Anda di halaman 1dari 28

KASUS :

Tn X usia 30 tahun di bawa ke RSJ setelah selama dua minggu tidak mau keluar kamar, tidak
mau mandi, dan tidak mau bicara. Saat dilakukan pengkajian, Tn X hanya diam, tidak mau
menatap mata perawat, dan sesekali mengembuskan napas dengan panjang lalu kembali tidur.
Keluarga mengatakan hal ini terjadi semenjak usahanya bangkrut dan ditipu oleh temannya
sendiri. 3 tahun yll pasien bercerai dengan istrinya. Setelah bercerai pasien sempat murung,
tidak mau keluar rumah dan menjadi lebih pendiam. Tetapi hal ini tidak berlangsung lama.
Pasien belum pernah dibawa berobat ke medis.

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.M Tanggal Dirawat :
Umur : 30 Th Tanggal Pengkajian :
Alamat : Malang
Ruang Rawat : Jalak
Pekerjaan : Wirawasta Sumber Informan : klien
Jenis Kelamin : Laki laki keluarga
Agama : Islam perawat
Pendidikan : S1
Nomor Reg : 1023XXX
Status : Cerai hidup

II. ALASAN MASUK


a. Data primer :Klien tidak tahu mengapa dibawa kesini
b. Data Sekunder: Menurut keluarga klien tidak mau keluar kamar, tidak mau bicara,
tidak mau makan dan mandi selama 2 minggu
c. Keluhan utama saat pengkajian : pasien mengatakan tidak ingin berbicara dengan
orang lain

III. FAKTOR PRESIPITASI


1 bulan sebelum dibawa ke RSJ usaha travel pasien mengalami kagagalan. Selama di
rumah hanya mengurung diri di kamar.

28
IV. FAKTOR PRESDISPOSISI.
1. Pernah mengalami ganguan jiwa di masa lalu :
Pernah mengalami hal seperti ini tapi sembuh sendiri
2. Faktor penyebab pendukung:
a. Riwayat trauma
No Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
1 Aniaya fisik - - - -
2 Aniaya seksual - - - -
3 Penolakan 27 th - V(percer -
aian)
4 Kekerasan dalam - - - -
rumah tangga
5 Tindakan kriminal - - - -

Jelaskan : Pernah mengalami perceraian 3 tahun yll


Diagnosa Keperawatan : Respon pasca trauma
b. Pernah mencoba upaya bunuh diri
Saat ditanya apakah klien pernah ada pikiran untuk bunuh diri, klien menjawab
“ tidak”.
c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan,
kematian, perpisahan)
Klien menjelaskan kegagalan pernikahan / perpisahan dengan istrinya saat usia
27 tahun
Diagnosa Keperawatan: Respon pasca trauma
d. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
Tidak ada
e. Riwayat NAPZA
Klien tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang
3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi di atas dan hasilnya :
Belum pernah dibawa berobat
4. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada

29
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Genogram :

x x x

30 th

Ket :
: laki-laki : orang tinggal serumah

x : laki-laki sudah meninggal : cerai


: perempuan : klien

x : perempuan sudah meninggal

: Garis keturunan

30 : Umur

Jelaskan:
Klien merupakan anak pertama dari dua bersaudara, adik kandung perempuan sudah
menikah, klien tinggal serumah dengan kedua orang tuannya, pengambil keputusan
dalam keluarga adalah ayah klien, pola asuh ayah otoriter, hubungan dalam keluarga
kurang harmonis.keluarga yang paling dekat dengan klien adalah ibunya.
Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan koping keluarga
2. Konsep diri
a. Citra tubuh : klien menjawab tidak tahu saat ditanya anggota tubuh yang disukai,
menurutnya semua anggota tubuhnya biasa-biasa saja

