Tugas KMD

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

Nama : Yunita Diah Andriyani

NIM : 1610611055

Kelas : B

Pokok – Pokok Pikiran Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

Matan: “Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah
yang mengasuh semua alam; Yang Maha Pemurah dan Penyayang, Yang memegang
pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada Engkau, hamba menyembah dan hanya
kepada Engkau hamba mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang
lurus, jalan orang – orang yang telah Engkau beri kenikmatan; yang tidak dimurkai dan tidak
tersesat”. (Q.S. Al – Fatihah) “Saya ridla: ber-Tuhan kepada Allah, beragama kepada ISLAM
dan bernabikan kepada MUHAMMAD RASULULLAH Shallallahu ‘alaihi
wasallam”.AMMA BA’DU, bahwa sesumgguhnya ketuhanan itu adalah hak Allah
semata – mata. Bertuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah
satu –satunya ketentuan yang wajib atas tiap – tiap makhluk, terutama manusia. Hidup
bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat – iradat) Allah atas kehidupan manusia di
dunia ini.

Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur, dan bahagia hanyalah dapat
diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, tolong – menolong
dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar – benarmya, lepas daripada pengaruh syaitan
dan hawa nafsu. Agama Allah yang dibawa dan diajarka oleh sekalian Nabi yang bijaksana
dan berjiwa suci, adalah satu – satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan
sebaik – baiknya.
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang mana pun juga, adalah
kewajiban mutlak bagi tiap – tiap orang yang mengaku ber – Tuhan kepada Allah. Agama
Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi sejak Nabi Adam sampai Nabi
Muhammad SAW dan diajarkan kepada umatnya masing – masing untuk mendapatkan
hidup bahagia Dunia dan Akhirat. Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan
sejahtera sebagai yang tersebut diatas itu, tiap – tiap orang, terutama umat Islam, umat yang
percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak – jejak sekalian Nabi yang
suci, beribadah kepada Allah dan berusaha segiat – giatnya mengumpulkan segala kekuatan
dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di dunia ini, dengan niat yang
murni tulus dan ikhlas karena Allah semata – mata dan hanya mengaharapka karunia Allah
dan ridha – Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala
perbuatannya; lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah hati menghadapi segala kesukaran
atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan
penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa. Untuk
melaksanakan terwujudya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat
Allah didorong oleh firman Allah dalam Qur’an: “Adakanlah dari kamu sekalian, golongan
yang mengajak kepada keislaman, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah daripada
keburukan. Mereka itulah golongan yang berbahagia.” (Q.S. Ali Imran:104).
Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh
almarhum KHA. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai “gerakan Islam” dengan nama
“MUHAMMADIYAH” yang disusun dengan Majlis – majlis (bahagian – bahagiannya),
mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan “syura” yag dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaraan atau Muktamar. Kesemuanya itu perlu untuk
menunaikan kewajiban mengamalkan perintah – perintah Allah dan mengikuti sunnah
Rasul – Nya, Nabi Muhammad SAW guna mendapat karunia dan ridha - Nya, di dunia dan
akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentausa dan bahagia , disertai nikmat dan
rahmat Allah yang melimpah, sehingga merupakan: “Suatu negara yang indah, bersih, suci
dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang Maha Pengampun”.Maka dengan
Muhammadiyah ini, mudah – mudahan umat Islam dapatlah diantarkan ke pintu gerbang
Syurga “Jannatun Na’im” dengan keridlaan Allah Yang Rahman dan Rahim.
Diktum matan/ teks Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah terdiri dari 7
paragraf, yang setiap paragraf berisi satu pokok pikiran, yaitu:
PERTAMA : Hidup manusia harus berdasarkan “TAUHID", yaitu mengesakan Allah;
ber – Tuhan, beribadah serta patuh hanya kepada Allah semata.
KEDUA : Hidup manusia bermasyarakat.
KETIGA : Hanya ajaran Islam satu – satunya ajaran hidup yang dapat dijadikan sendi
pembentuk pribadi utama dan mengatur ketertiban hidup bersama (bermasyarakat)
menuju hidup bahagia sejahtera yang hakiki dunia dan akhirat.
KEEMPAT : Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk
mewujudkan masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT adalah
WAJIB, sebagai ibadah kepada Allah, dan berbuat islah dan ihsan kepada sesama
manusia.
KELIMA : Perjuangan menegakkan menjunjung tinggi agama Islam hanyalah akan
berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba’) perjuangan para Nabi, terutama
perjuangan Nabi Muhammad SAW.
KEENAM : Perjuangan mewujudkan pokok – pokok pikiran diatas hanya dapat
dilaksanakan sebaik – baiknya dan akan berhasil bila dengan cara berorganisasi.
KETUJUH : Seluruh Perjuangan diarahkan kepada tercapainya tujuan
Muhammadiyah, yaitu terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai
Allah SWT.
Ketujuh pokok pikiran tersebut pada hakekatnya menggambarkan suatu ideologi yang
dianut oleh Muhammadiyah secara signifikan. Sebagaimana ideologi pada umumnya,
di dalam setiap ideologi pasti terdapat 3 unsur paling utama, yaitu:
a. Adanya suatu realitas yang diyakini dalam hidupnya (keyakinan hidup).
Tergambar dalam pokok pikiran I, II, III, dan IV.
b. Keyakinan tersebut dijadikan landasan untuk merumuskan tujuan hidup yang
dicita – citakan. Tergambar dalam pokok pikiran VII.
c. Cara atau ajaran yang digunakan untuk merealisasikan tujuan yang
dicita – citakan. Tergambar dalam pokok pikiran V dan VI.
POKOK PIKIRAN I

