Anda di halaman 1dari 5

NOTULEN

Acara : SMD kelurahan Balearjosari


Hari/ Tanggal : Senin / 18 Desember 2017
Waktu : Jam 09.00 -12.15 WIB
Agenda : FGD tentang SMD
Pemimpin rapat :
Pembawa Acara : Bu list (koordinator kader kesehatan RW I)
Notulen : - kader kesehatan
- Ketua TP PKK kelurahan
- RW
Jumlah.... orang

Kegiatan Rapat
1. Kata Pembukaan
a. sambutan ketua kelsi
b. sambutan ketua TP PKK
c. sambutan kepala puskesmas
d. doa
- Sambutan dari wakil kelsi: berkumpulnya kegiatan pada hari ini untuk menyelesaikan
sekaligus menggali permasalahan
- Sambutan bu Betari (ketua TP PKK): kegiatan ini bertujuan untuk evaluasi dari kegiatan
yang sudah berjalan di masyarakat, sehingga dalam acara ini dapat dibahas semua masalah/
kendala yang ada di masyarakat sehingga bisa diselesaikan secara bersama.
- Sambutan bu Kunti (kapus Polowijen): SMD merupakan bagian dari kelurahan siaga,
Dasarnya adalah masalah kesehatan bisa diatasi oleh masyarakat sendiri, karena dipengaruhi
oleh perilaku dan pengetahuan masyarakat sendiri dan puskesmas sebagai fasilitas seperti
posyandu, poksila, pospindu/ kegiatan masyarakat yang mau, sadar dan mampu mengatasi
masalahnya sendiri. Yaitu dengan mengumpulkan masalah-masalah yang ada di masyarakat
dan menggunakan potensi. Potensi yang ada di masyarakat untuk mengatasi permasalahan
terkait kesehatan yang dirumuskan untuk di prioritaskan, di bahas di MMD/MMK yang
hasilnya akan dibawa ke Mustembang.
Dari PHBS ada 10 indikator, pot pt dari kesehatan ibu dan anak, kesehatan lingkungan , gizi,
dan bi8sa digali beberapa masalah yang ada di masyarakat untuk didiskusikan secara
bersama-sama.
- Doa dipimpin oleh bu Agustiningsih: untuk memulai acara dilakukan doa agar kegiatan
berjalan dengan lancar.
2. Pembahasan / Diskusi
Dipimpin oleh pak Didik sebagai pemimpin kelsi.
Dari masing-masing wilayah melaporkan permasalahan dari masing-masing RW yaitu
RW 1 sampai RW 6.
1. RW I (bu yayuk / bu sri rahayu)
Yang jadi masalah adalah sebagai kesehatan lingkungan, ada 1 keluarga yang
memiliki jamban, akan tetapi masih BAB di sungai. Banyak juga yang memelihara
ternak burung didalam rumah.
2. RW V (bu Jahariyah)
Di lokasi dekat sumber air di buat pembuangan puing-puing bangunan dan
masyarakat yang memiliki jamban hanya 20 KK. Ada jamban komunal tetapi
sambungan tidak bisa menyalur.
3. RW II (bu Nunuk)
Kerangnya penghijauan terutama di RT 6 sehingga bisa ditanami tanaman TOGA.
Masalah air bersih kurang karena masih ada warga yang buang air di sungai, dan
buang pempers di sungai. Penderita DM masih banyak.
4. RW II (bu Faisah)
Disekitar RW II sendiri sudah memiliki jamban, tetapi BAB masih ada yang di
sungai. Sampah juga rutin diambil oleh petugas, tetapi masih saja ada yang buang
sampah disungai. Termasuk juga ada mitos yang buang sampah di tempat sampah
nanti anaknya akan gatal-gatal. Kerja bakti juga sudah dilaksanakan akan tetapi tidak
rutin, yaitu hanya pada tempat tertentu.
5. RW III (bu Ahmad / bu Juliati)
Diwilayah RT 1 aliran got menggenang tidak bisa lancar adan selokan penuh sampah.
Pengambilan sampah tidak rutin sehingga sampah menumpuk. Untuk taman posyandu
tidak sesuai dengan kriteria yaitu tempat / lokasi masih menumpang di rumah warga.
Diwilayah RT 3 ada lahan sebenernya yang bisa dibangun untuk taman posyandu.
Tentang jamban, sudah ada tapi masih buang sampah disungai, BAB disungai.
Sehingga perlu penyuluhan tentang kesehatan lingkungan terkait BAB sembarangan
yang dilakukan secara langsung ke warga masyarakat (selain kader yang yang
memberi penyuluhan). Posyandu belum dimanfaatkan secara maksimal, jadi waktu
posyandu masih perlu dioprak-oprak terlebih dahulu.
6. RW III (bu Lina)
Jamban sudah punya, tetapi masih banyak warga yang BAB di sungai. Disini ada
penderita paru (TBC) juga ada dan miskin untuk berobat. Sudah ada pendekatan tetapi
keluarga juga belum periksa dan mereka juga menjual makanan, jadi diharapkan
