Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penilaian
status kesehatan. tiga faktor utama kesehatan ibu melahirkan adalah
perdarahan ,eklampsia , infeksi. Kasus perdarahan sebagai penyebab utama
kematian ibu dapat terjadi pada masa kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Salah satu penyebab perdarahan tersebut adalah plasenta previa yaitu plasenta
yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Banyaknya faktor yang menyebabkan meningkatnya kejadian plasenta
previa disebabkan oleh faktor umur penderita, faktor paritas karena pada
paritas yang tinggi kejadian paritas makin besar yang mana disebabkan oleh
endometrium yang belum sempat tumbuh, faktor endometrium di fundus
belum siap menerima implantasi, endometrium, vaskularisasi yang kurang
pada desidua, riwayat obstetri. Hal tersebut jika dibiarkan begitu saja akan
mengakibatkan terjadinya komplikasi baik pada ibu maupun pada janinnya.
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan plasenta previa adalah
perdarahan dan mengakibatkan syok, anemia karena perdarahan, plasentitis,
prematuritas janin dan asfiksia berat, peningkatan mortalitas janin, perdarahan
pascapartum karena perdarahan pada tempat pelekatan plasenta. Pada tempat
tersebut, kontraksi serat otot uterus kurang efektif, sindrom Sheehan dan
defek pembekuan dapat terjadi, namun lebih sering terjadi pada abrupsio
plasenta. Untuk mencegah komplikasi tersebut maka dibutuhkan peran dan
fungsi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dengan benar meliputi
promotif, preventif, dan rehabilitatif yang dilakukan secara komprehensif
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan antara lain pendidikan

1
kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan klien, mencegah terjadinya
plasenta previa berulang dan memberikan pendidikan kesehatan untuk
mencegah terjadinya komplikasi, memberikan diit sesuai dengan kebutuhan
tubuh cukup kalori, protein serta memberikan obat-obatan untuk mengobati
penyakit dasar dan dalam perawatan diri pasien secara optimal, sehingga
muncul pentingnya asuhan keperawatan dalam menanggulangi klien dengan
plasenta previa.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian plasenta previa?
2. Apa etiologi plasenta previa?
3. Bagaimana patofisiologi plasenta previa?
4. Bagaimana pathway plasenta previra?
5. Apa klasifikasi plasenta previa?
6. Apa manifestasi klinis plasenta previa?
7. Apa saja komplikasi dari plasenta previa?
8. Apa saja pemeriksaan diagnosis dalam plasenta previa?
9. Bagaimana penatalaksanaan plasenta previa?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan klien dengan plasenta previa.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pegertian plasenta previa.
b. Untuk mengetahui etiologi dari plasenta previa.
c. Untuk mengetahui patofisiologi plasenta previa.
d. Untuk mengetahui pathway plasenta previra.
e. Untuk mengetahui klasifikasi plasenta previa.
f. Untuk mengetahui manifestasi klinis plasenta previa.
g. Untuk mengetahui komplikasi dari plasenta previa.
h. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik plasenta previa.
i. Untuk mengetahui penatalaksanaan plasenta previa.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir (Mochtar, 1998).

3
Menurut Prawiroharjo, plasenta previa adalah plasenta yang ada
didepan jalan lahir (prae = di depan; vias = jalan). Jadi yang dimaksud
plasenta previa ialah plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah sekali
hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum.
Menurut Cunningham (2006), plasenta previa merupakan implantasi
plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta
menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim.

B. Etiologi
Etiologi plasenta previa yaitu:
1. Usia lebih dari 35 tahun :
2. Multiparitas : wanita yang pernah melahirkan lebih dari satu kali
3. Pengobatan infertilitas : pengobatan pada pasangan yang belum
mempunyai keturunan
4. Multiple gestation : kehamilan kembar
5. Erythroblastosis fetalis : penyakit pada bayi karena eritrositnya rusak oleh
agglutinin ibunya.karena perbedaan rhesus pada golongan darah orang
tuanya.
6. Riwayat operasi/pembedahan uterus sebelumnya
7. Keguguran berulang
8. Jarak antar kehamilan yang pendek
9. Merokok

C. Patofisiologi
Perdarahan anter partum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan
20 minggu saat sekmen uterus telah terbentuk dan mulai melebar dan menipis.
Umumnya terjadi pada trimester ke tiga karena segmen bawah uterus lebih
banyak mengalami perubahan. Pelebaran sekmen bawah uterus dan
pembukaan servik menyababkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta
dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
Perdarahan tak dapat dihindarkan karena adanya ketidakmampuan selaput otot
segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.

4
5
D. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari placenta previa menurut Browne adalah sebagai
berikut:
a. Plasenta previa totalis
Plasenta menutupi seluruh jalan lahir pada tempat implantasi, jelas tidak
mungkin bayi dilahirkan in order to vaginam (normal/spontan/biasa),
karena resiko perdarahan hebat.
b. Plasenta previa parsialis
Plasenta hanya separuh/sebagian yang menutupi jalan lahir. Pada tempat
implantasi ini pun resiko perdarahan masih besar dan biasanya tetap tidak
dilahirkan dengan pervaginam.
c. Plasenta previa marginalis
Bila hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir bias dilahirkan
pervaginam tapi resiko perdarahan tetap besar.
d. Low lying placenta (plasenta letak rendah)
Lateralis plasenta, tempat implantasi beberapa mm atau cm dari tepi jalan
lahir resiko perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil, dan bias
dilahirkan pervaginam dengan aman.

