Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI (CONTENT)

HALAMAN
(PAGES)
1. Faktor yang Berhubungan dengan Dukungan Keluarga dalam
Merawat Pasien Skizofrenia
(Factors Relation with the Family Support in Caring
Schizophrenia Patients)
Susilowati, Titin Andri Wihastuti, Lilik Supriati............... 1 - 14
2. Jus Belimbing Manis (Averrhoa Carambola) Kombinasi
Wortel (Daucus Carota) Menurunkan Tekanan Darah
(Effect of Sweet Star Fruit Juice-Carrot Combination to
Decrease Blood pressure)
Roihatul Zahroh, Nur Khasanah......................................... 15 - 20
3. Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tingkat Kecemasan
Remaja Putra (13-15 tahun)
(The Effect of Classical Music Therapy at The Level of
Adolescents Anxiety (13-15 Years)
Moh. Saifudin, Pandu Wijaya.............................................. 21 - 32
4. Beban Kerja Fisik dan Umur Menyebabkan Hernia
Inguinalis
(Physical Work load and Age with the Incidence of Inguinal
Hernia)
Siti Nur Qomariah, Rofiqoh................................................. 33 - 38
5. Motivasi Keluarga dalam Memberikan Dukungan pada Klien
Gangguan Jiwa
(Family Motivation in Provided Support to the Patient with
Mental Disorder)
Retno Twistiandayani, Kiky Alifathul................................. 39 - 46
6. Hubungan Fasilitas Ruang Rawat Inap dengan Tingkat
Kepuasan Pasien BPJS
(The Relationship Between in Ward Facilities with the Level
of BPJS Patient Satisfaction)
Ahmad Hasan Basri, Dadang Filani Leoganda.................. 47 - 54
7. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Asfiksia
Neonatorum di RS Muhammadiyah Gresik
(The Factors Causing Asphyxia Neonatorum in Gresik
Muhammadiyah Hospital)
Yuanita Syaiful, Umi Khudzaifah........................................ 55 - 60
8. Efektifitas Air Perasan Daun Cincau Hijau dan Obat
Hipertensi terhadap Tingkat Hipertensi
(The Effectiveness of Green Grass Jelly Leaf Juice and
Administration for Hypertension Regimen to Hypertension
Level)
Istiroha, Riana Dhanayati.................................................... 61 - 70
9. Pendidikan Seks terhadap Pencegahan Perilaku Penyimpangan
Seksual pada Remaja
(Effect of Sex Education to Sexual Deviation Behavior in
Teenager)
Khoiroh Umah, Teguh Saputro............................................ 71 - 76
10. Spiritual Care Membaca Doa dan Dzikir terhadap Kecemasan
pada Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea
(Influence of Spiritual Care a Prayer and Dhikr for the
Anxiety of Patients Pre Surgery Caesarean Section)
Rita Rahmawati, Aliyatul Muhimmi................................... 77 - 84
11. Dukungan Ibu tentang Kebersihan Gigi dengan Kejadian
Karies Gigi pada Anak Usia 4-6 tahun
(Mother Support of Dental Hygiene with the Incidence of
Dental Caries in Children Age 4-6 years)
Lina Madyastuti R., Siswanto.............................................. 85 - 91
12. Pengetahuan dengan Kecemasan pada Pasien Terdiagnosis
Gagal Ginjal Kronik
(Knowledge with Anxiety in Patients with Chronic Renal
Failure)
Mono Pratiko Gustomi, Dewi Zuni Rohmawati................. 92 - 96
Volume 07, Nomor 01, Juni 2016

Hal. 1 - 14

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DUKUNGAN KELUARGA


DALAM MERAWAT PASIEN SKIZOFRENIA
(Factors Relation with the Family Support in Caring Schizophrenia Patients)

Susilowati*, Titin Andri Wihastuti**, Lilik Supriati**

* Program Magister Keperawatan Peminatan Keperawatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas


Brawijaya
** Staf Pengajar Program Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Menurut data dari 33 RSJ di seluruh Indonesia tahun 2013 pasien


gangguan jiwa mencapai 2,5 juta dimana 40% mengalami gangguan
jiwa berat (Kemenkes, 2013). Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa salah satu faktor penyebab kekambuhan pasien gangguan
jiwa adalah perilaku keluarga yang tidak tahu cara perawatan pasien
skizofrenia di rumah. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan faktor
yang berhubungan dengan dukungan keluarga dalam merawat pasien
skizofrenia.
Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh keluarga pasien
skizofrenia yang mengantar pasien di poliklinik RSJ dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang dan pengambilan sampel menggunakan
purporsive sampling dengan jumlah sampel 94 responden. Instrumen
penelitian yang digunakan telah diuji validitas dan reliabilitas
sedangkan data penelitian dianalisis menggunakan Spearman dan
Regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara
pengetahuan dengan dukungan keluarga dalam merawat pasien
skizofrenia (ρ=0,00); terdapat hubungan yang signifikan antara faktor
kecerdasan emosi dengan dukungan keluarga (ρ=0,00); dan terdapat
hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi dengan dukungan
keluarga dalam merawat pasien skizofrenia (ρ=0,00). Hasil analisis
regresi logistik menunjukkan faktor yang paling dominan adalah faktor
kecerdasan emosi dengan nilai koefisien 31,287.
Faktor pengetahuan, sosial ekonomi dan kecerdasan emosi
berhubungan dengan dukungan keluarga dalam merawat pasien

1
Volume 7, Nomor 1, Juni 2016

skizofrenia sehingga dapat mencegah kekambuhan pasien. Perawat


perlu meningkatkan pelayanan konsultasi tentang kecerdasan emosi
kepada keluarga agar pasien skizofrenia mendapat dukungan baik
dalam perawatan.
Kata kunci: pengetahuan, kecerdasan emosi, sosial ekonomi dan
dukungan keluarga, pasien skizofrenia

