Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pembimbing:
Disusun oleh:
0
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. GK
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 22 tahun
Pendidikan : SMK
Status pernikahan : Belum menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Komp. TWP AL Blok D 1/15 RT 006/019,
Ciangsana Gunung Putri, Bogor
No. RM : 11-45-19
Tanggal masuk RS : 17 November 2016
Tanggal keluar RS :-
A. Keluhan Utama
Pasien dibawa oleh keluarga dengan keluhan mendegar suara
bisikan dan bicara mulai kacau.
1
hanya ingat, pasien mulai mendengar kembali suara bisikan yang menyuruh
pasien untuk jalan kesana-kemari. Namun pasien tidak dapat
mendeskripsikan suara perempuan ataupun laki-laki. Pasien mengatakan
sudah berobat sejak tahun 2014, setelah pasien tidak lolos tes masuk
angkatan. Lalu pasien bercerita bahwa sampai saat ini pasien terkadang
masih suka terbayang menjadi anggota AL seperti ayahnya dan sering
melamun. Pasien juga mengatakan masih suka melihat sesuatu yang seperti
berbentuk setan (kuntilanak, pocong) dimanapun, tidak hanya di rumahnya.
Pasien mengatakan melihat bayangan putih kecil di pojok kamar pasien di
ruanng bengkalis. Pasien mengaku bahwa pasien sudah mulai bisa melihat
hal-hal seperti ini sejak SD.
Pasien juga sering terbayang maupun mimpi tentang ibu pasien
yang sudah meninggal sejak tahun 2009 karena kanker payudara, pasien
sering kepikiran karena pasien merasa hingga saat ini pasien belum dapat
membanggakan orangtuanya, salah satunya karena tidak lolos masuk
angkatan dan belum dapat berpenghasilan untuk membantu keluarganya.
Pasien juga mengaku malu dengan teman-temannya, karena meraka sudah
mendapat pekerjaan, menjadi PNS dan ada juga yang lolos menjadi AL.
Pasien juga mengatakan, masih memiliki dua orang adik kandung yang
sedang sekolah. Namun pasien mengaku, keinginan untuk masuk angkatan
murni dari dirinya sendiri, tidak ada paksaan dari orangtua. Hubungan
pasien dengan orangtua dan ketiga saudaranya dianggapnya baik, pasien
merasa paling dekat dengan adiknya yang paling bontot karena sering
bermain bersama.
Pasien sehari-sehari kegiatannya sekolah di jurusan komputer,
namun belakangan ini pasien sering tidak masuk karena tidak mau.
Sebelumnya, pasien pernah bekerja dengan berjualan makanan namun tidak
berlangsung lama. Lalu pasien sempat bekerja sebagai GOJEK
menggunakan aplikasi dari temannya. Sampai saat ini, pasien belum bekerja
lagi. Pasien juga mengaku rutin minum obat dan kontrol ke RSAL dr.
Mintohardjo. Pasien mengatakan ingin segera sembuh dari penyakitnya ini.
2
Alloanamnesis
Keluarga pasien datang dengan keluhan pasien mulai mendengar
kembali suara bisikan dan bicara mulai kacau tidak nyambung sejak 1 hari
SMRS. Pembicaraan pasien terkadang sulit dimengerti oleh keluarga, bila
ditanya A pasien suka melantur menjawab B. Namun pasien tidak ada
keluhan marah-marah, mengamuk atau berbuat kasar seperti saat pertama
kali sakit di tahun 2014. Ayah pasien mengaku, pasien sudah tidak kontrol
dan minum obat sejak 6 bulan yang lalu karena pasien merasa sudah tidak
sakit lagi dan sudah tidak ada keluhan, maka ayah pasien pasrah karena
takut pasien marah bila dipaksa ke rumah sakit. Saat pasien dibawa ke
bangsal Bengkalis, pasien tidak ada pemberontakan, sikap pasien tenang.
