan kation - kation golongan III A, yaitu Fe, Al dan Cr dalam suatu sampel
yang belum diketahui sesuai dengan jenis dan sifat masing-masing sampel.
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang
tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia
dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan
beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan
untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan. Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini
dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan.
Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida,
hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang
digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III),
golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI).
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida
dalam suasana asam mineral encer.Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida
dalam suasana netral / amoniakal.
Dalam memasuki reaksi golongan III ini, larutan terlebih dulu didihkan untuk menghilangkan gas
H2S. Reagensia pada golongan ini adalah ammonia dan ammonium klorida, atau larutan ammonium
sulfide. Penambahan ammonia-amonium klorida, dimaksudkan untuk memciptakan suasana basa .
Dalam ammonia-amonium klorida Fe, Al, Cr, dan Mn diendapkan dalam bentuk hidroksida (disebut
golongan IIIA), sedangkan logam-logam yang lain dari golongan ini diendapkan dalam bentuk sulfide
(disebut golongan IIIB).
Endapan-endapan dengan berbagai warna besi(II) sulfida (hitam), alumunium hidroksida (putih),
kromium(III) hidroksida (hijau), mangan(II) sulfida (merah jambu).
Logam-logam golongan ini tidak diendapkan oleh regensia golongan untuk golongan I dan II,
tetapi semuanya diendapkan, dengan adanya amunium klorida, oleh hidrogen sulfide dari larutan yang
telah dijadikan basa dengan larutan ammonia.Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfida, kecuali
alumunium dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari
sulfida dalam larutan air.besi, alumunium, dan kromium (sering disertai dengan mangan) juga
diendapkan sebagai hidroksia oleh larutan ammonia dengan adanya ammonium klorida, sedang logam-
logam lain dari golongan ini tetap berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfida oleh
hidrogen sulfida.
A. Alat
1. Tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Bunsen
5. Plat tetes
6. Kaca arloji
7. Plat tetes
B. Bahan
7 NH4OH 2N 22 H2SO4 1N
12 NaOH 2N 27 Alcohol
14 BaCl2 0,2M
Fenantrolin 0,1%
Pewarnaan merah yang
1tts bahan + 1tts Orange
8 Merah disebabkan oleh kation
as.asetat 0,2N + kemerahan
kompleks [Fe(C18H8N2)3]2+
1tts reagen
B. Identifikasi Fe3+
NH4OH 2N
coklat coklat Terbentuk endapan
Fe3+ + 3NH3 +
Tetes demi tetes kemerahan kemerahan coklat merah seperti
3H2O →
5 hingga terbentuk gelatin, yang tak larut
Fe(OH)3↓ +
endapan + dalam reagensia
3NH4 Tak larut Tak larut berlebihan
Berlebihan reagen
NaOH 2N
coklat coklat
End coklat kemerahan
Tetes demi tetes kemerahan kemerahan
Fe3+ + 2OH- → besi(III) hidroksida,
6 hingga terbentuk
Fe(OH)3 ↓ yang tak larut dalam
endapan Tak larut
Tak larut reagensia berlebihan
Berlebihan reagen
C. Identifikasi Al3+
NH4OH 2N
putih putih
Tetes demi tetes Menghasilkan endapan
Al3+ + 3NH3 + 3H2O
hingga terbentuk putih seperti gelatin
1 → Al(OH)3↓ +
endapan Sedikit yang larut sedikit dalam
3NH4+ Sedikit larut
larut reagensia berlebih
Berlebihan
reagen
Alisarin jenuh
dlm alkohol.
Kertas saring :
jenuhi dgn
reagen,
2 keringkan + 1tts violet kuning
bahan, taruh
diatas uap
NH3pekat, taruh
dikaca arloji +
1tts as.asetat
0,2N
Alisarin-S 0,1%
Kertas saring :
1tts bahan + 1tts Terbentuk endapan
reagen, taruh merah dalam larutan
3 diatas NH3 pekat Merah Merah amoniakaal yang cukup
warna menjadi stabil terhadap asam
ungu, taruh asetat encer.
dikaca arloji +
1ttsas.asetat
0,2N
II. Kesimpulan
Dari data percobaan kation golongan III A diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat data
pengamatan yang tidak sesuai dengan data acuan, seperti pada saat identifikasi Al3+ dengan Alisarin
jenuh dalam alkohol yang seharusnya berwarna merah namun dalm percobaan berwarna kuning. Hal
tersebut dapat disebabkan karena faktor-faktor sebagai berikut, ketidaktelitian praktikan, kesalahan
metode, konsentrasi reagen terlalu pekat, sehingga menimbulkan hasil yang tidak diinginkan, dan
reagen-reagen yang dibuat tidak sesuai dengan prosedur sehingga hasilnya tidak tepat.Namun
didapatkan beberapa percobaan yang sesuai dengan acuan/teori sehingga dapat diketahui sifat setiap
bahan yang digunakan.