HIDUP MANUSIA HARUS BERDASARKAN TAUHID; YAITU BERTUHAN,


BERIBADAH SERTA TUNDUK DAN TAAT HANYA KEPADA ALLAH SEMATA

Benih meyakini terhadap eksistensi Allah merupakan fitrah atau sesuatu yang bersifat
kodrati. Mengikuti apa yang diperintahkan Allah dalam Q.S. Muhammad 47:19 agar
menggunakan segala potensi yang dimilikinya untuk membaca ‘ayat – ayat Allah’ guna
memperkokoh ‘belief’, yang sudah tertanam dalam lubuk hati seseorang, para filosuf
mengemukakan adanya 4 argumentasi pembuktian terhadap eksistensi Allah, yaitu:

a. Pembuktian Kosmologis, yaitu suatu bukti yang berhubungan dengan ide


tentang kasualitas/ sebab.
b. Pembuktian Ontologis, yaitu pembuktian adanya Tuhan berdasarkan Refleksi
atas kenyataan obyektif dengan berpedoman pada konsep mengenai
ADA YANG SEMPURNA.
c. Pembuktian Teleologis, yaitu pembuktian tentang adanya Tuhan dengan
berpedoman pada konsep keterpolaan (desain) di dalam alam semesta yang
membutuhkan ‘desainer’.
d. Pembuktian Moral, yaitu pembuktian adanya Tuhan dengan berpegang pada
pengandaian adanya hukum moral umum yang memperlihatkan adanya “ penjamin
moral “.
POKOK PIKIRAN II

