Anda di halaman 1dari 13

Penggunaan Pestisida Harus Berdasarkan

Pada Enam Tepat


Created: Friday, 21 November 2014 01:31 Written by Humas Balitsa Hits: 13048
http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/326-penggunaan-pestisida-
harus-berdasarkan-pada-enam-tepat.html

Berdasarkan konsepsi PHT, penggunaan pestisida harus berdasarkan pada enam tepat, yaitu
(1) tepat sasaran, (2) tepat mutu, (3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu, (5) tepat dosis atau
konsentrasi, dan (6) tepat cara penggunaan.

Tepat Sasaran
Tepat sasaran ialah pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis OPT yang menyerang.
Sebelum menggunakan pestisida, langkah awal yang harus dilakukan ialah melakukan
pengamatan untuk mengetahui jenis OPT yang menyerang. Langkah selanjutnya ialah
memilih jenis pestisida yang sesuai dengan OPT tersebut. Pada tabel berikut disajikan daftar
golongan pestisida berdasarkan OPT sasaran.

Tabel 1. Kelompok pestisida untuk mengendalikan OPT pada tanaman sayuran

No. Pestisida OPTsasaran


1. Insektisida Seranggahama
2. Akarisida Hamagolonganakarina(tungau)
3. Rodentisida Binatangpengerat(tikus)
4. Molluskisida Siput atau moluska
5. Nematisida Nematoda
6. Fungisida Penyakittanaman yangdisebabkanolehcendawan
7. Bakterisida Penyakit tanamanyangdisebabkanolehbakteri
8. Herbisida Rumput-rumputliarataugulma

Tepat Mutu
Tepat mutu ialah pestisida yang digunakan harus bermutu baik. Untuk itu agar dipilih
pestisida yang terdaftar dan diijinkan oleh Komisi Pestisida. Jangan menggunakan pestisida
yang tidak terdaftar, sudah kadaluarsa, rusak atau yang diduga palsu karena efikasinya
diragukan dan bahkan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Pestisida yang terdaftar dan
diijinkan beredar di Indonesia kemasannya diharuskan menggunakan bahasa Indonesia.

Tepat Jenis Pestisida


Suatu jenis pestisida belum tentu dianjurkan untuk mengendalikan semua jenis OPT pada
semua jenis tanaman. Oleh karena itu agar dipilih jenis pestisida yang dianjurkan untuk
mengendalikan suatu jenis OPT pada suatu jenis tanaman. Informasi tersebut dapat dilihat
pada label atau kemasan pestisida.

Tepat Waktu Penggunaan


Waktu penggunaan pestisida harus tepat, yaitu pada saat OPT mencapai ambang
pengendalian dan penyemprotannya harus dilakukan pada sore hari (pukul
16.1 atau 17.00) ketika suhu udara < 30 oC dan kelembaban udara 50-80%.

Tepat Dosis atau Konsentrasi Formulasi


Dosis atau konsentrasi formulasi harus tepat yaitu sesuai dengan rekomendasi anjuran karena
telah diketahui efektif mengendalikan OPT tersebut pada suatu jenis tanaman. Penggunaan
dosis atau konsentrasi formulasi yang tidak tepat akan mempengaruhi efikasi pestisida dan
meninggalkan residu pada hasil panen yang membahayakan bagi konsumen. Informasi dosis
atau konsentrasi anjuran untuk setiap jenis OPT pada tanaman tertentu dapat dilihat pada
label atau kemasan pestisida.

Tepat Cara Penggunaan


Pada umumnya penggunaan pestisida diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Namun
demikian, tidak semua jenis OPT dapat dikendalikan dengan cara disemprot. Pada jenis OPT
tertentu dan tanaman tertentu, aplikasi pestisida dapat dilakukan dengan cara penyiraman,
perendaman, penaburan, pengembusan, pengolesan, dll. Informasi tersebut dapat diperoleh
dari brosur atau label kemasan pestisida.

