1. Pemilihan Umum
a. Defenisi Pemilihan Umum
Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi
untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat,
serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga Negara di bidang politik. Pemilu
dilaksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Sebab, rakyat tidak mungkin
memerintah secara langsung. Karena itu, diperlukan cara untuk memilih wakil rakyat
dalam memerintah suatu Negara selama jangka waktu tertentu.
Menurut M. Rusli Karim, pemilu merupakan salah satu sarana utama untuk
menegakkan tatanan demokrasi (kedaulatan rakyat), yang berfungsi sebagai alat
menyehatkan dan menyempurnakan demokrasi, bukan sebagai tujuan demokrasi.
Senada denga pendapat diatas menurut Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, juga
mengatakan:
Pemilu adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat prinsipiil, karena
dalam pelaksanaan hak asasi adalah suatu keharusan pemerintah untuk
melaksanakan pemilu. Sesuai asas bahwa rakyatlah yang berdaulat maka
semua itu dikembalikan kepada rakyat yntuk menentukannya. Oleh karena itu
pemilu adalah suatu syarat yang mutlak bagi negara demokrasi untuk
melaksanakan kedaulatan rakyat.1
Hampir tidak ada negara yang bersedai menerima cap tidak demokrasi, maka
hampir tak ada sistem pemerintahan yang tidak menjalankan pemilu.2 Pemilu
1
Titik triwulan tutik. Kontruksi hukum tata negara indonesia pasca amandemen UUD 1945.
Jakarta:Kencana.2011, hal. 331
22
Hanya sejumlah kecil saja negara yang tidak menjalankan pemilu seperti Berunai Darussalam dan
sejumlah negara monarki di Timur Tengah. Bahkan sistem pemerintan komunisme, sebelum mereka
runtuh mengadakan pemilu; meskipun lebih merupakan formalitas politik, Eep Saefullah Fatah, pemilu
hakikatnya merupakan sistem penjaringan pejabat publik yang banyak digunakan oleh
negara-negara didunia dengan sistem pemerintahan demokrasi.
Bagi sejumlah negara yang menerapkan atau mengklaim diri sebagai negara
demokrasi (berkedaulatan rakyat), pemilu memang dianggap sebagai lambang
sekaligus tolah ukur utama dan pertama dari demokrasi. Artinya, pelaksanaan dan
hasil pemilu merupakan refleksi dari susasana keterbukaan dan aplikasi dari nilai
dasar demokrasi, di samping perlu adanya kebebasan berpendapat dan berserikat yang
dianggap cerminan pendapat warga negara. Alasannya, pemilu memang dianggap
akan melahirkan suatu representatif aspirasi rakyat yang tentu saja berhubungan erat
dengan legitimasi bagi pemerintah. Melalui pemilu demokrasi sebagai sistem yang
menjamin kebebasan warga negara terwujud melalui penyerapan suara sebagai bentuk
partisipasi publik secara luas. Dengan kata lain bahwa pemilu merupakan simbol
daripada kedaulatan rakyat.3
dan Demokrasi: evaluasi terhadap pemilu-pemilu Orde Baru dalam Evaluasi Pemilu Orde Baru,
jakarta:Ghalia Indonesia, 1997, hlm. 14.
3
Titik triwulan tutik. Kontruksi hukum tata negara indonesia pasca amandemen UUD 1945.
Jakarta:Kencana.2011, hal. 329-330.
aliran-aliran dan aspirasi politik yang hidup di tengah-tengah rakyat. Konsep dan
pemahaman yang seperti itu pulalah yang mendasari penyelenggaraan pemilu di
sepanjang sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Dalam suatu pemilu, ada tiga sistem utama yang sering berlaku, yaitu:
3. sistem campuran
Selain kedua bentuk utama sistem pemilu di atas, terdapat pula sistem
campuran. Artinya, dalam sistem ini setiap pemilih mempunyai dua suara: memilih
calon berdasarkan distrik dan sekaligus berdasarkan sistem proporsional.Sistem ini
membagi wiliyah Negara dalam beberapa daerah pemilihan.Sisa suara pemilihan tidak
hilang melainkan diperhitungkan dengan jumlah kursi yang belum dibagi.Sistem
gabungan ini ditetapkan sejak pemilu tahun 1997 dalam pemilihan anggota
DPR,DPRD I,DPRD II. Pengikut sistem proporsional menganggap bahwa sistem
campuran yang masih ada unsur distriknya masih terdapat kesenjangan perolehan
kursi dengan jumlah pemilihan (distortion effect), sedangkan penganut sistem distrik
berpendapat bahwa sistem campuran yang mengandung unsur proporsional tidak
menunjang secara penuh kontrak rakyat dengan wakilnya.
c. Pelaksanaan Pemilu diindonesia
Sejak kemerdekaan hingga tahun 2014 bangsa Indonesia telah menyeleng-
garakan 11 kali pemilihan umum, yaitu 1945, 1971, 1977, 1982, 1992, 1997, 1999,
2004 ,2009 dan 2014. Akan tetapi pemilihan pada tahun 1955 merupakan pemilihan
umum yang dianggap istimewa karena ditengah suasana kemerdekaan yang masih
tidak stabil Indonesia melakukan PEMILU , bahkan dunia internasional memuji
pemilu pada tahun tersebut. Pemilihan umum berlangsung dengan terbuka, jujur dan
fair, meski belum ada sarana komunikasi secanggih pada saat ini ataupun jaringan
kerja KPU.
Semua pemilihan umum tersebut tidak diselenggarakan dalam situasi yang
vacuum, melainkan berlangsung di dalam lingkungan yang turut menentukan hasil
pemilihan umum itu sendiri. Dari pemilihan umum tersebut juga dapat diketahui
adanya upaya untuk mencari sistem pemilihan umum yang cocok untuk Indonesia.
Namun beberapa kelemahan masih melekat pada sistem politik ini. Pertama,
masih kurang dekatnya hubungan antara wakil pemerintah dan konstituennya tetap
ada. Kedua, dengan dibatasinya jumlah partai menjadi tiga telah terjadi penyempitan
dalam kesempatan untuk memilih menurut selera dan pendapat masing-masing
sehingga dapat dipertanyakan apakah sipemilih benar-benar mencerminkan,
kecenderungan, atau ada pertimbangan lain yang menjadi pedomannya. Ditambah lagi
masalah golput, bagaimanapun juga gerakan golput telah menunjukkan salah satu
kelemahan dari sistem otoriter orde dan hal itu patut dihargai.
2. Demokrasi
a. Defenisi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu "Demos" yang berarti rakyat dan
kratos yang berarti kekuasaan. Secara bahasa Demokrasi adalah kekuasaan yang
berada ditangan rakyat(pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat
adalah pemegang kekuasaan tertinggi dipenggang oleh rakyat. Jadi demokrasi adalah
sebuah bentuk sistem pemerintahan dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat
yang dijalankan oleh pemerintah.5
b. Bentuk-bentuk Demokrasi
4
http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
5
http://demokrasiindonesia.blogspot.com/2014/08/demokrasi-di-indonesia-pengertian-macam-
6
Abdul aziz hakim. Negara hukum dan demokrasi diindonesia.pustaka pelajar.yogjakarta.2011.
hal.174
1) Demokrasi langsung
2) Demokrasi perwakilan