HIDUP MANUSIA ADALAH BERMASYARAKAT

Hidup bermasyarakat bagi manusia dalam pandangan Islam merupakan


sunatullah, sebagaimana ditegaskan dalam Q.S. Al – Hujurat 49:13. Dalam tinjauan
filsofis manusia disoroti dari berbagai segi hakekatnya. Dilihat dari hakekat kedudukannya
ia adalah makhluk Tuhan (Homo divinan) sekaligus sebagai makhluk mandiri, yang
memiliki kebebasan kehendak (free will) dan kebebasan memilih (free choice).
Sedangkan ditilik dari hakekat sifatnya, manusia adalah makhluk pribadi (Homo
Individualicum) sekaligus sebagai makhluk sosial (Homo Socius –zoon politikon). Manusia
yang tunggal dan tersendiri tanpa hubungan dengan manusia – manusia lain adalah tak
lengkap, ia selalu bertautan dengan satu kekeluargaan, kekerabatan,
kemasyarakatan. Singkatnya hakekat manusia ialah ada dalam suatu kebersamaan (being
in communion). Dalam tinjauan psikologi ditegaskan bahwa dalam diri manusia terdapat
2 dorongan hidup yang paling dominan, yaitu dorongan keakuan (Ichhaftigkeit);
dorongan kekitaan (Sachlichkeit/ Wirhaftigkeit). Kedua dorongan ini jelas merupakan
landasan/ dasar munculnya 2 hakekat sifat manusia selaku makhluk individu dan makhluk
sosial.Islam berpendirian bahwa bersatunya manusia dalam masyarakat adalah
suatu keharusan. Islam mengakui manusia sebagai makhluk yang paling mulia dalam
Q.S Al – Isra 17:70. Sekalipun demikian selaku makhluk sosial ia tidak boleh
melepaskan diri dari tanggungjawabnya dalam kehidupan bersama. Islam sangat
menekankan arti pentingnya menghormati dan mencintai kepada sesama.

POKOK PIKIRAN III

ISLAM SATU – SATUNYA AGAMA YANG BENAR (HAK), DAN SATU – SATUNYA
AGAMA YANG SEMPURNA

Islam adalah ajaran hidup yang memberikan bimbingan yang sangat sempurna
serta memberikan kepuasan batin yang maksimal kepada setiap orang selaku ‘homo
divinan’ dan ‘homo religius’ maupun ‘homo socius’. Pokok pikiran ke – 3 ini menjadi
keyakinan yang kokoh dan kuat bagi Muhammadiyah sebagai hasil pemahaman dan telaah
terhadap Islam. Ada 2 kelebihan ajaran Islam yang dibawakan oleh Rasulullah
Muhammad SAW, yaitu:

1. Agama Islam adalah agama yang mutlak kebenarannya. Pernyataan seperti ini
didasarkan pada firman Allah sebagai berikut: “Kebenaran itu adalah Tuhanmu,
oleh karena itu janganlah sekali – kali kamu termasuk orang – orang yang
menyangsikannya”. (Q.S. Al – Baqarah 2:147). “Sesungguhnya agama yang ada di
sisi Allah hanyalah agama Islam”. (Q.S. Ali – Imran 3:19). “Dan siapa pun yang
mecari agama selain Islam tidaklah akan diterima dan di akhirat ia termasuk golongan
orang – orang yang merugi”. (Q.S. Ali ‘Imran 3:85). Kemu’jizatan Al – Qur’an,
antara lain:
a. Gaya bahasa Al – Q ur’an yang sangat mengagumkan.
b. Terpeliharanya otentistas/ keshahihan Al – Qur’an sampai akhir zaman.
c. Rasulullah SAW sebagai penerima wahyu Al – Qur’an adalah seorang Rasul
yang ‘ummi’ (buta aksara), yang sama sekali tidak dapat baca tulis. Namun
sekian banyak ayat – ayat Al – Qur’an mengungkapkan pengetahuan yang sangat
tinggi, yang pada saat Al – Qur’an diturunkan umat sama sekali belum dapat
memahaminya.
d. Al – Qur’an bukanlah buah ciptaan Nabi Muhammad SAW. Al – Qur’an
diturunkan sedikit demi sedikit selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari yang
didalamnya terdapat beberapa kata yang cukup mencengangkan. Abdurrazaq
Naufal dalam “Al – I’jaz al – Adaby li al – Qur’an al – kariem” membeberkan
kemu’jizatan Al – Qur’an.
2. Agama Islam adalah agama yang sempurna (kamil) dan momot (syamil).
Kesempurnaan ajaran Islam ditegaskan Allah dalam firman – Nya : “Pada hari ini
telah AKU sempurnakan agama untuk kalian, dan telah aku cukupkan pula
nikmat – Ku kepada kalian, serta AKU rela Islam sebagai agama kalian”. (Q.S.
Al – Maidah 5:3) “Hai orang – orang yang beriman, masuklah kalian dalam Islam
secara menyeluruh, dan janganlah kalian mengikuti langkah – langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh nyata bagi kalian”. (Q.S. Al – Baqarah 2:208)
Dengan memahami kedua ayat di atas ditambah dengan pemahaman secara umum
sebagaimana yang terkandung dalam Al – Qur’an dan Al – Hadits, Muhammadiyah
memiliki keyakinan yang teguh bahwa Islam bukan sekedar mengajarkan
bagaimana seharusnya seseorang menghubungkan dirinya kepada Al – Khaliq
semata, tapi juga kepada sesama muslim. Kesempurnaan Islam benar – benar
bersifat obyektif dan riil (nyata), dan sama sekali bukan sekedar pengakuan
dari orang – orang yang terlibat didalamnya, yang biasanya cenderung bersifat
subyektif. Kesempurnaan dan syamil ajaran Islam tidak mungkin dipungkiri oleh
siapapun bila jujur dalam mengkaji dan mempelajarinya secara proporsional.
Berikut beberapa pengakuan dari non Islam yang terus terang mengakui
kesempurnaan ajaran Islam:
1. Profesor H.A.R Gibb seorang Orientalis yang ahli dalam bahasa – bahasa
Semit menulis bukunya yang berjudul “The Wither of Islam” dengan ungkapan
“Islam is indeed much more than a system of theology. Islam is civilization”.
2. V.N Dean, seorang Orientalis yang menulis buku: “The Nature of the Non
Western World”, menyatakan “Islam is complete integration of religion,
political system, way of life and interpretation of history”.

