Lahir Hidup Atau Lahir Mati
Lahir Hidup Atau Lahir Mati
Lahir hidup atau Live Birth adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi yang
lengkap, yang setelah pemisahan tersebut, bernafas atau menunjukkan tanda kehidupan lain
seperti denyut atau detak jantung, denyut nadi tali pusat, gerakan otot volunter (otot rangka),
tanpa mempersoalkan usia gestasi, sudah atau belumnya tali pusat dipotong dan ari dilahirkan.7,8
Lahir mati atau Still Birth adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau
dikeluarkan oleh ibunya, tanpa mempersoalkan usia kehamilan (baik sebelum ataupun sesudah
kehamilan berumur 28 minggu dalam kandungan). Kematian ditandai oleh janin yang tidak
bernafas atau tidak menunjukkan tanda kehidupan lain seperti denyut jantung, denyut nadi tali
pusat, atau gerakan otot rangka.7,8,9
Berikut adalah tanda-tanda kehidupan pada bayi yang baru dilahirkan :7,8,9
Pernafasan (paru mengembang dan terdapat udara dalam lambung atau usus).
Menangis.
Pergerakan otot.
Sirkulasi darah, dan denyut jantung serta perubahan hemoglobin.
Isi usus.
Keadaan tali pusat.
a. Pernafasan7
Pernafasan spontan terjadi akibat rangsangan atmosfer dan adanya gangguan sirkulasi
plasenta, dan ini menimbulkan perubahan penting yang permanen pada paru. Pernafasan
setelah bayi lahir mengakibatkan perubahan letak diafragma dan sifat paru-paru.
Letak diafragma
Pada bayi yang sudah bernafas, letak diafragma setinggi iga ke-5 atau ke-6. Sedangkan
pada yang belum bernafas setinggi iga ke-3 atau ke-4.
Gambaran makroskopik paru
Paru-paru bayi yang sudah bernafas berwarna merah muda tidak homogeny namun
berbercak-bercak. Konsistensinya adalah seperti spons dan berderik pada perabaan.
Sedangkan, pada paru-paru bayi yang belum bernafas berwarna merah ungu tua seperti
warna merah hati bayi dan homogeny, dengan konsistensi kenyal seperti hati atau
limpa.7,8,9
Uji apung paru2,10
Uji apung paru dilakukan dengan teknik tanpa sentuh, paru-paru tidak disentuh untuk
menghindari kemungkinan timbulnya artefak pada sediaan histopatologi jaringan paru
akibat manipulasi berlebihan.
Lidah keluarkan seperti biasa dibawah rahang bawah, ujung lidah dijepit dengan pinset
atau klem, kemudian ditarik kearah ventrokaudal sehingga tampak palatum mole.
Dengan scalpel yang tajam, palatum mole disayat sepanjang perbatasannya dengan
palatum durum. Faring, laring, esophagus bersama dengan trakea dilepaskan dari tulang
belakang. Esophagus bersama dengan trakea diikat dibawah kartilago krikoid dengan
benang. Pengikatan ini dimaksudkan agar pada manipulasi berikutnya cairan ketuban,
meconium, atau benda asing lain tidak mengalir keluar melalui trakea, bukan untuk
mencegah masuknya udara kedalam paru.
Pengeluaran organ dari lidah sampai paru dilakukan dengan forsep atau pinset bedah
dan scalpel, tidak boleh dipegang dengan tangan. Kemudian esophagus diikat diatas
diafragma dan dipotong diatas ikatan. Pengikatan ini dimaksudkan agar udara tidak
masuk kedalam lambung dan uji apung lambung-usus tidak memberikan hasil
meragukan.
Setelah semua organ leher dan dada dikeluarkan dari tubuh, lalu dimasukkan kedalam
air dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Kemudian paru-paru kiri dan kanan
dilepaskan dan dimasukkan kembali kedalam air, dilihat apakah mengapung atau
tenggelam. Setelah itu tiap lobus dipisahkan dan dimasukkan kedalam air, dan dilihat
apakah mengapung atau tenggelam. Lima potong kecil dari bagian perifer tiap lobus
dimasukkan ke dalam air, diperhatikan apakah mengapung atau tenggelam.
Hingga tahap ini, paru bayi yang lahir mati masih dapat mengapung oleh karena
kemungkinan adanya pembusukan. Bila potongan kecil itu mengapung, letakkan
diantara dua karton dan ditekan dengan arah penekanan tegak lurus jangan digeser
untuk mengeluarkan gas pembusukan yang terdapat pada jaringan interstitial paru, lalu
masukkan kembali ke dalam air dan diamati apakah masih mengapung atau tenggelam.
Bila masih mengapung berarti paru terisi udara residu yang tidak akan keluar. Namun,
terkadang dengan penekanan, dinding alveoli pada mayat bayi yang telah membusuk
lanjut akan pecah dan udara residu keluar dan memperlihatkan hasil uji apung paru
negatif.
Uji apung paru harus dilakukan menyeluruh sampai potongan kecil paru mengingat
kemungkinan adanya pernafasan sebagian yang dapat bersifat buatan atau alamiah yaitu
bayi yang sudah bernafas walaupun kepala masih dalam uterus atau dalam vagina.
Hasil negatif belum tentu pasti lahir mati karena adanya kemungkinan bayi dilahirkan
hidup tapi kemudian berhenti nafas meskipun jantung masih berdenyut, sehingga udara
dalam alveoli diresorpsi. Pada hasil uji negatif ini, pemeriksaan histopatologik paru
harus dilakukan untuk memastikan bayi lahir mati atau lahir hidup. Bila sudah jelas
terjadi pembusukan, maka uji apung paru kurang dapat dipercaya, sehingga tidak
dianjurkan untuk dilakukan.10
Kematian pada bayi dapat terjadi saat bayi dilahirkan, sebelum dilahirkan, atau setelah
terpisah sama sekali dari si ibu. Bukti kematian dalam kandungan adalah:10
Antepartum rigor mortis yang sering menimbulkan kesulitan waktu melahirkan.
Maserasi, yaitu perlunakan janin dalam air ketuban dengan ciri-ciri :
- Warna merah kecoklatan (pada pembusukan warnanya hijau).
- Kutikula putih, sering membentuk bula berisi cairan kemerahan.
- Tulang-tulang lentur dan lepas dari jaringan lunak.
- Tidak ada gas, baunya khas.
- Maserasi ini terjadi bila bayi sudah mati 8-10 hari dalam kandungan.