Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara penghasil buahan tropis, beberapa


diantaranya mangga, manggis, sawo, dan pisang. Buahan tersebut banyak diminati
oleh masyarakat lokal maupun internasional. Sawo (Manilkara zapota L.) van
Royen) merupakan buah yang cukup diminati karena rasanya yang manis.
Tanaman sawo telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini sering
ditanam sebagai tanaman pekarangan, tanaman pelindung dan penahan erosi.
Buah sawo ternyata juga memiliki khasiat sebagai obat diare dan demam.
Sampai saat ini kebanyakan masyarakat belum memelihara tanaman sawo
secara intensif, sehingga produksinya tanaman tidak maksimum. Disamping itu
bibit yang dipakai kebanyakan masih merupakan bibit asal biji sehingga
memerlukan waktu lama dalam menghasilkan buah. Untuk mendapatkan tanaman
yang berbuah lebih cepat daripada tanaman yang berasal dari biji dan buah yang
dihasilkan serupa buah dari tanaman induknya, perbanyakan vegetatif melalui
cangkok merupakan salah satu alternatif. Mencangkok merupakan salah satu
teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang pohon
induk dan dibungkus media tanam untuk merangsang terbentuknya akar. Teknik
ini sudah lama dikenal oleh petani. Pada cara mencangkok akar tumbuh ketika
cabang yang dicangkoknya masih berada di pohon induk.
Keberhasilan pencangkokan tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain umur dan ukuran batang, sifat media tanaman, suhu, kelembaban, air,
dan ZPT. Makin besar diameter batang, akar yang terbentuk juga lebih banyak,
hal ini karena permukaan bidang perakaran yang lebih luas. Umur batang
sebaiknya tidak terlalu tua (berwarna coklat/coklat muda) (Kuswandi, 2013).
Keberhasilan pencangkokan tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain umur dan ukuran batang, sifat media tanaman, suhu, kelembaban, air,
dan ZPT. Makin besar diameter batang, akar yang terbentuk juga lebih banyak,

1
hal ini karena permukaan bidang perakaran yang lebih luas. Umur batang
sebaiknya tidak terlalu tua (berwarna coklat/coklat muda) (Kuswandi, 2013).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pencangkokan?


2. bagaimana cara mencangkok?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari pencangkokan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu pencangkokan


2. Untuk mengetahui cara pencangkokan
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pencangkokan

2
II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cangkok

Mencangkok adalah teknik perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan


atau pengeratan cabang pohon induk dan dibungkus media tanam untuk
merangsang terbentuknya akar. Teknik ini relatif sudah lama dikenal oleh petani
dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada cara mencangkok akar
tumbuh ketika masih berada dipohon induk (Prastowo, 2006).
Cangkok adalah proses perbanyakan tanaman dengan cara melukai cabang
tanaman dan menutupnya dengan media cangkok, kemudian dari luka tersebut
muncul akar (Ambarwati, 2007).
Tujuan mencangkok adalah untuk menumbuhkan akar pada cabang
tanaman induk dengan cara melukai cabang dan menghilangkan kambium pada
cabang tanaman tersebut. Penghilangan kambium berarti memutus hubungan
jaringan vaskular yang akan menciptakan fenomena bahwa zat-zat makanan
(fotosintat) berasal dari bagian atas cabang yang disayat akan menumpuk pada
tepi sayatan bagian atas dengan kata lain fotosintat tidak dapat diteruskan ke
bagian bawah dari sayatan. Akibat penumpukan tersebut maka kulit cabang di
bagian atas sayatan akan membengkak karena terjadi pembelahan sel yang cepat.
Pada bagian tersebut kemudian terjadi differensiasi sel-sel yang merupakan
tempat inisiasi akar (Santoso 2012).