III. Daftar Pustaka
SVEHLA G.1985.Vogel Bagian Satu Buku Teks Analisis Anorganik Kulitatif Makro dan Semi mikro edisi ke
lima.Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
http://profiles.friendster.com/82614192
http://ekanuryana.blogspot.com/2009/10/analisis-kation-anion.html
http://www.scribd.com/doc/11369465/REAKSI-REDOKS
http://aatunhalu.wordpress.com/2008/12/06/laporan-praktikum/
MindStrom
Beranda
Sabtu, 14 Mei 2011
A. Tujuan
- Siswa mampu memisahkan kation golongan III dengan golongan lainnya pada sampel.
- Siswa mampu menganalisis apakah pada sampel mengandung kation-kation golongan III atau
tidak.
B. Dasar Teori
Kation golongan 3 (Al3+, Cr3+, Fe2+, Mn2+) membentuk sulfida yang lebih larut
dibandingkan kationgolongan 2. Karena itu untuk mengendapkan kation golongan 3
sebagaigaram sulfida konsentrasi ion H+ dikurangi menjadi sekitar 10-9 M atau pH 9.Hal ini
dapat dilakukan dengan penambahan amonium hidroksida danamonium klorida.Kemudian
dijenuhkan dengan H2S. Dalam kondisi inikesetimbangan:
akan bergeser ke kanan. Dengan demikian konsentrasi S2-akan meningkan dan cukup untuk
mengendapkan kation golongan III.H2S dapat juga diganti dengan (NH4)2S.
Jika NaOH ditambahkan maka hidroksida ke empat kation tersebut akan terbentuk,
tetapi aluminium dan kromium yang bersifat amfoter akan larut membentuk kompleks Al(OH) 4-,
Cr(OH) 4- , Zn(OH) 4- , sedangkan kation yang lain tidak larut. Mn(OH)2 akan teroksidasi oleh
udara menjadi MnO2 yang berwarna hitam. Penambahan hidrogen peroksida mempercepat
oksidasi kedua zat tersebut, juga mengoksidasi Cr(OH)4- menjadi CrO42-.
Hidroksida besi cepat larut dalam asam sulfat menjadi Fe2+, tetapi MnO2lambat
larut.Hidrogen peroksida ditambahkan untuk mempercepat kelarutan endapan ini dengan
caramereduksinya menjadi MnO. Reaksi yang berlangsung:
2. Identifikasi besi
a. Kaliumheksasianoferat(II), K4Fe(CN)6
3. Identifikasi Mn
Mangan dapat diidentifikasi dengan mengoksidasi Mn2+ menjadi MnO4-yang berwarna ungu
dengan natrium bismutat (NaBiO3) dalam asam nitrat.
Pada filtrat hasil pemisahan dengan sub golongan besi, penambahan asam nitrat akan
memberikan reaksi berikut:
Jika terdapat kromat warna larutan berubah menjadi jingga dengan terbentuknya
dikromat. Penambahan amonium hidroksida lebih lanjut akan membentuk endapan putih yang
menunjukkan adanya Al. Sedangkan Cr2O72-akan menjadi CrO42-.Identifikasi Cr dapat dilakukan
dengan BaCl2 memberikan endapan kuning barium kromat.