E. Manifestasi Klinis
a. Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan yang terjadi
pertama kali biasanya tidak banyak dan tidak berakibat fatal. Perdarahan
berikutnya hamper selalu lebih banyak dari sebelumnya. Perdarahan
pertama sering terjadi pada triwulan ke tiga. Pasien yang datang dengan
perdarahan karena plasenta previa tidak mengeluh adanya rasa sakit.
b. Bagian terbanyak janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan
tidak jarang terjadi letak janin.

6
c. Janin mungkin masih hidup atau sudah mati tergantung banyaknya
perdarahan, sebagian kasus janinnya masih hidup.

F. Komplikasi
Komplikasi dari plasenta previa adalah:
a. Plasenta abruptio. Pemisahan plasenta dari dinding rahim.
b. Perdarahan sebelum atau selama melahirkan yang dapat menyebabkan
histerektomi (operasi pengangkatan rahim).
c. Plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta.
d. Prematur atau kelahiran bayi sebelum waktunya (< 37 minggu).
e. Kecacatan pada bayi.

G. Pemeriksaan Diagnostik
a. USG (Ultrasonographi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placenta tapi apakah
placenta melapisi cervik tidak biasa diungkapkan
b. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-
bagian tubuh janin.
c. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada umumnya
di dalam batas normal.
d. Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya
ditunda jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih
baik sesudah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan
ganda (double setup procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril
pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan kesiapan staf dan alat
untuk efek kelahiran secara cesar.
e. Isotop Scanning atau lokasi penempatan placenta.
f. Amniocentesis, Jika 35 – 36 minggu kehamilan tercapai, panduan
ultrasound pada amniocentesis untuk menaksir kematangan paru-paru
(rasio lecithin / spingomyelin [LS] atau kehadiran phosphatidygliserol)
yang dijamin. Kelahiran segera dengan operasi direkomendasikan jika
paru-paru fetal sudah mature.

7
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dibagi dua yaitu penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan
keperawatan:
a. Penatalaksanaan Medis
Episode pendarahan significan yang pertama biasanya terjadi di
rumah pasien, dan biasanya tidak berat. Pasien harus dirawat dirumah
sakit dan tidak dilakukan pemeriksaan vagina, karena akan mencetuskan
perdarahan yang sangat berat. Dirumah sakit TTV pasien diperiksa, dinilai
jumlah darah yang keluar, dan dilakukan close match. Kehilangan darah
yang banyak memerlukan transfusi. Dilakukan palpasi abdomen untuk
menentukan umur kehamilan janin, presentasi, dan posisinya.
Pemeriksaan Ultrasonografi dilakukan segara setelah masuk, untuk
mengkonfirmasi diagnosis Penatalaksanaan selajutnya tergantung pada
perdarahan dan umur kehamilan janin. Dalam kasus perdarahan hebat,
diperlukan tindakan darurat untuk melahirkan bayi (dan plasenta) tanpa
memperhitungkan umur kehamilan janin. Jika perdarahan tidak hebat,
perawatan kehamilan dapat dibenarkan jika umur kehamilan janin kurang
dari 36 minggu. Karena perdarahan ini cenderung berulang, ibu harus
tetap dirawat di RS.
Episode perdarahan berat mungkin mengharuskan pengeluaran
janin darurat, namum pada kebanyakan kasus kehamilan dapat dilanjutkan
hingga 36 minggu, kemudian pilihan melahirkan bergantung padaapakah
derajat plasenta previanya minor atau mayor. Wanita yag memiliki derajat
plasenta previa minor dapat memilih menunggu kelahiran sampai term
atau denganinduksi persalinan, asalkan kondisinya sesuai. Plasenta previa
derajat mayor ditangani dengan seksio seksarae pada waktu yang
ditentukan oleh pasien ataudokter, meskipun biasanya dilakukan sebelum
tanggal yang disepakati, karena perdarahan berat dapat terjadi setiap saat.
b. Penatalaksanaan keperawatan
Sebelum dirujuk anjurkan pasien untuk tirah baring total
dengan menghadap ke kiri, tidak melakukan senggama, menghidari

