Anda di halaman 1dari 9

Tugas Terstruktur Irigasai Dan Bangunan Air II

Pendahuluan

Pembahasan yang akan dilakukan dalam pembahasan dalam tugas “ Irigasi


dan Bangunan Air II ” adalah perencanaan bendungan pembagi atau bendung (weir).
Bendung yang dibahas adalah bendung sederhana, yaitu bendung yang umum
digunakan untuk irigasi sesuai dengan Standar Perencanaan Irigasi dari Direktorat
Irigasi Ditjen Pengairan.
Walaupun langkah – langkah perencanaan yang dibahas dalam tugas ini
mungkin saja dapat diterapkan untuk bendungan yang lain, namun pembahasan
perencanaan dalam tulisan ini tetap ditujukan untuk bendung ukuran kecil sampai
sedang.

Perencanaan Pendahuluan
Perencanaan pendahuluan bendung mencakup :
1. Penentuan lokasi bendung.
2. Pemilihan type bendung.

Analisa Hidrologi
Analisa Hidrologi yang diperlukan dalam perencanaan bendung ini adalah
besarnya debit maksimum yang dapat melewati bendung. Besarnya debit ini harus
dihitung sebaik – baiknya, karena kalau perkiraan besarnya debit maksimum ini lebih
rendah dari yang terjadi kemudian, maka kemungkinan runtuhnya bangunan akan
sangat mungkin terjadi. Sebaliknya kalau perkiraan besarnya debit maksimum ini
terlalu besar, maka bangunan bendung yang harus dibangun juga cukup besar,
sehingga memerlukan biaya yang cukup mahal. Perkiraan besarnya debit maksimum
atau debit banjir rencana dihitung berdasarkan data pengamatan debit sungai yang
dilakukan pada periode yang cukup lama. Namun data tersebut tidak selamanya ada
sehingga perkiraan debit tersebut didasarkan pada perkiraan besarnya curah hujan
yang mungkin terjadi. Baik perkiraan debit berdasar data pengamatan debit maupun
berdasar data curah hujan, besarnya debit maksimum atau curah hujan maksimum
dihitung berdasar prinsip statistik, dengan probabilitas atau periode ulang tertentu.
Semakin tinggi probabilitasnya, semakin kecil resiko keruntuhan bangunan namun
bendung yang perlu dibangun akan cukup besar. Karena itu perhitungan perkiraan
debit banjir rencana menjadi penting, baik menggunakan data pengamatan debit
maupun data curah hujan.

Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura I.1


Tugas Terstruktur Irigasai Dan Bangunan Air II

Perencanaan Hidrolis Bendung


Yang dimaksud dengan perencanaan hidrolis bendung adalah perencanaan
bentuk bendung serta bagian – bagiannya sehingga bentuk tersebut memenuhi
persyaratan hidrolis, antara lain :
(a) Dapat mengalirkan debit yang seharusnya dialirkan.
(b) Membatasi gejala – gejala yang dapat merusak seperti : kavitasi, sedimentasi,
gerusan (scouring), rembesan dan sebagainya.
Perencanaan hidrolis ini mencakup :
1. Penentuan ketinggian mercu.
2. Perencanaan bentuk mercu serta ukurannya.
3. Perhitungan lebar bendung.
4. Perhitungan lengkung debit dihilir bendung.
5. Perencanaan kolam olakan.
6. Perencanaan pintu pembilas dan pembilas sawah.
7. Perencanaan pintu pengambilan.
8. Perhitungan lantai muka.
9. Perencanaan kantong lumpur.
10. Perencanaan sudetan dan lainnya yang diperlukan.

Perencanaan Konstruksi Bendung


Perencanaan konstruksi bendung ini mencakup :
a. Perhitungan stabilitas bendung.
b. Kontrol tebal pelat ruang olak.
c. Perhitungan ukuran pintu.
d. Perencanaan jembatan diatas mercu.
e. Perhitungan konstruksi pilar.
f. Perhitungan tembok penahan tanah.

Pemilihan Lokasi Bendung Dalam Perencanaan Bendung


Pemilihan lokasi bendung, merupakan awal karena bertolak dari pemilihan
lokasi bendung inilah perencanaan jaringan irigasi akan dilakukan. Setelah lokasi
bendung ditetapkan, beberapa penyelidikan yang mengikutinya seperti pemetaan
sungai dan bendung, penyelidikan geologi teknik serta penyelidikan model hidrolis
(kalau diperlukan).
Tidak mustahil setelah dilakukan penyelidikan selanjutnya lokasi bendung
tersebut masih harus dipindah lagi, mengingat :
(a) Ada areal sawah yang belum terjangkau.
(b) Kondisi geologis pada lokasi bendung tidak memungkinkan.
(c) Bentuk alur sungai yang kurang cocok dan sebagainya.

Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura I.2


Tugas Terstruktur Irigasai Dan Bangunan Air II

Kalau penyelidikan berikutnya mendukung penempatan bendung yang


diambil, maka perencanaan bendung dapat dilakukan. Perencanaan itu mencakup
perencanaan hidrolis maupun perencanaan konstruksi bendung.