2.2 Pencangkokan Tannaman Sawo

Mencangkok sawo memerlukan waktu cukup lama untuk menumbuhkan


akar dikarenakan adanya getah pada batang sawo. Sunarjono (2008) menyatakan
batang sawo berwarna coklat dan menghasilkan getah. Menurut Prameswari
(2014), pertumbuhan akar cangkok pada tanaman sawo membutuhkan waktu yang
lama yaitu sekitar 6-8 bulan. Janos et al (2001) menyatakan, setelah bibit cangkok
dipotong dari tanaman sumber, bibit cangkok umumnya ditempatkan dalam pot

3
dengan media tanah selama beberapa bulan untuk memungkinkan perkembangan
akar halus dari akar adventif kasar.
Proses pembentukan akar dapat dibedakan menjadi dua tahap, yaitu tahap
inisiasi yang merupakan proses awal pembentukan ditandai dengan adanya
pembelahan sel dan dilanjutkan dengan proses diferensiasi sel-sel tertentu menjadi
organ-organ calon akar. Tahap kedua adalah tahap pertumbuhan akar
(Mangoendidjojo 2003). Akar cangkokan yang telah tumbuh akan menyerap air
dari media cangkok, sehingga lama-kelamaan media cangkok akan mengering.
Penyiraman menggunakan semprotan atau penyuntikan air ke dalam cangkokan
dapat dilakukan untuk menjaga kelembaban media (AAK 1991).
Kriteria batang cangkok yang siap untuk diambil/ dipotong dapat dilihat
dari pertumbuhan akarnya. Pertumbuhan akar cangkokan tiap tanaman berbeda
beda. Tanaman mangga dalam waktu 2-3 bulan cangkokan sudah berakar dan
dapat dipotong untuk selanjutnya ditanam (BBPP Lembang 2011). Pada tanaman
jeruk, dua minggu setelah pencangkokan ujung-ujung akar mulai keluar dari sabut
dan empat minggu kemudian cangkokan sudah dapat dipotong (Noor 2007).
Mencangkok jambu biji memerlukan waktu sekitar umur 2-3 bulan untuk
pertumbuhan akarnya, dan bisa dipotong dan dipindahkan ke polibag (Balitbu
2013). Ciri cangkokan yang siap dipotong adalah bila akar cangkokan sudah
berwarna kecoklatan (Parimin 2008).
Pemotongan bibit cangkok sebaiknya memperhatikan cabang cangkok.
Cabang cangkok yang mempunyai akar terlalu banyak dan tua serta terlihat saling
tumpang tindih ternyata malah kurang baik. Pemotongan yang ideal justru saat
pertumbuhan akar masih sedikit namun sudah terlihat mulai menembus batas
media, kondisi ini menunjukkan akar sedang aktif (Distan TPH KalSel 2014).

2.3 Media Cangkok dan Media Tanam

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyiapan media diantaranya adalah


mudah merembeskan air yang berlebihan, namun juga dapat menahan air untuk
tanaman. Media tidak mengandung sumber (wabah) hama dan penyakit yang bisa
menular pada tanah. Bahan-bahan diutamakan yang berbobot ringan agar