8
peningkatan tekanan rongga perut (misal batuk, mengedan karena sulit
buang air besar). Pasang infus NaCl fisiologis. Bila tidak memungkinkan,
beri cairal peroral, pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara
teratur tiap 15 manit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat
perdarahan. Pantau pula BJJ dan pergerakan janin. Bila terjadi renjatan,
segera lakukan resusitasi cairan dan transfusi darah bila tidakteratasi,
upaya penyelamatan optimal, bila teratasi, perhatikan usia kehamilan.
Penanganan di RS dilakukan berdasarkan usia kehamilan.
Bila terdapat renjatan, usia gestasi kurang dari 37 minggu, taksiran
Berat Janin kurang dari 2500g, maka:
a) Bila perdarahan sedikit, rawat sampai usia kehamilan 37 minggu, lalu
lakukan mobilisasi bertahap, beri kortikosteroid 12 mg IV/hari selama
3hari.
b) Bila perdarahan berulang, lakukan PDMO kolaborasi (Pemeriksaan
Dalam Di atas Meja Operasi), bila ada kontraksi tangani seperti
kehamilan preterm. Bila tidak ada renjatan usia gestaji 37 minggu atau
lebih, taksiran berat janin 2500g atau lebih lakukan PDMO, bila
ternyata plasenta previa lakukan persalinan perabdominam, bila bukan
usahakan partus pervaginam.

BAB III

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN PLASENTA PREVIA

A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a) Anamnesa

9
Identitas klien: Data diri klien meliputi: nama, umur, pekerjaan,
pendidikan, alamat, medicalrecord dll.
b) Keluhan utama: Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah
28 minggu/trimester III.
Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
1. Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek;

terbentuknya SBR, terbukanya osteum/ manspulasi intravaginal.


2. Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya
robekan pembuluh darah dan placenta.
c) Inspeksi
1. Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
2. Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
d) Palpasi abdomen
1. Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
2. Sering dijumpai kesalahan letak.
3. Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya
kepala masih goyang/floating.
2. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah
pada kehamilan sekarang. Riwayat obstetri meliputi:
1) Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH).
2) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
3) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan.
4) Jenis anetesi dan kesulitan persalinan.
5) Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi,
dan perdarahan.
6) Komplikasi pada bayi.
7) Rencana menyusui bayi.
b) Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran
persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir
(HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHT dapat digunakan

10
rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun
disesuaikan.
c) Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin,
ibu, ataukeduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus
didapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral
sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang tidak diketahui
dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual pada janin.
d) Riwayat penyakit dan operasi
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal
bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat
infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya
harus di dokumentasikan.
3. Pemeriksaan fisik
a) Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
1) Rambut dan kulit
a. Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan
linea nigra.
b. Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan
paha.
c. Laju pertumbuhan rambut berkurang.
2) Mata: pucat, anemis
3) Hidung
4) Gigi dan mulut
5) Leher
6) Buah dada / payudara
a. Peningkatan pigmentasi areola putting susu.
b. Bertambahnya ukuran dan noduler.
7) Jantung dan paru
a. Volume darah meningkat.
b. Peningkatan frekuensi nadi.
c. Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembuluh
darah pulmonal.
d. Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
e. Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
f. Diafragma meninggi.

11
g. Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
8) Abdomen
a. Menentukan letak janin.
b. Menentukan tinggi fundus uteri.

9) Vagina
a.Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan
(tanda Chandwick).
b. Hipertropi epithelium.
10) System musculoskeletal
a. Persendian tulang pinggul yang mengendur.
b. Gaya berjalan yang canggung.
c. Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan
diastasis rectal.
b) Khusus
1) Tinggi fundus uteri
2) Posisi dan persentasi janin
3) Panggul dan janin lahir
4) Denyut jantung janin

B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah
yang besar.
2. Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan kurangnya pengetahuan
mengenai efek perdarahan dan menejemennya.

C. Intervensi Keperawatan

No Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


hasil

1. Setelah dilakukkanya 1. Kaji dan catat TTV, 1. Pengkajian yang


tindakan keperawatan TD serta jumlah akurat mengenai
2x24 jam diharapkan perdarahan. status hemodinamik
penurunan kardiak merupakan dasar
output tidak terjadi untuk perencanaan,

12
atau teratasi dengan intervensi, evaluasi.
2. Memperbaiki
kriteria hasil :
volume vaskuler
Volume darah
membutuhkan
intravaskuler dan 2. Bantu pemberian
terapi IV dan
kardiak output dapat pelayanan kesehata
intervensi
diperbaiki sampai n atau mulai
farmakologi.
nadi, tekanan darah, sarankan terapi
Kehilangan volume
nilai hemodinamik, cairan IV atau
darah harus
serta nilai terapi transfusi
diperbaiki untuk
laboratorium darah sesuai
mencegah
menunjukkan tanda kebutuhan.
komplikasi seperti
normal
infeksi, gangguan
janin dan gangguan
vital ibu hamil.

2. Setelah dilakukan 1. Terapi bersama 1. Kehadiran perawat


tindakan tindakan pasangan dan dan pemahaman
keperawatan selama 3 menyatakan secara empati
x 24 jam diharapkan perasaan. merupakan alat
ansietas dapat terapi yang
berkurang dengan potensial untuk
kriteria hasil: mempersiapkan
Pasien mengatakan
pasangan untuk
harapannya dengan
menanggulangi
kata-kata tentang
2. Menentukan situasi yang tidak
manajemen yang
tingkat pemahaman diharapkan.
sudah direncanakan, 2. Untuk memperkuat
pasangan tentang
sehingga dapat penjelasan dokter
situasi dan
mengurangi dan untuk memberi

13
kecemasan pasangan. manajemen yang tahu dokter jika ada
sudah penjelasan yang
direncanakan. penting.

