Anda di halaman 1dari 10

2.1.

LAHIR HIDUP ATAU LAHIR MATI

Lahir hidup atau Live Birth adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi yang
lengkap, yang setelah pemisahan tersebut, bernafas atau menunjukkan tanda kehidupan lain
seperti denyut atau detak jantung, denyut nadi tali pusat, gerakan otot volunter (otot rangka),
tanpa mempersoalkan usia gestasi, sudah atau belumnya tali pusat dipotong dan ari dilahirkan.7,8
Lahir mati atau Still Birth adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau
dikeluarkan oleh ibunya, tanpa mempersoalkan usia kehamilan (baik sebelum ataupun sesudah
kehamilan berumur 28 minggu dalam kandungan). Kematian ditandai oleh janin yang tidak
bernafas atau tidak menunjukkan tanda kehidupan lain seperti denyut jantung, denyut nadi tali
pusat, atau gerakan otot rangka.7,8,9
Berikut adalah tanda-tanda kehidupan pada bayi yang baru dilahirkan :7,8,9
 Pernafasan (paru mengembang dan terdapat udara dalam lambung atau usus).
 Menangis.
 Pergerakan otot.
 Sirkulasi darah, dan denyut jantung serta perubahan hemoglobin.
 Isi usus.
 Keadaan tali pusat.

a. Pernafasan7
Pernafasan spontan terjadi akibat rangsangan atmosfer dan adanya gangguan sirkulasi
plasenta, dan ini menimbulkan perubahan penting yang permanen pada paru. Pernafasan
setelah bayi lahir mengakibatkan perubahan letak diafragma dan sifat paru-paru.
 Letak diafragma
Pada bayi yang sudah bernafas, letak diafragma setinggi iga ke-5 atau ke-6. Sedangkan
pada yang belum bernafas setinggi iga ke-3 atau ke-4.
 Gambaran makroskopik paru
Paru-paru bayi yang sudah bernafas berwarna merah muda tidak homogeny namun
berbercak-bercak. Konsistensinya adalah seperti spons dan berderik pada perabaan.
Sedangkan, pada paru-paru bayi yang belum bernafas berwarna merah ungu tua seperti
warna merah hati bayi dan homogeny, dengan konsistensi kenyal seperti hati atau
limpa.7,8,9
 Uji apung paru2,10
Uji apung paru dilakukan dengan teknik tanpa sentuh, paru-paru tidak disentuh untuk
menghindari kemungkinan timbulnya artefak pada sediaan histopatologi jaringan paru
akibat manipulasi berlebihan.
Lidah keluarkan seperti biasa dibawah rahang bawah, ujung lidah dijepit dengan pinset
atau klem, kemudian ditarik kearah ventrokaudal sehingga tampak palatum mole.
Dengan scalpel yang tajam, palatum mole disayat sepanjang perbatasannya dengan
palatum durum. Faring, laring, esophagus bersama dengan trakea dilepaskan dari tulang
belakang. Esophagus bersama dengan trakea diikat dibawah kartilago krikoid dengan
benang. Pengikatan ini dimaksudkan agar pada manipulasi berikutnya cairan ketuban,
meconium, atau benda asing lain tidak mengalir keluar melalui trakea, bukan untuk
mencegah masuknya udara kedalam paru.
Pengeluaran organ dari lidah sampai paru dilakukan dengan forsep atau pinset bedah
dan scalpel, tidak boleh dipegang dengan tangan. Kemudian esophagus diikat diatas
diafragma dan dipotong diatas ikatan. Pengikatan ini dimaksudkan agar udara tidak
masuk kedalam lambung dan uji apung lambung-usus tidak memberikan hasil
meragukan.
Setelah semua organ leher dan dada dikeluarkan dari tubuh, lalu dimasukkan kedalam
air dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Kemudian paru-paru kiri dan kanan
dilepaskan dan dimasukkan kembali kedalam air, dilihat apakah mengapung atau
tenggelam. Setelah itu tiap lobus dipisahkan dan dimasukkan kedalam air, dan dilihat
apakah mengapung atau tenggelam. Lima potong kecil dari bagian perifer tiap lobus
dimasukkan ke dalam air, diperhatikan apakah mengapung atau tenggelam.
Hingga tahap ini, paru bayi yang lahir mati masih dapat mengapung oleh karena
kemungkinan adanya pembusukan. Bila potongan kecil itu mengapung, letakkan
diantara dua karton dan ditekan dengan arah penekanan tegak lurus jangan digeser
untuk mengeluarkan gas pembusukan yang terdapat pada jaringan interstitial paru, lalu
masukkan kembali ke dalam air dan diamati apakah masih mengapung atau tenggelam.
Bila masih mengapung berarti paru terisi udara residu yang tidak akan keluar. Namun,
terkadang dengan penekanan, dinding alveoli pada mayat bayi yang telah membusuk
lanjut akan pecah dan udara residu keluar dan memperlihatkan hasil uji apung paru
negatif.
Uji apung paru harus dilakukan menyeluruh sampai potongan kecil paru mengingat
kemungkinan adanya pernafasan sebagian yang dapat bersifat buatan atau alamiah yaitu
bayi yang sudah bernafas walaupun kepala masih dalam uterus atau dalam vagina.
Hasil negatif belum tentu pasti lahir mati karena adanya kemungkinan bayi dilahirkan
hidup tapi kemudian berhenti nafas meskipun jantung masih berdenyut, sehingga udara
dalam alveoli diresorpsi. Pada hasil uji negatif ini, pemeriksaan histopatologik paru
harus dilakukan untuk memastikan bayi lahir mati atau lahir hidup. Bila sudah jelas
terjadi pembusukan, maka uji apung paru kurang dapat dipercaya, sehingga tidak
dianjurkan untuk dilakukan.10

