Anda di halaman 1dari 20

BAB 2

LANDASAN TEORI

A. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian

Ada banyak ahli yang mendefinisikan pengetahuan, (Salam, 2008)

mengemukakan bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil

pekerjaan tahu. pekerjaan tahu tersebut adalah hasil daripada: kenal,

sadar, insaf, mengerti dan pandai.

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan

sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran yaitu

telinga dan indra penglihatan yaitu mata (Notoatmodjo, 2012).

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2011), pengetahuan adalah

sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses

belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi

dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta

keadaan sosial budaya.

7
8

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau

disadari oleh seseorang (Agus, 2013).

2. Aspek-Aspek Pengetahuan

Aspek-aspek pengetahuqn menurut sobur (2003) dalam Indahyani (2015)

adalah sebagai berikut :

a. Pengetahuan (Knowledge)

b. Penelitian (Research)

c. Sistematis (Systematic)

Sedangkan menurut Bloom, dalam Azwar (2010), aspek dari

pengetahuan adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui (know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (re-call) terhadap rangsangan yang diterima. oleh

sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkatan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar. orang yang telah paham terhadap objek

atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyimpulkan,

meramalkan terhadap objek yang akan dipelajari.


9

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi dapat siartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi misalnya yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

sebenarnya.

d. Analisis (Analysis)

meliputi pemilahan informasi menjadi bagian-bagian atau meneliti dan

mencoba memahami struktur informasi.

e. Sintesis

menunjukkan pada suatu kemampuan meletakkan atau menghubungi

bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain

sintesis itu adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang

baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi objek.

3. Proses Terjadinya Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2011), pengetahuan mengungkpkan bahwa

sebelum orang mengadopsi perilaku badu didalam diri orang tersebut

terjadi proses sebagai berikut :

a. Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (obyek).

b. Merasa (Interest), tertarik terhadap stimulasi atau obyek tersebut

disini sikap obyek mulai timbul.


10

c. Menimbang-nimbang (Evaluation), terhadap baik dan tidaknya

stimulasi tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah

lebih baik lagi.

d. Mencoba (Trial), dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki.

e. Adaptasi (Adaption), dimana subyek telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan,kesadaran dan sikap terhadap stimulasi

4. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Notoadmodjo (2003) dalam Indahyani (2015), yaitu :

a. Umur

Umur adalah umur responden menurut tahun terakhir. Umur sangat

erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang. Karena semakin

bertambahnya usia semakin bnyak pula pegnetahuan seseorang.

b. Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka diharapkan stok modal

manusia (pengetahuan, keterampilan), akan semakin baik. pendidikan

secara umum adalah segala upayayang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok masyarakat,

sehingga mereka memperoleh tujuan yang diharapkan.

c. Pekerjaan

kediatan atau usaha yang dilakukan ibu setiap hari berdasarkan

tempat dia bekerjayang memungkinkan ibu hamil memperoleh

informasi. pekerjaan sangat mempengaruhi, ibu yang memiliki


11

pekerjaan diluar rumahlebih cepat dan mudah mendapatkan informasi

dari luar.

d. Pengalaman

pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

mengulang untuk memperoleh kebenaran dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang telah diperoleh dalam memecahkan

masalah.

e. Sumber Informasi

informasi adalah data yang telah diproses dalam satu bentuk yang

mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan

terasa bagi kepuasan saat ini dan kepuasan mendatang. Informasi

yang datang dari pegnirim pesan yang ditunjukan kepada si penerima

pesan seperti:

1) Media Cetak (leaflet, booklet, poster, rubrik, dan lain-lain).

2) Media Elektronik (Televisi, radio, slide, dan lain-lain).

3) Non Media, seperti keluarga, teman, dan lain-lain.

5. Jenis Pengetahuan

Menurut Agus (2013), Pengetahuan merupakan bagian perilaku

kesehatan. Jenis pengetahuan diantaranya sebagai berikut:

a. Pengetahuan implisit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam

dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang

tidak bersifat nyata, seperti keyakinan pribadi, persfektif, dan

prinsip. Biasanya pengalaman seseorang sulit untuk ditransfer ke


12

orang lain baik secara tertulis ataupun lisan. Pengetahuan implisit

sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak disadari.