POKOK IV

BERJUANG MENEGAKKAN AGAMA ISLAM ADALAH WAJIB, SEBAGAI IBADAH


KEPADA ALLAH, DAN BERBUAT IHSAN DAN ISLAH KEPADA MANUSIA

Pokok pikiran ini merupakan konsekuensi logis dari pokok pikiran ketiga.
Konsekuensinya yaitu apa yang telah dipilihnya kemudian harus diperjuangkan dengan
semaksimal mungkin. Bagi setiap muslim harus mempunyai kesadaran akan wajibnya
memperjuangkan tegaknya ajaran Islam dimana dan kapan pun juga sebagai tanda bukti akan
kebenaran iman dan keislamannya. Iman adalah suatu persetujuan, suatu bentuk janji
antara manusia dan Tuhan. Iman bukan suatu pengakuan belaka tentang kepercayaan
terhadap Allah. Ia adalah pengakuan terhadap kenyataan bahwa hanya Allah sajalah
Tuhan kita, Yang Berdaulat dan Yang memerintah, dan bahwa segala sesuatu yang
dimiliki manusia, termasuk hidupnya sendiri, adalah kepunyaan Allah dan harus
dipergunakan sesuai dengan petunjuk – petunjukNya. Allah menegaskan dalam Al – Qur’an
surat As – Syamsu 91:8. “Maka DIA (Allah) mengilhamkan (jalan) kefasikan dan
ketaqwaan ke dalam jiwa (manusia)”. Dalam salah satu haditsnya Rasulullah SAW,
bersabda : “Surga itu diselimuti dengan berbagai hal yang tidak menyenangkan, dan neraka
diselimuti dengan berbagai macam kesenangan (sahwat)”. Iman dalam pengertian agama
Islam bukannya suatu konsep metafisikal belaka; ia adalah corak suatu perjanjian yang
dengannya manusia membarter atau menukar hidupnya dan segala yang dimilikinya
dengan Allah sebagai ganti bagi janji surga di akhirat nanti.

POKOK PIKIRAN V

PERJUANGAN MENEGAKKAN AGAMA ISLAM AKAN BERHASIL BILA


MENGIKUTI JEJAK PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW

Bila dalam pokok pikiran keempat dibahas mengenai konsekuensi yang harus
dilakukan akibat dari telah dipilihnya Islam, maka dalam pokok pikiran ini dibahas
mengenai cara dan sikap bagaimana yang harus dijadikan pedoman untuk memperjuangkan
tegaknya Islam? Dalam Al – Qur’an, Allah menegaskan figur para Nabiyullah
‘alaihimussalam, khususnya figur Nabi Muhammad SAW adalah satu – satunya model
dan panutan bagi setiap muslim dalam seluruh aspek kehidupannya.