30
b. Identitas : klien mengatakan kurang puas dengan pendidikannya yang s1, masih
ingin melanjutkan sampai s2, klien juga merasa puas menjadi laki laki, dan klien
kurang puas dengan pekerjaannya
c. Peran: klien dirumah sebagai anak dan juga sebagai pekerja
d. Ideal diri : klien ingin pulang dan cepat sembuh dari penyakit jiwa yang dideritanya
dan ingin bekerja yang lebih baik lagi
e. Harga diri : klien mengatakan malu karena telah bangkrut
Diagnosa Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat : klien mengatakan saat ini tidak ada orang yang dekat
dengan klien disini , tetapi kalau dirumah dekat dengan ibunya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial : Di rumah
klien tidak pernah mengikuti kegiatan apapun.dirumah sakit klien Ikut senam bila
disuruh, Tidak mau berinteraksi dengan temannya, tidak bisa memulai
pembicaraan, kontak mata kurang, Sering menunduk, bicara volume pelan, klien
sering menyendiri
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien mengatakan tidak mau
bercakap-cakap dengan temannya karena merasa senang sendiri.
Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
4 . Spiritual
a. Nilai dan kepercayaan : klien beragama islam
b. Kegiatan ibadah : klien tidak pernah melakukan ibadah sholat selama di rumah sakit.
Di rumah kadang melakukan sholat
Diagnosa Keperawatan: distres spiritual

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum :
KU cukup baik
2. Kesadaran
Composmentis, GCS : 456
3. Tanda vital : TD : 110/60mmHg, N : 82x/mnt S : 360 CRR : 20X/mnt
4. Ukuran : Berat badan : 65 Kg Tinggi badan: 175 Cm
5. Keluhan fisik :
Klien mengatakan tidak sakit, baik-baik saja.

31
Diagnosa Keperawatan: ----

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan ( usia, cara berpakaian, kebersihan)
Raut muka klien sesuai dengan usia klien saat ini. Cara berpakain klien sesuai yang
diberikan diruang jalak pakaian kurang rapi, rambut tidak disisir, serta kuku sedikit hitam
dan kotor
Diagnosa keperawatn :defisit perawatan diri
2. Pembicaraan
Frekuensi : sedikit bicara, bila di tanya menjawab singkat lalu diam
Volume : pelan
Jumlah : sedikit
Karakter : lambat
Diagnosa Keperawatan: Kerusakan Komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik
Hipokinesia, hipoaktivitas
Jelaskan : klien selalu diam di dalam kamar, keluar pada saat makan dan pada saat kamar
dibersihkan, kadang keluar ruangan dan nampak bingung.
Diagnosa Keperawatan:Intoleransi aktifitas
4. Mood dan afek
a. Mood
Sedih
Jelaskan : klien sedih karena jarang di kunjungi keluarga
b. Afek
Datar
Jelaskan : Ekspresi klien datar, ketika berinteraksi tidak menatap mata lawan bicara
cenderung diam dan menunduk
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Proses pikir
5. Interaksi selama wawancara
Tidak kooperatif dan kontak mata kurang
Jelaskan : klien cenderung diam saja selama berbincang, memalingkan mata tidak
menatap mata lawan bicara
Diagnosa Keperawatan: kerusakan interaksi sosial

32
6. Persepsi sensorik
Klien mengatakan dulu pernah mendendengar suara-suara tanpa wujud saat dirumah
sebelum dibawa ke RSJ.
Diagnosa Keperawatan :risiko gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
7. Proses pikir
a. Arus pikir
Blocking
Jelaskan : pada saat berbicara sering terhenti, bingung seperti memikirkan sesuatu
b. Isi pikir
Pikiran isolasi sosial
Jelaskan : sedih merasa gagal,tidak punya teman
c. Bentuk pikir
Realistis
Diagnosa Keperawatan: Gangguan proses pikir
8. Kesadaran Orientasi (waktu tempat dan orang)
Waktu : klien dapat menyebutkan waktu (pagi, siang, sore)
Tempat : klien tau berada dimana sekarang
Orang : klien dapat menyebutkan nama orang lain, namun terkadang lupa
Diagnosa Keperawatan: Gangguan proses pikir
9. Memori
o Gangguan daya ingat panjang: saat ditanya perawat “ berapa umurnya?” Klien
menjawab sesuai rekam medik yaitu 30 tahun.
o Gangguan daya ingat menengah: saat ditanya “ kapan bapak masuk rumah sakit?”
Klien menjawab kurang lebih 1minggu.
o Gangguan daya ingat pendek (kurang waktu 10 menit s.d 15 menit): saat ditanya oleh
perawat , kegiatan apa yang baru saja bapak lakukan?” Klien menjawab dengan
benar yaitu mandi dan sarapan.
Diagnosa Keperawatan: -
10. Tingkat kosentrasi
a. Kosentrasi
Tidak mampu berkosentrasi
Jelaskan : klien tidak bisa berkosentrasi, cenderung diam dan bingung saat ditanya
b. Berhitung