- Bunsen
- Tabung reaksi
- Botol semprot
- Penjepit Tabung
- Sentirfuge
- Pipet
2. Bahan Praktikum
- HCl 6M
- HCl 2M
- HCl pekat
- HNO3 6M
- HNO3 pekat
- H2S gas
- CH3COOH 6M
- (CH3COOH)2Pb
- NH4OH 6M
- NH4Cl 5M
- NH4NO3
- Metil violet
- Na2CO3 padat
- PbO2
- H2O2 10%
- H2O2 6%
- KCNS2M
- K4Fe(CN)6
- NaOH 2M
- KClO3 padat
- Lakmus merah
- Lakmus biru
D. Prosedur Praktikum dan Data Pengamatan
1. Karakteristik awal sampel
Warna dan bentuk : Cairan berwarna kuning sedikit kecoklatan dan pengandung
endapan sedikit endapan kekuningan
1,5 mL sampel yang dingin ditambahkan beberapa Tidak terbentuk endapan putih dari golongan I
tetes HCl 6N
Warna larutan kuning transparan menjadi tak
berwarna
asamkan dengan HCl 6N, dan 1 tetes H 2O210% Warna larutan menjadi kuning transparan
Didihkan sampai H2O2 habis, tambahkan setetes Warna larutan kuning transparan menjadilebih
I2 dan kocok pekat dan terbentuk gas putih
tambahkan metil violet (bila warna lar tdk biru Warna indikator mejadi kuning
hijau asamkan)
sentrifuge dan aliri H2S lagi Endapan putih kekuningan sangat sedikit berada
di bawah tetapi laarutan tetap keruh
Prosedur Pengamatan
Tes gas yang terbentuk (H2S) dengan kertas Pb Gas ditambah Pb asetat, tidak menghasilkan
asetat bercak hitam (H2S telah bebas)
Teteskan air Br2 sampai berlebih Saat diteteskan air Brom, warna larutan menjadi
kekuningan dan hilang kembali, setelah beberapa
tetes warna kuning tidak hilang lagi
Uapkan sampai volume 1-1,5mL Terbentuk gas berwarna putih dan warna larutan
sedikit kuning
Tambahkan 10 tetes NH4Cl 5M dan teteskan Saat ditetesi NH4Cl warna larutan tetap
NH4OH 6N sampai berlebih kekuningan
Prosedur Pengamatan
Endapan dicuci 3x dengan 1mL air yang Endapan tetap berupa endapan berwarna coklat
mengandung sedikit NH4NO3 keputihan
Tambahkan 1,5mL NaOH dan ½ mL H2O2 6% Warna larutan tak berwarna endapan tetap
coklat keputihan
Didihkan larutan sampai H2O2 sampai habis Larutan tampak keruh kecoklatan serta warna
terurai keputihan hilang dan terbentuk gas tak berwarna
Cuci 1x dengan 1mL air yang mengandung Endapan tetap berwarna coklat
sedikit NH4NO3
Tambahkan 5 tetes HCl pekat larutan berwarna kuning dan endapan coklat
terlarut
Encerkan dengan aquades sampai 1mL Warna larutan sedikit berwarna kuning
Setetes larutan tadi ditambahkan setetes KCNS Warna larutan menjadi merah darah
2M
Setetes larutan tadi ditambahkan 5 tetes Warna larutan menjadi kuning keruh
HNO3 6M , kemudian tambahkan PbO2
panaskan
2 tetes larutan tadi dikisatkan Larutan menjadi tak berwarna dan terbentuk gas
putih menyengat
Tambahkan Na2CO3 padat dan KClO3 padat Saat ditambahkan Na2CO3 terbentuk gas tak
berwarna dan larutan tetap tak berwarna
Prosedur Pengamatan
Asamkan sentrat dengan asam asetat 6M Saat mengasamkan warna kertas lakmus adalah
samapi netral keduanya merah. (larutan bersifat asam) sehingga
tidak terbentuk endapan
Karena tidak mengandung endapan (Al mungkin negatif) tetapi untuk memaskikannya sentrat
diidentifikasi sebagai Al dan Cr
Setetes larutan tadi ditambahkan 2 tetes Larutan tetap tak berwarna, namun terbentuk
NH4OH 6M sedikit endapan putih tang terlihat setelah di
sentrifuge
Setetes larutan tadi ditambahkan setetes Warna larutan tetap tak berwarna
AgNO3
Setetes larutan tadi ditambahkan setetes Warna larutan tetap tak berwarna
Pb(CH3COO)2
Data Pengamatan
Keterangan Lain
Kesimpulan awal
E. Reaksi-Reaksi
1. Reaksi pada pemisahan dengan golongan I dan II
Reaksi-reaksi pada ion Cr2+dan Mn2+tidak terjadi, karena hasil praktikum menunjukan ion-ion
tersebut tidak terkandung dalamsampel.
F. Pembahasan
1. Pembahasan Pemisahan Golongan III dengan Golongan Lainnya
Untuk memisahkan golongan III, mula-mula dilakukan identifikasi golongan I dan II.
Dengan cara penambahan HCl endapan gol.I akan muncul, tetapi endapan tidak muncul,
sehingga dapat disimpulkan endapan golongan I tidak ada dalam sampel.Sedangkan untuk
golongan II dilakukan penambahan H2O2 panas, I2, dan H2S dalam keadaan asam, hasilnya
terbentuk endapan keputihan.Endapan golongan II adalah endapan yang kuning dan hitam.