3. Untuk menurunkan
rasa cemas.
3. Berikan pasangan
Pengetahuan akan
informasi tentang
mengurangi
manajemen yang
ketakutan akan hal-
sudah
hal yang tidak
direncanakan.
diketahui.

D. Implementasi
Melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan intervensi.

E. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik
dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam
melaksanakan rencana kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan.
Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan
pelaksanaan tindakan perawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
klien. Evaluasi dapat berupa: masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian.

14
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN
PLASENTA PREVIA

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Kamis, 3 Juni 2016 pukul 08.00 WIB di
ruang Flamboyan nomer 5 RSUD Wonogiri. Sumber data diperoleh dari
anamnesa, wawancara pasien, keluarga pasien dan catatan medis.
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. U
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku : Jawa
Alamat : Wonogiri
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 41 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Wonogiri
Hubungan dgn pasien : Suami

c. Catatan medis
Tanggal masuk : Kamis, 2 Juni 2016
No. RM : 772552
Diagnosa medis : Plasenta previa
Ruang : Flamboyan No. 5
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama

15
Perdarahan saat kehamilan.
b. Riwayat Kesehatan sekarang
Pada tanggal 2 Juni 2016 pasien datang ke RSUD wonogiri dengan
keluhan perdarahan pervaginam bergumpal tapi tidak merasakan
nyeri. Kemudian didapat data kesadaran composmentis,
pasien tampak lemas, TTV (TD=100/70mmhg, S=37,10C, N=84x/
menit, RR= 20x/menit).
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak mengalami riwayat penyakit yang menyertai
kehamilan, seperti penyakit jantung, paru, hipertensi, dan DM.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit menurun seperti
penyakit jantung, paru, hipertensi dan DM. dalam keluarga tidak
ada yang pernah mengalami penyakit yang serupa dengan yang
diderita klien.
e. Riwayat obstetrik yang lalu

No Masalah Tipe Keadaan bayi Masalah


kehamilan persalinan pada masa
nifas

1. Tidak ada VE Bayi lahir Tidak ada


aterm, jenis masalah
kelamin lali-
laki, BBl 4
kg, lahir
langsung
menangis.

2. Tidak ada VE Bayi lahir Tidak ada


aterm, jenis

16
kelamin masalah
perempuan,
BBL 3,1 kg,
lahir langsung
menangis.

3. Hamil Belum
sekarang ini mengalami
mengalami persalinan
perdarahan
pervaginam,
placenta previa
totalis

f. Riwayat kehamilan saat ini


HPHT : 30 Oktober 2015
HPL : 6 Agustus 2016
TB : 155 cm
BB sebelum hamil : 56 kg
BB selama hamil : 64 kg
Lila : 25 cm

Usia Keluhan TF Letak DJJ Data lain


genet U janin
asi

30 Perdarah 28 Present (12,11, Punggung janin


ming an cm asi 12) dibagian
gu pervagin kepala kanan(PUKA), kepal
am a belum masuk PAP.
anterepar
tum

17
dengan
plasenta
previa.

g. Pola kesehatan fungsional Gordon


1) Pola nutrisi
Sebelum masuk RS klien dalam sehari makan 3x sehari dengan
menghabiskan 1 porsi makan. Saat hamil terkadang klien
merasa mual, sehingga klien kadang makan tidak teratur yaitu
2x sehari. Setelah klien masuk RS pola nutrisi klien tidak
banyak berubah, yaitu klien tetap makan 3x sehari dengan
menghabiskan 1 porsi makan yang diberikan dari RS.
2) Pola eliminasi
Sebelum masuk RS pola eliminasi klien dalam hal BAB tidak
mengalami masalah yaitu dalam sehari klien BAB 1x sehari.
Sedangkan selama hamil untuk BAK, klien mengalami
peningkatan frekuensi BAK, yaitu klien lebih sering BAK
tetapi dalam BAK tidak ada keluhan yang dapat mengganggu
klien BAK. Setelah masuk RS pola eliminasi (BAK dan BAB)
klien tidak ada masalah yang mengganggu proses BAB dan
BAK klien.
3) Pola aktivitas, istirahat dan tidur
Saat dirumah, sebelum klien mengalami perdarahan dan masuk
RS, aktivitas klien sebagai ibu rumah tangga. Kegiatan
hariannya hanya membersihkan rumah dan mengurus suami
saja. Namun setelah hamil aktivitas yang berat-berat saat
dirumah sudah dikurangi oleh klien. Dalam kesehariaanya
klien tidur jam 21.00 malam dan bangun jam 04.00. terkadang
klien tidur siang dan terkadang tidak. Tidur siang biasanya
lamanya 2 jam.

