Home Visit Perawat dan Kemandirian Keluarga dalam Perawatan Halusinasi pada
Pasien Schizophrenia
Abstrak
Diperkirakan 70% dari pasien Schizophrenia mengalami halusinasi sebagai salah satu gejala positifnya. Diantara upaya
pencegahan yang dilakukan oleh tim kesehatan di Puskesmas Dewantara dan Nisam adalah kegiatan home visit bagi
penderita gangguan jiwa di komunitas. Kegiatan home visit yang dilakukan terdiri dari client engagement, client
assessment dan client teaching. Namun kegiatan ini tidak dilakukan pada semua pasien gangguan jiwa dan secara
khusus belum pernah dilakukan evaluasi efektifitasnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan home visit
dengan perawatan halusinasi pada pasien Schizophrenia di Puskesmas Dewantara dan Nisam Kabupaten Aceh Utara.
Penelitian kuantitatif survey analitik dengan menggunakan desain cross-sectional ini dilakukan sejak tanggal 20 Agustus
sampai dengan 20 November 2015 pada 108 orang anggota keluarga pasien sebagai sampel yang dikumpulkan melalui
wawancara dan observasi. Hasil penelitian didapatkan 66.7% kegiatan home visit perawat aktif dan 66.7% perawatan
halusinasi dilakukan secara mandiri. Terdapat hubungan antara home visit perawat yang aktif dengan kemandirian
keluarga dalam perawatan halusinasi pada pasien Schizophrenia (p=0.000). Terdapat hubungan antara kegiatan client
engagement yang aktif dengan kemandirian keluarga dalam perawatan halusinasi pada pasien Schizophrenia
(p=0.000). Disarankan kepada keluarga agar dapat memanfaatkan kegiatan home visit sebagai sarana belajar dan
memperoleh informasi, serta konsultasi terkait perawatan halusinasi pada pasien Schizophrenia.
Abstract
It was estimated that 70% of Schizophrenic patients under go hallucination as one of its symptoms. Among the
prevention strategies that proposed by the health team in Dewantara and Nisam Public Health Centers to deliver
health care services was home visit to the patients with mental disorders who remained in community. Some activities
which employed during home visit were client engagement, client assessment, and client teaching. However, these
activities were not particularly evaluated for the effectiveness. This research aimed to identify the association between
home visit with hallucination care of Schizophrenic patients at Dewantara and Nisam Public Health Center in North
Aceh Regency. The research was an analytic survey quantitative research using a cross-sectional design conducted
th th
from August 20 to November 20 , 2015 on 108 family member as samples through interviews and observations
questionnaire. The result of study found that 66.7% home visit activity was active and 66.7% hallucination care was
independent. There was an association between active nurse home visit with family independency in hallucination care
of Schizophrenic patients (p=0.000). It was recommended for family to utilize home visit activity as a facility to learn,
gain information, and consultation about hallucination care on Schizophrenic patients.
Korespondensi:
* Ersida, Magister Keperawatan, Program Pascasarjana, Universitas
Syiah37Kuala, Darussalam, Banda Aceh, Email: ersida76@gmail.com
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Ersida, Hermansyah, Mutiawati
38
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Ersida, Hermansyah, Mutiawati
Dewantara dari 46.091 orang penduduk (BPS Pengukuran dengan menggunakan alat ukur
Kabupaten Aceh Utara, 2014) tercatat 150 berupa kuesioner.
orang penderita Schizophrenia dimana 64
Pengumpulan data dilakukan pada 20
orang (42,6%) diantaranya mengalami gejala
Agustus sampai dengan 20 November 2015
halusinasi. Di Kecamatan Nisam dari 17.702
terhadap 108 orang yang diambil secara total
orang penduduk (BPS Kabupaten Aceh Utara,
sampling. Pengolahan data menggunakan
2014) terdapat 104 penderita Schizophrenia
komputerisasi.
dengan 40 orang (38,4%) menunjukkan gejala
halusinasi.
Hasil
37
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Ersida, Hermansyah, Mutiawati
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa Berdasarkan Diagram 2 dapat dilihat bahwa
karakteristik responden paling banyak sebagian besar kegiatan client engagement
berumur antara 46-65 tahun berjumlah 32 berada pada kategori aktif yang dinyatakan
orang (29.6%), 55 orang (51%) berjenis oleh sebanyak 70 responden (64.8%).
kelamin perempuan, suku Aceh berjumlah 107
Tabel 2. Hubungan client engagement dengan
orang (99.1%). latar belakang pendidikan SMA kemandirian keluarga dalam perawatan halusinasi pada
pasien Schizophrenia (n=108)
berjumlah 34 (31.5%). Responden yang Client
Perawatan halusinasi
Mandiri Ketergantunga Total OR p
engagement n (95%CI) value
38
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Ersida, Hermansyah, Mutiawati
Diagram 4.Persentase kegiatan client teaching (n=108) Diagram 5. Persentase kegiatan home visit (n=108)
20.4%
33.3% Aktif
Aktif
Kurang Aktif
Kurang Aktif
66.7%
79.6%
39
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Ersida, Hermansyah, Mutiawati
Berdasarkan Diagram 5 dapat dilihat bahwa pada kelompok ‘cukup baik’ dan ‘baik’. Namun
sebagian besar kegiatan home visit berada demikian, masih ada 24.1% responden yang
pada kategori aktif yang dinyatakan oleh masih memiliki kemampuan yang sangat tidak
sebanyak 86 responden (66.7%). baik terkait keterlibatannya dalam pengaturan
jadwal kegiatan pasien.