Maka endapan ini bukan endapan golongan II, sehingga dapat disimpulkan endapangolongan I
tidak ada dalam sampel.
Setelah diyakinin gol.I dan II, tidak ada.Selanjutnya sampel dipanaskan untuk
menghilangkan H2S untuk mengeceknya gas yang terbentuk dilewatkan pada kertas Pb-
asetet.Dalam data pengamatan mula-mula kertas Pb-asetet menghitam (artinya masih
mengandung H2S), setelah beberapa lama gas yang terbentuk tidak lagi menghitamkan Pb-
asetat (H2S telah habis dalam sampel).
Prosedur di atas dilakukan agar saat ditambahkan NH4Cl dan NH4OH tidak terbentuk endapan
sebagai garam sulfida. Tetapi terbentuk endapan sebagai hidroksida, karena hidroksida lah
yang akan diidentifikasi
Karena dasar diatas, pada data pengamatan endapan yang mulanya coklat keputihan menjadi
lebih sedikit dan coklat kemerahan. Hilangnya warna putih karena endapan Al(OH)3 larut.
Untuk memisahkan Fe(OH)3 dan MnO.XH2O endapan dilarutkan dengan HCl pekat
dan diencerkan. Sehingga endapan-endapan akan larut. Oleh sebab itu pada data pengamatan
endpan coklat larut dan berwarna kuning, warna kuning ini adalah warna dari FeCl3.
Larutan hasil pelarutan endapan ditetesi KCNS, bila larutan menjadi merah berarti positif
mengandung Fe3+.Pada data pengamatan, hasilnya memang menghasilkan larutan yang merah
darah.
Selain di atas, Larutan hasil pelarutan endapan ditetesi K4Fe(CN)6, bila larutan menjadi
biru berarti positif mengandung Fe3+. Pada data pengamatan, hasilnya memang menghasilkan
larutan yang kebiruan.
Larutan hasil pelarutan endapan ditetesi HNO3 dan PbO2 serta dipanaskan, bila larutan
menjadi ungu berarti positif mengandung Mn2+karena Mn2+ teroksidasi menjadi MnO4- yang
ungu.Namun pada data pengamatan, hasilnya warna larutan hanya tak berwarna.
Selain di atas, Larutan hasil pelarutan endapanditaburiNa2CO3 dan KClO3, bila larutan
menjadi ungu berarti positif mengandung Mn2+ karena Mn2+ teroksidasi menjadi MnO4- yang
ungu. Namun pada data pengamatan, hasilnya warna larutan hanya tak berwarna.Hanya saja
saat penambahan Na2CO3 terbentuk gas tak berwarna. Gas ini adalah gas CO2
Dari data pengamatan dan pembahasannya dapat disimpulkan dengan pati bahwa
sampel mengandung ion Fe3+ tetapi tidak mengandung ion Mn2+
Warna sentrat ini adalah tah berwarna, artinya ion CrO42- mungkin tidak ada, karena
CrO42-akan memberikan warna kuning.Tetapi untuk memastikaannya tetap dilakukan identifikasi
terhadap Cr.
Beberapa tetes sentrat ditetesi NH4OH, bila terbentuk endapan putih berarti positif
mengandung Al3+.Pada data pengamatan, hasilnya memang menghasilkan endapan putih yang
terlihat setelah disentrifuge.
Dari data pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Al3+ terkandung
dalam sampel
Beberapa tetes sentrat ditetesi AgNO3, bila terbentuk endapan merah berarti positif
mengandung CrO42-.Pada data pengamatan, hasilnya hanya larutan yang tak berwarna.
Selain di atas, Beberapa tetes sentrat ditetesi Pb(CH3COO)2, bila terbentuk endapan
kuning berarti positif mengandung CrO42-. Pada data pengamatan, hasilnya hanya larutan yang
tak berwarna.
Dari data pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Crtidak terkandung
dalam sampel.
G. Kesimpulan
Sampel yang di analisis kation golongan III mula-mula harus dilakukan pemisahan
terhadap golongan-golongan lain agar tidak menggaunggu hasil analisa.Sampel
harus diendapkan sebagai garam hidroksida dalam keadaan basa dan tidak mengandung H2S.
Daftar Pustaka
Analisis Kimia Kwalitatif Anorganik Jenis Klasik Modul KA.ANA.U.020 A. Bandung: SMKN 7
Bandung.
Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro Bagian I. Jakarta:
PT.Kalma Media Pusaka
Vogel.1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro Bagian II. Jakarta:
PT.Kalma Media Pusaka
Masterton,W.L., et al. 1990. Chemical principle. Ed 5. London :Saunders College Publ.