18
4) Pola kebersihan diri
Sebelum sakit klien bisa melakukan ADL secara mandiri,
namun setelah sakit dan dirawat di RS dalam memenuhi
ADLnya klien memerlukan banuan minimal. Dalam hal
kebersihandiri, klien bisa melakukan kebersihan diri secara
mandiri.
5) Pola reproduksi seksual:
Menstruasi pertama umur 12 tahun, lama siklus 7-8 hari,
keputihan terkadang ada, dismenore ada dan biasanya terjadi
pada hari pertama dan kedua haid, permasalahan dalam
hubungan seksual tidak ada masalah, operasi pada alat
reproduksi tidak pernah.
6) Aspek mental, intelektual, sosial, spiritual:
Konsep diri:
D. Identitas diri:
Klien adalah seorang wanita dengan umur 41 th, pernah hamil
3x, melahirkan 2x, abortus belum pernah. Pertama haid, klien
berumur 12 tahun. Kondisi genetalia klien normal tidak ada
masalah.
E. Harga diri:
Dalam kesehariannya klien sering berkumpul dengan
tetangganya dirumah, klien juga aktif mengikuti kegiatan yang
diadakan dikampungnya yaitu seperti arisan PKK, pengajian
ibu-ibu, kerja bakti dll. Dalam berhubungan dengan orang lain
klien tidak pernah merasa minder atau malu.
F. Intelektual (pengetahuan tentang penyakit yang diderita
dan kesehatan secara umum):
Menurut klien kesehatan itu merupakan hal yang sangat
penting, sehingga selama hamil klien selalu rutin
memeriksakan kehamilannya di bidan praktek yang ada di
kampungnya. Namun saat klien mengalami perdarahan saat
hamil ini klien belum mengetahui secara jelasmengenai sakit

19
yang dideritanya dan klien belum paham mengenai penyebab
sakit yang dialaminya sekarang.
G. Hubungan interpersonal/sosial: hubungan perkawinan,
keluarga dan masyarakat:
Dalam beruhungan dengan anggota keluarga yang lain,
hungungan dengan masyarakat klien tidak ada masalah.
H. Mekanisme koping individu:
Dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapi sekarang klien
berusaha untuk sabar dan tegar menghadapi sakitnya ini,
walaupun klien terkadang merasa cemas dengan kondisi janin
yang ada dalam rahimnya bila sering terjadi perdarahan
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : tingkat kesadaran CM status gizi tidak ada
masalah, gizi tercukupi.
b. TTV : tekanan darah 100/70 mmHg, suhu 37,1 0C,
nadi 84 x/mnt, respirasi 20 x/mnt.
c. Pemeriksaan head to to:
1) Kepala: kesan wajah (chloasma gravidarum) ada dibagian pipi,
kondisi rambut: rambut klien pendek berwarna hitam,
kebersihan rambut agak kotor karena selama masuk RS klien
belum pernah keramas.
2) Mata: kebersihan bersih, discharge tidak ada, refleks terhadap
cahaya normal, konjuctiva normal yaitu tidak pucat, sclera
normal yaitu warna sklera putih tidak ada kemerahan.
3) Hidung: simetris, bersih, discharge tidak ada.
4) Telinga: bentuk normal, kebersihan bersih dan discharge tidak
ada, fungsi pendengaran normal.
5) Mulut dan tenggorokan: kemampuan bicara tidak terdapat
masalah, klien dapat bicara secara normal, kebersihan bersih,
tidak ada sianosis, adakah deviasi tidak ada.
6) Leher: peningkatan JVP tidak ada, tiroid: pembesaran kelenjar
tiroid tidak ada.
7) Tengkuk: kaku kuduk tidak ada.

20
8) Dada: inspeksi bentuk dada simetris, retraksi dinding dada
tidak ada, gerakan nafas tidak ada usaha napas tambahan,
palpasi suara napas vesikuler, suara ronkhi dan wezing tidak
ada, nyeri tekan tidak ada, perkusi bunyi paru dan batas
jantung dan paru perkusi paru sonor, batas antara jantung dan
paru jelas, auskultasi suara paru vesikuler, bunyi jantung (I, II,
III) S1 > S2, irama jantung reguler, murmur tidak ada, gallop
tidak ada.
9) Payudara: bentuk simetris, ukurannya mulai membesar,
kebersihan bersih, aerola terjadi peningkatan pigmentasi, ASI
belum keluar, kolostrum belum keluar, konsistnsi/massa tidak
ada, putting: menonjol.
10) Abdomen: dinding perut supel, tidak ada pembesaran hati dan
limpa, peristaltik usus normal yaitu 12 x/mnt.
11) Punggung: vertebrae, ginjal dalam batas normal.
12) Panggul: normal
13) Genetalia wanita: edema vulva ada, varises ada, keputihan
tidak ada, kebersihan bersih, condiloma tidak ada, pembesaran
kelenjar Bartolini tidak ada.
14) Anus dan rectum: pembesaran vena tidak ada, haemoroid tidak
ada, massa tidak ada
15) Ekstremitas atas dan bawah: kelengkapan anggota gerak
lengkap edema bagian kedua kaki, tonus otot normal, varises
ada, refleks: refleks patologis positif dan refleks patologis
negatif, turgor kulit baik.
d. Pemeriksaan khusus obstetrik:
Dilakukan pemeriksaan USG abdomen dengan hasil:
1) Tampak janin tunggal hidup intrauteri
2) Tampak plasenta previa menutupi orifisium uteri interna
dengan disertai gambaran hipoekoik diantaranya.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan urin lengkap (protein, reduksi, urobilin, bilirubin)

