Anda di halaman 1dari 2

Mekanisme Koping

Mekanisme koping adalah suatu pola untuk menahan ketegangan yang mengancam dirinya
(pertahanan diri/maladaptif) atau untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (mekanisme
koping/adaptif). Adanya masalah-masalah yang mengancam pribadi dan kehidupan akan
memunculkan reaksi adaptif atau maladaptif, dimana masalah tersebut akan memunculkan
kecemasan pada individu. Pada kecemasan ringan, maka mekanisme koping yang dipergunakan
masih dalam taraf normal atau adaptif/positif. Ketika kecemasan menjadi kecemasan sedang atau
lebih/hebat, maka kecemasan tersebut seringkali dihadapi dengan 2 tipe mekanimse koping yaitu
reaksi atas orientasi tugas (menyelesaikan masalah) dan mekanisme pertahanan ego (tanpa
kesadaran dan pemikiran yang tidak rasional/maladaptif/negatif).

Reaksi atas orientasi tugas adalah kesadaran, berorientasi atau berekasi untuk mencoba
mempertemukan keinginan yang realistik dari situasi stres yang terjadi pada dirinya. Mekanisme
pertahanan ego adalah salah satu penyesuaian diri terhadap stres pada tingkat ketidaksadaran
tertentu dan melibatkan tingkat-tingkat penipuan diri sendiri dan atau penyimpangan atas realitas
yang ada.

Jenis reaksi atas orientasi tugas adalah.

1. Menyerang/agresif yaitu berusaha untuk menghilangkan atau mengatasi rintangan dengan cara
aktif, partisipatif atau menghadapi masalah secara bertanggung jawab untuk memuaskan
kebutuhan/untuk emosinya secara masuk akal dalam menghadapi masalah.

2. Kompromi yaitu mengubah perjalanan suatu cara atau tujuan dengan posisi tawar-menawar
(bargaining) untuk memuaskan keinginan/emosinya dan bagaimana caranya mencapai suatu tujuan
yang sama-sama menguntungkan.

3. Menarik diri yaitu berupaya untuk menghilangkan sumber-sumber ancaman secara fisik atau
memuaskan keinginan/emosi tanpa melibatkan diri dalam mengatasi masalah tersebut. Cara ini
termasuk maladaptif.

Jenis mekanisme pertahanan ego adalah:

1. Kompensasi adalah mengalihkan kelemahan dirinya dengan menonjolkan/


mengunggulkan/menggantikan keberhasilan-keberhasilan aspek lainnya yang dianggap sebagai aset
dirinya.

2. Pengingkaran/denial adalah menghindarkan diri dan mengabaikan realitas yang tidak


menyenangkan terhadap dirinya, menolak untuk mengenalinya atau tidak setuju.

3. Displacement adalah pengalihan emosi pada objek lain atau orang lain yang lebih ringan
risikonya/bahayanya atau yang lebih netral.
4. Identifikasi adalah berupaya menjadi orang yang dikagumi dengan mengambil ide-ide dan atau
pemikiran/pendapat orang lain yang disukasinya tersebut (contohnya mencoba menjadi seperti
idolanya).

5. Rasionalisasi adalah memberikan alasan yang kuat/masuk akal agar diterima oleh orang lain
sebagai pengganti untuk menutupi peran perilaku dan motivasi yang tidak dapat diterima orang lain
untuk menyesuaikan diri terhadap impuls, perasaan dan perilaku orang lain.

6. Introjeksi adalah mengidentifikasi perilaku yang kuat atau bersemangat mengambil nilai/norma
dari orang lain untuk diterapkan pada dirinya atau ke dalam struktur egonya sendiri (tipe identifikasi
yang hebat).

7. Isolasi adalah memisahkan diri secara emosional dari suatu pemikiran atau permasalahn yang
sedang terjadi saat ini bisa terjadi sementara/temporer atau menetap dalam jangka panjang/lama.

8. Proyeksi adalah memindahkan pemikiran, dorongan, rangsangan emosional atau motivasi


kepada orang lain atau objek lain, biasanya dengan menyalahkan orang lain atas ketidakberhasilan
dirinya dalam suatu hal.

9. Over kompensasi adalah pola perkembangan sikap dan perilaku yang berlainan dengan
dorongan yang ada pada dirinya dan biasanya tidak sesuai dengan realitas sebagai upaya
kompensasi namun berlebihan, seperti bekerja/belajar secara berlebihan.

10. Regresi adalah menghindari keterangan dengan kemunduran karakter perilaku pada tingkat
perkembangan sebelumnya.

11. Represi adalah menekan dorongan yang tidak dapat diterima secara sadar/tidak disadari
menekan pikiran, perasaan, kemauan, kemampuan, dan dorongan pada dirinya akibat dari adanya
hal-hal yang menyakitkan/konflik sebagai pertahanan ego secara primer.

12. Pemisahan/splitting adalah memandang/membagi orang lain/situasi dalam dua penggolongan


yaitu kelompok baik/positif/negatif dalam dirinya.

13. Penghalus/sublimasi adalah mengganti suatu tujuan untuk suatu tujuan tertentu yang tidak
dapat diterima oleh orang lain/sosial dengan tujuan tertentu yang bisa diterima secara sosial dengan
perilaku yang biasanya bersifat menekan perasaannya sendiri.

14. Disosiasi adalah pemisahan diri sekelompok mental/proses perilaku dari keseluruhan
kesadaran/identitas.

15. Intelektualisasi adalah alasan/logika yang berlebihan yang digunakan untuk menghindari
perasaan yang mengganggu dirinya.

16. Supresi yaitu analog dengan represi dengan cara menekan perasaan dengan suatu kesadaran
dan bertujuan untuk menunda suatu tindakan sampai ada suatu kesempatan untuk
mengekspresikan.

17. Undoing yaitu bertindak/berkomunikasi secara sebagian-sebagian/meniadakan tindakan/


informasi yang sebelumnya ada, hal ini sebagai pertahanan diri yang primitif.

Anda mungkin juga menyukai