Rumah sakit dan pasien adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Rumah sakit yang sukses, secara
kasarnya bisa dibilang jika selalu ramai dengan kunjungan para pasien, walau tidak selalu bermakna
demikian. Oleh karena jumlah pasien yang jamak ini, maka tenaga kesehatan juga dituntut memberikan
pelayanan yang baik, dan mengutamakan keselamatan pasien, salah satunya melalui identifikasi pasien.
Mengapa identifikasi pasien menjadi salah satu nilai penting dalam keselamatan pasien? Bayangkan saja
seorang pasien yang harusnya mendapat obat A, justru diberikan obat B yang mungkin berbahaya
baginya – hanya karena petugas kesehatan di rumah sakit gagal mengidentifikasi bahwa itu adalah obat
yang keliru bagi pasien tersebut. Atau bayi baru lahir yang tertukar di rumah sakit, karena tidak adanya
penanda identitas bayi yang mencukupi.
Identifikasi adalah hal yang sangat penting dalam keselamatan pasien di rumah sakit. Gelang identitas
adalah salah satu alat yang umum digunakan. Sumber gambar: easyid.org
Guna mencegah hal-hal tersebut menjadi suatu kejadian yang tidak diharapkan, atau bahkan kejadian
sentinel, maka rumah sakit umumnya membuat regulasi, baik dalam bentuk kebijakan, panduan, atau
standar prosedur operasional yang menjadi acuan bagi staf rumah sakit dalam melakukan identifikasi
pada pasien.
Dalam panduan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), pada bab ketiga tentang Sasaran
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, terdapat sasaran pertama berupa “Ketepatan Identifikasi Pasien”. Di
sana dijelaskan bahwa pasien tidak selalu dapat diidentifikasi hanya dengan seperti kita saling kenal
dengan teman atau keluarga kita. Banyaknya petugas dan prosedur di rumah sakit, kondisi pasien,
membuat identifikasi pasien menjadi suatu kebijakan yang niscaya adanya.
Identifikasi pasien umumnya menggunakan gelang identitas pasien yang digunakan pada pasien di area
IGD, yang rawat inap, atau menjalani prosedur tertentu (seperti transfusi darah). Identifikasi juga
penting untuk kewaspadaan bagi tenaga kesehatan seandainya seorang pasien memiliki riwayat alergi
atau bahaya, semisal risiko jatuh. Atau pasien dalam tahap terminal yang menolak tindakan resusitasi
jika waktunya telah tiba.
Sasaran penilaian akreditasi cukup ringan, namun jika belum pernah diterapkan di rumah sakit bisa
menjadi tantangan sendiri untuk mengubah paradigma lama yang sudah ada. Beberapa penekanan yang
diberikan oleh KARS, misalnya adalah:
Selalu melakukan identifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
Ada kebijakan dan prosedur yang konsisten di seluruh area rumah sakit guna mendukung identifikasi
pasien yang tepat dan efektif.
Permasalahannya kemudian, tidak semua pihak bisa menyusun sebuah kebijakan atau pun panduan
akan bagaimana menerapkan identifikasi pasien secara tepat dan efektif di rumah sakit. Sebenarnya
sudah ada banyak contoh di Internet jika kita mau mencari, hanya saja yang namanya panduan selalu
bersifat “selayaknya” disesuaikan dengan kondisi rumah sakit yang bersangkutan. Panduan A di rumah
sakit A, tentunya tidak serta merta dapat diterapkan di rumah sakit B.
Berikut adalah sebuah contoh panduan identifikasi pasien yang saya sadurkan dari pelbagai sumber,
salah satu yang paling menginspirasi adalah NHS dari negara Inggris sana, di mana sistem serupa BPJS
Kesehatan – Universal Health Coverage juga diterapkan sejak lama.
https://www.scribd.com/embeds/257776596/content?start_page=1&view_mode=scroll&show_recom
mendations=true
Panduan tersebut, walau tidak lengkap, dan tentu saja walau belum tentu dapat diterapkan di rumah
sakit kita, setidaknya bisa memberikan ilustrasi tentang bagaimana sebuah panduan identifikasi pasien
tersusun. Jika Anda menginginkan bentuk PDF dari panduan untuk dicetak (tidak dalam tujuan
komersial), silakan hubungi saya.