Tabel 5. Hubungan Home visit dengan kemandirian
keluarga dalam perawatan halusinasi pada pasien
Schizophrenia (n=108) Pengaturan jadwal kegiatan pasien merupakan
Perawatan halusinasi
Home visit Mandiri Ketergantunga Total OR p
n % N
n
% n %
(95%CI) value
unsur yang penting dalam mencapai
Aktif 60 83.3 12 16.7 72 100 10.000 0.000
Kurang Aktif 12 33.3 24 66.7 36 100 3.947-
25.337 keberhasilan perawatan pasien. Pasien
Jumlah 72 66.7 36 33.3 108 100
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa hasil pengaturan dalam pengaturan kegiatan
uji chi-square diperoleh p value = 0.000 < sehari-hari (activities of daily living) dan
pada pasien Schizophrenia dengan kegiatan memperhatikan hal tersebut, maka ada
home visit aktif memiliki kesempatan 10 kali kemungkinan pasien tidak akan mampu
keluarga dalam perawatan halusinasi pada pelayanan primer bagi pasien karena dua
pasien Schizophrenia secara umum berada alasan. Pertama, adanya rasa saling
ketergantungan dan kepedulian satu sama
40
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Ersida, Hermansyah, Mutiawati
lain sebagai sesama anggota keluarga. Kedua, pada sesi kunjungan yang akan berlangsung.
karena kurang tenaga profesional kesehatan Dalam strategi pelaksanaan komunikasi
jiwa terlatih yang dibutuhkan untuk melayani keperawatan, salah satu kegiatan yang penting
populasi yang sangat banyak; oleh karenanya, dilakukan pada fase orientasi yaitu membuat
tenaga klinis sangat bergantung pada kontrak dengan pasien dan/atau keluarga.
keluarga. Sehingga, memiliki keluarga dengan Melalui kontrak, perawat dan keluarga
kemampuan dan dukungan yang adekuat membuat kesepakatan tentang lamanya
merupakan kebutuhan pasien, klinisi, dan interaksi berlangsung, tempat interaksi, dan
administrator lainnya. Keluarga merupakan hasil akhir apa yang diharapkan dalam setiap
perpanjangan tangan perawat dalam merawat sesi interaksi. Tanpa kontrak yang jelas, maka
pasien. tujuan kunjungan menjadi tidak jelas, dan
mungkin tidak akan memberikan hasil
Hubungan Client Engagement dengan intervensi yang bermakna bagi kedua belah
Kemandirian Keluarga dalam Perawatan pihak.
Halusinasi Pada Pasien Schizophrenia.
Kegiatan client engagement dalam home visit Penelitian Ingoldsby (2010) yang menyatakan
menurut responden kegiatan yang dilakukan bahwa dengan melibatkan dan
oleh petugas pada saat client engagement mempertahankan keluarga dalam upaya
sebagian besar berada pada kelompok pernah pencegahan dan program-program intervensi
dan sering dilakukan. Akan tetapi, masih ada kesehatan jiwa merupakan satu hal yang
kegiatan yang paling tidak pernah dilakukan sangat penting untuk memastikan dampak
oleh petugas yaitu membuat kontrak dengan komunitas yang maksimum. Pelibatan dan
keluarga yang dinyatakan oleh sejumlah 31 retensi keluarga yang rendah merupakan
responden (28.7%). masalah yang berarti dalam program promosi
41
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Ersida, Hermansyah, Mutiawati
Halusinasi Pada Pasien Schizophrenia. Secara Kemampuan untuk mengkaji klien merupakan
umum kegiatan yang dilakukan oleh petugas keterampilan yang paling penting yang harus
pada saat client assessment berada dalam dimiliki oleh perawat jiwa.