Contoh seseorang mengetahui tentang bahaya merokok bagi

kesehatan,namun ternyata ia merokok.

b. Pengetahuan eksplisit

Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah

didokumentasikan atau tersimpan dalam wujud nyata, bisa dalam

wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam

tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Contoh

seseorang yang telah mengetahui bahaya merokok bagi kesehatan

dan ia tidak merokok

B. Konsep Tablet Zat Besi

1. Pengetian

Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini

terutama diperlukan dalam hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu

sintesis hemoglobin (Hb). Hemoglobin (Hb) yaitu suatu oksigen yang

mengantarkan eritrosit berfungsi penting bagi tubuh. Hemoglobin terdiri

dari Fe (zat besi), protoporfirin, dan globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe)

(Depkes RI, 2001).

Besi bebas terdapat dalam dua bentuk yaitu ferro (Fe2+) dan ferri (Fe3+).

Konversi kedua bentuk tersebut relatif mudah. Pada konsentrasi oksigen

tinggi, umumnya besi dalam bentuk ferri karena terikat hemoglobin

sedangkan pada proses transport transmembran, deposisi dalam bentuk

feritin dan sintesis heme, besi dalam bentuk ferro.5 Dalam tubuh, besi
13

diperlukan untuk pembentukkan kompleks besi sulfur dan heme.

Kompleks besi sulfur diperlukan dalam kompleks enzim yang berperan

dalam metabolisme energi. Heme tersusun atas cincin porfirin dengan

atom besi di sentral cincin yang berperan mengangkut oksigen pada

hemoglobin dalam eritrosit dan mioglobin dalam otot (Hinderaker, et. al,

2002)

2. Fungsi Zat Besi

Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh : sebagai alat

angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut

elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim

di dalam jaringan tubuh (Harvey, et.al, 2007)

Rata-rata kadar besi dalam tubuh sebesar 3-4 gram. Sebagian besar (± 2

gram) terdapat dalam bentuk hemoglobin dan sebagian kecil (± 130 mg)

dalam bentuk mioglobin. Simpanan besi dalam tubuh terutama terdapat

dalam hati dalam bentuk feritin dan hemosiderin (Hideraker, et.al, 2002).

Dalam plasma, transferin mengangkut 3 mg besi untuk dibawa ke

sumsum tulang untuk eritropoesis dan mencapai 24 mg per hari. Sistem

retikuloendoplasma akan mendegradasi besi dari eritrosit untuk dibawa

kembali ke sumsum tulang untuk eritropoesis (Hideraker, et.al, 2002).

Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah

merah (hemoglobin). Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai

komponen untuk membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen


14

ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan

jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistim

pertahanan tubuh (Samhadi, 2008).

3. Sumber Zat Besi

Sumber zat besi adalah makan hewani, seperti daging, ayam dan ikan.

Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan,

sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Disamping jumlah besi, perlu

diperhatikan kualitas besi di dalam makanan, dinamakan juga

ketersediaan biologik (bioavability). Pada umumnya besi di dalam daging,

ayam, dan ikan mempunyai ketersediaan biologik tinggi, besi di dalam

serealia dan kacangkacangan mempunyai mempunyai ketersediaan

biologik sedang, dan besi dalam sebagian besar sayuran, terutama yang

mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyai

ketersediaan biologik rendah. Sebaiknya diperhatikan kombinasi

makanan sehari-hari, yang terdiri atas campuran sumber besi berasal dari

hewan dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain yang dapat

membantu sumber absorbsi. Menu makanan di Indonesia sebaiknya

terdiri atas nasi, daging/ayam/ikan, kacang-kacangan, serta sayuran dan

buah-buahan yang kaya akan vitamin C. 10 Berikut bahan makanan

sumber besi (Ahmed, et.al, 2001).

Tabel. 2.1 Bahan Makanan Sumber Zat Besi dan Kandungan Zat Besi

No Bahan Makanan Kandungan Zat Besi


1 Daging 23,8
2 Sereal 18,0
3 Kedelai 8,8
4 Kacang 8,3
5 Beras 8,0
6 Bayam 6,4
15

7 Hamburger 5,9
8 Hati Sapi 5,2
9 Susu Formula 1,2
Sumber: Ahmed, et.al, 2001

Bahan makanan sumber besi didapatkan dari produk hewani dan nabati.