21
b. Pemeriksaan darah lengkap (Hb, golongan darah VDRL -
papsmear bila ada indikasi)
1) Pemeriksaan darah lengkap
a) Hb = 9,1 gr/dL (L = 14-18, P = 13-16 gr/Dl
b) Leukosit = 8.000 / µL (5.000-10.000 / µL)
c) Ht = 28 % (L = 40-48, P = 37-43 %)
d) Eritrosit = 3,61 jt/ µL (L = 4,5 – 5,5 jt/ µL, P = 4-5 jt/
µL)
e) Trombosit = 179.000 / µL (150.000-400.000 / µL)
f) MCV = 77,8 fl (80-97 fl)
g) MCH = 25,2 pgr (26-32 pgr)
h) MCHC = 32,4 % (31-36 %)
2) Pemeriksaan hitung jenis
a) Basofil = 0 % (0-1 %)
b) Eosinofil = 1 % (1-4 %)
c) Batang = 0 % (2-5 %)
d) Segmen = 73 % (40-70 %)
e) Limfosit = 21 % (19-48 %)
f) Monosit = 5 % (3-9 %)
3) Faal hemostasis
a) PT = 13,8 dtk (10,8-14,4 dtk)
b) APTT = 29,7 dtk (24-36 dtk)
5. Terapi
a. Vicillin 1x1 gr
b. Konservatif s/d aterm
c. Histolan tab 3x1
d. Dexametason 2x6 mg (2 hari)
e. Diit biasa
6. Persiapan persalinan
a. Senam hamil:
Tidak dilakukan.
b. Rencana tempat melahirkan:
Klien berencana melahirkan di RS.
c. Perlengkapan kebutuhan bayi:
Sudah dipersiapkan tetapi baru sedikit.
d. Kesiapan mental ibu dan keluarga:
Ibu dan keluarga sudah siap mental untuk melahirkan karena ini
sebelumnya klien sudah pernah melahirkan 2x.
e. Pengetahuan ibu tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani
nyeri, proses persalinan:

22
Ibu sudah mengetahui tanda-tanda saat akan melahirkan yaitu
terjadi kontraksi di bagian perut bawah, kontraksi makin lama
makin kenceng. Keluar cairan ketuban saat akan melahirkan.
Menurut klien saat persalinan biasanya klien dibimbing oleh
perawat RS atau bidan tempat klien melahirkan untuk melakukan
mengejan dan pengaturan napas pada saat melahirkan. Tetapi klien
belum mengetahui cara menangani nyeri pada saat persalinan.
Klien hanya mengetahui untuk mengurangi nyeeri saat persalinan
yaitu klien diberikan obat.
f. Perawatan payudara:
selama kehamilan anak pertama dan ke dua, klien telah diajari cara
melakukan perawatan payudara agar ASI yang diberikan untuk
bayi bisa keluar.
7. Data Fokus
a. DS:
1) Klien mengatakan mengalami perdarahan tanggal 1-2 Juni
2016 mulai jam 16.00 WIB.
2) Klien mengatakan usia kehamilannya saat ini baru 30 minggu.
3) Klien mengatakan perdarahan pertama yang keluar bentuknya
menggumpal.
4) Klien mengatakan perdarahan yang keluar sudah agak
berkurang dari pada kemarin.
5) Pasien mengatakan terkadang merasa cemas dengan kondisi
janin yang ada dalam rahimnya bila sering terjadi perdarahan.
6) Klien mengatakan takut kalau keguguran.
7) Klien mengatakan kurang mengetahui tentang kelainan
kehamilan yang dilaminya.
8) Klien mengatakan ingin mengetahui lebih banyak mengenai
kelainan dalam kehamilannya.
b. DO:
1) Hasil USG diperoleh gambaran plasenta previa menutupi
orifisium uteri interna.
2) TTV (TD: 100/70 mmhg, Suhu: 37,1 0C, Nadi: 84 x/menit, RR:
20x/menit).

23
3) Konjungtiva tampak pucat.
4) Klien gelisah dan lebih sering diam.
5) Klien lebih sering melamun.
6) Klien bingung ketika ditanya mengenai penyebab kelainan
dalam kehamilannya saat ini.

B. Analisa data

No Data Problem etiologi

1. DS: Gangguan Hipovelemia


Klien mengatakan mengalami
perfusi karena
perdarahan sejak tanggal 1 Juni
jaringan kehilangan
2016 mulai jam 16.00 WIB
(plasental) darah.
Klien mengatakan usia
tidak efektif.
kehamilannya saat ini baru 30
minggu.
Klien mengatakan perdarahan
pertama yang keluar bentuknya
menggumpal.
Klien mengatakan perdarahan
yang keluar sudah agak
berkurang dari pada kemarin.
DO:
Hasil USG diperoleh gambaran
plasenta previa menutupi
orifisium uteri interna disertai
gambaran hipoekoik
diantaranya.