Kriteria umum pemilihan lokasi bendung menurut Direktorat Irigasi Ditjen Pengairan
adalah :
(a) Bendung akan dibangun di ruas sungai yang stabil dengan lebar yang hampir
sama dengan lebar normal sungai; jika sungai mengangkut terutama sedimen
halus, maka pengambilan harus dibuat diujung tikungan luar yang stabil; jika
sungai mengangkut terutama bongkah dan kerikil, maka bendung sebaiknya
dibangun di ruas lurus sungai.
(b) Sawah tertinggi yang akan diairi dan lokasinya.
(c) Lokasi bendung harus sedemikian rupa sehingga trase saluran primer bisa dibuat
sederhana dan ekonomis.
(d) Beda tinggi energi diatas bendung dibatasi sampai 6 meter.
(e) Topografi pada lokasi bendung yang diusulkan; lebar sungai.
(f) Kondisi geologi dari subbase untuk keperluan pondasi.
(g) Metoda pelaksanaan (diluar sungai atau di sungai).
(h) Angkutan sedimen oleh sungai.
(i) Panjang dan tinggi tanggul banjir.
(j) Mudah dicapai.

Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura I.3


Tugas Terstruktur Irigasai Dan Bangunan Air II

Data Hidrologi

Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa data hidrologi sangat diperlukan
dalam perencanaan dimensi bangunan-bangunan air. Data hidrologi ini diperoleh dari
analisa hidrologi.
Pada tugas ini telah ditentukan data hidrologi sebagai berikut :
 Debit banjir = 20 m3/dtk
 Debit normal = 200 ltr/dtk
 Debit minimum = 10 ltr/dtk

Analisa Hidrolis

A. Pemilihan Lokasi Bendung


Lokasi bendung di sungai terdapat pada peta terlampir. Adapun pertimbangan –
pertimbangan dalam pemilihan lokasi bendung, adalah sebagai berikut :
a. Elevasi sawah tertinggi.
b. Kehilangan tinggi tekan.
c. Diusahakan agar saluran induk tidak melewati daerah yang sulit.
d. Lokasi kantong lumpur ( sediment trap ).
e. Tinggi pembendungan diukur dari dasar sungai sampai elevasi mercu.
f. Liku – liku sungai (sebaiknya pada saluran yang lurus).
g. Keadaan dasar sungai apakah berlumpur, tanah keras/pasir.
h. Keadaan geologi (patahan/retakan).
i. Segi ekonomis ( biaya pembuatan).

Untuk merencanakan bendung harus diperhatikan hal – hal yang dapat


mempengaruhi bendung, khususnya kestabilan bendung terhadap sifat – sifat
alam. Adapun hal – hal yang perlu diperhatikan sebelum penentuan lokasi
bendung adalah :
- Data topografi
- Data struktur tanah.
- Data aliran sungai.
- Dan lain – lain.
Selain itu perlu juga diperhatikan hal – hal atau faktor – faktor dalam penentuan
lokasi bendung, yaitu sebagai berikut :
a. Bendung sebaiknya diletakkan pada alur sungai yang lurus, hal ini dilakukan
untuk mencegah hal – hal yang mungkin timbul, misalnya : pengurusan tebing
luar dari sungai, seandainya bendung dibuat didekat belokan, maka pada
belokan sungai tebing luarnya harus terdiri dari tanah yang keras, namun

Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura I.4


Tugas Terstruktur Irigasai Dan Bangunan Air II

keuntungan meletakkan bendung dekat belokan, pemasukan air ke petak


sawah lebih lancar.
b. Untuk rencana saluran induk, harus diperhatikan keadaan medan, apakah
mudah digali atau tidak. Jika harus digali diusahakan tidak terlalu dalam, jika
harus ditimbun diusahakan jangan terlalu dangkal.
c. Keadaan geologi disekitar lokasi bendung harus menghindarkan patahan-
patahan tanah, yang poros tanah tempat bendung sebaiknya mempunyai daya
dukung yang baik.
d. Keadaan medan, morfologis sungai, lembah sungai, menentukan perlu
tidaknya, tinggi rendahnya, panjang pendeknya tanggul, penahan genangan
air, pembuatan tanggul ( urugan tanah) cukup mahal, oleh sebab itu bendung
sebaiknya dekat tebing-tebing bukit.

B. Perencanaan Mercu Bendung


Elevasi Bendung
Elevasi bendung ditentukan berdasarkan :
a. Elevasi sawah tertinggi.
b. Kehilangan tekanan pada pemasukan ke saluran - saluran.
c. Tinggi air di sawah.
Perhitungan :
a. Elevasi sawah tertinggi = 52,44 m
b. Tinggi air disawah = 0,20 m
c. Kehilangan tekanan dari saluran tersier ke sawah = 0,10 m
d. Kehilangan tekanan dari saluran sekunder ke tersier = 0,10 m
e. Kehilangan tekanan dari saluran primer ke sekunder = 0,10 m
f. Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 0,20 m
g. Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 0,15 m
h. Kehilangan tekanan dari alat – alat ukur = 0,40 m
i. Persediaan tekanan karena eksploitasi = 0,10 m
j. Persediaan untuk lain – lain tekanan = 0,25 m
Elevasi mercu bendung = 54.04 m

