Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

NEUROBEHAVIOUR

KELOMPOK 2

Disusun oleh:

Defnitya Vinorra (14121938)

Difa Aidila (14121931)

Elsi Kamilatul Izati (14121934)

Elvitriya Yunesty (14121964)

Elviyani Saputri (14121952)

Fatjri Hidayat (141219 )

Kelas 2B

S1 Keperawatan

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2015
1. Pencegahan primer pada kasus gangguan sistem neurologis pada tingkat usia anak,
remaja dan lansia

Pencegahan primer merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau


merupakan kondisi yang menyebabkan perkembangan gangguan yang disertai dengan
retardasi mental. Pencegahan primer pada :

A. Anak

a) Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum


tentang retardasi mental.
b) Usaha terus menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan
memperbaruhi kebijaksanaan kesadaran masyarakat.
c) Aturan untuk memberikan pelayanan kesehatan maternal dan anak yang optimal.
d) Eradikasi gangguan yang diketahui disertai dengan kerusakan sistem saraf pusat.

B. Remaja
1) Pencegahan primer dapat dilakukan dengan memberikan imunisasi meningitis pada
bayi agar dapat membentuk kekebalan tubuh. Vaksin yang dapat diberikan seperti
haemophilus influenza tipe B (Hib), pneumococcal, conjugate vaccine (PCV 7).
2) Pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara mengurangi kontak langsung dengan
penderita dan mengurangi tingkat kepadatan di lingkungan perumahan dan
lingkungan sekolah.
3) Dapat dicegah juga dengan cara meningkatkan personal hygiene seperti mencuci
tangan yang bersih sebelum makan dan setelah dari toilet.

C. Lansia
1) Pendidikan
Cara yang paling penting untuk menurunkan morbiditas, mortilitas dan disabilitas
yang berhubungan dengan stroke adalah untuk mengurangi insidensi stroke yang pertama
kali dan terjadinya kembali stroke. Pendidikan merupakan suatu komponen pencegahan
primer yang sangat penting. Pencegahan primer ditujukan ke arah gaya hidup sehat,
termasuk diet rendah lemak, garam, dan gula. Latihan secara teratur, yang menjadi suatu
komponen penting dari jadwal lansia, dapat juga berperan terhadap pencegahan.
Walaupun seseorang tidak dapat mengubah riwayat keluarganya, mengajarkan
pada lansia bagaimana cara penatalaksanaannya hipertensi dan diabetes melitus
merupakan suatu tindakan pencegahan primer yang penting. Pemantauan tekanan darah
secara teratur dan memberikan pengobatan antihipertensi secara tepat adalah tindakan
perawatan diri sendiri yang sangat penting untuk mengurangi resiko stroke.
2) Gaya hidup sehat
Gaya hidup sehat sebagai pencegahan primer termasuk program pendidikan
kesehatan untuk mengurangi merokok, yang berisiko tinggi terhadap terjadinya penyakit
neurologis.

3) Mendidik klien tentang obat antihipertensi


Termasuk memastikan jadwal waktu dan dosis yang benar, menggunakan alat
bantu memori untuk membantu orang tersebut mengikuti program pengobatan, dan
mengajarkan tentang tindakan pencegahan khusus untuk diikuti ketika sedang
menggunakan obat-obat antihipertensi dan diuretik.

2. Pencegahan sekunder pada kasus gangguan sistem neurologis pada tingkat usia anak,
remaja dan lansia

Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan penyakit sejak awal, saat masih tanpa
gejala (asimptomatik) dan saat pengobatan awal dapat menghentikan perjalanan penyakit.

A. Anak
a) Pendidikan untuk anak
Lingkungan pendidikan untuk anak - anak retardasi mental harus termasuk
program yang lengkap yang menjawab latihan keterampilan adaptif, latihan keterampilan
sosial, dan latihan kejuruan.
b) Terapi perilaku , kognitif, dan psikodinamika.
Terapi perilaku telah digunakan selama bertahun – tahun untuk membentuk
dan meningkatkan perilaku sosial, untuk mengendalikan serat menekan perilaku agresif
dan destruktif pasien. Terapi kognitif seperti menghilangkan keyakinan palsu dan latihan
relaksasi dengan instruksi dari diri sendiri, juga telah dianjurkan untuk pasien retardasi
mental yang mampu mengikut instruksi. Terapi psikodinamika telah digunakan pada
pasien retardasi mental dan keluarganya untuk menurunkan konflik tentang harapan
yang menyebabkan kecemasan, kekerasan, dan depresi yang menetap.
c) Pendidikan Keluarga
Pendidikan keluarga dengan pasien retardase mental tentang cara
meningkatkan kompetensi dan harga diri sambil mempertahankan harapan yang realistik
untuk pasien. Keluarga sering kali merasa kemandirian dan memberikan lingkungan yang
mangasuh dan suportif bagi anak retardasi mental, yang kemungkinan mengalami suatu
tingkat.

B. Remaja
1) Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan diagnosis dini
2) Pengobatan segera.
3) Deteksi dini juga dapat ditingkatkan dengan mendidik petugas kesehatan serta
keluarga untuk mengenali gejala awal meningitis.

C. Lansia
Pencegahan sekunder berhubungan dengan pengkajian diagnosis, penentuan
tujuan, dan intervensi ketika deficit neurologis terjadi. Dalam pengkajian terdapat pada
pengkajian fisik dalam gangguan neurologis yang merupakan pengujian sensasi,
koordinasi, fungsi serebral, reflek, dan saraf cranial. Masalah fisik dan fungsional dimasa
lalu atau dimasa sekarang seperti defek fungsi motorik, kejang, cidera otak,kanker, reflek
yang abnormal merupakan pemicu yang harus dievaluasi lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai