DISUSUN OLEH :
NAMA : BQ.HARTINA
NIM : E1M015017
KELAS :A
UNIVERSITAS MATARAM
2017
ANALISA KUANTITATIF PROTEIN
A. ABSTRAK
B. PENDAHULUAN
Protein berasal dari yunani yaitu proteos yang berarti yang utama dan
yang didahulukan.Protein merupakan polimer panjang gabungan dari asam-
asam amino yang bergabung melalui ikatan peptida. Komposisi rata-rata
unsur kimia yang terdapat dalam protein adalah karbon 55%,Hidrogen
7%.Oksigen 23%, Nitrogen 16%, sulfur 1% dan kurang dari 1%
fosfor.Molekul protein berasal dari satuan-satuan dasar kimia yaitu asam
1
amino.Dalam molekul protein asam-asam amino ini saling berhubung-
hubungan dengan suatu ikatan yang disebut ikatan peptida(CONH).Satu
molekul protein dapat terdiri dari 12 sampai 18 macam asam amino dan
dapat mencapai jumlah ratusan asam amino( Sumbono, 2016: 87 ).
Uji kualitatif protein yang dilakukan dengan metode biuret bertujuan
untuk mengetahui adanya ikatan peptida,dimana protein bereaksi dengan
NaOH dan CuSO4 yang ditandai dengan terbentuknya warna biru
lembayung sampai ungu.Setelah identifikasi protein pada sampel telur,
tahap selanjutnya adalah penetaan kadar menggunakan metode kjeldahl.
Prinsif dari metode ini adalah oksidasi senyawa organik oleh asam sulfat
untuk membentuk CO2 dan H2O serta pelepasan nitrogen dalam bentuk
ammonia yaitu penentuan protein berdasarkan jumlah nitrogen.Secara
umum metode kjeldahl ada tiga tahap kerja yaitu tahap destruksi, tahap
distilasi dan tahap titrasi(Dwi dkk, 2016: 147).
Dalam hal protein kandungan gizi telur ayam, telur bebek dan telur
puyuh relatif hampir sama namun telur bebek mengandung lemak lebih
tinggi 114,3 gr.Berdasarkan kandungan gizinya, tampaknya porsi satu butir
telur ayam lebih pas untuk anak- anak dari pada satu butir telur
bebek.Umumnya, rata-rata berat telur ayam per butir adalah 60 gr ,telur
puyuh 10 gr dan telur bebek 80 gr.Terkadang anak-anak lebih menyukai
telur puyuh karena bentuknya yang kecil dan kulitnya yang bertotol-totol
menarik. Jangan khwatir jika hal itu terjadi.Anda dapat memberikan enam
butir telur puyuh kepada anak anda,karena jumlah tersebut setara dengan
satu butir telur ayam.Dengan demikian,kebutuhan protein anak dapat
terpenuhi(Khomsan, 2008: 36).
Telur unggas menjadi bahan makanan hewani yang cukup
digemari.Telur unggas merupakan salah satu makanan yang sering
dikonsumsi.Satu telur bebek mentah dengan ukuran besar mengandung 9 gr
protein.18 % dari asupan protein yang dibutuhkan kebanyakan orang setiap
hari.Telur bebek memiliki kandungan vitamin A yang cukup tinggi yang
berguna untuk membantu menjaga kesehatan mata, memerangi radikal
2
bebas, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan menjaga kesehatan gigi dan
tulang(Nurhakim, 2014: 24).
Kandungan unsur gizi dan kalori dalam telur ayam dan itik dapat dilihat
dalam tabel berikut:
12 Vitamin C 0 0 0 0
Jakarata .1992.
3
Berdasarkan komposisi unsur –unsur yang terkandung dalam telur
sebagaimana tersebut diatas,maka telur dapat dikategorikan sebagai bahan
makanan bernilai gizi tinggi(suprapti, 2002: 16-17).
4
a. Ditimbang sebanyak 0,75 gram CuSO4.5H2O dan 3 gram
Natrium Tartrat, kemudian dilarutkannke dalam 250 mL
air.
b. Dimasukkan kedalam labu takar yang berukuran 500 ml,
Setelah keduanya larut sempurna.
c. Dimasukkan sebanyak 150 mL larutan NaOH 10 %
kedalam labu takar sambil dikocok-kocok.
d. Diencerkan larautan tersebut dengan aquades sampai batas
tanda pada labu takar, kemudian dihomogenkan.
2. Pembuatan larutan standard menentukan absorban larutan
standar.
a. Dimasukkan sebanyak 0,5 mg kasein ke dalam tabung
reaksi dan dicampurkan dengan aquades kemudian Larutan
tersebut dipindahkan kedalam kuvet.
b. Dimasukkan kuvet yang telah berisi laruan standar ke
dalam spektofotometer.
c. Dicatat dan diamati nilai absorbansi dari hasil analisis pada
spektofotometer.
d. Langkah a- e diulangi dengan jumlah kasein 1 mg/ml, 1.5
mg/ml, 2 mg/ml, dan 3 mg/ml.
3. Pembuatan larutan sampel dan menentukan nilai absorban
larutan sampel.
a. Ditimbang sebanyak 1 gram putih telur bebek dengan
neraca analitik dan dimasukkan ke dalam gelas kimia.
b. Ditambahkan 100 mL aquades ke dalam gelas kimia
sampai sampel larut sempurna.
c. Diambil dan dimasukkan sebanyak 1 mL larutan sampel
kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 mL reagen
biuret.
d. Dimasukkan kuvet yang berisi larutan sampel kedalam
spektofotometer.
5
e. Dicatat dan diamati nilai absorbansi dari hasil analisis.