ABSTRACT

According to data from 33 Psychiatric Hospital in Indonesia


of 2013, the mental disorder patients reach 2.5 millions where 40%
experienced heavy mental disorder (Health Ministry, 2013). Several
researchers showed that one of causal factor for the recurrence
of the patients the family members who do not know how to handle
schizophrenia in home. This research aims to explain factors relation
with the Family Support in Caring Schizophrenia Patients.
The research design was observational analytic with cross
sectional approach. The population were all schizophrenia patient’s
family that accompany the patients in the adult mental polyclinic of
RSJ dr Radjiman Wediodiningrat Lawang and sample was taken by
using purposive sampling with sample of 94 respondents. The research
instruments were questionnaire which for validity and reliability
while the research data was analyzed using spearman and logistic
regression.
The research results showed the significant relationship between
family knowledge in caring the schizophrenia patients (ρ=0.00) and
there was significant relationship between emotional intelligence and
family support (ρ=0.00), and also there was significant relationship
between social and economic with the family support (ρ=0.00) in caring
the schizophrenia patients (ρ=0.00). At the results of logistic regression
analysis showed the most dominant factor was emotional intelligence
with coefficient value of 31.287.
Factors relation with the family support in caring the
schizophrenia patients was emotional intelligence, knowledge, social
economic factors. While the most dominants was emotional intelligence,
so it need improvement of consultation service about emotional
intelligence to the family so the schizophrenia patients get support in
the caring.
Keywords: knowledge, emotional intelligence, economic and social
status, family support.

2 Journals of Ners Community


Faktor Yang Berhubungan Dengan Dukungan Keluarga Dalam Merawat
Pasien Skizofrenia

PENDAHULUAN bermakna antara faktor pengetahuan,


emosi dan spiritual dengan motivasi
Skizofrenia selain berhubungan keluarga dalam memberi dukungan
dengan perilaku kekerasan, bunuh diri dan terhadap klien gangguan jiwa di
adanya stigma masyarakat juga karena Poliklinik RSJ Prof. HB Saanin Padang
penyakitnya yang kronis dan terjadi Selain itu penelitian dukungan keluarga
kekambuhan sehingga memerlukan pada penyakit kronis lainnya adalah pada
perawatan dan pengobatan yang lama. pasien diabetes mellitus yang dilakukan
Kondisi in sangat mempengaruhi oleh Amelia (2013) menyatakan bahwa
produktivitas dan ekonomi keluarga ada tiga faktor yang mempengaruhi
sehingga menjadi beban bagi keluarga dukungan keluarga yaitu tingkat
(Nurainah,2012). pengetahuan keluarga, sosial ekonomi
Berdasarkan Riskesdas 2007 keluarga dan praktik keluarga.
jumlah pasien gangguan jiwa berat Pada studi pendahuluan yang
sebesar 4,6 permil atau 4-5 per 1000 dilakukan di Poliklinik Jiwa Rumah
penduduk Indonesia (Depkes 2008). Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat
Menurut data dari 33 Rumah Sakit Lawang-Malang didapatkan hasil
Jiwa di seluruh Indonesia tahun 2013 wawancara pada 5 keluarga pasien
pasien gangguan jiwa mencapai 2,5 juta skizofrenia. Dua keluarga pasien
dimana 40% (5-6 per 1000 penduduk skizofrenia mengatakan pasien mengalami
Indonesia) mengalami gangguan jiwa kekambuhan karena keluarga jarang
berat (Kemenkes 2013). di rumah sehingga tidak tahu keadaan
Keluarga dapat menjadi faktor pasien, tidak tahu cara merawat
penyebab utama kekambuhan pasien pasien dan pasien kontrol tidak teratur
skizofrenia setelah faktor ketidak teraturan sementara biaya pengobatan biaya
minum obat. Keluarga merupakan sendiri. Tiga keluarga pasien lainnya
lingkungan terdekat pasien skizofrenia mengatakan pasien dapat bersosialisasi,
,karena adanya beban keluarga pasien keluarga tahu penyebab kekambuhan
skizofrenia mengakibatkan keluarga pasien dan mengikut sertakan pasien
mengalami ketidak stabilan emosi dalam aktivitas sehari-hari, serta biaya
dan bersikap keliru terhadap pasien. pengobatan menggunakan BPJS bantuan
Sikap keluarga yang keliru tersebut pemerintah.
mempengaruhi emosi pasien skizofrenia Berdasarkan latar belakang
yang dapat menyebabkan kekambuhan . diatas peneliti ingin mengetahui 3 faktor
Perawatan pasien skizofrenia utama yaitu faktor pengetahuan, faktor
dibutuhkan kestabilan emosi keluarga kecerdasan emosi dan faktor sosial
dan dukungan keluarga dengan demikian ekonomi yang behubungan dengan
keluarga akan memerlukan pengetahuan dukungan keluarga dalam merawat pasien
tentang bagaimana merawat pasien skizofrenia di Poliklinik RSJ Dr. Radjiman
skizofrenia dari tenaga profesional. Wediodiningrat Lawang-Malang.
(Hawari, 2007) Untuk mengetahui faktor-faktor
Berbagai faktor yang mempengaruhi yang berhubungan dengan dukungan
dukungan keluarga namun pada penelitian keluarga dalam merawatpasien skizofrenia
yang dilakukan oleh Yuliana Sisky (2010) di Poliklinik RSJ DR. Radjiman
menyatakan terdapat hubungan yang Wediodiningrat Lawang Malang.