Penulis : Tonny K. Moekasan, Laksminiwati Prabaningrum, Witono Adiyoga, Herman de


Putter
Sumber : Modul 3 Pelatihan Penggunaan Pestisida pada Budidaya Cabai Merah, Tomat, dan
Mentimun

Berita Terkait

PETUNJUK KEAMANAN PADA SAAT PENYEMPROTAN PESTISIDA

Tiga hal Penting Yang Perlu diketahui dalam Teknik Penyemprotan Pestisida

Pembuatan Larutan Semprot Pada Pestisida

RESISTENSI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) TERHADAP PESTISIDA

Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Cabai Merah, Tomat & Mentimun


Pengenalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Cabai Merah, Tomat & Mentimun

Sahabat Rakyat Indonesia

 Beranda

Ketik di sini

Home » TANAMAN PANGAN DAN PRODUK PANGAN » Dosis / Ukuran Dari Penggunaan Pestisida

Selasa, 31 Mei 2016 TANAMAN PANGAN DAN PRODUK PANGAN

Dosis / Ukuran Dari Penggunaan Pestisida


Penggunaan pestisida harus sesuai standar berikut ini:

a. Penggunaan pestisida memenuhi 6 (enam) kriteria tepat serta memenuhi ketentuan baku lainnya
sesuai dengan “Pedoman Umum Penggunaan Pestisida”, yaitu tepat jenis, tepat mutu, tepat dosis,
tepat konsentrasi/dosis, tepat waktu, tepat sasaran (OPT target dan komoditi), serta tepat cara dan
alat aplikasi.

b. Penggunaan pestisida diupayakan seminimal mungkin meninggalkan residu pada hasil panen, sesuai
dengan “Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian Nomor
881/Menkes/SKB/VIII/1996 dan 771/Kpts/TP.270/8/1996 tentang Batas Maksimum Residu Pestisida
pada Hasil Pertanian”.

c. Mengutamakan penggunaan petisida hayati, pestisida yang mudah terurai dan pestisida yang tidak
meninggalkan residu pada hasil panen, serta pestisida yang kurang berbahaya terhadap manusia
dan ramah lilngkungan.

d. Penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan pekerja (misalnya
dengan menggunakan pakaian perlindungan) atau aplikator pestisida.

e. Penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup terutama
terhadap biota tanah dan biota air. f. Tata cara aplikasi pestisida harus mengikuti aturan yang tertera
pada label.

f. Pestisida yang residunya berbahaya bagi manusia tidak boleh diaplikasikan menjelang panen dan
saat panen. Berdasarkan standar pengendalian OPT, pencatatan penggunaan pestisida harus
dilakukan.
a. Pestisida yang digunakan dicatat jenis, waktu, dosis, konsentrasi, dan cara aplikasinya.

b. Setiap penggunaan pestisida harus selalu dicatat yang mencakup nama pestisida, lokasi, tanggal
aplikasi, nama distributor/kios, dan nama penyemprot (operator).

c. Catatan penggunaan pestisida minimal digunakan 3 tahun.

Share

0 Response to "Dosis / Ukuran Dari Penggunaan Pestisida"


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Copyright 2016 Sahabat Rakyat Indonesia

Template From Mas Sugeng

http://sahabatrakyatindonesia.blogspot.co.id/2016/05/dosis-ukuran-dari-penggunaan-
pestisida.html

Cara Pemeriksaan Enzim Cholinesterase


Diposting oleh Mike abdilah di Kamis, Juni 13, 2013

Informaikita- Selamat malam, berbicara tentang ilmu memang tidak ada habisnya, salah satunya
ilmu kesehatan yang sangat vital dikehidupan, maka dari itu saya mau mencoba mau berbagi
tentang Cara Pemeriksaan Enzim Cholinesterase, silhkan lanjutkan

A. Tujuan

Mengetahui cara Pemeriksaan Enzim Cholinesterase dan mengetahui aktivitas enzim Cholinesterase
dalam serum yang diperiksa.

B. Prinsip
1. Prinsip kerja : Pengujian darah yang mengandung enzyme cholinesterase membebaskan
asam asetat dari acetyl choline sehingga akan merubah pH larutan (mixture) darah dan
indicator.
2. Prinsip Reaksi : Butyrylthiocholine + H2O cholinesterase Thiocholine + butyrate
thiocholine + 2 [ Fe (CN)6 ]3- + H2O choline + 2 [ Fe (CN)6 ]4- + H2O.