33
Jelaskan : klien mampu menghitung dengan benar pertambahan yang diberikan
oleh perawat seperti: 100-7-10= 83, 50-10-3= 37, atau bisa menghitung jumlah
temannya yang ada diruangan.
Diagnosa Keperawatan: -
11. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan
Jelaskan : klien mengambil keputusan saat di panggil dan di suruh duduk makan dan
mencuci tempat makan klien dapat melakukan dengan bantuan orang lain
Diagnosa Keperawatan:Gangguan proses pikir
12. Daya tilik diri
Klien mengingkari tentang penyakitnya
Diagnosa Keperawatan: Gangguan proses pikir

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
a. Perawatan kesehatan
Jelaskan : klien mampu mandi kalau diingatkan petugas, tidak dengan inisiatif sendiri
2. Kegiatan hidup sehari hari
a. Perawatan diri
1) Mandi
Jelaskan : klien mandi sehari 2 x sehari pagi dan sore di ingatkan oleh petugas
2) Berpakaian, berhias dan berdandan
Klien berpakaian sesuai ketentuan ruangan, kuku klien sedikit kotor dan
hitam
3) Makan
Klien makan 3 x / hari menu sesuai ruangan porsi tidak habis
4) Toileting
Klien toileting melakukannya secara mandiri
Diagnosa Keperawatan: deficit perawatan diri
b. Nutrisi
Klien mengatakan makan 3x sehari porsi setengah dan kudapan satu kali perhari
tiap jam 10.00, nafsu makan klien kurang, berat badan saat ini 65 kg
Diagnosa Keperawatan:----
c. Tidur

34
1) Istirahat tidur
Tidur siang jam 3-4, malam jam 20.00-05.00, aktifitas sebelum
tidur,menyendiri di teras sesudah tidur makan, dan menyendiri.
2) Gangguan tidur
Tidak ada gangguan tidur
Diagnosa Keperawatan:----
3. Kemampuan lain
o Mengantisipasi kebutuhan hidup
Dalam melakukan kegiatan sehari-hari klien masih harus diingatkan dan disuruh
oleh petugas ruang jalak
o Klien meminum obatnya sendiri yang diberikan perawat
4. Sistem Pendukung
o Terapis dan teman satu kamar
Diagnosa Keperawatan:-

IX. MEKANISME KOPING


Jelaskan : klien mengatakan “saya bingung, saya dalam kamar”saat klien mengalami
masalah klien diam di kamar
Diagnosa Keperawatan: Ketidkefektifan koping individu

X. MASALAH PSIKOSOSIAL
o Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya
Jelaskan : klien pendiam sehingga tidak bisa berinteraksi dengan keluarga dan
masyarakat.
o Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya
jelaskan : ---
o Masalah dengan pendidikanya :
Jelaskan : klien sudah tidak dalam pendidikan
o Masalah dengan pekerjaanya :
Jelaskan : klien mengalami masalah dalam pekerjaanya, yaitu usahanya bangkrut dan
ditipu teman
o Masalah dengan perumahan, spesifiknya
Jelaskan : tidak ada masalah
o Masalah dengan ekonomi, spesifiknya

35
Jelaskan : tidak ada
o Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
Jelaskan : tidak ada masalah
o Masalah lainya, spesifiknya
Jelaskan : tidak ada masalah
Diagnosa Keperawatan: koping individu in efektif

XI. ASPEK PENGETAHUAN


Apakah klien mengalami masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
tentang suatu hal?
Bagaimana pengetahuan klien /keluarga saat ini tentang penyakit/gangguan jiwa
perawatan dan penatalaksanaan faktor yang memperberat masalah (presipitasi), obat
obatan atau lainya. Apakah perlu di berikan tambahan pengetahuan yang berkaitan
dengan sepesifiknya masalah tersebut ?
Jelaskan : klien tidak tahu dengan penyakitnya
Diagnosa Keperawatan:kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa

XII. ASPEK MEDIS


1. Diagnosa medis
F. 20.1.0 (skizofrenia hebefrenik berkelanjutan)
2. Diagnosa multi axis
Axis I : skizofrenia hebefrenik berkelanjutan
Axis II : pendiam tertutup
Axis III : belum ditemukan diagnosa
Axis IV : masalah psikososial
Axis V : GAF 23
3. Terapi medis
Tb.Cholpromazine : 100 mg 1 1 1
Tb.Haloperidol :5 mg 1 0 1
Tb.Chlozapine : 10 mg 0 0 1