Besi yang bersumber dari bahan makanan terdiri atas besi heme dan besi

non heme. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa walaupun

kandungan besi dalam sereal dan kacang-kacangan relatif tinggi, namum

oleh karena bahan makanan tersebut mengandung bahan yang dapat

menghambat absorpsi dalam usus, maka sebagian besar besi tidak akan

diabsorpsi dan dibuang bersama feses.

4. Kebutuhan Fe/Zat Besi dan Suplementasi Zat Besi Pada Masa Kehamilan

Kebutuhan zat besi selama hamil yaitu rata-rata 800 mg – 1040 mg.

Kebutuhan ini diperlukan untuk :

a. ± 300 mg diperlukan untuk pertumbuhan janin.

b. ± 50-75 mg untuk pembentukan plasenta.

c. ± 500 mg digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin

maternal/ sel darah merah.

d. ± 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit.

e. ± 200 mg lenyap ketika melahirkan.

Perhitungan makan 3 x sehari atau 1000-2500 kalori akan menghasilkan

sekitar 10–15 mg zat besi perhari, namun hanya 1-2 mg yang di absorpsi

(Depkes RI, 2001). Jika ibu mengkonsumsi 60 mg zat besi, maka

diharapkan 6-8 mg zat besi dapat diabsropsi, jika dikonsumsi selama 90


16

hari maka total zat besi yang diabsropsi adalah sebesar 720 mg dan 180

mg dari konsumsi harian ibu. Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil

pada trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan

trimester III sebesar 70% Hal ini disebabkan karena pada trimester

pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi

menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester

kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat

sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi

sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih

banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi

300 – 350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita

hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat kebutuhan

kondisi tidak hamil (Sanusi, et. al, 2008).

Masukan zat besi setiap hari diperlukan untuk mengganti zat besi yang

hilang melalui tinja, air kencing dan kulit. Kehilangan basal ini kira-kira 14

µg per Kg berat badan per hari atau hampir sarna dengan 0,9 mg zat

besi pada laki-laki dewasa dan 0,8 mg bagi wanita dewasa (Sukrat &

Sirichotiyakul, 2006). Kebutuhan zat besi pada ibu hamil berbeda pada

setiap umur kehamilannya, pada trimester I naik dari 0,8 mg/hari,

menjadi 6,3 mg/hari pada trimester III. Kebutuhan akan zat besi sangat

menyolok kenaikannya. Dengan demikian kebutuhan zat besi pada

trimester II dan III tidak dapat dipenuhi dari makanan saja, walaupun

makanan yang dimakan cukup baik kualitasnya dan bioavailabilitas zat

besi tinggi, namun zat besi juga harus disuplai dari sumber lain agar
17

supaya cukup (Depkes RI, 2001). Penambahan zat besi selama

kehamilan kira-kira 1000 mg, karena mutlak dibutuhkan untuk janin,

plasenta dan penambahan volume darah ibu. Sebagian dari peningkatan

ini dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan adaptif

persentase zat besi yang diserap. Tetapi bila simpanan zat besi rendah

atau tidak ada sama sekali dan zat besi yang diserap dari makanan

sangat sedikit maka, diperlukan suplemen preparat besi(Depkes RI,

2001). Untuk itu pemberian suplemen Fe disesuaikan dengan usia

kehamilan atau kebutuhan zat besi tiap semester, yaitu sebagai berikut :

a. Trimester I : kebutuhan zat besi ±1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah

merah.

b. Trimester II : kebutuhan zat besi ±5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus

115 mg.

c. Trimester III : kebutuhan zat besi 5 mg/hari,) ditambah kebutuhan sel

darah merah 150 mg dan conceptus 223 mg.