mereka bisa periksa dan diberikan pengetahuan tentang TBC
Nama : Pak kardi, menantu pak kardi
RT :1
7. RW III (pak Didik)
Sebelah timur walaupun sudah ada MCK tetapi masih buang air disungai.
Pemenfaatan posyandu juga belum maksimal.
8. RW IV (bu Siswati)
- kurangnya pemanfaatan penimbangan posyandukarena rata-rata bekerja dan diasuh
oleh ART.. pada saat dikunjungi, balita tidur. Sarana prasarana masih kurangterutama
timbang bayi.
-Toga kurang maksimal.lahan sudah ada tapi kader masih belum pernah dilatih. Untuk
pengangkatan sampah, petugas hanya mau sampah dapur saja, selain itu tidak mau
mengangkut.
- perokok juga banyak, terutama perokok didalam rumah.
- Ada balita yang berat badan terus turun, dinasehati sudah, tetapi orang tua
tersinggung.
Putra dari pak Harianto (keterbelakangan mental) orang tua sudah tua sehingga tidak
terawat.
9. Dari RW VI (bu Agustiningsih)
- masih ada 2 kk yang belum punya jamban karena masih menggunakan sungai.
- banyak anak yang merokok , sehingga butuh sosialisasi tentang merokok.
- ada 1 orang yang menderi komplikasi dan i orang menderita depresi (keluarga
menutupi) dan warga terasa terancam.
- banyak sarang nyamuk di kebun-kebun bahkan sudah kerja bakti. Namun kerja
baktinya kurang maksimal serta ada gangguan ular masuk kerumah dan plavon.
- balita ad yang kembar, produksi ASI ibu kurang sehingga butuh sosialisasi tentang
ASI.
- warga belum punya balai Rw sehingga butuh tempat menampung. Sebenernya ada
tanah yang dihibahkan untuk kegiatan warga, tetapi belum dilaksanakan pengurusan.
- lansia membutuhkan alat timbang, dan tensi meter (sementara bergantian
meminjam).
10. RW VII (bu Wuwun)
- wilayah RT 3 ada sebagian keluarga dengan lingkungan yang banyak barang bekas
untuk tempat nyamuk.
- lansia ada yang sudah tidak bisa melihat dan tinggal sendiri.
11. RW VII (bu Rahayu efendi)
- rumah yang banyak jentiknya adalah rumah rata-rata lansia (RT 1/ RT 3)
- masalah gizi ibu balita, sering memberikan anaknya bakso, karena anak sulit makan.
Mohon bantuan untuk penyusunan menu makan balita.
- untuki lansia yang sakit strok,/ petugas diharapkan untuk mengunjungi rumah warga
guna untuk memantau tensi dan obat.
- Pos paud sudah berdekatan dengan RW I, tanaman ( taman posyandu di RW VII),
tetapi pos pendaya bisa masuk di Nurul Huda.
12. ketua Kelsi (Pak didik)
Kebutuhan sarana dan prasarana untuk posyandu diusulkan sehingga bisa di ajukan ke
MMD untuk dibawa ke musranbang, kebutuhan - kebutuhan posyandu diusulkan
karena LPMK tidak boleh menerima dana hibah karena harus berbadan hukum.
3. Kesimpulan
Oleh bu Kunti (kapus Polowijen)
a. Hasil dari diskusi yang menonjol adalah tentang kesehatan dan kebersihan
lingkungan, pembuangan sampah, MCK di sungai, merokok didalam rumah.
Puskesmas akan memfasilitasi untuk penyuluhan, tetapi untuk mobilisasi /
penggerakan dilakukan oleh warga dan diharapkan pak lurah dan ketua kelsi bisa
membuat jadwal.
b. Untuk jamban bisa diusulkan tentang jumlah KK yang punya jamban sehat dan
beberapa orang yang belum punya jamban sehat. Untuk jamban komunal di RW
2, RW 1, RW 3 untuk Ipalnya bisa dikomunikasikan ke petugas kesling.

5. penutup
Kegiatan survey mawas diri kelurahan Polowijen ditutup oleh Sukaning Rahadjeng,
S,ST selaku pembawa acara pada pukul 12.00 WIB. Kesimpulannya yaitu masalah
prioritas warga yaitu belum tersedianya jamban sehat di beberapa RW. Oleh karena itu
diharapkan peran serta masyarakat, kader, dan tokoh masyarakat untuk segera melakukan
pendataan dan hal ini bisa diusulkan di Musrenbang. Dengan terlaksananya pertemuan ini
diharapkan terjadi sinergi dan gotong royong dalam upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat khususnya warga Kelurahan Polowijen.

Malang, 20 Desember 2017


Penanggungjawab wilayah
Kelurahan Polowijen
Puskesmas Polowijen

Nanni Khoirul H, AMd.Keb


NIP.19870828 200903 2 003

Anda mungkin juga menyukai