Program Studi Ilmu Keperawatan 3


Volume 7, Nomor 1, Juni 2016

METODE DAN ANALISA dan karakteristik pendidikan responden


sebagian besar adalah SMA 56,38% dan
Penelitian ini merupakan penelitian SMP 24,46% sedangkan sebagian kecil
kuantitatif, desain yang digunakan adalah pendidikan responden adalah Perguruan
analitik observasional dengan pendekatan Tinggi 9%, dan SD 11%.
crosssectional (Notoatmojo, 2013). Keluarga pasien yang mengantar
Penelitian dilakukan di Poliklinik RSJ pasien rawat jalan di poliklinik dr.
Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang- Radjiman Wediodiningrat Lawang
Malangpada tanggal 24-28 Agustus 2015 sebagian besar adalah sebagai kakak
Populasi dalam penelitian ini pasien yang berjenis kelamin laki-laki,
adalah seluruh keluarga pasien skizofrenia hal ini berhubungan dengan banyaknya
yang mengantar pasien di Poliklinik RSJ pasien yang rumahnya jauh,luar kota
Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang- dan berkendaraan sepedah motor
Malang Tahun 2014 yaitu rata-rata 673 sehingga membutuhkan keluarga yang
keluarga / bulan. Penentuan jumlah bisa mengantar dengan menggunakan
sampel pada penelitian ini berdasarkan sepedah motor. Pendidikan keluarga
rumus (Nursalam, 2008): sebagian besar pendidikan menengah
N atas yang memungkinkan lebih mudah
n= mendapatkan pengetahuan baru
1 + N (d ) 2
,sedangkan penddidikan yang menengah
pertama dan sekolah dasar untuk
Maka jumlah sampel adalah 94 mendapat pengetahuan baru harus dengan
contoh-contoh, metode role play atau
Sedangkan sampling yang demostrasi agar lebih mudah memahami.
digunakan adalah purporsive sampling Dalam soekidjo (2003) mengatakan
dengan Instrumen penelitian ini bahwa pengetahuan seseorang dapat
menggunakan kuesioner diadaptasi dari dipengaruhi oleh pendidikan dan dalam
kuesioner penelitian sejenis yang sudah menerima suatu pembelajaran, semakin
ada dan telah dlakukan uji validitas dan banyak pancaindra yang digunakan maka
reliabilitas semakin mudah memahaminya.
Tabel 1. Faktor pengetahuan keluarga
HASIL DAN PEMBAHASAN di Poliklinik RSJ dr. Radjiman
Wediodiningrat
Hubungan Pengetahuan keluarga Faktor Kategori n %
dengan dukungan keluarga dalam Pengetahuan Kurang 6 6.4
merawat pasien skizofrenia
Cukup 17 18.1
Hasil penelitian di Poliklinik RSJ Baik 71 75.5
dr. Radjiman Wediodiningratyang pertama
adalah tentang karakteristik responden. Untuk hasil penelitian faktor
Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan pada tabel 1, menyatakan
hubungan keluarga menunjukkan sebagian besar keluarga berpengetahuan
sebagian besar responden adalah sebagai baik yaitu 75,5%. Sedangkan pengetahuan
kakak pasien skizofrenia yaitu 56%. yang cukup 18,1% dan pengetahuan
Karakteristik jenis kelamin responden kurang 6,4%
adalah sebagian besar laki-laki 68,08%

4 Journals of Ners Community


Faktor Yang Berhubungan Dengan Dukungan Keluarga Dalam Merawat
Pasien Skizofrenia

Pengetahuan merupakan domain dari perawat tentang perawatan pasien di


perilaku dimana sebelum individu rumah. Pengetahuan keluarga yang kurang
mengadopsi perilaku baru, di dalam yaitu10,6% ini terjadi pada keluarga yang
diri individu terjadi proses berurutan, hanya sesekali saja mengantar pasien
pertama di awali dengan proses Awarness ke poliklinik.Karena sibuk bekerja atau
(kesadaran), dimana individu tersebut karena hal lain sehingga kurang mendapat
menyadari dalam arti mengetahui terlebih informasi. Penyebab lain adalah karena
dahulu terhadap objek (stimulus). Setelah pendidikan keluarga yang rendah yaitu
terjadinya proses awareness, berlanjut pada SD 11%, akan mengalami kesulitan dalam
proses Interest, dimana individu mulai memahami penjelasan tentang perawatan
tertarik pada stimulus. Setelah mengalami pasien di rumah . Hal ini menunjukkan
proses interest, individu akan mengalami bahwa perlunya keluarga untuk didorong
proses Evaluation, dimana individu aktif mendapatkan informasi baik dengan
menimbang baik buruknya stimulus. mengikuti penyuluhan maupun membaca
Proses selanjutnya adalah Trial, dimana leaflet yang disediakan di RSJ dr. Radjiman
individu akan mencoba perilaku baru. Wediodiningrat Lawang.
Setelah melalui beberapa proses, proses Hasil penelitian tentang
yang paling akhir adalah Adaptation, dukungan keluarga dalam merawat
dimana individu telah berperilaku baru pasien skizofreniadi poliklinik RSJ dr.
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, Radjiman Wediodiningrat Lawang, pada
dan sikapnya terhadap stimulus. tabel 5 menunjukkan sebagian besar
(Soekidjo, 2003). Dengan demikian dukungan keluarga adalah baik yaitu
keluarga pasien skizofrenia memerlukan 79,8% sedangkan sebagian kecil adalah
pengetahuan yang memadai tentang dukungan kurang 10,6% dan dukungan
perawatan pasien skizofrenia di rumah dari cukup 9,6%.
tenaga professional sehubungan gejala
skizofrenia bervariatif dan perawatan Tabel 3. Faktor sosial ekonomi keluarga
yang spesifik agar keluarga dapat di poliklinik RSJ dr. Radjiman
memberikan dukungan dalam merawat Wediodiningrat
pasien skizofrenia dengan tepat. Faktor Kategori N %
Tabel 2. Faktor kecerdasan emosi Sosial Rendah 36 38.3%
keluarga di poliklinik RSJ dr. Ekonomi
Radjiman Wediodiningrat Tinggi 58 61.7%
Faktor Kategori N %
Kecerdasan Rendah 14 14.9 Tabel 4. Distribusi berdasar indikator
Emosi dukungan keluarga di
Sedang 32 34
poliklinik RSJ dr. Radjiman
Tinggi 48 51.1 Wediodiningrat

Penelitian ini menunjukkan Faktor Kategori N %


pengetahuan keluarga tentang perawatan Dukungan Baik 75 79,78
pasien skizofrenia adalah sebagian besar Penilaian
baik 75,5% karena keluarga setiap bulan Cukup 13 13,82
mengantar pasien untuk rawat jalan di Kurang 6 6,38
Poliklinik sehingga keluarga mendapat
informasi dari dokter dan penyuluhan