5. Efek Samping Pemberian Tablet Zat Besi

Pemberian zat besi secara oral dapat menimbulkan efek samping pada

saluran gastrointestinal pada sebagian orang, seperti rasa tidak enak di

ulu hati, mual, muntah dan diare. Frekuensi efek samping ini berkaitan

langsung dengan dosis zat besi. Tidak tergantung senyawa zat besi

yang digunakan, tak satupun senyawa yang ditolelir lebih baik daripada

senyawa yang lain. Zat besi yang dimakan bersama dengan makanan
18

akan ditolelir lebih baik meskipun jumlah zat besi yang diserap

berkurang. Pemberian suplementasi Preparat Fe, pada sebagian wanita,

menyebabkan sembelit. Penyulit Ini dapat diredakan dengan cara

memperbanyak minum, menambah konsumsi makanan yang kaya akan

serat seperti roti, serealia, dan agar-agar (Almatsler, 2009). Mual pada

masa kehamilan adalah proses fisiologi sebagai dampak dari terjadinya

adaptasi hormonal. Selain itu mual dapat terjadi pada ibu hamil sebagai

efek samping dari minum tablet besi. Ibu hamil yang mengalami mual

sebagai dampak kehamilannya dapat merasakan mual yang lebih parah

dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami keluhan mual

sebelumnya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi

mual akibat minum tablet besi. Salah satu cara yang dianjurkan untuk

mengurangi mual sebagai efek samping dari mengkonsumsi tablet besi

adalah dengan mengurangi dosis tablet besi dari 1 x 1 tablet sehari

menjadi 2 x ½ tablet sehari. Akan tetapi hal ini tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Milman, Bergholt, dan Erikson (2006)

yang menyatakan tidak ada hubungan antara efek samping atau gejala

gastrointestinal seperti mual, muntah, nyeri epigastrik, kolik, konstipasi,

dan diare dengan empat dosis yang diuji cobakan yaitu : 20 mg, 40 mg,

60 mg, dan 80 mg. Konsumsi tablet besi pada malam hari juga dilakukan

para partisipan dalam upaya mencegah mual setelah minum tablet besi.

Dalam penelitian ini tablet besi diminum pada malam hari agar tidak

mengalami mual. Hal itu dilakukan atas anjuran petugas kesehatan.


19

6. Guna Tablet Zat Besi Untuk Kesehatan Ibu dan Bayi

Proses haemodilusi yang terjadi pada masa hamil dan meningkatnya

kebutuhan ibu dan janin, serta kurangnya asupan zat besi lewat

makanan mengakibatkan kadar Hb ibu hamil menurun. Untuk mencegah

kejadian tersebut maka kebutuhan ibu dan janin akan tablet besi harus

dipenuhi. Anemia defisiensi besi sebagai dampak dari kurangnya asupan

zat besi pada kehamilan tidak hanya berdampak buruk pada ibu, tetapi

juga berdampak buruk pada kesejahteraan janin. Hal tersebut dipertegas

dengan penelitian yang dilakukan yang menyatakan anemia defisiensi

besi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dan kelahiran

prematur. Lebih lanjut dalam penelitiannya tentang mekanisme biologi

dampak pemberian zat besi pada pertumbuhan janin dan kejadian

kelahiran premature melaporkan anemia dan defisiensi besi dapat

menyebabkan ibu dan janin menjadi stres sebagai akibat diproduksinya

corticotropin-releasing hormone (CRH). Peningkatan konsentrasi CRH

merupakan faktor resiko terjadinya kelahiran prematur, pregnancy-

induced hypertension. Disamping itu juga berdampak pertumbuhan

janin. Temuan lain pada penelitian yang dilakukan adalah pemberian

tablet besi sebelum hamil dapat meningkatkan berat badan lahir bayi.

Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian Cristian (2003) dan

Palma (2007) yang menyatakan suplemen zat besi berhubungan dengan

resiko BBLR pada ibu yang mengalami anemia (Almatsler, 2009).

Gangguan pertumbuhan janin yang ditimbulkan tergantung pada periode

pertumbuhan apa ibu mengalami anemia. Penelitian yang dilakukan

Georgieftt (2008) menyatakan kejadian defisiensi besi pada awal


20

kehidupan janin berdampak pada gangguan neural, metabolisme

monoamine dan proses myelinasi (Ningrum, 2009).

Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan intra uterin

diperoleh janin dari nutrisi yang ada di tubuh ibunya. Kebutuhan janin

ditransfer dari tubuh ibu melaluilasenta. Kebutuhan janin yang tidak

terpenuhi dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan

perkembangan janin. Metabolisme tubuh membutuhkan oksigen agar

dapat menghasilkan energi dan komponen lain yang dibutuhkan tubuh.

Ketersediaan oksigen besi dalam tubuh ibu dapat dilihat dari adanya

tanda dan gejala: letih, lemah, lesu, pusing dan mudah lupa sebagai

akibat tidak terbentuknya energi secara optimal (Hinderaker, 2002).