4
memudahkan pemindahan pot. Media cukup subur gembur, dan mengandung
unsur hara yang cukup (Rukmana 1997).
Media cangkok dapat berupa campuran tanah dan pupuk kandang (1:1)
(Kuswandi 2013). Pupuk kandang merupakan hasil dekomposisi kotoran hewan
ternak seperti ayam, itik, puyuh, kambing, sapi. Sebelum digunakan, pupuk
kandang harus sudah matang. Cirinya tidak berbau amoniak atau bau lain, tidak
lembek atau becek, dan tidak berserat. Pupuk kandang sangat bagus untuk media
cangkok karena ringan dan kaya unsur hara (Wijaya dan Budiana 2014).
Perlakuan pada pembibitan tanaman berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup suatu tanaman. Salah satu cara untuk mendapatkan bibit yang baik yaitu
persemaian pada media yang cocok sehingga diperoleh bibit sehat dengan
pertumbuhan optimal. Penggunaan bahan organik dicampur dengan tanah dengan
perbandingan tertentu diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan bibit (Anisa
2011). Bahan organik merupakan bahan yang umum digunakan sebagai campuran
tanah dalam membuat suatu media tanam di tingkat pembibitan. Fungsi bahan
organik selain dapat menambah unsur hara juga berperan dalam perbaikan
struktur dan aerasi tanah sehingga dapat memudahkan dalam penetrasi akar
(Wardiana dan Herman 2009).
Penanaman hasil cangkok dapat menggunakan media berupa campuran
tanah dengan pupuk kandang atau kompos. Kompos merupakan hasil perombakan
bahan organik oleh mikroba dengan hasil akhir adalah kompos. Kompos memiliki
kandungan C-organik, N, P, K, Mg, dan Ca yang cukup tinggi (Surtinah 2013).

2.4 Cara Mencangkok Pohon Sawo

Alat yang digunakan dalam pencangkokan yaitu pisau yang tajam, plastic
pembungkus, paku, tali raffia dan tang. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
bawang putih, media tanah yang sudah dicampur pupuk kandang dan plastic
Dalam proses pencangkokan langkah pertama yang harus dilakukan yaitu
menyayat kulit sekeliling fahan dan menggunakan tang sampai terlihat bagian
kayunya, sepanjang 5 cm disekeliling lingkaran cabang kalau menggunakan pisau
untuk membuka kulitnya maka waktu mencangkok membutuhkan waktu lambat

5
kerjanya. Kedua bersihkan lender (kambium) permukaan kayu menggunakan kain
dengan cara di lap, setelah di lap ZPT di oleskan di sayatan untuk merangsang
pertumbuhsn akar, bisa menggunakan bawang putih. Ketiga bungkusan tanah
tersebut dilubangi dengan paku pada bagian bawah. Dan terakhir dahan sawo
yang sudah dicangkok tidak perlu disira, karena plastic medianya akan menguap
pada malam hari dan akan melembab apabila (akar sudah tumbuh banyak), potong
batang dibagian bawah akar dengan gergaji, kemudian pindahkan hasil cangkokan
kedalam polibag.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan pencangkokan antara lain :
a. Pencangkokan sebaiknya dilakukan pada musim hujan sehingga akan
membantu dalam menjaga kelembaban media sampai berakar.
b. Pengambilan cangkok dilakukan setelah cangkok berumur 2 - 3 bulan.
Pemotongan cangkok menggunakan gergaji kemudian diturunkan secara hati-hati.
Cangkok yang terlalu panjang dipotong sebagian dan daunnya
dikurangi untuk mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar.
c. Cangkok yang telah dipisahkan dari pohon induknya segera ditanam
(aklimatisasi) pada media campuran tanah dengan kompos/pupuk kandang (3:1).
Kegiatan ini dilakukan di persemaian yang diberi naungan dengan intensitas
cahaya lebih dari 50%. Pemeliharaan cangkok di persemaian dilakukan sampai
bibit siap ditanam di lapangan. Biasanya setelah 3 bulan cangkok telah memiliki
perakaran yanag kompak dan siap dipindahkan ke lapangan.
d. Pembuatan cangkok pada satu pohon tidak bisa dilakukan dalam jumlah
banyak, karena akan mengganggu atau merusak pohon tersebut.

2.5 Faktor yang mempengaruhi Pencangkokan

ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam mencangkok pohon


sawo diantaranya adalah
1. Faktor media, kondisi media meliputi ketersediaan unsur hara penunjang
pertumbuhan akar, kelarutan zat hara, pH, tekstur, jumlah bahan organik.
2. Faktor cahaya matahari, diperlukan tumbuhan untuk proses fotosintesis yang
hasilnya ditransmisikan ke seluruh jaringan melalui floem.