C. Dasar Teori

Cholinesterase test adalah metode yang digunakan untuk melakukan uji keracunan pada seseorang
yang terpapar (organophosphates exposed) pestisida golongan organo phosfat.

Asetylcholinesterase (ChE) adalah enzim yang berfungsi menghidrolisis acetylcholine.Active site


dari cholinesterase terdiri dari 2 sub, yaitu esteratic site dan aniotik site. Cholinesterase atau disebut
enzim asetylcholinesterase adalah suatu enzim yang terdapat didalam membran sel terminal syaraf
kolinergik juga pada membran lainnya, seperti dalam plasma darah, sel plasenta yang berfungsi
sebagai katalis untuk menghidrolisis acetylcholine menjadi choline dan acetat. Acetylcholine adalah
suatu agen yang terdapat dalam fraksi ujung syaraf dari sistem syaraf yang akan menghambat
penyebaran impuls dari neuron ke post ganglionik.

Cholinesterase disintesis didalam hati atau liver, terdapat dalam sinaps, plasma darah dan sel
darah merah. Sekurang- kurangnya ada 3 jenis cholinesterase utama, yaitu enzim cholinesterase
yang terdapat dalam sinaps, cholinesterase dalam plasma, dan cholinesterase dalam sel darah
merah. Cholinesterse sel darah merah merupakan enzim yang ditemukan dalam sistem syaraf,
sedangkan cholinesterase plasma diproduksi didalam hati. Cholinesterase dalam darah umumnya
digunakan sebagai parameter keracunan pestisida, karena cara ini lebih mudah dibandingkan
pengukuran cholinesterase dalam sinaps.

D. Sampel

Sampel yang digunakan adalah darah perifer sebanyak 0.01 mL (10 mL) yang diambil pada jari
(finger).

E. Alat dan Bahan

1. Tintometer Kit
2. Disc Comparator
3. Tabung Test + Karet penutup + Rak
4. Pipet darah 0.01 mL
5. Cuvet 2.5 mm
6. Gelas ukur 50 mL
7. Labu Volumetri 250 mL
8. Beaker Glass
9. Lancet (jarum franc)
10. Stop watch
11. Kompor /Heather
12. Thermometer
13. Reagen

Indicator Solution => BTB 0.5 g dilarutkan dalam 250 mL distillated water (free CO2) – ketepatan
konsentrasi cukup penting dalam pembuatan larutan indicator.

Substrate Solution => Acetylcholine Per chlorate (ACP) 0.25 gram dilarutkan dalam 50 mL
destilated water (free CO2) – konsentrasi tidak penting dalam pembuatan larutan namun larutan
harus selalu dalam keadaan fresh (baru)

Aquadest Bebas CO2 => Panaskan aquadest dalam beaker glass dengan penutup kira2 10 menit dan
dinginkan.

G. Cara Kerja Analisa

1. Reagent Test

Digunakan untuk menguji larutan apakah masih memenuhi persyaratan atau kadaluarsa, cara
menguji :

 Ambil tabung test lengkap dengan penutupnya tempatkan pada rak yang tersedia
 Dengan menggunakan pipet pada botol yang berlabel “indicator” tambahkan 0.5 mL
indicator solution kedalam tabung test (tutup secepatnya)
 Ambil darah perifer 0.01 mL pada control person (tdk terpapar organo phosfat) masukkan
dalam tabung yang telah besisi larutan BTB (indicator) dan bilas
 Tambahkan 0.5 mL larutan ACP kedalam tabung test
 Kocok dengan pelan jangan sampai timbul gelembung
 Pindahkan larutan dari tabung test ke cuvet 2.5 mm
 Masukkan cuvet dalam Comparator Disc di sebelah kanan
 Putar comparator sampai hasilnya cocok dengan warna standard
 Baca hasil yang diperoleh (hasil harus 12.5% atau kurang)

2. Blood Blank (Blanko darah)

 Ambil darah 0.01 mL darah control person masukkan dalam tabung test yang telah berisi 1.0
mL aquadest (free CO2)
 Pindahkan larutan kedalam cuvet 2.5 mm dan tempatkan pada comparator sebelah kiri dan
jangan dipindah sampai pemeriksaan darah sample.