Gambar 1 Uji apung paru belum bernafas

Gambar 2 Uji apung paru sudah bernafas


 Mikroskopik paru-paru10
Setelah paru-paru dikeluarkan dengan teknik tanpa sentuh, dilakukan fiksasi dengan
larutan formalin 10%. Sesudah 12 jam, dibuat irisan melintang untuk memungkinkan
cairan fiksatif melekat dengan baik ke dalam paru. Setelah difiksasi selama 48 jam,
kemudian dibuat sediaan histopatologik. Biasanya digunakan pewarnaan HE dan bila
paru telah membusuk digunakan pewarnaan Gomori atau Ladewig.
Struktur seperti kelenjar bukan merupakan ciri paru bayi yang belum bernafas, tetapi
merupakan ciri paru janin yang belum mencapai usia gestasi 26 minggu. Tanda khas
untuk paru janin belum bernafas adalah adanya tonjolan yang berbentuk seperti bantal
yang kemudian akan bertambah tinggi dengan dasar menipis sehingga akan tampak
seperti ganda. Pada permukaan ujung bebas tonjolan tampak kapiler yang berisi banyak
darah. Pada paru bayi belum bernafas yang sudah membusuk dengan pewarnaan gomori
atau ladewig, tampak serabut-serabut retikulin pada permukaan dinding alveoli
berkelok-kelok seperti rambut yang keriting, sedangkan pada tonjolan berjalan dibawah
kapiler sejajar dengan permukaan tonjolan dan membentuk gelung-gelung terbuka.
Pada paru bayi yang lahir mati mungkin pula ditemukan tanda inhalasi cairan amnion
yang luas karena asfiksia intrauterine, misalnya akibat tertekannya tali pusat atau
solusio plasenta sehingga terjadi pernafasan janin prematur.
Tampak sel-sel verniks akibat deskuamasi sel-sel permukaan kulit, berbentuk persegi
panjang dengan inti piknotik berbentuk huruf “S”, bila dilihat dari atas samping terlihat
seperti bawang. Juga tampak sel-sel amnion bersifat asidofilik dengan batas tidak jelas
dan inti terletak eksentrik dengan batas yang juga tidak jelas.
Mekonium yang berbentuk bulat berwarna jernih sampai hijau tua mungkin terlihat
dalam bronkioli dan alveoli. Kadang-kadang ditemukan deskuamasi sel-sel epitel
bronkus yang merupakan tanda maserasi dini, atau fagositosis mekonium oleh sel-sel
dinding alveoli.10
Lahir mati ditandai pula oleh keadaan yang tidak memungkinkan terjadinya kehidupan
seperti trauma persalinan yang hebat, perdarahan otak yang hebat, dengan atau tanpa
robekan tentorium serebeli, pneumonia intrauterine, kelainan kongenital yang fatal
seperti anensefalus.10
Gambar 3. Mikroskopis Paru Bayi Lahir Mati (Still Born)