24
Konjungtiva klien pucat
TTV
TD 100/70 mmhg
Suhu 37,1 C
Nadi 84 x/menit
RR 20x/menit

2. DS: Cemas Perubahan


Pasien mengatakan terkadang
yang
merasa cemas dengan kondisi
menyertai
janin yang ada dalam rahimnya
kehamilan.
bila sering terjadi perdarahan.
Klien mengatakan takut kalau
keguguran.
DO:
Klien gelisah dan lebih sering
diam.
Klien lebih sering melamun.

3. DS: Kurang Keterbatasan


Klien mengatakan kurang
pengetahuan. informasi
mengetahui tentang kelainan
mengenai
kehamilan yang dilaminya.
plasenta
Klien mengatakan ingin
previa
mengetahui lebih banyak
mengenai kelainan dalam
kehamilannya.
DO:
Klien bingung ketika ditanya
mengenai penyebab kelainan
dalam kehamilannya saat ini.

25
C. Diagnose keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan (plasental) tidak efektif berhubungan
dengan hipovelemia karena kehilangan darah (perdarahan).
2. Cemas berhubungan dengan perubahan yang menyertai kehamilan.
3. Resti deficit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi
mengenai plasenta previa.

D. Intervensi keperawatan

No Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


hasil

1. Setelah dilakukan - Kaji penyebab - Mengetahui


tindakan terjadinya penyebab dari
keperawatan selama perdarahan. perdarahan.
- Kaji secara - Untuk mengetahui
2 x 24 jam
adekuat kemungkinan
diharapkan pasien
kemungkinan harapan hidup
menunjukkan
harapan hidup janin, kapan
perfusi jaringan
janin, kaji kapan menstruasi, riwayat
yang adekuat,
menstruasi obstetric.
dengan kriteria
terakhir ibu,
hasil:
- Tanda-tanda vital perioritaskan
stabil. pelaporan yang
- Membrane
didapat dari
mukosa berwarna - Untuk mengetahui
ultrasound atau
merah muda. keadaan perineum,
riwayat obstetric.
- Peluaran urine
- Inspeksi keadaan jumlah perdarahan.
adekuat.
perineum, hitung
jumlah dan - Mengetahui

26
karakteristik keadaan umum
perdarahan. pasien.
- Monitor TTV. - Untuk mengetahui
intake output
- Catat masukan makanan.
- Mempercepat
dan pengeluaran
kesembuhan klien.
makanan.
- Beri obat sesuai

terapi

2. Setelah dilakukan - Ajari klien - Mengetahui teknik


tindakan melakukan relaksasi.
keperawatan selama teknik relaksasi.
- Mengetahui
- Kaji penyebab
2 x 24 jam
penyebab cemas
cemas yang
diharapkan klien
pasien.
dialami.
dapat: - Untuk mengurangi
- Beri penjelasan
cemas pada pasien
kepada klien
- Tidak terjadi dan memberi
mengenai
trauma fisik selama pengertian pasien.
kondisi penyakit
perawatan.
yang dialami dan
mengutrangi rasa
- Mempertahankan - Pasien merasa
cemas.
tindakan yang - Beri nyaman
posisi
mengontrol nyamam
cemas.
- Mengidentifikasi
tindakan yang
harus diberikan
ketika terjadi

27
cemas.

3. Setelah dilakukan -Kaji kondisi status -pengeluaran cairan


tindakan hemodinamika pervaginal sebagai
-ukur pengeluaran
keperawatan selama akibat perdarahan
harian -Jumlah cairan
2 x 24 jam, di
ditentukan dari
harapkan klien :
tidak terjadi devisit jumlah kebutuhan
volume cairan, harian ditambah
seimbang antara -Observasi nadi dan dengan jumlah cairan
intake dan output tensi yang hilang
baik jumlah pervaginal
maupun kualitas
-Mengetahui tanda
dengan kriteria
hipovolume
hasil:
(perdarahan)
-TTV dalam
keadaan normal
-Perdarahan
berkurang sampai
dengan berhenti

4. Setelah dilakukan - Kaji tingkat - Untuk mengetahui


tindakan pengetahuan klien pengetahun klien
keperawatan selama tentang plasenta tentang plasenta
2 x 24 jam, klien previa. previa.
- Jelaskan - Mengetahui tentang
dan keluarga
mengenai plasenta plasenta previa
mampu
previa secara tanda dan gejala
memperoleh
keseluruhan tanda plasenta previa.
pengetahuan
dan gejala
mengenai kelainan
plasenta previa. - Untuk memberikan

28
dalam kehamilan - Berikan informasi informasi dan
yang ditandai tentang kondisi pilihan terapi yang
dengan: klien. tepat.
- Mengenal - Jelaskan cara - Mengetahui cara
kelainan mencegah mencegah
kehamilan yang komplikasi. komplikasi.
sedang dialami
klien.
- Mengetahui faktor

penyebab atau
faktor pencetus.
- Mengetahui tanda

dan gejala.

