Berdasarkan konsepsi PHT, penggunaan pestisida harus berdasarkan pada enam tepat, yaitu
(1) tepat sasaran, (2) tepat mutu, (3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu, (5) tepat dosis atau
konsentrasi, dan (6) tepat cara penggunaan.
Tepat Sasaran
Tepat sasaran ialah pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT yang menyerang.
Sebelum menggunakan pestisida, langkah awal yang harus dilakukan ialah melakukan
pengamatan untuk mengetahui jenis OPT yang menyerang. Langkah selanjutnya ialah
memilih jenis pestisida yang sesuai dengan OPT tersebut. Pada tabel berikut disajikan daftar
golongan pestisida berdasarkan OPT sasaran.
Tepat Mutu
Tepat mutu ialah pestisida yang digunakan harus bermutu baik. Untuk itu agar dipilih
pestisida yang terdaftar dan diijinkan oleh Komisi Pestisida. Jangan menggunakan pestisida
yang tidak terdaftar, sudah kadaluarsa, rusak atau yang diduga palsu karena efikasinya
diragukan dan bahkan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Pestisida yang terdaftar dan
diijinkan beredar di Indonesia kemasannya diharuskan menggunakan bahasa Indonesia.
Berita Terkait
Tiga hal Penting Yang Perlu diketahui dalam Teknik Penyemprotan Pestisida
Beranda
Ketik di sini
Home » TANAMAN PANGAN DAN PRODUK PANGAN » Dosis / Ukuran Dari Penggunaan Pestisida
a. Penggunaan pestisida memenuhi 6 (enam) kriteria tepat serta memenuhi ketentuan baku lainnya
sesuai dengan “Pedoman Umum Penggunaan Pestisida”, yaitu tepat jenis, tepat mutu, tepat dosis,
tepat konsentrasi/dosis, tepat waktu, tepat sasaran (OPT target dan komoditi), serta tepat cara dan
alat aplikasi.
b. Penggunaan pestisida diupayakan seminimal mungkin meninggalkan residu pada hasil panen, sesuai
dengan “Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian Nomor
881/Menkes/SKB/VIII/1996 dan 771/Kpts/TP.270/8/1996 tentang Batas Maksimum Residu Pestisida
pada Hasil Pertanian”.
c. Mengutamakan penggunaan petisida hayati, pestisida yang mudah terurai dan pestisida yang tidak
meninggalkan residu pada hasil panen, serta pestisida yang kurang berbahaya terhadap manusia
dan ramah lilngkungan.
d. Penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan pekerja (misalnya
dengan menggunakan pakaian perlindungan) atau aplikator pestisida.
e. Penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup terutama
terhadap biota tanah dan biota air. f. Tata cara aplikasi pestisida harus mengikuti aturan yang tertera
pada label.
f. Pestisida yang residunya berbahaya bagi manusia tidak boleh diaplikasikan menjelang panen dan
saat panen. Berdasarkan standar pengendalian OPT, pencatatan penggunaan pestisida harus
dilakukan.
a. Pestisida yang digunakan dicatat jenis, waktu, dosis, konsentrasi, dan cara aplikasinya.
b. Setiap penggunaan pestisida harus selalu dicatat yang mencakup nama pestisida, lokasi, tanggal
aplikasi, nama distributor/kios, dan nama penyemprot (operator).
Share
http://sahabatrakyatindonesia.blogspot.co.id/2016/05/dosis-ukuran-dari-penggunaan-
pestisida.html
Informaikita- Selamat malam, berbicara tentang ilmu memang tidak ada habisnya, salah satunya
ilmu kesehatan yang sangat vital dikehidupan, maka dari itu saya mau mencoba mau berbagi
tentang Cara Pemeriksaan Enzim Cholinesterase, silhkan lanjutkan
A. Tujuan
Mengetahui cara Pemeriksaan Enzim Cholinesterase dan mengetahui aktivitas enzim Cholinesterase
dalam serum yang diperiksa.