Program Studi Ilmu Keperawatan 5


Volume 7, Nomor 1, Juni 2016

Dukungan Baik 82 87,23 Dukungan keluarga meliputi


Instrumental dukungan penilaian, instrumental,
informasi dan emosi. Pada dukungan
Cukup 6 6,38
informasi meliputi pemberian solusi dari
Kurang 6 6,38 masalah, pemberian nasehat, pengarahan,
Dukungan Baik 76 80,85 saran, ide-ide, dan umpan balik tentang
Informasi apa yang dilakukan oleh pasien gangguan
Cukup 4 4,25 jiwa. Keluarga dapat menyediakan
Kurang 14 14,89 informasi dengan menyarankan tentang
Dukungan Baik 79 84,04 terapi yang baik dan tindakan yang
Emosi spesifik bagi pasien gangguan jiwa untuk
melawan stressor. Dukungan informasi ini
Cukup 8 8,51
keluarga sebagai penghimpun informasi
Kurang 7 7,77 dan pemberi informasi (Yosep, 2007).
Pada dukungan informasi ini keluarga
Sementara pada tabel 6 diketahui memerlukan pengetahuan agar dapat
hubungan pengetahuan dengan dukungan memberikan dukungan informasi yang
keluarga dalam merawat pasien skizofrenia tepat, dan dengan demikian pengetahuan
diketahui bahwa koefisien korelasi antara dan dukungan keluarga hubungannya
pengetahuan dengan dukungan keluarga sangat erat.
didapatkan sebesar 0,688 (p=0,00),
maka terdapat hubungan yang signifikan Hal ini sesuai dengan penelitian
antara faktor pengetahuan dengan Yuliana Sisky(2010) yang menyatakan
dukungan keluarga dalam merawat pasien terdapat hubungan yang bermakna antara
skizofrenia. faktor pengetahuan dengan motivasi

Tabel 5. Dukungan Keluarga dalam merawat pasien skizofrenia di poliklinik RSJ


dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
Faktor Kategori N %
Dukungan Kurang 10 10,6
Keluarga
Cukup 9 9,6
Baik 75 79,8

Tabel 6. Hubungan pengetahuan dengan dukungan keluarga di poliklinik RSJ dr.


Radjiman Wediodiningrat
Variabel Dukungaan keluarga Total r ρvalue
Kurang Cukup Baik
Pengetahuan N % n % N % N %
Kurang 4 4,3 0 0 2 2,1 6 6,4 0,688 0,000
Cukup 4 4,3 8 8,5 5 5,3 17 18,1
Baik 2 2,1 1 1,1 68 72,3 71 75,5
Total 10 10,6 9 9,6 75 79,8 94 100

6 Journals of Ners Community


Faktor Yang Berhubungan Dengan Dukungan Keluarga Dalam Merawat
Pasien Skizofrenia

keluarga dalam memberikan dukungan Hubungan Kecerdasan Emosi dengan


terhadap klien gangguan jiwadi RSJ. Prof dukungan keluarga dalam merawat
HB Saanin Sumatra Barat. pasien skizofrenia
Pada tabel 6 menunjukkan Berdasarkan Hasil penelitian
pengetahuan keluarga yang baik dan di Poliklinik RSJ dr. Radjiman
memberi dukungan keluarga dengan Wediodiningrat Lawang pada tabel 2
baik adalah 72.3 %, memberi dukungan menunjukkan sebagian besar kecerdasan
cukup 1,1% tetapi ada juga yang memberi emosi responden adalah tinggi 51,1%
dukungan kurang yaitu 2,1%. Walaupun sedangkan sebagian kecil kecerdasan
angkanya kecil,ini dapat disebabkan emosi responden adalah sedang 34,0%
faktor lain yaitu faktor emosi atau dan kurang 14,9 %.
sosial ekonomi yang juga diteliti pada Ditunjang dengan data khusus
penelitian ini .Penyebab lain adalah dukungan emosi keluarga pada pasien
karena dukungan khusus informasi yang skizofrenia pada tabel 4 menunjukkan
kurang 14,89% artinya pengetahuan sebagian besar memberikan dukungan
baik tetapi belum dapat menerapkan emosi baik 86,17%, dukungan emosi
pengetahuannya dengan baik, belum bisa cukup 7,44% dan dukungan emosi yang
memberikan pembelajaran pada pasien kurang 6,38%.
skizofrenia sehingga keluarga perlu
mendapat pelatihan-pelatihan dari tenaga Kecerdasan emosi merupakan
profesional agar keluarga lebih menguasai kecerdasan dalam memahami, mengenali,
dan bisa menerapkan bagaimana memberi meningkatkan, mengelola dan memimpin
dukungan dalam merawat pasien motivasi diri sendiri dan orang lain
skizofrenia. untuk mengoptimalkan fungsi energi,
informasi, hubungan dan pengaruh bagi
Hasil penelitian pengetahuan yang pencapaian tujuan yang dikehendaki.
kurang 4,3% tetapi dapat memberikan (Goleman,2005).
dukungan dengan baik 2,1%,hal ini
didukung dengan hubungan keluarga Keterampilan mengelola emosi
sebagian besar adalah sebagai kakak adalah kepedulian sosial dan membina
56%, sehingga hubungan dan dukungan hubungan dengan orang lain terutama
keluarga lebih baik. Faktor lain yang dalam berhubungan dengan pasien
mempengaruhi dukungan keluarga skizofrenia. Kecerdasan emosi diperlukan
adalah faktor spiritual dan latar belakang oleh keluarga pasien skizofrenia karena
budaya, karena pada penelitian Sisky keluarga mengalami ketidaksetabilan
(2010) faktor spiritual dan latar belakang emosi yang disebabkan tanda dan gejala
budaya tersebut juga merupakan faktor pasien skizofrenia yang variatif, adanya
yang dapat mempengaruhi dukungan stigma dari masyrakat dan pasien perlu
keluarga walaupun pengaruhnya tidak perawatan yang lama menyebabkan
signifikan.Untuk itu bagi keluarga penerimaan keluarga terhadap pasien
dengan berpengetahuan kurang atau kurang, ada rasa permusuhan dan mudah
berpendidikan kurang, dimungkinkan marah. Emosi dan energi keluarga yang
dukungan perawatan pasien skizofrenia tidak dikelola dengan baik tersebut akan
melalui keagamaan dan sosial budaya memperburuk keadaan pasien skizofrenia.
yang mendukung perawatan pasien Kecerdasan emosi keluarga sangat
skizofrenia. diperlukan sehubungan dengan banyaknya
stresor yang dihadapi dalam merawat