C. Konsep Kehamilan

1. Pengertian

Menurut Reece dan Hobbins kehamilan terjadi ketika seorang wanita

melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang mengakibatkan

bertemunya sel telur dengan sel mani (sperma) yang disebut pembuahan

atau fertilisasi (Mandriwati, dkk, 2017).

Menurut Bobak, Lowdermilk dan Jensen dalam Asuhan Keperawatan

Antenatal, Intranatal dan Bayi Baru Lahir Fisiologis dan Patologis (2016)

kehamilan adalah peristiwa yang didahului bertemunya sel telur atau

ovum dengan sel sperma dan akan berlangsung selama kira-kira 10

bulan lunar atau 9 bulan kalender atau 40 minggu atau 280 hari yang
21

dihitung dari hari pertama periode menstruasi terakhir/Last Menstrual

Period (LMP).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,

dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua

15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), trimester ketiga 13 minggu

(minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2010 : 213).

2. Fisiologi Kehamilan

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita,

khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna serta pada payudara

(mammae). Menurut Hutahaean (2013) perubahan yang terdapat pada

ibu hamil trimester III antara lain, yaitu :

a. Uterus

Pada usia gestasi 30 minggu, fundus uteri dapat dipalpasi dibagian

tengah antara umbilicus dan sternum. Pada usia kehamilan 38

minggu, uterus sejajar dengan sternum. Tuba uterin tampak agak

terdorong ke dalam di atas bagian tengah uterus. Frekuensi dan

kekuatan kontraksi otot segmen atas rahim semakin meningkat. Oleh

karena itu segmen bawah uterus berkembang lebih cepat dan

meregang secara radial, yang jika terjadi bersamaan dengan


22

pembukaan serviks dan pelunakan jaringan dasar pelvis, akan

menyebabkan presentasi janin memulai penurunannya ke dalam

pelvis bagian atas. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tinggi fundus

yang disebut dengan lightening.

b. Serviks Uteri

Serviks akan mengalami perlunakan atau pematangan secara

bertahap akibat bertambahnya aktivitas uterus selama kehamilan, dan

akan mengalami dilatasi sampai pada kehamilan trimester III.

c. Vagina dan Vulva

Terjadi peningkatan rabas vagina. Peningkatan cairan vagina selama

kehamilan adalah normal, cairan biasanya jernih.

d. Payudara

Keluarnya cairan berwarna kekuningan dari payudara ibu yang

disebut dengan kolostrum. Hal ini tidak berbahaya dan merupakan

pertanda bahwa payudara sedang menyiapkan Air Susu Ibu (ASI)

untuk menyusui bayi nantinya.

e. Kulit

Perubahan warna kulit menjadi lebih gelap terjadi pada 90% ibu

hamil. Hiperpigmentasi terlihat lebih nyata pada wanita berkulit gelap

dan terlihat di area seperti aerola mammae, perineum, dan umbilikus

juga di area yang cenderung mengalami gesekan seperti aksila dan

paha bagian dalam. Hal ini disebabkan karena peningkatan hormon

penstimulasi (melanosit stimulating hormone–MSH), estrogen dan

progesteron.
23

f. Sistem Kardiovaskular

Kondisi tubuh dapat memiliki dampak besar pada tekanan darah.

Posisi telentang dapat menurunkan curah jantung hingga 25%.

Kompresi vena cava inferior oleh uterus yang membesar selama

trimester ketiga mengakibatkan menurunnya aliran balik vena.

Sirkulasi uteroplasenta menerima proposi curah jantung yang

terbesar, dengan aliran darah meningkat dari 1-2% pada trimester

pertama hingga 17% pada kehamilan cukup bulan. Hal ini diwujudkan

dalam peningkatan aliran darah maternal ke dasar plasenta kira – kira

500 ml/menit pada kehamilan cukup bulan. Menurut Irene M. Bobak

peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan, mulai pada 10-

12 minggu usia kehamilan dan secara progresif sampai dengan usia

kehamilan 30-34 minggu. Anemia adalah suatu kondisis dimana

terdapat kekurangan sel darah merah atau haemoglobin. Kadar Hb <

11 gr/dl (pada trimester I dan III) atau < 10,5 g/dl (pada trimester II)

(Kemenkes RI, 2013). Menurut Manuaba, anemia pada ibu hamil

dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu tidak anemia (Hb 11 gr/dl),

anemia ringan (Hb 9- 10 gr/dl), anemia sedang (Hb 7-8 gr/dl), anemia

berat (< 7 gr/dl) (Suryandari dan Happinasari, 2015). Program

intervensi untuk menanggulangi ataupun mencegah kekurangan zat

besi salah satunya adalah peningkatan konsumsi makanan kaya gizi.

