PRAKTIKUM III
KARKAS
sapi lokal, sapi bakalan impor dan daging impor (Yosita dkk., 2016).
Indikator produksi daging dari seekor ternak pedaging bisa diukur dari
berat dan presentase karkas yang dihasilkan sebab pada karkas terkandung otot
pemotongan ternak setelah dikeluarkan bagian non karkas atau offal. Kualitas dan
kuantitas karkas sangat tergantung pada kondisi pemeliharaan, umur, bangsa, jenis
kelamin dan makanan. Sebagai hasil utama dari sapi pedaging, maka data
Potongan komersial pada sapi muda (veal) adalah shoulder, rib, loin, sirloin,
round, breast, dan shank sedangkan pada sapi dewasa adalah chuck, rib, short
loin, sirloin, round, tip, flank, short plate, brisket, dan foreshank (Suryani dkk.,
kualitas karkas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. I Tinjauan Umum Karkas
ekor, kaki, kulit, saluran pencernaan, kantong urin, organ kelamin, jantung, trakea,
paru-paru, ginjal, limfa, hati, dan jaringan lemak (lemak yang melekat pada
bagian organ dalam tersebut) diambil. Hasil dari pemotongan ternak adalah karkas
dan non karkas. Bagian karkas dan non karkas yang layak dimakan oleh manusia
disebut edible portion. Bagian karkas dan non karkas yang tidak dapat dimakan
tetapi tetap dapat dimanfaatkan oleh manusia disebut dengan non edible portion.
pertumbuhan dan berpengaruh juga pada bobot karkas dan edible portion yang
nilai karkas merupakan dasar kualitas karkas yang dibutuhkan oleh konsumen
antara lain presentase karkas yang tinggi dan panjang karkas. Persentase karkas
tergantung dari bobot potong, dan kriteria yang umumnya tergantung pada
persentase karkas yang terbesar dibandingkan dengan bagian yang lain yaitu 75%
Pertumbuhan ternak paling cepat adalah pada waktu pedet sampai umur dua
tahun, kemudian pada umur empat tahun mulai berkurang dan setelahnya
pertumbuhan mulai konstan. Kelompok umur ternak yang lebih tua mempunyai
bobot lemak yang lebih tinggi dibandingkan dengan ternak muda. Komponen lain
yang dapat mempengaruhi proporsi karkas adalah jenis kelamin. Klasifikasi jenis
kelamin (sex-class) berpengaruh nyata terhadap terhadap bobot karkas, luas urat
daging mata rusuk, tebal lemak punggung rusuk ke-12 dan persentase lemak
Bobot karkas sangat penting dalam sistem evaluasi karkas. Bobot karkas
dipengaruhi oleh tipe, bangsa, nutrisi, dan jenis dalam pertumbuhan jaringan.
agar evaluasi karkas menghasilkan penilaian yang akurat. Bobot karkas yang
dikombinasikan dengan tebal lemak punggung atau dengan luas urat daging mata
Seekor sapi dianggap baik bila menghasilkan karkas dengan kuantitas dan
kualitas yang optimal. Parameter penilaian karkas yang umum adalah persentase
karkas, tebal lemak punggung dan indeks perdagingan. Sapi yang memiliki bobot
hidup yang tinggi tidak selalu menunjukkan persentase karkas yang tinggi.
Persentase karkas ini dipengaruhi bobot potong sewaktu disembelih dengan bobot
karkas. Tebal Lemak punggung berfungsi melindungi karkas dari kerusakan dan
perubahan warna karkas selama proses pendinginan. Tebal lemak punggung yang
tipis kurang baik, tetapi tebal lemak punggung yang terlalu tebal juga dapat
karkas sapi. Karkas yang memiliki panjang karkas sama dengan bobot karkas
yang berbeda maka karkas yang lebih berat akan mempunyai indeks perdagingan
Potongan primal karkas sapi dari potongan setengah dibagi lagi menjadi
seperempat bagian belakang. Potongan seperempat bagian depan terdiri dari bahu
(chuck) termasuk leher, rusuk, paha depan, dan dada (breast). Bagian dada dibagi
menjadi dada depan (brisket) dan dada belakang (plate). Bagian seperempat
belakang terdiri dari paha (round) dan paha atas (rump), loin yang terdiri dari
sirloin dan shortloin, flank beserta ginjal dan lemak yang menyelimutinya
(Pangestika., 2017).
kategori :
thunder, 4) blade
shank.