Program Studi Ilmu Keperawatan 7


Volume 7, Nomor 1, Juni 2016

pasien skizofrenia agar tidak menambah Hasil penelitian menunjukkan bahwa


masalah baru dan akan memberikan kecerdasan emosi sedang dan memberi
situasi yang aman dan nyaman untuk dukungan baik 25,5%, dukungan
kesembuhan pasien. Keluarga dalam cukup 5,3%. Namun juga dukungan
memberikan dukungan emosinya agar kurang 3,2%. Hal ini menunjukkan
tujuan perawatan pasien skizofrenia bahwa kecerdasan emosi sedang dapat
tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut memberikan dukungan baik, namun juga
maka keluarga perlu mengelola emosi dapat memberikan dukungan kurang .
dirinya dan emosi pasien skizofrenia. Keluarga dipandang sebagai suatu
(Keliat 2012). sistem, apabila didalam keluarga terdapat
Hal ini sesuai dengan penelitian anggota keluarga yang sakit maka akan
Chan (2011) tentang prespectiveof burden mempengaruhi anggota keluarga yang
of familli caregiverfor persons with lain Memiliki anggota keluarga dengan
schizophrenia, menyatakan bahwa adanya gangguan jiwa merupakan stresor
beban fisik, psikologis dan sosial keluarga jangka panjang bagi keluarga. Dukungan
dalam merawat pasien skizofrenia. keluarga,dukungan emosi keluargadapat
Beban keluarga menyebabkan stres dan mengurangistresor yang ada yaitu
emosional, pada keluarga dengan emosi menggunakan koping keluarga dengan
yang tinggi memperburuk keadaan pasien mengenali, penguasaan emosi pasien dan
skizofrenia. upaya menyelesaikan masalahnya (Stuart,
Sementara data tentang hubungan 2001).
kecerdasan emosi dengan dukungan Kemampuan mengenali emosi
keluarga dalam merawat pasien orang lain sangat tergantung kesadaran
skizofrenia, didapatkan data bahwa emosi sendiri, pada dasarnya dukungan
keluarga dengan kecerdasan emosi baik emosi keluarga adalah kecerdasan emosi
dan memberikan dukungan baik adalah keluarga itu sendiri. Keterampilan di
51% sementara kecerdasan emosi sedang dalam kecerdasan emosi adalah bagaimana
yang memberikan dukungan baik 25,5% memahami, mengenali, merasakan,
dan memberi dukungan kurang 3,2%. mengelola dan memimpin perasaan sendiri
Pada data kecerdasan emosi kurang dan orang lain serta mengaplikasikannya.
namun dapat memberikan dukungan (Guleman 2005). Empati merupakan salah
baik 3,2% dan dukungan cukup 4,3%. satu bentuk tindakan mengenali emosi

Tabel 7. Hubungan kecerdasan emosi dengan dukungan keluarga di poliklinik RSJ


dr. Radjiman Wediodiningrat
Dukungaan keluarga
Variabel Total
Kurang Cukup Baik
r ρ value
Kecerdasan
N % N % N % n %
emosi
Rendah 7 7,4 4 4,3 3 3,2 14 14,9 0,622 0,000
Sedang 3 3,2 5 5,3 24 25,5 32 34,0
Tinggi 0 0 0 0 48 51,1 48 51,1
Total 10 10,6 9 9,6 75 79,8 94 100

8 Journals of Ners Community


Faktor Yang Berhubungan Dengan Dukungan Keluarga Dalam Merawat
Pasien Skizofrenia

orang lain,empati merupakan bentuk rendah 38,3%. Keluarga dengan status


dukungan emosi keluarga yang dibutukan sosial tinggi pada penelitian ini adalah
pasien skizofrenia. keluarga dengan pendidikan Perguruan
Pada tabel 7 penelitian ini tinggi 8,51%, bekerja dan mempunyai
membuktikan bahwa terdapat hubungan pendapatan tinggi dan pada keluarga
yang signifikan antara kecerdasan emosi pendidikan SMA 52,12%,bekerja dan
dengan dukungan keluarga dimana nilai mempunyai penghasilan sedang atau
koefisiensebesar 0,622 yang menunjukkan tinggi serta keluarga dengan pendidikan
kekuatan hubungannya kuat dan nilai SMP 1,06%, bekerja dan mempunyai
signifikansi diperoleh sebesar 0,000. penghasilan sedang.Sedangkan keluarga
dengan status sosial rendah adalah
Hal ini sesuai dengan penelitian keluarga dengan pendidikan SD 10,63%,
Sisky (2010) menyatakan terdapat bekerja atau tidak bekerja dan mempunyai
hubungan yang bermakna antara faktor penghasilan rendah dan pada keluarga
emosi dengan motivasi keluarga dalam dengan pendidikan SMP 23,40%, bekerja
memberikan dukungan terhadap klien atau tidak bekerja dengan penghasilan
gangguan jiwa di RSJ Prof Saanin di rendah.
Padang.
Status sosial ekonomi sering diukur
Dijelaskan juga bahwa dukungan berdasarkan kombinasi dari pendidikan,
keluarga yang dibutuhkan dalam merawat pekerjaan, dan pendapatan. Seseorang
pasien skizofrenia cukup tinggi dimana bisa termasuk tingkat ekonominya tinggi
selain dukungan emosi juga dukungan bila memperoleh penghasilan yang tinggi,
penilaian yang memerlukan kecerdasan pendidikan yang tinggi dan pekerjaan yang
emosi. Dukungan penilaian merupakan memadai.Sebaliknya seseorang dengan
ketrampilan penerimaan, penghargaan, kondisi sosial ekonomi rendah karena
menggunakan koping dengan berpikir mendapat gaji yang kecil, pendidikan
positif. Dengan demikian seyogyanya yang rendah, dan pekerjaan yang kurang
kecerdasan emosi yang harus dimiliki memadai (Indrawati, 2009).
keluarga juga harus cukup baik karena
kecerdasan emosi yang sedang saja, dapat Semakin tinggi tingkat
memberikan dukungan yang kurang. pengetahuan, semakin tinggi pula tingkat
Kecerdasan emosi yang sedang adalah sosial ekonomi, dimana pengetahuan/
mengenal emosi orang lain dan membina pendidikan tinggi dapat membuat alternatif
hubungan baik dengan orang lain pekerjaan, sehingga dapat meningkatkan
dilakukan hanya kadang-kadang saja. sosial ekonomi dan kondisi kesehatannya.
Umumnya pada sosial ekonomi tinggi.
Hubungan status sosial ekonomi dengan seseorang semakin dapat segera mencari
dukungan keluarga dalam merawat pertolongan bila sakit (Notoatmojo,
pasien skizofrenia 2005).