Pengabdian, perjuangan dan pengorbanan demi kemuliaan dan kejayaan Islam


dan umat Islam telah diperlihatkan secara konkrit oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana
dinyatakan oleh Allah SWT dalam firmannya : “Niscaya sungguh bagi kalian di dalam
diri pribadi mereka (para Nabi) merupakan suatu contoh teladan yang sangat bagus
sekali”. (Q.S. al – Mumtahanah 60:6) “Niscaya sungguh bagi kalian di dalam diri pribadi
Rasulullah SAW merupakan suatu suri teladan yang bagus sekali”. (Q.S. al – Ahzab
33:21). Kehidupan Rasulullah SAW yang sangat mempesona dan mengagumkan
merupakan gambaran yang hidup, riel dan konkrit serta tercatat dalam sejarah secara
obyektif dari fase – fase perjalanan hidup beliau, hakekatnya merupakan wujud nyata
dari ide yang terkandung dalam Al – Qur’an.

Dari banyak pengakuan yang sangat jujur dari orang – orang non muslim, maka
wajar jika kemudian Rasulullah SAW telah terpilih sebagai pilihan pertama tokoh
seratus dunia, sebagaimana paparan hasil penelitian Michael Hart pada tahun 1986 lewat
suatu angket yang diselenggarakan oleh suatu majalah Amerika terkenal. Hasil penelitian
tersebut akhirnya dibukukan dalam sebuah buku berjudul “The 100: A Rangking of
The Most Influential Persons in History”, dimana Nabi Muhammad SAW diletakkan pada
urutan teratas sebelum Newton, Kristus, Budha, Confucius, dan Snto Paulus. Dalam kata
pengantarnya Hart menyatakan bahwa “Penilaian saya ini mungkin mengejutkan
beberapa pembaca, dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tetapi, saya
berpegang pada keyakinan, Nabi Muhammad – lah satu – satunya manusia dalam sejarah
yang berhasil meraih sukses yang besar, baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang
lingkup duniawi”. Sifat perjuangan Rasulullah yang wajib diteladani antara lain sikapnya
yang konsisten terhadap prinsip yang diyakininya, ikhlas, sabar, tanggungjawab,
demokratis dan tidak suka dikultuskan, tegas, sederhana, rendah hati, ramah tamah, pemaaf,
terpercaya, jujur, dan tawakal kepada Allah. Dan beralasan dengan sikap ittiba’ala
Rasulullah ini pula persyarikatan yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan
dinamakan MUHAMMADIYAH, dengan maksud bertafa’ul atau berpengaharapan baik
semoga persyarikatan beserta para pendukung cita – citanya dapat mencontoh jejak
perjuangan dan meneladani diri pribad Rasulullah SAW, penutup segala Nabi dan Rasul.

POKOK PIKIRAN VI

PERJUANGAN MEWUJUDKAN POKOK – POKOK PIKIRAN SEPERTI DI ATAS


HANYA DAPAT DILAKSANAKAN DENGAN BAIK DAN BERHASIL DENGAN
CARA BERORGANISASI.

Pokok pikiran keenam ini membicarakan tentang alat perjuangan sebagai rangkaian
yang logis terhadap pokok – pokok pikiran sebelumnya. Dalam upaya menjawab pertanyaan
dengan cara manakah agar perjuangan dapat berhasil dengan baik, maka jawaban yang
terbaik adalah dengan mengikuti petunjuk Allah sebagai berikut : “Sesungguhnya Allah
senang terhadap orang – orang yang berjuang di jalan-Nya (agama Islam) dalam keadaaan
tersusun rapi ibarat suatu bangunan yang kokoh kuat”. (Q.S. as – Shaf 61:4)