Gambar 4Mikroskopis Paru Bayi Lahir Hidup ( Live Born)


Tabel 1. Penentuan lahir hidup atau mati
Tanda-tanda Lahir hidup Lahir mati
Tanda-tanda maserasi - Baru terlihat setelah 8-10
hari kematian inutero.
- Bila kematian baru terjadi
3 atau 4 hari: Perubahan
berupa vesikel atau bula
yang berisi cairan
kemerahan, epidermis
bewarna putih dan
berkeriput, bau tengik,
dan tubuh mengalami
perlunakan.
- Organ-organ tampak
basah tetapi tidak berbau
busuk
Pengembangan dada - Dada sudah mengembang - Iga masih mendatar dan
- Diafragma sudah turun diafragma masih setinggi iga
sampai sela iga 4-5 3-4.
Pemeriksaan makroskopik - Paru sudah mengisi - Paru-paru masih
paru rongga dada dan tersembunyi dibelakang
menutupi sebahagian kandung jantung atau telah
kandung jantung. mengisi rongga dada.
- Paru berwarna merah - Paru-paru bewarna kelabu
muda tidak merata dengan ungu merata seperti hati,
pleura tegang. konsistensi padat,tidak
- Menunjukkan gambaran teraba derik udara dan
mosaic kerana alveoli pleura yang longgar
telah berisi udara.
- Gambaran marmer akibat
pembuluh daran
interstitial berisi darah
- Konsistensi seperti spons
dan teraba derik udara.
- Pengirisan paru dalam air
: terlihat jelas keluarnya
gelembung udara dan
darah.
- Berat paru bertambah 2
kali kerana berfungsinya
sirkulasi darah jantung
paru.
Uji apung paru - Hasil positif - Hasil negatif
Pemeriksaan mikroskopik - Alveoli paru - Tanda khas untuk paru
paru mengembang sempurna bayi yang belum bernafas
dengan atau tanpa adalah adanya tonjolan
emfisema obstruktif yang berbentuk seperti
- Tidak terlihat projection. bantal yang akan
- Perwarnaan Gomori atau bertambah tinggi dan
Ladewig: serabut retikulin dasar menipis sehingga
tampak tegang. tampak seperti dada (club
–like)
- Pada paru bayi yang
belum bernafas dan sudah
membusuk dengan
pewarnaan Gomori atau
Ladewig: Tapak serabut
retikulin pada permukaan
dinding alveoli berkelok-
kelok seperti rambut yang
kerinting
b. Menangis
Bernafas dapat terjadi tanpa menangis, tetapi menangis tidak dapat terjadi tanpa bernafas.
Suara tangis yang terdengar belum berarti bayi tersebut lahir hidup karena suara tangisan
dapat terjadi dalam uterus atau vagina. Yang merangsang bayi menangis dalam uterus
adalah masuknya udara ke dalam uterus dan kadar oksigen dalam darah menurun dan atau
kadar CO2 dalam darah meningkat.10
c. Pergerakan otot
Keadaan ini harus disaksikan oleh saksi mata, karena post mortem tidak dapat dibuktikan.
Kaku mayat dapat terjadi pada bayi yang lahir hidup kemudian mati, maupun yang lahir
mati.10
d. Sirkulasi darah, denyut jantung, dan perubahan pada hemoglobin
Meliputi bukti fungsional yaitu denyut tali pusat dan detak jantung (harus ada saksi mata)
dan bukti anatomis yaitu perubahan-perubahan pada Hb serta perubahan dalam duktus
arteriosus, foramen ovale dan dalam duktus venosus (cabang vena umbilikalis yang
langsung masuk vena cava inferior). Bila ada yang menyaksikan denyut nadi tali pusat /
detak jantung pada bayi yang sudah terlahir lengkap, maka ini merupakan bukti suatu
kelahiran hidup. Foramen ovale tertutup bila telah terjadi pernafasan dan sirkulasi (satu
hari sampai beberapa minggu). Duktus arteriosus perlahan-lahan menjadi jaringan ikat
(paling cepat dalam 24 jam). Duktus venosus menutup dalam 2-3 hari sampai beberapa
minggu.10