B. Prinsip
1. Prinsip kerja : Pengujian darah yang mengandung enzyme cholinesterase membebaskan
asam asetat dari acetyl choline sehingga akan merubah pH larutan (mixture) darah dan
indicator.
2. Prinsip Reaksi : Butyrylthiocholine + H2O cholinesterase Thiocholine + butyrate
thiocholine + 2 [ Fe (CN)6 ]3- + H2O choline + 2 [ Fe (CN)6 ]4- + H2O.
C. Dasar Teori
Cholinesterase test adalah metode yang digunakan untuk melakukan uji keracunan pada seseorang
yang terpapar (organophosphates exposed) pestisida golongan organo phosfat.
Cholinesterase disintesis didalam hati atau liver, terdapat dalam sinaps, plasma darah dan sel
darah merah. Sekurang- kurangnya ada 3 jenis cholinesterase utama, yaitu enzim cholinesterase
yang terdapat dalam sinaps, cholinesterase dalam plasma, dan cholinesterase dalam sel darah
merah. Cholinesterse sel darah merah merupakan enzim yang ditemukan dalam sistem syaraf,
sedangkan cholinesterase plasma diproduksi didalam hati. Cholinesterase dalam darah umumnya
digunakan sebagai parameter keracunan pestisida, karena cara ini lebih mudah dibandingkan
pengukuran cholinesterase dalam sinaps.
D. Sampel
Sampel yang digunakan adalah darah perifer sebanyak 0.01 mL (10 mL) yang diambil pada jari
(finger).
1. Tintometer Kit
2. Disc Comparator
3. Tabung Test + Karet penutup + Rak
4. Pipet darah 0.01 mL
5. Cuvet 2.5 mm
6. Gelas ukur 50 mL
7. Labu Volumetri 250 mL
8. Beaker Glass
9. Lancet (jarum franc)
10. Stop watch
11. Kompor /Heather
12. Thermometer
13. Reagen
Indicator Solution => BTB 0.5 g dilarutkan dalam 250 mL distillated water (free CO2) – ketepatan
konsentrasi cukup penting dalam pembuatan larutan indicator.
Substrate Solution => Acetylcholine Per chlorate (ACP) 0.25 gram dilarutkan dalam 50 mL
destilated water (free CO2) – konsentrasi tidak penting dalam pembuatan larutan namun larutan
harus selalu dalam keadaan fresh (baru)
Aquadest Bebas CO2 => Panaskan aquadest dalam beaker glass dengan penutup kira2 10 menit dan
dinginkan.
1. Reagent Test
Digunakan untuk menguji larutan apakah masih memenuhi persyaratan atau kadaluarsa, cara
menguji :
Ambil tabung test lengkap dengan penutupnya tempatkan pada rak yang tersedia
Dengan menggunakan pipet pada botol yang berlabel “indicator” tambahkan 0.5 mL
indicator solution kedalam tabung test (tutup secepatnya)
Ambil darah perifer 0.01 mL pada control person (tdk terpapar organo phosfat) masukkan
dalam tabung yang telah besisi larutan BTB (indicator) dan bilas
Tambahkan 0.5 mL larutan ACP kedalam tabung test
Kocok dengan pelan jangan sampai timbul gelembung
Pindahkan larutan dari tabung test ke cuvet 2.5 mm
Masukkan cuvet dalam Comparator Disc di sebelah kanan
Putar comparator sampai hasilnya cocok dengan warna standard
Baca hasil yang diperoleh (hasil harus 12.5% atau kurang)
Ambil darah 0.01 mL darah control person masukkan dalam tabung test yang telah berisi 1.0
mL aquadest (free CO2)
Pindahkan larutan kedalam cuvet 2.5 mm dan tempatkan pada comparator sebelah kiri dan
jangan dipindah sampai pemeriksaan darah sample.