E. Implementasi

No Hari, tgl No. Implementasi Respon pasien TTD


dan jam Dx

29
1. Kamis, 2
Juni 2016
1 Mengkaji tentang DS: pasien
08.00
perdarahan. mengatakan
mengalami
perdarahan,
usia
kehamilannya
baru 30
minggu, darah
yang keluar
menggumpal.
DO:konjungtiva
pasien tampak
pucat.

30
08.15 2 Mengkaji DS: pasien
penyebab cemas mengatakan
pasien cemas dengan
kondisi janin
yang ada
dalam
rahimnya dan
takut
keguguran.
DO: pasien tampak
gelisah,
sering diam
dan
melamun.

08.25 3 Mengkaji tingkat DS: pasien


pengetahuan mengatakan
pasien. kurang
mengetahui
tentang
kelainan
kehamilan
yang
dilaminya dan
ingi
mengetahui
lebih banyak.
DO: pasien tampak
bingung.

31
09.00 1 Mengobservasi DS: pasien
DJJ. mengatakan
bersedia.
DO: pasien
kooperatif.

10.00 1 Memberikan obat DS: pasien


sesuai terapi. mengatakan
bersedia.
DO: pasien
kooperatif dan
obat masuk
sesuai terapi.

11.00 1 Mengobservasi DS: pasien


TTV mengatakan
bersedia dicek
TTVnya.
DO: TTV
TD: 100/70
mmhg
Suhu: 37,1 0C
Nadi: 84
x/menit
RR: 20 x/
menit

32
12.00 1 Mengobservasi DS: pasien
intake dan output mengatakan
makanan dan sudah makan
menganjurkan dengan menu
pasien makan diit RS.
DO: pasien sudah
makanan yang
menghabiskan
bergizi.
makanan diit
RS.

13.00 3 Menjelaskan DS: pasien


tentang plasenta mengatakan
previa, tanda mengerti.
gejala dan
komplikasinnya. DO: pasien tampak
mengerti

2. Jum’at, 3
juni 2016
1 Mengobservasi
08.00 DS: pasien
perdarahan,
mengatakan
jumlah dan
perdarahannya
bentuk
sudah mulai
perdarahan.
berkurang.

DO: konjungtiva
pasien masih
sedikit pucat.

33
09.15 2 Mengobservasi DS: pasien
cemas pasien. mengatakan
sudah tidak
begitu cemas.
DO: pasien tampak
lebih tenang.

09.30 1 Melatih pasien DS: pasien


teknik relaksasi. mengatakan
mengerti.
DO: pasien tampak
lebih tenang.

10.00 1 Memberikan obat DS: pasien


sesuai terapi. mengatakan
bersedia.
DO: pasien
kooperatif dan
obat masuk
sesuai
program
terapi.

11.00 1 Mengobservasi DS: pasien


TTV. mengatakan
bersedia dicek
TTVnya.
DO: TTV
TD: 120/80 mmhg
Suhu: 37 0C
Nadi: 88 x/menit
RR: 20 x/ menit

34
11.15 Memberi posisi DS:pasien
nyaman. mengatakan
lebih nyaman.
DO: pasien tampak
nyaman.

F. Evaluasi

No. Hari, tgl Evaluasi TTD


Jam
Dx

1. Jum’at, 3 S: pasien mengatakan perdarahan sudah


Juni 2016 mulai berkurang.
15.00 O: - konjungtiva pasien masih sedikit
pucat.
TTV
TD: 120/80 mmhg
Suhu: 37 0C
Nadi: 88 x/menit
RR: 20 x/ menit
A: masalah teratasi sebagian.
P: lanjutkan intervensi (minum obat
sesuai terapi).

2. Jum’at, 3 S: pasien mengatakan sudah tidak begitu


Juni 2016 cemas.
O: pasien tampak lebih tenang.
A: masalah teratasi sebagian.
P : lanjutkan intervensi (ciptakan posisi
nyaman dan teknik relaksasi).

3. Jum’at S : Pasien mengatakan perdarahan sudah

35
3 Juni mulai berkurang
O: Konjungtiva pasien tidak pucat
2016
TTV: TD 110/80 mmhg
Suhu: 37 C
Nadi: 88x / menit
RR: 20x / menit
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

4. Jum’at, 3 S: pasien mengatakan sudah mengerti


Juni 2016 tentang kelainan kehamilan yang
dialaminya
O: pasien tampak sudah mengerti.
A: masalah teratasi.
P: hentikan intervensi

36
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada
segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian
uterusnya.
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-
kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah
uterus, dimana hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena
segmen bawah agak merentang selama kehamilan lanjut dan persalinan,
dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan
plasenta dari dinding uterus sampai tingkat tertentu tidak dapat
dihindarkan sehingga terjadi pendarahan.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa
dalam memberikan pelayanan keperawatan dan dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan sehingga dapat
memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalam
perawatan luka perineum untuk mencegah infeksi.

37

Anda mungkin juga menyukai