1. Bagian loin menghasilkan daging yang empuk dan rasanya enak sehingga
harganya mahal. Bagian loin dapat dibagi menjadi sirloin, shortloin dan
sapi. Sirloin terletak persis di belakang bagian shortloin dan diatas bagian
2. Round atau daging bagian paha terdiri dari otot-otot besar dan pada
empuk serta harganya cukup mahal. Round terbagi menjadi bagian rump,
inside, dan silve rside. Daging rump adalah bagian pinggang sapi yang
dilapisi lemak yang cukup tebal dan termasuk jenis daging yang lunak.
Bagian inside adalah bagian daging sapi yang diambil dari paha belakang
bagian atas yang letaknya ada di ntara daging penutup dan juga daging
silver side. Bagian silver side berasal dari belakang sapi paling luar juga
paling dasar.
3. Pada bagian brisket terdapat otot pectoralis. Otot pectoralis berlokasi pada
bagian sternum dari brisket dan meluas posterior ke bagian dada belakang
(plate). Bagian ini memiliki tekstur daging yang cukup alot karena
kepala, darah, organ-organ internal, kaki dari carpus dan tarsus ke bawah serta
kulit dan ekor. Seekor ternak potong dianggap mempunyai nilai ekonomis tinggi
apabila produksi karkas yang dihasilkan juga tinggi. Dengan demikian, karkas
dapat digunakan sebagai tolok ukur produktivitas ternak potong, karena karkas
merupakan bagian dari hasil pemotongan ternak yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi. Umumnya penjualan daging didasarkan kepada berat karkas (daging dan
tulang) dan belum didasarkan pada tingkat (grade) bagian-bagian dari karkas
dari kambing dibagi menjadi delapan bagian yaitu leg, loin, rack, shoulder, neck,
shank, breast, dan flank adapun bagian karkas kualitas satu yaitu bagian leg dan
loin sedangkan bagian karkas kualitas dua yaitu rack, shoulder, neck, shank,
mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi daripada non karkas. Sisa karkas
dibagi menjadi dua bagian, yaitu “Edible offal” dan “Inedible offal”. “Edible
offal” adalah bagian sisa karkas yang masih layak dimakan, seperti kepala, hati,
jantung, paru-paru, ginjal, limpa, perut, ekor dan darah. Sedangkan “Inedible
offal” adalah bagian sisa karkas yang tidak layak dimakan, misalnya tanduk, bulu,
(Rab., 2014)
rusuk ke 5 atau 6.
2. Rack diperoleh dari potongan bagian depan antara rusuk ke 5 atau 6 dengan
depan.
6. Neck bagian depan dari tubuh ternak yang terpisah dari bahu dengan
Komponen utama karkas terdiri atas jaringan otot (daging) tulang dan
adalah karkas atau potongan karkas yang terdiri atas proporsi daging tanpa lemak
(lean) yang tinggi, tulang yang rendah dan lemak yang optimal. Komposisi karkas
akan berubah dengan bertambahnya bobot karkas, peningkatn bobot karkas akan
diikuti oleh pertambahan persentase lemak dan persentase daging serta tulang
(Salman., 2014).
antara lain adalah bangsa, jenis kelamin, umur dan bobot potong disamping faktor
nutrisi. Bangsa yang memiliki bobot potong yang besar menghasilkan karkas yang
besar. Semakin tinggi bobot potong dihasilkan sehingga diharapkan bagian daging
menjadi lebih besar. Pada bobot tubuh dan karkas yang sama ternak jantan
mengandung lebih banyak daging dan tulang serta lebih sedikit lemak
dibandingkan ternak berjenis kelamin betina. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
laju pertumbuhan pada umur yang sama antara ternak jantan dan ternak betina
(Salman., 2014).
dapat mempengaruhi karkas baik secara kuantitas maupun kualitas. Enam aspek
kritis yang dapat mempengaruhi kuantitas maupun kualitas karkas, yaitu proses
Kualitas dan kuantitas karkas yang dihasilkan dari seekor ternak selain
ditentukan oleh faktor on farm seperti: penggunaan bibit ternak dan teknologi
pakan, juga dipengaruhi oleh faktor of farm terutama penanganan ternak pasca
panen. Kualitas karkas ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: ukuran karkas,
meningkatnya bobot potong. Hal ini terjadi karena selama periode sapi
sehingga panjang dan tinggi relatif konstan, sedangkan pertumbuhan daging dan
lemak lebih cepat. Karkas yang baik memiliki kreteria bulat sekali dengan indeks
yaitu :
a. Bangsa.