Home » Kebijakan » MPO » KEBIJAKAN IDENTIFIKASI PASIEN RUMAH SAKIT
Kebijakan, MPO
NOMOR : 265//Dir-SK/XII/2016
TENTANG
MENIMBANG : a. Bahwa rumah sakit wajib menerapkan standar keselataman pasien dan
mengupayakan sasaran keselamatan pasien.
b. Bahwa ketepatan identifikasi pasien merupakan salah satu kewajiban pemenuhan sasaran
keselamatan pasien.
c. Bahwa dalam upaya meningkatakan mutu pelayanan Rumah Sakit maka diperlukan penyelenggaraan
identifikasi pasien sesuai dengan ketentuan sasaran keselamatan pasien.
d. Bahwa agar pelaksanaan pelayanan identifikasi pasien di Rumah Sakit dapat terlaksana dengan baik
perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan
identifikasi di Rumah Sakit .
3. Peraturan Presiden RI Nomor 77 tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197 tahun 2004, tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
c. Identifikasi pasien minimal menggunakan dua identitas antara lain nama lengkap dan tanggal lahir.
d. Warna gelang pasien sesuai dengan ketentuan yang berlaku merah muda untuk pasien perempuan,
biru untuk pasien laki laki.
e. Penambahan kancing gelang pasien merah untuk alergi, kuning untuk pasien resiko jatuh dan ungu
untuk pasien DNR (Do Not Resusitation).
f. Petugas rumah sakit yang berhubungan dengan pasien wajib mengindentifikasi pasien.
g. Identifikasi pasien tidak menggunakan nomor kamar atau lokasi yang berlaku.
h. Pasien bayi baru lahir kembar memerlukan identifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
i. Petugas melaksanakan identifikasi pasien saat pemberian obat, darah atau produk darah sesuai
ketentuan yang berlaku.
j. Petugas melaksanakan identifikasi pasien sebelum mengambil darah dan spesimen lain sesuai
ketentuan yang berlaku.
m. Semua tenaga kesehatan Rumah Sakit wajib mengedepankan “self protection” dan “patien safety”
secara seimbang dan disiplin.
KEEMPAT : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Tangerang
Direktur
TEMBUSAN Yth :
2. Komite Medis
6. Instalasi Farmasi
7. Arsip
SURAT PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MISI LEBAK
NOMOR : 265//Dir-SK/XII/2018
A. PENGERTIAN
Identifikasi adalah pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti dari
seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan mempersamakan keterangan tersebut dengan individu
seseorang, dengan kata lain, dengan identifikasi kita dapat mengetahui identitas seseorang dan dengan
identitas tersebut kita dapat mengenal seseorang sehingga dapat membedakan dari orang lain.
Identifikasi Pasien rumah sakit terdiri dari identifikasi pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.
B. TUJUAN
1. Mengidentifikasi dengan benar dan tepat terhadap pasien yang akan diberi layanan atau pengobatan
tertentu.
2. Menjamin kesesuaian antara pasien yang menerima layanan dan jenis layanan / pengobatan yang
diberikan RS Qadr.
C. MANFAAT
1. Untuk Pasien
- Pasien mendapatkan pelayanan dan pengobatan yang benar dan tepat sesuai kebutuhan / instruksi
medis.
- Pasien merasa aman dan nyaman serta dapat bekerjasama dalam menjalani perawatan atau
prosedur layanan di RS Qadr.
- Prosedur identifikasi pasien dilaksanakan secara seragam, benar dan tepat di seluruh unit pelayanan.
1. Identifikasi pasien dilakukan mulai saat pasien melakukan pendaftaran, memperoleh pelayanan
sampai pasien pulang.
1. Menanyakan langsung nama pasien dan menilai kesesuaiannya dengan yang tercantum di berkas
rekam medik pasien
3. Jika pasien tidak membawa kartu berobat maka petugas menilai kesesuaian data nama, tempat,
tanggal lahir dan alamat pasien dengan yang tercantum di berkas rekam medik pasien
1. Pelayanan Medis
a. Pelayanan Farmasi
b. Pelayanan Laboratorium
c. Pelayanan Radiologi
e. Pelayanan Fisioterapi
Bila di UGD mendapatkan pasien dengan keadaan tidak sadar dan tidak memiliki identitas, maka petugas
pendaftaran (FO) membuatkan rekam medis yang berisi identitas pasien dengan data Tn. X
Identifikasi pasien rawat inap yang dimaksud disini ini adalah identifikasi pasien yang dilakukan terhadap
pasien yang menjalani perawatan di ruangan perawatan di RS Qadr, sesuai dengan kondisi medis
pasien.