3
tidak memperdulikannya. Pada tahun 2014, pasien berkata pada ayahnya
bahwa ada sosok seorang laki-laki tampan memakai sorban yang ingin
mengikuti pasien, namun ayah pasien melarang pasien karena takut sosok
tersebut mengganggu anaknya. Sejak saat itu, pasien terlihat lebih
ketakutan, mengeluh sering mendengar suara barang-barang jatuh, sampai
akhirnya ayah pasien mengajak pasien untuk di ruqiyah. Tetapi setelah di
ruqiyah, pasien terlihat tambah parah yaitu sering mengamuk, lempar-
lempar barang di rumah sendiri dengan batu, hingga memukul anggota
keluarga. Lalu ayah pasien langsung membawa pasien ke RSAL dr.
Mintohardjo, namun pasien memberontak sampai pada akhirnya pasien
kaget dan tidak sadar kenapa tiba-tiba dia berada di rumah sakit. Pasien
menjalani rawat inap selama 10 hari.
Setelah pulang, kondisi pasien membaik, keluhan-keluhan yang
dirasakannya berkurang dan lama kelamaan hilang total dalam waktu 6
bulan. Namun setelah itu, ayah pasien merasa pasien mulai tidak nyambung
bila diajak bicara, dan sempat mengurung diri di kamar dengan mengunci
pintu dari dalam. Sejak saat itu, ayah pasien ketakutan hingga
menyembunyikan benda tajam yang ada di rumah, seperti pisau, gunting,
garpu, dll. Karena ayah pasien takut bila pasien bunuh diri atau melukai
orang lain. Dan akhirnya pasien dibawa kembali untuk di rawat inap di
bangsal Bengkalis selama 3 minggu pada April 2015. Setelah pulang dari
rawat inap, kondisi pasien kembali membaik. Ayah pasien mengaku, kondisi
pasien jauh lebih baik dari sebelumnya, mulai beraktivitas, ingin kembali
kuliah, dan mencoba bekerja. Sampai pada suatu saat, pasien merasa sudah
sembuh dan tidak ada keluhan lalu pasien menolak untuk melanjutkan
kontrol dan pengobatan. Selang waktu 6 bulan, pasien mulai kambuh
dengan menunjukkan bicara yang tidak nyambung dan mengeluh
mendengar suara-suara kembali.
4
2. Riwayat gangguan medis umum
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang memerlukan konsumsi obat
secara terus menerus seperti diabetes mellitus, hipertensi, asma.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol
Pasien mengaku pernah konsumsi alkohol saat sekolah SMK namun
tidak sering. Pasien juga perokok aktif hingga sekarang.
5
Riwayat pekerjaan
Pasien sempat bekerja jualan makanan namun tidak berlangsung lama. Lalu
pasien sesekali pernah bekerja sebagai GOJEK menggunakan aplikasi temannya.
Saat ini pasien tidak terikat dengan pekerjaan apapun.
Riwayat perkawinan
Belum menikah
Aktifitas sosial
Pasien hanya menjalankan kuliah nya dan sesekali berpergian dengan temannya.
Bila sedang di rumah, pasien dikatakan pendiam dan hanya berbicara pada
anggota keluarga bila memang seperlunya saja.
Riwayat pelanggaran hukum
Pasien belum pernah melakukan tindakan yang melanggar hukum selama ini.
Riwayat situasi kehidupan sekarang
Pasien tinggal bersama bapak, kakak dan adik kandungnya.
Riwayat keluarga
Keterangan:
Ibu (meninggal)
+
Perempuan (kakak)
Laki-laki
Pasien
Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Ibu pasien
meninggal sejak tahun 2009 karena kanker payudara. Ayah pasien seorang
anggota AL dan sebelumnya ibu pasien bekerja dengan berjualan makanan di
sekeliling komplek. Terkadang pasien suka membantu ibunya. Kakak pasien
6
seorang guru, kedua adik pasien masih sekolah di bangku SMP dan SD. Ayah
pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat gangguan
psikiatri seperti pasien. Namun ibu dan nenek kandung pasien dianggap sama-
sama memiliki indra ke-enam seperti pasien.
Persepsi dan harapan keluarga
Keluarga pasien mengatakan ingin pasien dapat sembuh, melanjutkan sekolah,
bekerja, dan membantu keluarga. Keluarga pasien tidak mengetahui mengapa
pasien seperti sekarang, dan berharap pasien dapat kembali sehat.