Hasil penelitian status sosial Hal ini sesuai penelitian Diane


ekonomi keluarga pasien skizofrenia (2014) tentang The Impact of Caregiving on
di Poliklinik RSJ dr. Radjiman Physicaland Mental Health, menyatakan
Wediodiningrat Lawang. Pada tabel 3 keluarga dengan anggota keluarga yang
sebagian besar status sosial ekonomi mengalami gangguan jiwa mengalami
keluarga adalah tinggi yaitu 61,7% beban sosial ekonomi terutama pada
sedangkan status sosial ekonomi negara yang berkembang.

Program Studi Ilmu Keperawatan 9


Volume 7, Nomor 1, Juni 2016

Pada hubungan status sosial perawatan dan pengobatan lama,dilakukan


ekonomi dengan dukungan keluarga (tabel oleh Amelia (2013) menyatakan
8) menunjukkan bahwa pada keluarga bahwa faktor sosial ekonomi keluarga
dengan status ekonomi tinggi dan memberi mempengaruhi dukungan keluarga dalam
dukungan baik 60,6%, memberi dukungan kepatuhan diet pasien diabetes mellitus.
cukup 1,1%. Pada keluarga dengan status Pada tabel 8 tentang hubungan
ekonomi rendah dan memberi dukungan status sosial ekonomi keluarga dengan
baik 19,1%,dukungan cukup 8,5%, dukungan keluarga dalam merawat
dukungan kurang 10,6%. pasien skizofrenia didapatkan hasil pada
Pada hubungan status sosial keluarga dengan status sosial rendah
ekonomi dengan dukungan keluarga namun dapat memberikan dukungan
juga menunjukkan koefisien korelasi baik maupun cukup,hal ini karena pasien
antara status sosial ekonomi dengan skizofrenia telah mengikuti program
dukungan keluarga didapatkan sebesar BPJS bantuan Pemerintah, sehingga
0,586 (p=0,00),maka dinyatakan terdapat dapat mengurangi beban keluarga dan
hubungan yang signifikan antara status dapat memberikan dukungan, terutama
sosial ekonomi dengan dukungan dukungan instrumental yang memadai.
keluarga.
Masalah sosial ekonomi dapat Faktor dominan yang berhubungan
terjadi karena ada suatu kenyataan yang dengan dukungan keluarga dalam
panjang karena kebutuhan manusia merawat pasien skizofrenia
terhadap barang dan jasa tidak terbatas Tabel 9 menunjukkan nilai
sementara jumlah barang dan jasa serta koefisien Exp (B) tiap variabel yang
sumber daya keuangan bersifat langka. berhubungan dengan dukungan keluarga
Sosial ekonomi keluarga dengan pasien dalam merawat pasien skiofrenia. Variabel
skizofrenia diperlukan untuk memberi kecerdasan emosi memiliki koefisien
dukungan instrumentalia terutama yang paling besar dibandingkan dengan
untuk biaya pengobatan dan fasilitas variabel yang lain maka dapat dinyatakan
perawatannya yang cukup lama (Hawari bahwa variabel kecerdasan emosi
2007) memiliki pengaruh yang paling dominan
Penelitian dukungan keluarga terhadap dukungan keluarga.
pada penyakit kronis lain yaitu pada Neuro hormon penyebab
pasien diabetes mellitus yang memerlukan skizofrenia yaitu peningkatan horman

Tabel 8. Hubungan status sosial ekonomi dengan dukungan keluarga dalam merawat
pasien skizofrenia di Poliklinik RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat
Dukungaan keluarga
Variabel Total
Kurang Cukup Baik
R P value
Status sosial
N % N % N % N %
ekonomi
Rendah 10 10,6 8 8,5 18 19,1 36 38,3 0,586 0,000
Tinggi 0 0 1 1,1 57 60,6 58 61,7
Total 10 10,6 9 9,6 75 79,8 94 100

10 Journals of Ners Community


Faktor Yang Berhubungan Dengan Dukungan Keluarga Dalam Merawat
Pasien Skizofrenia