6
3. Fotosintesis, proses fotosintesis dapat pula mempengaruhi perkembangan akar.
4. Cuaca (Curah hujan) dan kelembaban yang sesuai.
5. Teknik pencangkokan, pada batang yang dicangkok dihilangkan floemnya
menyebabkan zat-zat hasil fotosintesis tidak dapat sampai ke perakaran tetapi
terkumpul pada bagian atas cangkok, cadangan makanan tersebut digunakan
tanaman untuk pertumbuhan akarnya Sesuai dengan hasil pengamatan praktikum
berhasil dalam proses pencangkokan.

2.6 Keuntungan dan kerugian Dari Mencangkok

Ada beberapa keuntungan dari mencangkok.diantaranya,


1. Tanaman cepat berbuah
Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan
tumbuhan yang ditanam dari biji. Karena tanaman hasil cangkokan kita dapatkan
dari pohon induk yang pernah berbuah, jadi akan cepat untuk berbuah.
2. tumbuhan memiliki sifat yang sama dengan tumbuhan induknya
Tumbuhan yang dicangkok memiliki sifat yang sama dengan induknya.
Jadi jika anda ingin memiliki tanaman yang sama dengan tanaman induknya, hasil
buahnya juga sama, rasa buahnya juga sama, maka mencangkok adalah salah satu
alternatifnya.
3. Tingkat keberhasilannya lebih tinggi
Jika anda memilij menanam hasil cangkokan, makan dapat dipastikan akan
cepat berhasil dalam melakakukan pembudidayaan, karena pada proses
mencangkok akar akan tumbuh ketika masih berada di pohon induk.
4. Tanaman hasil cangkok tdak terlalu tinggi
Tanaman hasil cangkokan biasanya akan rendah disbanding tanaman yang
bukan hasil cangkokan. Meskipun masih sangat rendah, tanaman hasil cangkokan
ini juga bisa berbuah lebat. Jadi ankan membuat tanaman semakin indah dan
menarik

7
5. Hasil produksi yang bagus
Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman
induknya. Dan Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air
tanahnya tinggi atau di pematang kolam ikan.
Namaun disamping ada manfaat dari mencangkok tanaman, pasti adajuga
kelemahan atau kekurangannya. Adapun kekurangan dari mencangkok antara lain
sebagai berikut.
Kerugian Dari Mencangkok
1. Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering.
2. Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar tunggang.
3. Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang dipotong.
4. Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa batang saja,
sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar tidak bisa dilakukan dengan
cara ini.

8
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bagian pembahasan, dapat


disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Cangkok adalah proses perbanyakan tanaman dengan cara melukai cabang
tanaman dan menutupnya dengan media cangkok, kemudian dari luka tersebut
muncul akar. Dimana Tujuan mencangkok yaitu untuk menumbuhkan akar
pada cabang tanaman induk dengan cara melukai cabang dan menghilangkan
kambium pada cabang tanaman tersebut.
2. Ciri-ciri tanaman yang dicangkok akan siap dipotong apabila akar cangkokan
sudah berwarna kecoklatan. Dan Penanaman hasil cangkok dapat
menggunakan media berupa campuran tanah dengan pupuk kandang atau
kompos.
3. Adapun keuntungan dari pencangkokan yaitu Tanaman cepat berbuah, Tingkat
keberhasilannya lebih tinggi, tumbuhan memiliki sifat yang sama dengan
tumbuhan induknya, Tanaman hasil cangkok tidak terlalu tinggi dan Hasil
produksi yang bagus.
4. Adapun kekrangan dari pencangkokan yaitu tidak tahan kekeringan, mudah
roboh, tanaman induknya bisa rusak, dan tidak dapat mencangkok semua
bagian batang tanaman induknya

3.2 Saran

Dalam proses pencangkokan harus diperhatikan tanaman dan media yang


digunakan, karena media merupakan factor yang sangat mendukung dalam
proses pencangkokan.

Anda mungkin juga menyukai