36
XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Respon pasca trauma


2. Ketidak efektifan Koping keluarga
3. Gangguan konsepdiri (HargaDiriRendah)
4. Isolasi sosial
5. Distres spiritual
6. Defisit perawatan diri
7. Kerusakan komunikasi verbal
8. Intoleransi aktivitas
9. Gangguan proses fikir
10. Kerusakan interaksi sosial
11. Risiko gangguan persepsi sensori: halusinasi (pendengaran)
12. Ketidak efektifan koping individu
13. Kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa

XV. POHON MASALAH

Risiko Gangguan persepsi sensori : . . > Effect


Halusinasi pendengaran
Kerusakan komunikasi

Defisit perawat diri Isolasi Sosial


. . . . . . ˃Core problem

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah . . .>Causa

Ketidak efektifan Koping individu Respon paska trauma


Ketidak efektifan koping keluarga

37
XVI. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial

38
ANALISA DATA
Nama klien/ usia : Tn. X
Tanggal pengkajian :

No Pengelompokan data Diagnosa Keperawatan


1 DS : Isolasi Sosial
- Klien mengatakan tidak mau bercakap- cakap dengan
temanya karena senang sendiri

DO;
- Tidak mau berinteraksi dengan temanya,
- tidak bisa memulai pembicaraan,
- Kontak mata kurang,
- Sering menunduk,
- bicara volume pelan,
- klien sering menyendiri

2 DS: Respon pasca trauma


- Klien mengatakan mengalami perceraian / perpisahan
dengan istrinya saat usia 27

DO :
-klien banyak diam, bicara pelan, sering menunduk

3 DS: Ketidakefektifan Koping keluarga


- Klien mengatakan hubungan keluarga tidak harmonis
jarang bercakap2 dengan keluarga. Ayah otoriter
DO:
- Klien bicara pelan ,sering menunduk

4 DS; Gangguan konsep diri (Harga Diri


- klien ingin pulang dan cepat sembuh dari penyakit Rendah)
jiwa yang dideritanya. Klien merasa malu dengan
temannya karena bangkrut

D0 :
- kontak mata kurang
- Sering menunduk
- bicara volume pelan

5 DS: Distresspiritual
- Klien mengatakan beragama islam
DO:
- Klien tidak pernah melakukan ibadah sholat selama
di rumah sakit jiwa

39
6 DS:--- Defisit perawatan diri
DO:
- Cara berpakain klien sesuai yang diberikan diruang
jalak dan tapi tidak rapi
- Kuku tangan tampak sedikit hitam dan kotor
- Mandi 2x perhari dengan diingatkan petugas terlebih
dahulu
- Makan 3x perhari dengan diingatkan petugas terlebih
dahulu

8 DS:-- Kerusakan komunikasi verbal


DO:
- Sedikit bicara, bila di tanya menjawab singkat lalu
diam
- Volume bicara pelan
- Jumlah bicara sedikit
- Karakter : lambat/jarang

9 DS:-- Intoleransi aktifitas


DO
- Px.masih bingung
- Klien selalu diam di dalam kamar, keluar pada saat
makan dan pada saat kamar dibersihkan, kadang
keluar ruangan dan nampak bingung.

10 DS: Gangguan proses pikir


- saat ditanya perawat “ berapa umurnya?’ Klien
menjawab 24 tahun. Di Rekam medik adalah 40
tahun
- saat ditanya ‘ kpan bapak masuk rumah sakit? Klien
menjawap tidak tahu
- saat ditanya oleh perawat , kegiatan apa yang baru
saja bapak lakukan?” Klien menjawab tidak tahu.
DO:
- klien sering menyediri ketika berada di kamar,
meskipun di luar klien juga menyendiri dan jarang
berinteraksi dengan orang lain)
- Afek datar (Ekspresi klien datar, ketika berinteraksi
tidak menatap mata lawan bicara cenderung diam dan
menunduk)
- Arus pikir Blocking, pada saat berbicara sering
terhenti, bingung seperti memikirkan sesuatu
-

12 DS:--saat di rumah klien mengatakan pernah mendengar Risiko halusinasi


suara- suara
DO:
- Sering menyendiri, kontak mata kurang

13 DS: Ketidakefektifan coping individu


- Klien mengatakan “saya bingung, saya dalam kamar”
saat klien mengalami masalah klien diam di kamar
DO:

40
- Tampak lebih banyak di kamar

14 DS: Defisiensi pengetahuan tentang


- klien tidak tahu dengan penyakitnya penyakitnya
DO: klien sering menunduk dan banyak diam,

41
RENCANA KEPERAWATAN TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
DI UNIT RAWAT INAP RSJ DR RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Nama : Tn. x No . CM : 1023xxx


Jenis Kelamin : laki laki Medis : Skizofrenia hebefrenik
berkelanjutan
Ruang : jalak Unit Keswa :-

Diagnosa Perencanaan
Tanggal Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria evaluasi Rencana tindakan keperawatan

Isolasi sosial TUM

Klien dapat berinteraksi dengan


orang lain

TUK 1
Setelah 2 kali pertemuan Klien 1.1Bina hubungan saling percaya
Klien dapat membina hubungan dapat menerima kehadiran dengan menggunakan prinsip
saling percaya perawat. Klien mengungkapkan komunikasi terapeutik:
dan keberadaanya saat ini
secara verbal: a. Sapa klien dengan ramah baik
verbal maupun non verbal.
- Klien mau menjawab salam b. Perkenalkan diri dengan sopan
- Ada kontak mata

28
- Klien mau berjabat tangan c. Tanyakan nama lengkap dan
- Klien mau berkenalan nama panggilan yang disukai klien
- Klien mau menjawab d. Jelaskan tujuan pertemuan
pertanyaan e. Buat kontrak interaksi yang jelas
- Klien mau duduk f. Jujur dan menepati janji
berdampingan dengan g. Tunjukkan sikap empati dan
perawat menerima klien apa adanya
- Klien mengungkapkan h. Beri perhatian pada klien dan
perasaanya. perhatian kebutuhan dasar klien

TUK 2 Setelah 2x interaksi klien mampu 2.1 Tanyakan pada klien tenatang :
menyebutkan minimal satu a. Orang yang tingal
klien mampu menyebutkan serumah/temen sekamarnya
penyebab menarik diri dari yang
penyebab menarik diri berasal dari

- Diri sendiri

29
- Orang lain b. Orang yang paling dekat dengan
- Lingkungan klien di rumah/di ruang
perawatan
c. Apa yang membuat klien dekat
dengan orang tersebut.
d. Orang yang tidak dekat dengan
klien di rumah/di ruang
perawatan
e. Apa yang membuat klien tidak
dekat dengan orang tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain.
2.2 Kaji pengetahuan klien tentang
perilaku menarik diri dan tanda
tandanya
2.3 Diskusikan dengan klien penyebab
menarik diri atau tidak mau
bergaul dengan orang lain
2.4 Beri pujian terhadap kemampuan
klien mengungkapkan
perasaannya

TUK 3 Setelah 2x kali interaksi klien 3.1 Kaji pengetahuan klien tentang
dapat menyebutkan keuntungan manfaat dan keuntungan
Klien dapat menyebutkan berhubungan dengan orang lain.
berhubungan social, misalnya:
keuntungan berhubungan 3.2 Beri kesempatan klien untuk
dengan orang lain dan kerugian - Banyak teman mengungkapkan perasaanya
- Tidak kesepian

30
tidak berhubungan dengan orang - Bisa diskusi tenyang keuntungan berhubungan
lain - Saling menolong dengan orang lain.
3.3 Diskusikan bersama klien tentang
manfaat berhubungan dengan
Setelah 2x kali interaksi klien orang lain
dapat menyebutkan kerugian 3.4 Beri reinforment psitif terhadap
tidak berhubungan social, kemampuan mengungkapkan
misalnya: perasaannya

Dan kerugian menarik diri,


3.5 Kaji pengetahuan klien tentang
misalnya: Sendiri, kesepian
kerugian bila tidak berhubungan
Tidak ada temannya untuk dengan orang lain.
3.6 Beri kesempatan klien untuk
ngobrol.
mengungkapkan perasaanya
tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
3.7 Diskusikan bersama klien tentang
kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
3.8 Beri reinforment psitif terhadap
kemampuan mengungkapkan
perasaannya kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain

31
TUK 4 Setelah 2 kali interaksi klien 4.1 Observasi perilaku klien saat
dapat melaksanakan hubungan berhubungan dengan orang lain
Klien dapat melaksanakan
social seacara bertahap dengan : 4.2 Beri motivasi dan bantu klien untuk
hubungan social secara bertahap berkenalan/ berkomunikasi
- Klien – Perawat dengan orang lain melalui :
- Klien – Perawat- perawat lain - Klien – Perawat
- Klien – Perawat- perawat lain - - Klien – Perawat- perawat lain
- Klien – kelompok kecil - Klien – Perawat- perawat lain
- - Klien – kelompok kecil
4.3 Beri reinforcement terhadap
keberhasilan yang dicapai
4.4 Batu klien mengevaluasi manfaat
berhubungan dengan orang lain
4.5 Motivasi dan libatkan klien
mengikuti kegiatan terapi aktifitas
kelompok sosialisasi
4.6 Diskusikan jadwal harian yang
dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan klien
bersosialisasi

32
4.7 Beri motivasi klien untuk
melakukan kegiatan sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat.
4.8 Beri pujian terhadap kemampuan
klien memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang
dilaksanakan.

TUK 5 Setelah 2 kali interaksi klien 5.1 Dorong klien untuk


dapat mengungkapkan perasa mengungkapkan perasaanya
Klien mampu menjelaskan annya setelah berhubungan setelah berhubungan dengan
perasaannya setelah orang lain dan kelompok
dengan orang lain untuk
berhubungan dengan orang lain 5.2 Diskusikan dengan klien manfaat
- Diri sendiri berhubungan dengan orang lain
- Orang lain 5.3 Beri reinforcement positif atas
- Kelompok kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan
dengan orang lain.

TUK 6 Setelah 2 kali interaksi keluarga


6.1 Diskusikan pentingnya peran serta
dapat menjelaskan tentang : keluarga sebagai pendukung untuk
Klien dapat dukungan keluarga mengatasi perilaku menarik diri\
dalam memperluas hubungan - Pengertian menarik diri 6.2 Diskusikan pada keluarga tentang:
sosial - Tanda ,gejala menarik diri - Pengertian menarik diri
- Penyebab dan akibat menarik - Tanda dan gejala menarik diri
diri - Penyebab dab akibat menarik
- Cara merawat klien menarik diri
diri - Cara merawat klien menarik
diri

33
6.3 Diskusikan potensi keluarga untuk
membantu klien mengatasi
Setelah 2 kali interaksi keluarga perilaku menarik diri.
dapat mempraktekan cara 6.4 Latih keluarga cara merawat klien
merawat klien menarik diri menarik diri
6.5 Tanyakan perasaan keluarga
setelah mencoba cara yang
dilatihkan.
6.6 Dorong anggota keluarga untuk
memberikan dukungan kepada
klien berkomunikasi dengan orang
lain
6.7 Anjurkan anggota keluarga untuk
rutin dan bergantian mengunjungi
klien minimal 1 kali semnggu
6.8 Beri reinforcement atas hal hal
yang telah dicapai
danketerlibatannya merawat klien
di rumah sakit
TUK 7 Setelah…..kali interaksi klien 7.1 Diskusikan dengan klien tentang
menyebutkan: manfaat minum obat dan kerugian
Klien dapat memanfaatkan obat tidak minum obat, nama, warna,
dengan baik - Manfaat minum obat dosis, cara, efek terapi dan efek
- Kerugian tidak minum obat samping pengguanaan obat.
- Nama, dosis, warna, efek 7.2 Pantau klien saat penggunaan obat
terapi dan efek samping obat 7.3 Anjurkan klien meminta sendiri
obat pada perawat agar dapat
merasakan manfaatnya
7.4 Beri pujian jika klien
menggunakan obat dengan benar.

34
7.5 Diskusikan akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi dengan
Setelah … kali interaksi klien dokter.
mendemontrasikan penggunaan 7.6 Anjurkan klien untuk konsultasi
obat dengan benar dan lepada dokter/perawat jira terjadi
menyebutkan akibat berhenti hal-hal yang tidak diinginkan
minum obat tanpa konsultasi
dokter

35
36
SP 1 PASIEN

Orientasi :
Perawat : “Selamat pagi Pak, Saya Perawat Y ,yang berjaga pagi ini”
Pasien : “Pagi mbak”
Perawat : “Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?”
Pasien : “...dipanggil...
Perawat : “Bagaimana perasaan Bapak hari ini?”
Pasien : “baik”
Perawat: “Bagaimana kalau sekarang kita bercakap-cakap tentang keluarga atau teman-
teman bapak”
Pasien : “iya teserah”.
Perawat :”Berapa lama kita mau berbincang-bincang? Mau di mana?”
Pasien:”terserah”
Perawat : “Sebaiknya di ruang tamu saja ya, kurang lebih 20 menit”