Islam adalah agama yang ajarannya multi dimensional, meliputi aspek yang bersifat
vertikal transendental dan horisontal. Dalam hubungannya dengan pelaksanaan agama yang
bersifat horisontal, khususnya yang berkaitan dengan aspek muamalat duniayawat maka
sangat diperlukan adanya kerjasama dan tolong menolong (ta’awun). Untuk mengatur
Muhammadiyah supaya:

a. Tepat, yaitu sesuai dan selalu berpijak pada prinsip – prinsip yang diyakininya.
b. Benar, yaitu sesuai dengan teori perjuangan serta lurus menuju tercapainya maksud
dan tujuan Persyarikatan.
c. Tertib, yaitu serasi tidak simpang siur dan tumpah tindih.
d. Lancar, yaitu maju terus tanpa mengenal berhenti.
POKOK PIKIRAN VII

SELURUH PERJUANGAN DIARAHKAN UNTUK TERCAPAINYA TUJUAN HIDUP,


YAKNI TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG UTAMA, ADIL DAN MAKMUR
YANG DIRIDLAI ALLAH SWT

Matan Kepribadian Muhammadiyah

1. Latar Belakang Perumusan Kepribadian Muhammadiyah


Upaya penggalian dan perumusan Kepribadian Muhammadiyah berawal dari
suatu kursus yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah pada bulan
Ramadhan 1381 H. Salah satu pembicara dalam kursus itu adalah K.H Faqih
Oesman, menyampaikan materi tentang “Apakah Muhammadiyah itu?”, dari
sinilah muncul kesadaran akan kebutuhan Persyarikatan terhadap rumusan
Kepribadian Muhammadiyah yang dapat dijadikan pedoman perjuangan
Muhammadiyah.
2. Fungsi Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah berfungsi sebagai landasan, pedoman dan pegangan
bagi Muhammadiyah menuju cita – cita terwujudnya masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridhai Allah SWT.
3. Matan (teks) Kepribadian Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan Islam. Maksud
gerakanya adalah Da’wah Islam amar ma’ruf nahi munkar yang ditujukan pada
dua bidang; perseorangan dan masyarakat. Da’wah amar ma’ruf nahi munkar pada
bidang yang pertama terbagi menjadi 2 golongan:
a. Kepada yang Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan
kepada ajaran – ajaran Islam yang murni.
b. Kepada yang belum Islam bersifat seruan atau ajakan untuk memeluk agama
Islam.

Adapun da’wah amar ma’ruf nahi munkar yang kedua ialah kepada
masyarakat, bersifat perbaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya
itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa.

Dasar Amal Usaha Muhammadiyah

Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas


prinsip – prinsip yang tersimpul dalam Mukadimah Anggaran Dasar, yaitu:

a. Hidup manusia harus berdasarkan Tauhid, ibadah dan taat kepada Allah.
b. Hidup manusia bermasyarakat.
c. Mematuhi ajaran – ajaran Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu
satu – satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan
dunia dan akhirat.
d. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat
adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada manusia.
e. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW.
f. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah

Muhammadiyah berpedoman: “Berpegang teguh akan ajaran Allah dan


Rasulnya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan
menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah”.

4. Sifat Muhammadiyah.
a. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
b. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
c. Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam.
d. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
e. Mengindahkan segala hukum, undang – undang, peraturan serta dasar dan
falsafah negara yang sah.
f. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh
tauladan yang baik.
g. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan
pembangunan sesuai dengan ajaran Islam.
h. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan
dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya. Membantu
pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan
membangun negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang
diridhai Allah.
i. Bersifat adail serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.

Fungsi dan Misi Muhammadiyah

Berdasarkan keyakinan dan cita – cita hidup yang bersumberkan ajaran Islam,
Muhammadiyah menyadari kewajibannya berjuang dan mengajak segenap golongan dan
lapisan bangsa Indonesia untuk mengatur dan membangun tanah air dan negara Indonesia
sehingga menjadi masyarakat dan negara yang adil, makmjur, sejahtera, bahagia, materiil,
dan sprituil yang diridlai Allah SWT. Keyakinan dan cita – cita hidup Muhammadiyah,
bukanlah hal baru dan hakekatnya menjadi sesuatu yang wajar. Pola perjuangan
Muhammadiyah menggunakan da’wah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dalam arti
proporsi yang sebenar - benarnya, sebagai jalan satu – satunya.

Anda mungkin juga menyukai