Menentukan Tinggi Bendung :


a. Elevasi sawah tertinggi : 52.44 m
b. Elevasi dasar sungai (kedalaman sungai 1,5 meter) : 49.00 m
c. Elevasi mercu bendung : 54.04 m
Jadi tinggi bendungnya adalah : 54.04 – 49.00 = 5.04 m

Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura I.5


Tugas Terstruktur Irigasai Dan Bangunan Air II

Mencari Kemiringan Sungai Rata – Rata ( I ) :


Untuk kemiringan sungai rata – rata ( I ) yaitu membuat potongan memanjang dihulu
dan dihilir dari As bendung dengan panjang tiap segmen + 100 meter. Dari tiap – tiap
segmen tersebut dicari harga I n – nya. Selanjutnya dari jumlah harga I n yang didapat
hitung rata – ratanya, sehingga didapat nilai I.

Rumus kemiringan rata – rata sungai :


I1 + I2 + I3 + I4 + I5 + I6 + ……….+ In
I =
n

Kemiringan sungai pada masing – masing segmen :


53.275 – 52.619 52.275 – 51.578
I1 = = 0.00656 m I5 = = 0.00697 m
100 100
52.619 -52.444 51.578 – 51.283
I2 = = 0.00175 m I6 = = 0.00295 m
100 100
52.444 – 52.288 51.283 – 50.310
I3 = = 0.00156 m I7 = = 0.00973 m
100 100
52.288 – 52.275 50.310 – 50.260
I4 = = 0.00013 m I8 = = 0.00050 m
100 100

Jadi Kemiringan Rata – Rata Dasar Sungai ( I )

I1 + I2 + I3 + I4 + I5 + I6 + I7 + I8

I Rata – Rata = 8

0,03015
= = 0,00377
8

Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura I.6


Tugas Terstruktur Irigasai Dan Bangunan Air II

Grafik I.1 Profil Memanjang Sungai

Menentukan Tinggi Muka Air di Hilir Bendung


Dari buku “ Open Channel ” Von T. Chow, diperoleh rumus sebagai berikut :

Chezy : V = C . ( R . I )1/2

87
C
Bazin : M
(1  1 )
R 2
Dimana :
R = A/P dan Q = V.A
Q = Debit rencana (m3/detik)
V = Kecepatan aliaran rata - rata (m/detik)
C = Faktor ketahanan aliran
I = Kemiringan sungai
R = Jari – jari hidrolis (m)
A = Luas penampang basah (m2)
P = Keliling basah penampang (m)
M = Koefisien kekerasan Bazin, ( untuk tanah basah 1,3-1,75 )
diambil m = 1,3

M = diambil m = 1,3 ( tanah biasa )

Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura I.7


Tugas Terstruktur Irigasai Dan Bangunan Air II

Dengan :
b = Lebar dasar saluran sungai, dengan diasumsikan lebarnya sebesar 8 m.
Z = Kemiringan dinding saluran = 2.
y = Tinggi air disaluran hilir bendung.

Maka didapat :

1
y
Z

Untuk mendapatkan nilai y digunakan cara “Trial & Error” , berdasarkan rumus –
rumus sebagai berikut :
Keliling basah penampang ( P ) : b + 2y . ( 1 + Z2 )1/2
Luas penampang basah ( A ) : ( b + 2y ) . y
Jari – jari hidrolis ( R ) : A/P
Faktor ketahanan aliran ( C ) : 87 / { 1 + ( m / R1/2) }
nilai m = 1,3 ( tanah biasa )
Kecepatan aliran rata – rata ( V ) : C . ( R . I )1/2

Untuk mencari y digunakan cara “Trial & Error” sehingga didapat harga y yang

menghasilkan Qd = 20 m3/detik.

y (m) P (m) A (m2) R (m) C V (m/dtk) Q (m3/dtk)


1,0140 12,53475 10,1684 0,81122 35,60669 1,96911 20,023
1,0139 12,53430 10,1672 0,81115 35,60582 1,96898 20,019
1,0138 12,53385 10,1660 0,81108 35,60495 1,96885 20,015
1,0137 12,53340 10,1648 0,81101 35,60407 1,96872 20,012
1,0134 12,53206 10,1612 0,81081 35,60146 1,96833 20,001
1,0133 12,53162 10,1600 0,81075 35,60059 1,96820 19,997
1,0132 12,53117 10,1587 0,81068 35,59971 1,96807 19,993
Tabel I.1. Tabel Trial & Error untuk harga y

Jadi harga yang mendekarti Qd = 20 m 3/detik adalah pada y = 1.0134 m, dengan


Q = 20,001 m3/detik. Sehingga didapat tinggi (elevasi) muka air disebelah hilir
bendung = 51.468 m + 1.0134 m = 52.4814 m.

Gambar Lengkung Debit Muka Air di Hilir

Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura I.8


Tugas Terstruktur Irigasai Dan Bangunan Air II

Grafik I.2 Grafik Hubungan Y vs Q

Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura I.9

Anda mungkin juga menyukai