3. Menentukan waktu time Zero dan Match

 Ambil darah control person 0.01 mL dan masukkan dalam tabung test yang sudah berisi
larutan BTB 0.5 mL
 Tambahkan larutan ACP 0.5 mL kedalam tabung dan secara bersamaan start “STOP WATCH”
disebut time zerro
 Kocok hingga larut dan secepatnya masukkan dalam cuvet dan tempatkan pada comparator
sebelah kanan
 Amati perubahan warna larutan dengan sambil memutar disc sampai hasil sesuai dengan
warna standar 100%
 Catat waktu yang diperoleh (waktu MATCH), biasanya sekitar 20-30 menit tergantung dari
suhu setempat
 Waktu yang diperoleh digunakan untuk standar waktu pembacaan pada darah “SAMPLE”

4. Uji Sample

 Ambil darah sample 0.01 mL masukkan dalam tabung yang telah berisi 0.5 mL larutan
indicator (BTB)
 Tambanhkan 0.5 mL larutan ACP pada tabung dan kocok hingga rata
 Pindahkan secepatnya ke cuvet dan masukkan ke comparator sebelah kanan
 Baca hasil sesuai waktu MATCH

H. Analisa Hasil Pengamatan

a. Perhitungan

Aktivitas Enzim Cholinesterase : = (A1 – A2) + ( A2 – A3) X faktor

= (1,491 – 1,446) + (1,446 – 1,397) X 68500

= 0,045 + 0,049 X 68500

= 3219 u/l

b. Nilai Normal
1. Laki – laki = 4620 – 11500 u/l
2. Perempuan = 3990 – 10800 u/l

c. Hasil pembacaan berupa prosentase dengan kategori sebagai berikut :

 100%-75% dari normal : Tidak ada tindakan, tapi perlu test ulang dalam waktu dekat.
 75%-50% dari normal : Mungkin over exposure : test ulang, hindarkan dari pekerjaan
dengan pestisida organophosfat selama 2 minggu dan test ulang untuk recovery.
 50%-25% dari normal : Serious over exposure : test ulang, hindarkan dari seluruh
pekerjaan dengan pestisida organophosfat, jika sakit bawa ke dokter (medical check).
 25%-0% dari normal : Very Serious over exposure : test ulang, hindarkan dari pekerjaan
dengan pestisida organophosfat sampai ada hasil medical check.

I. Pembahasan

1. Pada saat mencampur serum dengan reagen, harus tercampur sempurna karena akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan.
2. Usahakan tidak ada gelembung dipermukaan cairan, karena akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan.
3. Pegang kuvet bagian atas, bukan bagian bawah karena warna yang diabsorpsi oleh
spektrofotometer adalah bagian bawah juga saat memasukkan kedalam spektrofotometer
dilap dengan tissu.

J. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disipulkan bahwa praktikan dapat mengetahui cara
pemeriksaan aktivitas enzim Cholinesterase dan hasil pemeriksaan serum adalah 3219 u/l.

Referensi

 Callaghan, Chris. 2007. At a Glance Sistem Ginjal. Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.
 D.N. Baron, alih bahasa : P. Andrianto, J. Gunawan. 1990. Kapita Selekta Patologi Klinik, Edisi
4, EGC, Jakarta.
 oyce Lefever Kee. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, EGC, Jakarta.
 http://www.ilmukesker.com/tes-cholinesterase-45.html

http://teknologi-profesional.blogspot.co.id/2013/06/cara-pemeriksaan-enzim-
cholinesterase_13.html

Info Laboratorium Kesehatan


Search

 Home
 Analisis Dunia Kesehatan
 Khasiat Buah dan Sayuran
 Kayumanis-Shop
 Featured
 Uncategorized

Follow by Email

Klik Iklan Untuk Menutup Jendela ini. Iklan akan terbuka di TAB baru.