Untuk menanggulangi masalah anemia defisiensi zat besi melalui

peningkatan asupan makanan dapat diupayakan dengan

mengonsumsi bahan makanan yang mengandung zat besi tinggi

dan/atau meningkatkan konsumsi bahan makanan yang bersifat


24

meningkatkan absorbsi zat besi. Memberikan zat besi 60 mg/hari

dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl/bulan. Sedangkan bahan

makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi antara lain

buah-buahan, sayur-sayuran yang kaya akan vitamin A, C serta asam

folat (Ani, L.S, 2013).

g. Sistem Respirasi

Perubahan hormonal pada kehamilan trimester tiga yang

memengaruhi aliran darah ke paru – paru mengakibatkan banyak ibu

hamil akan merasa susah bernafas. Ini juga didukung oleh adanya

tekanan rahim yang membesar yang dapat menekan diafragma,

sehingga ibu hamil merasa susah bernafas.

h. Sistem Pencernaan

Pada kehamilan trimester tiga, lambung berada pada posisi vertikal

dan bukan pada posisi normalnya, yaitu horizontal. Kekuatan mekanis

ini menyebabkan peningkatan intragastrik dan perubahan sudut

persambungan gastro-esofageal yang mengakibatkan terjadinya

refluks esofageal yang lebih besar. Penurunan drastis tonus dan

motilitas lambung dan usus ditambah relaksasi sfingter bawah

esophagus merupakan faktor predisposisi terjadinya nyeri ulu hati,

konstipasi, dan hemoroid. Hemoroid terjadi akibat konstipasi dan

naiknya tekanan vena-vena dibawah uterus termasuk vena

hemoroidal. Konstipasi dikarenakan hormon progesteron

menimbulkan gerakan usus makin berkurang (relaksasi otot – otot

polos) sehingga makanan lebih lama didalam usus dan juga dapat

terjadi karena kurangnya aktifitas/senam dan penurunan asupan


25

cairan. Nyeri ulu hati dianggap akibat adanya sedikit peningkatan

intragastrik yang dikombinasikan dengan penurunan tonus sfingter

bawah esophagus sehingga asam lambung refluks ke dalam

esophagus bagian bawah.

i. Sistem Perkemihan

Perubahan anatomis yang sangat besar terjadi pada system

perkemihan saat hamil yaitu ginjal dan ureter. Pada akhir kehamilan,

terjadi peningkatan frekuensi Buang Air Kecil (BAK) karena kepala

janin mulai turun sehingga kandung kemih tertekan. Perubahan

struktur ginjal ini juga merupakan aktivitas hormonal (estrogen dan

progesteron), tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus, dan

peningkatan volume darah.

j. Sistem Muskuloskeletal

Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena

janin membesar dalam abdomen. Untuk mengompensasi

penambahan berat badan ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan

tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur

(Marmi, 2015). Lordosis yang progesif akan menjadi bentuk yang

umum pada kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus

ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang

ke arah dua tungkai. Sendi sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan

meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh

hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap

ibu dan pada akhirnya dapat menyebabkan nyeri punggung pada

beberapa wanita (Saifuddin, dkk, 2013).


26

k. Kenaikan Berat Badan

Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari

pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ atau cairan

intrauterine (Sukarni dan Margaret, 2016).

D. Kerangka Konsep Penelitian

Ibu hamil trimester 1 Penggunaan tablet


sampai dengan 3 zat besi

Gambar 2.1 kerangka konsep penelitian

E. Hipoesis peneliian

Saryono (2011) mengatakan hipotesis penelitian sebagai terjemahan dari

tujuan penelitian ke dalam dugaan yang jelas. Hipotesis merupakan

prediksi hasil penelitian yang diharapkan antar variabel. Berdasarkan

konsep diatas, maka dapat ditetapkan hipotesis penelitian:

Ha : Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Penggunaan Tablet Za

Vesi Selama Kehamilan Di Puskesmas Basirih Baru Banjarmasin

Barat Dalam Kategori Baik.

Anda mungkin juga menyukai