dopamin juga peningkatan hormon yang mengenali, merasakan, mengelola dan


lain yaitu serotonin (5 HT 2), glutamate dan memimpin perasaan sendiri dan orang
gamma-butyricacid (GABA). Hormon- lain serta mengaplikasikannya. Empati
hormon tersebut berhubungan dengan merupakan salah satu mengenali emosi
pikiran, emosi, intelegensi dan perilaku, orang lain (Goleman, 2005). Empati
skizofrenia akan mengalami pikiran tidak merupakan bentuk dukungan emosi
rasional dapat melakukan kemarahan keluarga yang diperlukan pada pasien
bahkan depresi. Pengobatan dan skizofrenia.
perawatan tidak saja dengan farmakologi Hal ini dalam penelitian Sisky
tetapi harus dengan psikoterapi. (Tjay dan
(2010) menyatakan terdapat hubungan
Rahardja, 2007). yang bermakna antara faktor emosi dengan
Keluarga mempunyai tanggung motivasi keluarga dalam memberikan
jawab yang penting dalam proses dukungan terhadap klien gangguan jiwa
perawatan. Dukungan keluarga dan teman di RSJ Prof. Saanin di Padang.
merupakan salah satu obat penyembuh Dengan demikian pada data
yang sangat berarti bagi pasien kecerdasan emosi sedang 34% namun
skizofrenia. Menerima kenyataanadalah dapat memberikan dukungan baik 25,5%
kunci pertama proses penyembuhan tetapi memberikan dukungan kurang 3,2%
atau pengendalian skizofrenia. Keluarga maka kecerdasan emosi keluarga harus
harus tetap bersikap menerima, tetap dipertahankan cukup tinggi mengingat
berkomunikasi dan tidak mengasingkan tresor yang akan dihadapi keluarga dalam
pasien. Tindakan kasar, bentakan atau merawat pasien skizofrenia cukup lama.
mengucilkan malah akan membuat pasien Kecerdasan emosi keluarga diperoleh
semakin depresi bahkan cenderung dengan melakukan pemeriksaan
bersikap kasar. Akan tetapi terlalu kecerdasan emosi maupun pelatihan-
dimanjakan juga tidak baik (Yosep, pelatihan kecerdasan emosi yang ada.
2010).
Kemampuan mengenali emosi
orang lain sangat tergantung kepada SIMPULAN DAN SARAN
kesadaran emosi sendiri maka pada
dasarnya dukungan emosi keluarga adalah Simpulan
kecerdasan emosi keluarga itu sendiri 1. Terdapat hubungan antara faktor
dimana keterampilan didalam kecerdasan pengetahuan dengan dukungan
emosi adalah bagaimana memahami, keluarga dalam merawat pasien

Tabel 9. Analisis regresi logistik hubungan pengetahuan, kecerdasan emosi, dan


status sosial ekonomi dengan dukungan keluarga di poliklinik RSJ dr.
Radjiman Wediodiningrat
Variabel B S.E Sig Exp
Constant -17,356 5,186 0,001 0,000
Pengetahuan 3,363 1,184 0,010 28,868
Kecerdasan emosi 3,443 1,344 0,034 31,287
Status sosial ekonomi 2,802 1,318 0,006 16,481

Program Studi Ilmu Keperawatan 11


Volume 7, Nomor 1, Juni 2016

skizofrenia di Poliklinik RSJ dr Casmini, 2007, Emosional Parenting:


Radjiman Wediodiningrat Lawang- Dasar-Dasar Pengasuhan
Malang Kecerdasan Emosi Anak.
2. Terdapat hubungan antara faktor Yogyakarta: Pilar Media
kecerdasan emosional dengan Chan,2011. Prespective of Burden of
dukungan keluarga dalam merawat Familli Care Giver for Persons
pasien skizofrenia di Poliklinik RSJ with Schizophrenia. Journal,
dr Radjiman Wediodiningrat Lawang- Archives of Psychiatric Nursing,
Malang Vol. 25. No. 5 (October), 2011.
3. Terdapat hubungan antara faktor sosial Published by Elsevies Inc.
ekonomi dengan dukungan keluarga Citra. 2008. Keperawatan Keluarga Teori
dalam merawat pasien skizofrenia dan Praktik. Jakarta: EGC.
di Poliklinik RSJ dr Radjiman Dahlan, 2013.Statistik Untuk Kedokteran
Wediodiningrat Lawang-Malang dan Kesehatan.Jakarta : Salemba
4. Faktor yang paling dominan yang Medika
berhubungan dengan dukungan Departemen kesehatan. 2008 Laporan
keluarga dalam merawat pasien Hasil Riset Kesehatan Dasar
skizofrenia di Poliklinik RSJ dr RISKESDAS-Indonesia tahun
Radjiman Wediodiningrat Lawang- 2007. Jakarta: Depkes RI
Malang adalah faktor kecerdasan emosi. Dharma,2011. Metodologi Penelitian
Keperawatan. Jakarta : Trans Info
Saran Media
Bagi Responden seyogyanya Diane L,2014. The Impact of Caregiving
melakukan konsultasi kepada dokter on Physical and Mental Health
maupun perawat berhubungan dengan : Implications for Research,
kecerdasan emosi keluarga agar dapat Practice, Education and Policy.
memberikan dukungan dalam merawat Journal Duke University USA
pasien skizofrenia di Poliklinik RSJ Direjo,S.N.Ade Herma 2011, Asuhan
dr Radjiman Wediodiningrat Lawang- Keperawatan Jiwa .Yogyakarta:
Malang. Nuha Medika
Friedman, M., M. 2010. Buku Ajar
Keperawatan Keluarga: Teori dan
DAFTAR PUSTAKA Praktik. (Edisi 3). Jakarta: EGC.
Goleman, 2005. Kecerdasan Emosi;
Amelia, 2013. Analisis Faktor-faktor yang untuk mencapai puncak prestasi.
Mempengaruhi Keluarga untuk Terjemahan Alex Tri Kantjono.
Memberikan Dukungan kepada 2005, Jakarta: PT Gramedia
Klien Diabetes Melitus dalam Pustaka
Menjalani Diet.Skripsi PSIK Gunawan SG. 2007. Farmakologi Dan
Universitas Riau Terapi. Jakarta: Gaya Baru.
Arif. 2006. Skizofrenia – Memahami Hawari, D. 2007. Pendekatan Holistik
Dinamika Keluarga Pasien. pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.
Bandung: Refika Aditama Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Badan Pusat Statistik, 2012 . Perkembangan Hendra, AW. 2008. Faktor-Faktor Yang
Beberapa Indikator Utama Sosial- Mempengaruhi Pengetahuan.
Ekonomi Indonesia, Buklet 2012 Avaible :http: //ajang-berkarya.
Wordpress.com/ 2008/ 06/ 07/

12 Journals of Ners Community


Faktor Yang Berhubungan Dengan Dukungan Keluarga Dalam Merawat
Pasien Skizofrenia