e. Isi usus dan lambung


Bila dalam lambung bayi ditemukan benda asing yang hanya dapat masuk akibat reflek
menelan, maka ini merupakan bukti kehidupan (lahir hidup). Udara dalam lambung dan
usus dapat terjadi akibat pernafasan wajar, pernafasan buatan atau tertelan. Keadaan-
keadaan tersebut tidak dapat dibedakan. Cara pemeriksaan yaitu esophagus diikat,
dikeluarkan bersama lambung yang diikat pada jejunum pada lekuk pertama, kemudian
dimasukkan kedalam air. Makin jauh udara usus masuk kedalam usus, makin kuat dugaan
adanya pernafasan 24-48 jam post mortem, mekonium sudah keluar semua seluruhnya dari
usus besar.10
Gambar 6 Hasil Uji apung lambung-usus (Uji Breslau) positif8

f. Keadaan tali pusat


Yang harus diperhatikan pada tali pusat adalah pertama ada atau tidaknya denyut tali pusat
setelah kelahiran. Ini hanya dapat dibuktikan dengan saksi mata. Kedua, pengeringan tali
pusat, letak dan sifat ikatan, bagaimana tali pusat itu diputus (secara tajam atau tumpul).10
g. Keadaan kulit
Tidak satupun keadaan kulit yang dapat membuktikan adanya kehidupan setelah bayi lahir,
sebaliknya ada satu keadaan yang dapat memastikan bahwa bayi tersebut tidak lahir hidup
yaitu maserasi yang dapat terjadi bila bayi sudah mati didalam uterus beberapa hari (8-10
hari). Hal ini harus dibedakan dengan proses pembusukan yaitu pada maserasi tidak
terbentuk gas karena terjadi secara steril. Kematian pada bayi dapat terjadi waktu
dilahirkan, sebelum dilahirkan, atau setelah terpisah sama sekali dari ibu.10

Kematian pada bayi dapat terjadi saat bayi dilahirkan, sebelum dilahirkan, atau setelah
terpisah sama sekali dari si ibu. Bukti kematian dalam kandungan adalah:10
 Antepartum rigor mortis yang sering menimbulkan kesulitan waktu melahirkan.
 Maserasi, yaitu perlunakan janin dalam air ketuban dengan ciri-ciri :
- Warna merah kecoklatan (pada pembusukan warnanya hijau).
- Kutikula putih, sering membentuk bula berisi cairan kemerahan.
- Tulang-tulang lentur dan lepas dari jaringan lunak.
- Tidak ada gas, baunya khas.
- Maserasi ini terjadi bila bayi sudah mati 8-10 hari dalam kandungan.

2.6 VIABILITAS 8,9


Bayi yang viable adalah bayi yang sudah mampu untuk hidup diluar kandungan ibunya
atau sudah mampu untuk hidup terpisah dari ibunya. Viabilitas mempunyai beberapa syarat,
yaitu:8,9,10
1. Umur ≥ 28 minggu dalam kandungan.
2. Panjang badan ≥ 35 cm.
3. Berat badan 1000-1500 gram.
4. Tidak ada cacat bawaan yang berat.
5. Lingkaran fronto-oksipital ≥ 32 cm.
Selain itu juga dilihat adanya kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan
hidup bayi, seperti kelainan jantung (ASD, VSD), otak (anensefalus atau mikrosefalus), dan
aluran pencernaan (stenosis esophagus, gastroskizis).

Sedangkan tanda yang tidak dapat diukur antara lain:8


1. Jenis kelamin sudah dapat dikenali
2. Bulu badan, alis dan bulu mata sudah tumbuh
3. Kuku sudah melewati ujung jari (dapat diketahui dengan menggesek ujung kuku pada
kulit pemeriksa)
4. Inti penulangan sudah terbentuk minimal pada tulang kalkaneus atau kalus (menandakan
usia kehamilan kurang lebih 7 bulan)
5. Pertumbuhan gigi sudah sampai tahap kalsifikasi

Anda mungkin juga menyukai