Kerja
Perawat : “Dengan siapa Bapak tinggal serumah?
Pasien : ”ayah, ibu”
Perawat : Siapa yang paling dekat?”
Pasien : “ibu”
Perawat : “Apa yang menyebabkan deket dengan ibu?
Pasien :”ya karena enak diajak biacara”
Perawat : ”Siapa anggota keluarga dan teman yang bpk merasa tidak dekat?”
Pasien : “Ayah”
Perawat :“Apa yang membuat anda tidak dekat dengan ayah anda?”
Pasien : “karena dari dulu orangnya jarang di rumah, mudah marah juga
Perawat: “kalau dengan adik?”
Pasien : “ya dulu dekat, tapi sejak adik saya menikah agak jauh”
Perawat ;“Apa saja kegiatan yang biasa dilakukan saat bersama keluarga?
Pasien: “ya paling di rumah makan bersama, ngobrol-ngobrol”
Perawat : “Bagaimana dengan teman-teman yang lain?”
Pasien : “gak ada teman dekat”
Perawat: “ kenapa? Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul
dengan orang lain?”
Pasien : “lebih enak sendiri”
Perawat : “kenapa?”
Pasien : “takut diejek”
Perawat : “ kenapa takut diejek, memangnya apa yang bapak lakukan ?”
Pasien : “ temen saya sukses-sukses, punya keluarg, kerjaan juga sukses, saya tidak”
Perawat :”Sekarang saya tanya menurut anda apa saja keuntungannya kalau kita
mempunyai teman?”
Pasien:”ya ada yang diajak bercakap-cakap”
Perawat: “Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ?”
Pasien :” Ada yang membantu kalau ada masalah kayaknya”
Perawat :”betul sekali” “Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya?
Pasien : “ tidak ada yang diajak bercakap-cakap”

28
Perawat :”Ya, apa lagi ?
Pasien: “Tidak ada yang membantu kalau ada masalah”
Perawat : “nah, jadi banyak juga ruginya kan kalau tidak punya teman. Kalau begitu
inginkah bapak belajar bergaul dengan orang lain ?”
Pasien: “ya pengen”
Perawat: “Nah untuk memulainya sekarang bapak latihan berkenalan dengan saya dahulu.
untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan
yang kita sukai. Contoh: Nama Saya Bu..., senang dipanggil ... Selanjutnya bapak
menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama Bapak/Ibu
siapa? Senang dipanggil apa?” Ayo dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan bapak.
Coba berkenalan dengan saya!”
Pasien : “ eem nama saya...senang di panggil... nama kamu siapa?”
Perawat :“Ya bagus sekali! Setelah berkenalan dengan orang tersebut anda bisa
melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan. Misalnya tentang cuaca,
tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya”

Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaan bapak setelah latihan berkenalan ini?”
Pasien : “yah lumayan senang”
Perawat :”Coba Bapak peragakan lagi cara berkenalan dengan orang lain!”
Pasien : “ perkenalkan nama saya...senang dipanggil...nama kamu siapa?senang dipanggil
siapa?”
Perawat : ”iya baik pak,kalau begitu kegiatan perkenalan ini kita masukkan dalam jadwal
kegiatan harian bapak ya?”
Pasien : “silahkan bu”
Perawat : “dalam satu hari mau berapa kali bapak berlatih berkenalan? Dua kali? Baiklah
jam berapa saja?
Pasien : “Dua kali saja pagi dan sore”
Perawat : “Ini ada jadual kegiatan, kita isi jam 08.00 dan 15.00 ya, bapak bisa berkenalan
dengan teman yang lain disini. Jika bapak melakukannya sendiri tanpa diingatkan di tulis
M (mandiri), jika masih harus diingatkan tulis B (Bantuan), dan jika tidak melakukan
ditulis T (tergantung). Kita mulai dari besok yah bu”
Pasien : “iya bu”
Perawat :“Besok kita akan berlatih bercakap-cakap dengan 2-3 orang, bagaimana mau?”
Pasien : “iya mau”
Perawat : “ Kalau begitu sampai bertemu besok pagi ya, wassalamualaikum....

29
SP I KELUARGA

Orientasi

Perawat : “Assalamu’alaikum Pak dan Bu”

Keluarga : “waalaikumsalam”

Perawat :”Perkenalkan saya perawat Z, saya yang merawat, anak bapak, S, di ruang ini”
”Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?”