Perbedaan kemampuan genetik mencapai dewasa tubuh pada bangsa yang
komposisi karkas. Ternak dari suatu bangsa cenderung tumbuh dan berkembang
dalam suatu sifat khas dan menghasilkan karkas dengan sifat khasnya sendiri,
sehingga merupakan sifat khas bangsanya, sebagai contoh bangsa sapi Angus
masak dini akan menghasilkan karkas yang beratnya lebih rendah dibanding
bobot tubuh . Juga pada taraf lemak yang sama persentasenya tidak berubah
pertumbuhan secara umum, tetapi juga perbedaan jaringan- jaringan dan organ
tubuh. Karena itu perbedaan kualitas makanan walaupun pada bangsa dan bobot
yang sama akan meyebabkan perbedaan yang sangat nyata dalam bentuk
komponen karkas.
e. Jenis Kelamin dan Hormon
Sapi betina lebih ringan jika dibanding dengan sapi jantan pada umur yang
sama, dan sebagian pada hewan mamalia perbedaan jenis kelamin meyebabkan
perbedaan proporsi badan. Karkas sapi jantan lebih banyak mengandung lean kira-
kira lemaknya lebih rendah 5-12% dari pada sapi jantan kebiri pada berat yang
sama, sedangkan proporsi tulang merata hampir sama sehingga sapi jantan
memiliki lean lebih banyak, sedangkan sapi dara lebih berlemak dibanding sapi
jantan kebiri pada berat yang sama. Persentase edible meat dan tulang pada sapi
jantan kebiri lebih tinggi, jika dibandingkan dengan sapi dara dan induk sapi.
BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
disimpulkan bahwa karkas merupakan bagian tubuh yang tertinggal setelah darah,
kepala, ekor, kaki, kulit, saluran pencernaan, kantong urin, organ kelamin,
jantung, trakea, paru-paru, ginjal, limfa, hati, dan jaringan lemak (lemak yang
nutrisi. Teknik penanganan dan juga pemotongan merupakan salah satu faktor
III.II Saran
juga dalam memilih karkas sapi ataupun kambing agar mendapatkan kualitas
DAFTAR PUSTAKA
Abustam, Effendi. 2012. Ilmu Daging; Aspek Produksi, Kimia, Biokimia dan
Kualitas. Masagena Press, Makassar.
Hafid, H., Nuraini dan Herman. 2013. Karakteristik Karkas Dan Bagian-Bagian
Karkas Sapi Peranakan Ongole Jantan Dan Betina Pada Peternakan Rakyat
Di Provinsi Sulawesi Tenggara. Seminar Nasional Teknologi Peternakan
dan Veteriner. Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas
Haluoleo, Kendari.
Jumiati. 2013. Pengaruh Umur Terhadap Persentase Karkas dan Daging Sapi Bali
Jantan yang Dipelihara Secara Intensif. Fakultas Peternakan, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Pangestika, R. 2017. Kualitas Fisik dan Kimia pada Potongan Primal Karkas Sapi
Krui Betina Di Kabupaten Pesisir Barat Lampung. Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung, Bandarlampung.
Rab, S. A. 2014. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Bagian Karkas Dua Kambing
Kacang yang Dipelihara Secara Intensif. Fakultas Peternakan, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Rizal, A., Nuraini, H., Priyanto, R., dan Muladno. 2014. Produktivitas karkas dan
daging dengan teknik penanganan karkas yang berbeda di beberapa rph.
Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. Vol 2 (1) : 201-206.
Setiyono, Kusuma, A. H. A., dan Rusman. 2017. Pengaruh bangsa, umur, jenis
kelamin terhadap kualitas daging sapi potong di daerah istimewa
yogyakarta. Buletin Peternakan. Vol 41 (2) : 176-186.
Suryani. A. J., Adiwinarti, R., dan Purbowati, E. 2012. Potongan komersial karkas
dan edible portion pada sapi peranakan ongole (po) yang diberi pakan
jerami urinasi dan konsentrat dengan level yang berbeda. Animal
Agricultural Journal. Vol 1 (1) : 123-132.
Yosita, M., Santosa, U., dan Setyowati, E. Y. 2016. Persentase karkas, tebal lemak
punggung dan indeks perdagingan sapi bali, peranakan ongole dan
australian commercial cross. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran,
Sumedang.