1. Semua pasien rawat inap menggunakan gelang identitas pasien sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan
3. Identifikasi pasien rawat inap dilakukan dengan menilai kesesuaian antara NAMA dan NOMOR REKAM
MEDIS pasien yang tertera di gelang identitas pasien dengan form atau label pada wadah tertentu
4. Identifikasi pasien harus dilakukan setiap kali sebelum melakukan tindakan/pemberian terapi
5. Selalu libatkan pasien dan/atau keluarganya dalam identifikasi dengan menyebutkan nama pasien
secara jelas dan lengkap sesuai ketentuan
f. Kamar Bersalin
g. Kamar Operasi
a. Pelayanan Laboratorium
b. Pelayanan Radiologi
d. Pelayanan Fisioterapi
e. Pelayanan Gizi
f. Pelayanan Farmasi
1. Dokter
2. Perawat
3. Petugas administrasi
5. Petugas Farmasi
6. Petugas Laboratorium
7. Petugas Radiologi
8. Petugas Gizi
9. Petugas Fisiotherapi
Identifikasi Pasien dengan menggunakan 2 (dua) identitas tersebut di atas harus dilakukan terutama
pada keadaan:
1. BENAR OBAT
2. BENAR DOSIS
5. BENAR PASIEN
6. BENAR INFORMASI
7. BENAR DOKUMENTASI
1. Verifikasi oleh dua orang perawat, menggunakan checklist Pemberian Transfusi Darah
− Kartu label
3. Jika memungkinkan, libatkan pasien dengan mengkonfirmasi Identitas dan Golongan Darah
- Nama pasien
- Kamar / Ruangan
- Item pemeriksaan
Identifikasi Pasien harus dilakukan secara cermat dan hati-hati pada keadaan pasien :
Identifikasi secara cermat dan hati-hati pada keadaan pasien di atas dilakukan dengan cara :
1. Melibatkan keluarga / penunggu pasien dalam proses identifikasi (pasien anak, penurunan kesadaran,
disabilitas sensorik) atau
2. Melakukan pemeriksaan ulang identitas pasien dengan petugas lainnya yang terkait (pasien pindah
tempat tidur/ruangan, pasien baru (operan pasien)) atau
3. Pada pasien bayi dan tersedasi, identifikasi dilakukan secara berulang (melakukan pembacaan dan
penilaian ulang minimal 2 kali)
a. Memasangkan gelang identitas bayi baru lahir dengan menuliskan nama ibu (mis: By Ny. Ana) dan
nomor RM Bayi
2. Identifikasi bayi kembar baru lahir:
a. Memasangkan gelang Identitas sesuai waktu bayi lahir dengan menuliskan nama ibu dan nomor RM
Bayi ditambah nomor urut kelahiran (Contoh: By Ny. Ana 1, By. Ny Ana 2).
3. Identifikasi pasien kembar yang akan masuk perawatan bersamaan : memastikan Identitas yang
diberikan oleh orang yang mengetahui dengan benar Identitas masing masing pasien misal orang tua
bayi.
4. Pemasangan gelang identitas pasien langsung dipasangkan satu persatu setelah pembuatan label. Bila
ada tanda lahir khusus dicatat dalam RM pasien di kanan atas lembar pertama Data kelahiran bayi
• Identifikasi pada pasien yang tidak mungkin dipasang gelang identitas misal:
Pada pasien dengan keadaan tersebut di atas maka gelang identitas pasien diganti dengan papan nama
pasien yang diletakkan diatas tempat tidur pasien, papan tersebut berisi :
• Nama pasien
• Umur
• Tanggal masuk
- Pasien yang akan di rujuk ke rumah sakit lain untuk alih rawat, gelang identitas pasien dilepas sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
- Pasien yang akan di rujuk ke rumah sakit lain untuk pemeriksaan penunjang, gelang identitas pasien
tetap dipertahankan kecuali bila pemeriksaan yang akan dilakukan mengharuskan gelang identitas
pasien dilepas, maka dilakukan pemasangan ulang gelang identitas pasien yang baru.
Jika terdapat perbedaan identitas pasien yang tercantum di rekam medis/form laboratorium/wadah
obat, dan lainnya dengan di gelang identitas pasien, maka petugas yang menemukan harus :
1. Petugas mencatat nama / nomor yang tertera di gelang dan nama / nomor yang tertera di media lain,
menanyakan secara sopan kepada pasien ejaan penulisan namanya yang benar.
2. Segera melaporkan hal tersebut kepada Kepala Unit / Kepala Ruangan / Penanggung Jawab tim/shift
jika terdapat perbedaan signifikan (perbedaan nomor rekam medis, perbedaan nama, bukan perbedaan
suku kata/huruf)
3. Jika hanya terdapat perbedaan huruf, petugas dapat melakukan pemeriksaan ulang di berkas rekam
medis pasien atau menanyakan langsung ke bagian pendafataran pasien.
4. Perubahan penulisan nama dan nomor rekam medis merupakan kewenangan bagian pendaftaran dan
kepala unit / kepala ruangan, dan dinyatakan dalam dokumen tertulis yang ditandatangani kepala unit
masing-masing (pendaftaran dan rawat inap).
inShare