********** ********

Statistik

Blogroll
Blog dengan ID 212760 Tidak ada

Mengenai Saya

analisis dunia kesehatan

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Cholinesterase (CHE)
19.17 No comments
Merupakan enzim hati yang dipergunakan untuk membantu
menentukan apakah fungsi sintesis dari hati masih baik atau
tidak. Bila kadar CHE menurun, berarti ada gangguan fungsi hati.

Cholinesterase atau disebut enzim asetylcholinesterase adalah suatu


enzim yang terdapat didalam membran sel terminal syaraf kolinergik juga pada
membran lainnya, seperti dalam plasma darah, sel plasenta yang berfungsi
sebagai katalis untuk menghidrolisis acetylcholine menjadi choline dan acetat.
Acetylcholine adalah suatu agen yang terdapat dalam fraksi ujung syaraf dari
sistem syaraf yang akan menghambat penyebaran impuls dari neuron ke post
ganglionik.

Cholinesterase disintesis didalam hati atau liver, terdapat dalam sinaps,


plasma darah dan sel darah merah. Sekurang- kurangnya ada 3 jenis
cholinesterase utama, yaitu enzim cholinesterase yang terdapat dalam sinaps,
cholinesterase dalam plasma, dan cholinesterase dalam sel darah merah.
Cholinesterse sel darah merah merupakan enzim yang ditemukan dalam sistem
syaraf, sedangkan cholinesterase plasma diproduksi didalam hati.
Cholinesterase dalam darah umumnya digunakan sebagai parameter keracunan
pestisida, karena cara ini lebih mudah dibandingkan pengukuran cholinesterase
dalam sinaps.
Posted via Blogaway

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Copyright © 2018 Info Laboratorium Kesehatan | Powered by Blogger


Design by FThemes | Blogger Theme by Lasantha - Free Blogger Themes | NewBloggerThemes.com

Info Laboratorium Keseh


http://infolabkes.blogspot.co.id/2014/03/cho
linesterase-che.html vvatan
Search

 Home
 Analisis Dunia Kesehatan
 Khasiat Buah dan Sayuran
 Kayumanis-Shop
 Featured
 Uncategorized

Follow by Email

Klik Iklan Untuk Menutup Jendela ini. Iklan akan terbuka di TAB baru.

********** ********

Statistik

Blogroll
Blog dengan ID 212760 Tidak ada

Mengenai Saya

analisis dunia kesehatan

Lihat profil lengkapku


Diberdayakan oleh Blogger.

Cholinesterase (CHE)
19.17 No comments

Merupakan enzim hati yang dipergunakan untuk membantu


menentukan apakah fungsi sintesis dari hati masih baik atau
tidak. Bila kadar CHE menurun, berarti ada gangguan fungsi hati.

Cholinesterase atau disebut enzim asetylcholinesterase adalah suatu


enzim yang terdapat didalam membran sel terminal syaraf kolinergik juga pada
membran lainnya, seperti dalam plasma darah, sel plasenta yang berfungsi
sebagai katalis untuk menghidrolisis acetylcholine menjadi choline dan acetat.
Acetylcholine adalah suatu agen yang terdapat dalam fraksi ujung syaraf dari
sistem syaraf yang akan menghambat penyebaran impuls dari neuron ke post
ganglionik.

Cholinesterase disintesis didalam hati atau liver, terdapat dalam sinaps,


plasma darah dan sel darah merah. Sekurang- kurangnya ada 3 jenis
cholinesterase utama, yaitu enzim cholinesterase yang terdapat dalam sinaps,
cholinesterase dalam plasma, dan cholinesterase dalam sel darah merah.
Cholinesterse sel darah merah merupakan enzim yang ditemukan dalam sistem
syaraf, sedangkan cholinesterase plasma diproduksi didalam hati.
Cholinesterase dalam darah umumnya digunakan sebagai parameter keracunan
pestisida, karena cara ini lebih mudah dibandingkan pengukuran cholinesterase
dalam sinaps.

Posted via Blogaway

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

http://infolabkes.blogspot.co.id/2014/03/cholinesterase-che.html

Anda mungkin juga menyukai