7
pasien masih suka mendengar suara bisikan, tapi pasien menjawab bahwa
pasien rindu pada ibunya.
C. Fungsi Intelektual (Kognitif)
- Taraf pendidikan formal: SMK
- Daya konsentrasi: Tidak mudah teralihkan
- Orientasi (waktu, tempat, orang): Baik. Pasien mengetahui tanggal,
bulan, tahun saat ini. Pasien mengetahui sekarang Ia sedang dirawat
dimana, dan pasien dapat mengenali dokter dan perawat di ruang rawat
jiwa RSAL dr. Mintohardjo.
- Daya ingat (segera, jangka pendek, jangka panjang): tidak terganggu
- Pikiran abstrak: Kurang
D. Mood dan Afek
- Mood: Hipotim
- Afek: Dangkal, pengendalian cukup.
- Keserasian: Serasi
- Taraf dapat di empati: Dapat diraba rasakan
E. Gangguan Persepsi
- Halusinasi: Terdapat halusinasi visual dan auditorik
- Ilusi: Tidak ada
- Depersonalisasi: Tidak ada
- Derealisasi: Tidak ada
F. Proses Berpikir
1. Arus pikir
- Produktivitas: Cukup, pasien menjawab pertanyaan pemeriksa
- Kontinuitas: Jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan (irrelevan)
- Hendaya berbahasa: Tidak ada
2. Isi pikir
- Preokupasi: Pasien selalu mengulang bahwa sering terbayang menjadi
anggota AL, namun pasien mengaku mungkin memang belum rejeki
nya. Dan sering berkata rindu pada ibunya.
- Waham: Tidak ada
G. Pengendalian Impuls
Pasien dapat mengendalikan impuls saat diwawancarai.
H. Daya Nilai
- Norma sosial: Baik, sikap pasien sopan selama wawancara.
- Uji daya nilai: Terganggu. Pasien tidak mampu menarik kesimpulan
atau memberikan penilaian dari situasi secara benar.
- Daya realita: Terganggu, didapatkan adanya halusinasi visual dan
auditorik.
I. Tilikan
Derajat 5.
J. Taraf Dapat Dipercaya
8
Dapat dipercaya
Status Neurologis
GCS : E4V5M6
Gejala rangsang selaput otak : Tidak dilakukan
Tanda-tanda efek samping ekstrapiramidal
- Tremor tangan : Negatif
- Akatisia : Negatif
- Bradikinesia : Negatif
- Cara berjalan : Normal
- Keseimbangan : Baik
- Rigiditas : Negatif
Motorik: Baik
Sensorik: Baik
9
V. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
VII. Diagnosis
Schizophrenia multiple episodes, currently in acute episode
10
Psikologik
Halusinasi visual dan auditorik
Pembicaraan yang irrelevan
Kegagalan mencapai fungsi bekerja, dan penurunan fungsi sosial
Lingkungan dan Sosioekonomi
Pasien sangat pendiam dan kurang berinteraksi dengan anggota keluarga.
IX. Prognosis
Ad Vitam : Ad bonam
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad malam
X. Penatalaksanaan
1. Psikofarmaka
/
2. Psikoterapi
a. Terapi individual
- Membangun relasi baik dengan pasien
- Menciptakan suasana yang nyaman sehingga pasien merasa bahwa sesi
psikoterapi adalah tempat yang aman dimana pasien mendapat perhatian dan
kepedulian terapis dan merasa diterima meskipun orang lain tidak dapat menerima
mereka
- Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien tentang penyakitnya yang
merupakan gangguan jangka panjang sehingga memerlukan rutin dan dalam
jangka waktu lama.
b. Terapi keluarga
- Peran keluarga dalam perawatan pasien
- Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga pasien mengenai kondisi
yang dialami pasien, kemungkinan penyebab serta terapi yang harus dilakukan
11
sehingga bisa menerima dan memahami keadaan pasien, serta mendukung proses
penyembuhannya dan mencegah kekambuhan
XI. Saran
Edukasi pasien untuk kontrol ke poli psikiatri dan patuh dalam meminum obat
Dukungan penuh dari keluarga dalam proses penyembuhan pasien
12