1. Hasil
a. Tabel hasil pengamatan
1. Adsorbansi kasein standar
Adsorbansi
No Konsentrasi (x) Adsorbansi
sebenarnya (y)
1. Blanko 0.125 0
2. 0.5 mg/mL 0.203 0.078
3. 1 mg/mL 0.264 0.139
4. 1.5 mg/mL 0.323 0.198
5. 2 mg/mL 0.380 0.255
6. 3 mg/mL 0.484 0.359
2. Protein dalam sampel
Adsorbansi
No Sampel Adsorbansi
sebenarnya (y)
1. Blanko 0.125 0
2. Putih telur bebek 0.296 0.171
b. Perhitungan
6
1. Volume larutan standar
Pembuatan 10 mL kasein 0.5 mg/mL
N1 x V1 = N2 x V2
3.0 mg/mL x V1 = 0.5 mg/mL x 10 mL
5 mg
V1 = 3.0 mg/mL
V1 = 1.67 mL
Pembuatan 10 mL kasein 1 mg/mL
N1 x V1 = N2 x V2
3.0 mg/mL x V1 = 1 mg/mL x 10 mL
10 mg
V1 = 3.0 mg/mL
V1 = 3.33 mL
Pembuatan 10 mL kasein 1.5 mg/mL
N1 x V1 = N2 x V2
3.0 mg/mL x V1 = 1.5 mg/mL x 10 mL
15 mg
V1 =
3.0 mg/mL
V1 = 5 mL
Pembuatan 10 mL kasein 2 mg/mL
N1 x V1 = N2 x V2
3.0 mg/mL x V1 = 2 mg/mL x 10 mL
20 mg
V1 = 3.0 mg/mL
V1 = 6.67 mL
2. Kadar protein dalamsampel
Persamaan regresi linear: y = 0.1123x + 0.0261
Kadar protein dalam 1 mL sampel (x1)
Y = 0.1123x1 + 0.0261
0.171 = 0.1123x1 + 0.0261
0.171 – 0.0261 = 0.1123x1
0.1449 = 0.1123x1
0.1449
x1 = 0.1123
7
x1 = 1.29 mg/mL
Kadar protein dalam 100 mL sampel (x2)
x2 = 1.29 mg/mL x 100 mL
= 129 mg
= 0.129 gram
Kadar protein dalam 100 gram bahan (x3)
x3 = 0.129 gram x 100 gram
= 12.9 gram
0.198
0.2
0.139 C
0.15
0.078 Linear (C)
0.1
0.05
0
0 1 2 3 4
Konsentrasi mg/mL
8
Energi(kkal) 158 143 185
Kalsium(mg) 64 53 64
Magnesium(mg) 13 12 17
9
Vitamin B6(mg) 0,143 0,143 0,250
Sumber:USDA(2007)
Dari tabel diatas juga dapat dibaca bahwa telur bebek mempunyai zat
gizi yang lebih baik jika dibandingkan dengan telur puyuh dan telur
ayam,namun kandungan protein dalam telur puyuh lebih besar sedikit dari
telur bebek dimana kandungan protein dalam telur puyuh yaitu sebesar
13,05 gr sedangkan dalam telur bebek 12,81 gram berdasarkan tabel diatas
sedangkan berdasarkan pratikum sebesar 12,9 gr dalam 100 gr
bahan.Berdasarkan hasil pratikum diperoleh nilai absorban yang diukur
dengan alat berupa spektrofotometer setelah menggunakan sampel yaitu
pada konsentrasi 0,5 mg/ml diperoleh absorban 0,203,konsentrasi 1 mg/ml
diperoleh absorban 0,264 , konsentrasi 1,5 mg/ml diperoleh absorban 0,323,
pada konsentrasi 2 mg/ml diperoleh 0,38 dan konsentrasi 3 mg/ml diperoleh
absorban 0,484. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi
konsentrasi maka semakin tinggi nilai absorban. Jika nilai absorban tinggi
10
maka semakin pekat warna larutan yang diamati oleh spektrofotometer.
Semakin pekat warna ungu maka semakin tinggi kadar protein.Setelah
ditambahkan reagen biuret pada sampel putih telur bebek dan di encerkan
dengan 100 ml aquades diperoleh nilai Absorban 0,209.Setelah dilakukan
perhitungan didapatkan kadar protein pada 1 gram putih telur bebek sebesar
0,129 mg/ml atau setara dengan 12,9 gram per 100 gr bahan . Sedangkan
pada literatur diperoleh kadar protein dalam 1 gram putih telur sebesar
12.81 per 100 gr bahan. Sehingga kadar protein pada putih telur bebek pada
praktikum ini hampir sama dengan literatur dengan selisih hasil sebesar
0,09.
F. SIMPULAN
Berdasarkan pratikum dapat disimpulkan bahwa analisa kuantitatif
kadar protein dapat dilakukan dengan metode biuret.Metode biuret
bertujuan untuk mengetahui ikatan peptida pada protein, dimana hasil
positifnya ditandai dengan terbentuknya warna ungu pada larutan .Dari hasil
pratikum diproleh kandungan protein dalam sampel putih telur bebek dalam
100 gr bahan 12,9 gram hampir sesuai dengan literatur yaitu 12,81 gram.
telur bebek mempunyai zat gizi yang lebih baik jika dibandingkan dengan
telur puyuh dan telur ayam,namun kandungan protein dalam telur puyuh
lebih besar sedikit dari telur bebek dimana kandungan protein dalam telur
puyuh yaitu sebesar 13,05 gr sedangkan dalam telur bebek 12,81 gram.
11
DAFTAR PUSTAKA
Khomsan, A., dan Faesal, A. 2008. Sehat itu mudah. Jakarta: Hikmah.
Beku.Jakarta: Kanisius.
12