Ayah px:”Saya Tn A”

Perawat : “kalau ibu”

Ibu px : “Saya Ny B”

Perawat :” Bagaimana perasaan Bapak dan ibu hari ini? “

Ibu px : “sedikit cemas sus”

Perawat : “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak anda dan cara
perawatannya”

Ayah px : “ iya boleh”

Perawat : ”Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama Bapak Ibu punya waktu? Bagaimana kalau
setengah jam?”

Ibu px : “iya boleh sus”

Kerja:

Perawat : ”Apa masalah yang Bp/Ibu hadapi dalam merawat X? Apa yang sudah dilakukan?”

Ibu px: “Anak saya pendiam sekali, tidak mau cerita kalau ada masalah, tiba-tiba saja langsung
masuk kamar dan tidak keluar-keluar

Ayah px : “Iya seperti itu anaknya, kita juga tidak bisa melakukan apa-apa karena tidak tahu
penyebabnya”

Perawat :“ Jadi masalah yang dialami oleh mas X disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu
gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain”.

Ibu px : “oh seperti itu ya, tanda-tanda nya apa saja sus?”

Perawat : ” Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri,
kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”

30
Ayah px : “Wah iya betul sekali itu ada di anak saya, penyebabnya apa ya?”

Perawat : ”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan
saat berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah
dengan orang–orang terdekat, kalau dari cerita mas X memang pernah ada masa lalu yang
tidak menyenangkan”

Ibu px : “iya anak saya pernah bercerai dan setelah itu jadi lebih pendiam, lalu sekarang
muncul lagi setelah usahanya bangkrut”

Ayah px : “ Dulu tidak kita bawa periksa karena hilang sendiri, seandainya sekarang tidak kita
bawa berobat apa bisa tambah parah sus?”

Perawat : “Iya pak, apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa
mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak
ada, nah pada mas X sudah mulai muncul gejala ini”

Ibu : “Wah bahaya juga ya, untung sudah kita bawa berobat.Lalau nanti saya harus bagaimana
sus untuk merawat anak saya?”

Perawat : “Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak,Ibu dan anggota keluarga lainnya
harus sabar menghadapi X. Dan untuk merawat X, keluarga perlu melakukan beberapa hal.
Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan X yang caranya adalah
bersikap peduli dengan X dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan
semangat dan dorongan kepada X untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang
lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi pasien. Selanjutnya jangan biarkan
X sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan S. Misalnya sholat bersama, makan
bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah tangga bersama.”

Ayah px : “Contoh nya seperti apa ya?”

Perawat :”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu”. Begini
contoh komunikasinya, Pak: X, bapak lihat sekarang kamu sudah bisa bercakap-cakap dengan
orang lain.Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak senang sekali melihat perkembangan
kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai
sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau nanti di
rumah, kamu sholat bersana-sama keluarga atau di mushola kampung. Bagiamana X, kamu
mau coba kan, nak ?”
”Nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan”
”Bagus, Pak. Bapak telah memperagakan dengan baik sekali”

Ibu px : “kalau saya bagaimana sus?”

Perawat : “sama ibu juga bisa melakukan seperti tadi. Sampai sini ada yang ditanyakan ”

Keluarga px : “sudah cukup jelas”

31
Terminasi:

Perawat : “Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak dan ibu setelah kita
latihan tadi?”

Ayah px : “ Senang, karena sudah tahu permasalahan anak saya dan cara mengatasinya”

Perawat : “Coba Bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda
orang yang mengalami isolasi sosial »

Ayah px : “Isolasi sosial itu kesulitan bersosialisasi dengan orang lain contohnya tidak mau
bercakap-cakap, menyendiri”

Perawat : “Betul pak, Selanjutnya bisa ibu sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak
yang mengalami masalah isolasi sosial »

Ibu px : “ Jadi harus melatih anak saya untuk bersosialisasi,peduli pada anak,tidak
menyalahkan kalau dia salah, dan memberi pujian yang wajar jika benar”

Perawat :”Bagus sekali Bapak dan Ibu bisa menyebutkan kembali apa yang kita disukusikan
tadi. Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga
agar mereka juga melakukan hal yang sama. »

« Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada S ? »

Keluarga pasien : “iya boleh, saat saya berkunjung lagi”

Perawat : “ Kita ketemu disini saja ya , pada jam yang sama »« Assalamu’alaikum »

32

Anda mungkin juga menyukai