42
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Ersida, Hermansyah, Mutiawati
43
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Ersida, Hermansyah, Mutiawati
tatanan mereka sendiri, yang meningkatkan ketiadaan perawat atau petugas kesehatan
potensi tekat untuk mengerjakan tugas yang lainnya.
dianjurkan. Proses pembelajaran perlu Penelitian Eassom, Giacco, Dirik, & Priebe
diulang jika klien berpindah tempat tinggal. (2014) yang menemukan bahwa pelibatan
keluarga dalam pelayanan kesehatan jiwa
Hubungan Home visit dengan Perawatan dapat dilakukan dalam bentuk yang berbeda-
Halusinasi Pada Pasien Schizophrenia. Hasil beda sesuai dengan tingkat kebutuhan dan
penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang ketersediaan pelayanan. Secara singkat dapat
paling dominan dilakukan oleh perawat dikatakan bahwa pelibatan keluarga berkisar
selama home visit adalah mengajarkan dari fungsi yang paling dasar sampai ke
keluarga (client teaching) tentang cara intervensi yang lebih khusus. Pada tingkat
merawat pasien. Temuan ini sesuai dengan yang paling meliputi penyediaan informasi
hasil penelitian Mahamba (2009) yang tentang layanan kesehatan jiwa dan
menyatakan bahwa anggota keluarga dalam pengkajian-pengkajian. Pada tingkat yang
kesehariannya membagi tugas, tujuan, rasa lebih khusus dapat dilakukan dengan
memiliki, dan kasih sayang dalam keluarga. psikoedukasi, konseling, intervensi dan terapi
Kesehatan setiap anggota keluarga keluarga.
mempengaruhi kesehatan angota keluarga
yang lainnya dan berkontribusi pada derajat Basavanthappa (2011) menjelaskan bahwa
kesehatan keluarga secara keseluruhan. home visit dalam perawatan pasien penyakit
Kemampuan anggota keluarga untuk jiwa sangat dibutuhkan dikarenakan banyak
mendukung anggota keluarga yang sakit pasien dengan penyakit jiwa terbiasakan
berbvariasi sesuai dengan tahap dengan gejala primer seperti menarik diri atau
perkembangannya. Untuk meningkatkan isolasi sosial, di komunitas. Home visit
kemampuan dalam merawat anggota keluarga memberikan kesempatan kepada perawat
yang sakit, keluarga perlu mendapat bantuan untuk memahami klien secara lebih terbuka.
pelayanan seperti bantuan sosial, rehabilitasi Melihat klien di tempat hidupnya sendiri
dan pendidikan kesehatan agar keluarga memberikan perawat pengetahuan yang luas
mampu merawat pasien pada saat tentang bagaimana pasien mengelola
hidupnya sehari-hari. Rumah seorang pasien
44
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Ersida, Hermansyah, Mutiawati
memberikan perawat rasa yang lebih Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan
mendalam tentang bagaimana pasien bagi keluarga agar dapat memanfaatkan
berfungsi pada tigkat yang lebih mendasar kegiatan home visit sebagai sarana belajar dan
(misalnya dengan aktifitas kehidupan sehari- memperoleh informasi, serta konsultasi
hari dan kemandirian dalam keterampilan terkait perawatan halusinasi pada pasien
hidup sehari-hari). Schizophrenia agar menjadi lebih mandiri
dalam merawat anggota keluarganya.
Penelitian Hussain HAA, Tarada M, Redha M,
bahwa home visit efektif dan merupakan Avasthi, A. (2010). Preserve and strengthen
standar yang tinggi bagi pengobatan rawat family to promote mental health.
Indian J Psychiatry, 113-126.
jalan pada pasien Schizophrenia dalam hal
Basavanthappa, B. (2011). Essential of Mental
mengurangi jumlah dan durasi rawat inap. Di
Health Nursing (1st ed.). India: Jaypee
samping itu, saat home visit, perawat juga
Brother Medical Publisher.
berkesempatan untuk mengenal tanda-tanda
Coonbs, T., Curtis, J., & Crookes, P. (2011).
awal terjadinya kekambuhan, termasuk pada
What is comprehensive mental health
pasien halusinasi. nursing assessment? a review of
literature. International journal mental
health nurses, 364-370.
Kesimpulan
Eassom, E., Giacco, D., Dirik, A., & Priebe, S.
Studi ini menemukan ada hubungan antara
(2014). Implementing Family
home visit yang aktif dengan kemandirian Involvement in the Treatment of
keluarga dalam perawatan halusinasi yang Patients with Psychosis: A Systematic
Review of Facilitating and Hindering
mandiri pada pasien Schizophrenia di Factors. BJM Open, 4.
Puskesmas Dewantara dan Nisam Kabupaten
Hussain HAA, Tarada M, Redha M, & Segueira
Aceh Utara sebesar 10 kali lebih mandiri
RP. (2009). Evaluation of Community
dibandingkan dengan perawatan halusinasi Psychiatric-Home Visit Treatment
pada pasien Schizophrenia dengan kegiatan versus Outpatient Treatment of
Chronic Schizophrenic Patients in
home visit kurang aktif (p=0.000).
Bahrain. The Arab Journal Of
Psychiatry, 34-41.
45
Jurnal Ilmu Keperawatan (2016) 4:1
ISSN: 2338-6371 Ersida, Hermansyah, Mutiawati
46