Pendahuluan
Perencanaan Pendahuluan
Perencanaan pendahuluan bendung mencakup :
1. Penentuan lokasi bendung.
2. Pemilihan type bendung.
Analisa Hidrologi
Analisa Hidrologi yang diperlukan dalam perencanaan bendung ini adalah
besarnya debit maksimum yang dapat melewati bendung. Besarnya debit ini harus
dihitung sebaik – baiknya, karena kalau perkiraan besarnya debit maksimum ini lebih
rendah dari yang terjadi kemudian, maka kemungkinan runtuhnya bangunan akan
sangat mungkin terjadi. Sebaliknya kalau perkiraan besarnya debit maksimum ini
terlalu besar, maka bangunan bendung yang harus dibangun juga cukup besar,
sehingga memerlukan biaya yang cukup mahal. Perkiraan besarnya debit maksimum
atau debit banjir rencana dihitung berdasarkan data pengamatan debit sungai yang
dilakukan pada periode yang cukup lama. Namun data tersebut tidak selamanya ada
sehingga perkiraan debit tersebut didasarkan pada perkiraan besarnya curah hujan
yang mungkin terjadi. Baik perkiraan debit berdasar data pengamatan debit maupun
berdasar data curah hujan, besarnya debit maksimum atau curah hujan maksimum
dihitung berdasar prinsip statistik, dengan probabilitas atau periode ulang tertentu.
Semakin tinggi probabilitasnya, semakin kecil resiko keruntuhan bangunan namun
bendung yang perlu dibangun akan cukup besar. Karena itu perhitungan perkiraan
debit banjir rencana menjadi penting, baik menggunakan data pengamatan debit
maupun data curah hujan.
Kriteria umum pemilihan lokasi bendung menurut Direktorat Irigasi Ditjen Pengairan
adalah :
(a) Bendung akan dibangun di ruas sungai yang stabil dengan lebar yang hampir
sama dengan lebar normal sungai; jika sungai mengangkut terutama sedimen
halus, maka pengambilan harus dibuat diujung tikungan luar yang stabil; jika
sungai mengangkut terutama bongkah dan kerikil, maka bendung sebaiknya
dibangun di ruas lurus sungai.
(b) Sawah tertinggi yang akan diairi dan lokasinya.
(c) Lokasi bendung harus sedemikian rupa sehingga trase saluran primer bisa dibuat
sederhana dan ekonomis.
(d) Beda tinggi energi diatas bendung dibatasi sampai 6 meter.
(e) Topografi pada lokasi bendung yang diusulkan; lebar sungai.
(f) Kondisi geologi dari subbase untuk keperluan pondasi.
(g) Metoda pelaksanaan (diluar sungai atau di sungai).
(h) Angkutan sedimen oleh sungai.
(i) Panjang dan tinggi tanggul banjir.
(j) Mudah dicapai.
Data Hidrologi
Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa data hidrologi sangat diperlukan
dalam perencanaan dimensi bangunan-bangunan air. Data hidrologi ini diperoleh dari
analisa hidrologi.
Pada tugas ini telah ditentukan data hidrologi sebagai berikut :
Debit banjir = 20 m3/dtk
Debit normal = 200 ltr/dtk
Debit minimum = 10 ltr/dtk
Analisa Hidrolis
I1 + I2 + I3 + I4 + I5 + I6 + I7 + I8
I Rata – Rata = 8
0,03015
= = 0,00377
8
Chezy : V = C . ( R . I )1/2
87
C
Bazin : M
(1 1 )
R 2
Dimana :
R = A/P dan Q = V.A
Q = Debit rencana (m3/detik)
V = Kecepatan aliaran rata - rata (m/detik)
C = Faktor ketahanan aliran
I = Kemiringan sungai
R = Jari – jari hidrolis (m)
A = Luas penampang basah (m2)
P = Keliling basah penampang (m)
M = Koefisien kekerasan Bazin, ( untuk tanah basah 1,3-1,75 )
diambil m = 1,3
Dengan :
b = Lebar dasar saluran sungai, dengan diasumsikan lebarnya sebesar 8 m.
Z = Kemiringan dinding saluran = 2.
y = Tinggi air disaluran hilir bendung.
Maka didapat :
1
y
Z
Untuk mendapatkan nilai y digunakan cara “Trial & Error” , berdasarkan rumus –
rumus sebagai berikut :
Keliling basah penampang ( P ) : b + 2y . ( 1 + Z2 )1/2
Luas penampang basah ( A ) : ( b + 2y ) . y
Jari – jari hidrolis ( R ) : A/P
Faktor ketahanan aliran ( C ) : 87 / { 1 + ( m / R1/2) }
nilai m = 1,3 ( tanah biasa )
Kecepatan aliran rata – rata ( V ) : C . ( R . I )1/2
Untuk mencari y digunakan cara “Trial & Error” sehingga didapat harga y yang
menghasilkan Qd = 20 m3/detik.