Konsep Pengetahuan/ 17/ 05/ Mishra, M.at all. 2005 Burden of Care
2011 of Key Relatives of Chronic
Indrawati, 2009. Status Sosial Ekonomi Depressives. SAARC Psychiatric
Orang Tua dan Hasil Belajar Foundation Souvenir
Matematika Siswa di MI Notoatmodjo. S. 2003. Pendidikan dan
Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Perilaku Kesehatan. Jakarta.
Parung Bogor. Skripsi. Tidak Rineka Cipta
diterbitkan Fakultas Ilmu Notoatmodjo S, 2007. Kesehatan
Tarbiyah dan Keguruan UIN Masyarakat, Ilmu dan Seni.
Syarif Hidayatullah, Jakarta. Jakarta Rineka Cipta,
Irazabal M, 2011. Familiy burden Notoatmodjo S, 2010. Metodologi
Related to Clinical and Penelitian Kesehatan. Jakarta
Functional Varaibles of people Rineka Citra.
with Intellectual Disability with Nugroho. 2014. Hubungan Tingkat
and withaut a Mental Disorder. Pengetahuan dengan Tingkat
Journal Researc in Developmental Dukungan Keluarga dalam
Disabilities Barcelona Mencegah Kekambuhan
Jadmiko Arief, 2014. Analisis Faktor yang Skizofrenia di Poliklinik RSJ DR
Mempengaruhi Kinerja Perawat Radjiman Wediodiningrat lawang,
dalam Manajemen Nyeri di IRD Tugas akhir Program Sarjana
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Keperawatan UNIBRAW
Tesis Program Studi Megister Nurainah, 2012, Hubungan Antara
Keperawatan FK UNIBRAW Dukungan Keluarga dan Beban
Keliat, 2003. Pemberdayaan Klien dan Keluarga Dalam Merawat
keluarga dalam perawatan klien Anggota Keluarga Dengan
Skizofrenia dengan perilaku Riwayat Perilaku Kekerasan Di
kekerasan di RSJ Pusat Bogor. RSJ. Islam klender Jakarta Timur,
Desrtasi, Jakarta: FKM UI tesis FIK UI Jakarta
Keliat, 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa . Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan
Jakarta EGC Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.
Keliat, 2012. Keperawatan Kesehatan Jakarta, Salemba Medika
Jiwa Komunitas . Jakarta : EGC Polit, 2006. Nursing Research Principles
Kemenkes. 2013. Profil Kesehatan Indonesia and Methods. Philadhelpia: WB
Tahun 2013. Jakarta: Kemenkes RI Saunders Lippinacoot
Komar, S & Mohanty,S (2007). Spousal Program Pascasarjana UNIBRAW, 2010.
Burden of Care Schizophrenia. Pedomam Penulisan Tesis dan
Journal of The Indian Academy of Desertasi, Malang: UNIBRAW
Applied of Psychology Purnawan,2008. Dukungan Keluarga
Maramis, 2009. Ilmu Kedokteran Jiwa http://wawan2507.wordpress.
edisi 2. Surabaya: Pusat Penerbitan com/outhor/ wawan2507/
dan Percetakan. Puspitasari (2009) Hubungan Tingkat
Maramis, W F. 2004. Catatan Ilmu Pengetahuan Keluarga Tentang
Kedokteran Jiwa. Surabaya: Penderita Gangguan Jiwa di
Airlangga University Press. Rumah dan Tingkat Penerimaan
Maslim, R. 1997. Diagnosis Gangguan Keluarga Terhadap Frekuensi
Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ- Kekambuhan Di Rsj Pusat
III.Jakarta: PT Nuh Jaya. Lawang dan Rsj Daerah Surabaya,

Program Studi Ilmu Keperawatan 13


Volume 7, Nomor 1, Juni 2016

Sripsi Universitas Muhammadiyah Stuart & Sandra J Sundeen, 2009


Surakarta Keperawatan Jiwa ,alih bahasa
Rahayu, (2007). Hubungan Antara Dukungan Achir Yani S Hamid, Jakarta :
Keluarga Melalui Interaksi Sosial, EGC
Upaya Penyediaan Transportasi, Sugiyono,2013. Metoda Penelitian
Finansial dan Dukungan Dalam Kuantitatif Kualitatif. Bandung :
Menyiapkan Makanan Dengan Alfabeta
Respon Kehilangan Pada Lansia di Suparyanto, 2010.Konsep Dasar Status
Desa Pekaja, kalibagor Kabupaten Ekonomi.Jakarta: PT. Gramedia
Banyumas. Pustaka.
Saifi S, Mehmood T, 2011. Effects of Taufik, M,2007. Prinsip-Prinsip Promosi
Socioeconomic Status on Students Kesehatan Dalam Bidang
Achievement. International Keperawatan. Jakarta : CV.
Journal of Social Sciences and Infomedika
Education Vol.1, 2 April 2011 Tjay, T. H., dan Rahardja, K. (2007).
Samuel, Hanneman dan Aziz Suganda. Obat-Obat Penting Khasiat,
1997. Sosiologi 1. Jakarta; Penggunaan, dan Efek-Efek
Departemen Pendidikan dan Sampingnya. Edisi ke VI. Jakarta:
Kebudayaan. PT Elex Media Komputindo
Saunders, 2003 Families Living With Videbeck, S.L. 2008, Buku Ajar
Severe Mental Illness A Literature Keperawatan Jiwa. Jakarta. EGC.
Review,Texas Tech University Wiramihardja, S.A. (2007). Pengantar
Setiadi, 2007.Konsep Penulisan Riset psikologi abnormal. Bandung:
Keperawatan.Yogyakarta : Graha Refika Aditama.
Ilmu. Ilmu. Yosep, 2010. Keperawatan Jiwa edisi
Setiadi 2008. Konsep dan Proses revisi.Bandung : PT Refika
Keperawatan Keluarga, yogyakarta. Aditama
Graha Ilmu.
Sunagadan, 2007, Skizofrenia dan
Diagnosa Banding, Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Sirait, 2006. Pengaruh Koping Keluarga
Terhadap Kejadin Relaps pada
Skizofrenia Remisi Sempurna di
RSJ Daerah Provinsi Sumatera
Utara Tesis PPs USU Medan
Sisky, 2010. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan motivasi
keluarga dalam memberikan
dukungan terhadap klien gangguan
jiwa di poliklinik RSJ. Prov. HB
Saanin Padang. Skripsi Prodi Ilmu
Keperawatan FKUA Padang
Stuart & Laraia.2001. Principles and
practice of psychiatric nursing.
USA: Mosby Company.

14 Journals of Ners Community

Anda mungkin juga menyukai