Ambil darah control person 0.01 mL dan masukkan dalam tabung test yang sudah berisi
larutan BTB 0.5 mL
Tambahkan larutan ACP 0.5 mL kedalam tabung dan secara bersamaan start “STOP WATCH”
disebut time zerro
Kocok hingga larut dan secepatnya masukkan dalam cuvet dan tempatkan pada comparator
sebelah kanan
Amati perubahan warna larutan dengan sambil memutar disc sampai hasil sesuai dengan
warna standar 100%
Catat waktu yang diperoleh (waktu MATCH), biasanya sekitar 20-30 menit tergantung dari
suhu setempat
Waktu yang diperoleh digunakan untuk standar waktu pembacaan pada darah “SAMPLE”
4. Uji Sample
Ambil darah sample 0.01 mL masukkan dalam tabung yang telah berisi 0.5 mL larutan
indicator (BTB)
Tambanhkan 0.5 mL larutan ACP pada tabung dan kocok hingga rata
Pindahkan secepatnya ke cuvet dan masukkan ke comparator sebelah kanan
Baca hasil sesuai waktu MATCH
a. Perhitungan
= 3219 u/l
b. Nilai Normal
1. Laki – laki = 4620 – 11500 u/l
2. Perempuan = 3990 – 10800 u/l
100%-75% dari normal : Tidak ada tindakan, tapi perlu test ulang dalam waktu dekat.
75%-50% dari normal : Mungkin over exposure : test ulang, hindarkan dari pekerjaan
dengan pestisida organophosfat selama 2 minggu dan test ulang untuk recovery.
50%-25% dari normal : Serious over exposure : test ulang, hindarkan dari seluruh
pekerjaan dengan pestisida organophosfat, jika sakit bawa ke dokter (medical check).
25%-0% dari normal : Very Serious over exposure : test ulang, hindarkan dari pekerjaan
dengan pestisida organophosfat sampai ada hasil medical check.
I. Pembahasan
1. Pada saat mencampur serum dengan reagen, harus tercampur sempurna karena akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan.
2. Usahakan tidak ada gelembung dipermukaan cairan, karena akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan.
3. Pegang kuvet bagian atas, bukan bagian bawah karena warna yang diabsorpsi oleh
spektrofotometer adalah bagian bawah juga saat memasukkan kedalam spektrofotometer
dilap dengan tissu.
J. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disipulkan bahwa praktikan dapat mengetahui cara
pemeriksaan aktivitas enzim Cholinesterase dan hasil pemeriksaan serum adalah 3219 u/l.
Referensi
Callaghan, Chris. 2007. At a Glance Sistem Ginjal. Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.
D.N. Baron, alih bahasa : P. Andrianto, J. Gunawan. 1990. Kapita Selekta Patologi Klinik, Edisi
4, EGC, Jakarta.
oyce Lefever Kee. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, EGC, Jakarta.
http://www.ilmukesker.com/tes-cholinesterase-45.html
http://teknologi-profesional.blogspot.co.id/2013/06/cara-pemeriksaan-enzim-
cholinesterase_13.html
Home
Analisis Dunia Kesehatan
Khasiat Buah dan Sayuran
Kayumanis-Shop
Featured
Uncategorized
Follow by Email
Klik Iklan Untuk Menutup Jendela ini. Iklan akan terbuka di TAB baru.
********** ********
Statistik
Blogroll
Blog dengan ID 212760 Tidak ada
Mengenai Saya
Cholinesterase (CHE)
19.17 No comments
Merupakan enzim hati yang dipergunakan untuk membantu
menentukan apakah fungsi sintesis dari hati masih baik atau
tidak. Bila kadar CHE menurun, berarti ada gangguan fungsi hati.
Home
Analisis Dunia Kesehatan
Khasiat Buah dan Sayuran
Kayumanis-Shop
Featured
Uncategorized
Follow by Email
Klik Iklan Untuk Menutup Jendela ini. Iklan akan terbuka di TAB baru.
********** ********
Statistik
Blogroll
Blog dengan ID 212760 Tidak ada
Mengenai Saya
Cholinesterase (CHE)
19.17 No comments
0 komentar:
Posting Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
http://infolabkes.blogspot.co.id/2014/03/cholinesterase-che.html