Anda di halaman 1dari 6

Struktur Anatomi Akar Tanaman Dikotil dan Monokotil

Resti Nuraeni1), a), Siti Sara1), Sri Wahyuni1), Syfa Isnaeni1), Wianda Nurfauziah1), Yayang Karlina1)
1)
Mahasiswa Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Sukabumi
a)
Email: Restinuraeni71@ummi.ac.id

Abstrak

Pada tumbuhan terdapat organ-organ yang menyusunnya sehingga tumbuhan tersebut dapat terlihat kokoh. Organ-
organ penyusun tumbuhan diantaranya adalah akar, batang, tangkai daun, daun, dan bunga. Pada praktikum kali ini
kami mengamati berbagai akar tumbuhan dikotil dan monokotil yaitu anggrek, pacar air, dan tempuyung. Metode
deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik struktur anatomi akar pada tanaman-tanaman tersebut
berdasarkan pengamatan irisan melintang dan membujur dengan mikroskop cahaya. Penelitian ini dilakukan di Lab
SEB Universitas Muhammadiyah Sukabumi pada hari Kamis, 22 November 2017. Hasil penelitian menunjukkan akar
pacar air dan akar tempuyung itu akar dikotil memilikikarena berakar tunggang, akar tunggang merupakan suatu
penambat yang kuat dan menembus jauh ke dalam tanah, pada akar anggrek memiliki akar serabut karna monokotil,
dan pada, yang terdiri dari suatu anyaman akar yang mirip benang, yang menyebar di bawah permukaan tanah, sistem
akar serabut menyebabkan tumbuhan mendapatkan banyak air dan mineral tanah dan enambatkan tumbuhan secara
kuat ke dalam tanah.
Kata kunci akar, monokotil, diokotil

Latar Belakang
Semua tumbuhan memilki akar, karena akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanman yang
berkembang di bawah permukaaan tanah, tidak berklorofil dan memiliki bulu akar yang uniseluler.
Meskipun ada juga akar yang berkembang diluar tanah bergantung dari fungsi akar tersebut (savitri, 2008).
Akar pada tumbuhan dikotil berbentuk tunggang, xylem dan floem pada tumbuhan dikotil tersusun
membentuk jari-jari (radial). Xylem berbentuk bintang di pusat dan floem mengelilinginya. Di antara
xylem dan floem terdapat kambium yang menghasilkan unsur kayu kearah luar membentuk kulit. Akar
pada tumbuihan monokotil berbentuk serabut. Epidermis, korteks, dan perisikel memiliki struktur , lokasi,
dan fundsi seperti pada akar dikotil. Xylem dan floem mirip dengan tanaman dikotil, tetapi letak keduanya
saling berdekatan karena tidak memiliki kambium. Empulur terletak dibagian tengah dan dikelilingi xylem
dan floem secara berseling-seling. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai struktur anatomi akar dikotil
tersebut maka dilakukan pengamatan sayatat melintang akar dibawah mikroskop untuk mengetahui :
1. Bagaimana struktur anatomi akar pacar air, akar anggrek, dan akar tempuyung
2. Bagaimana susunan xylem dan floem dari akar pacar air, akar anggrek, dan akar tempuyung

Landasan Teori
Struktur Akar pada Pertumbuhan Primer
Berdasarkan irisan memanjang dari ujung akar, maka ada daerah pertumbuhan pada ujung akar,
yaitu: tudung akar, daerah pembelahan sel, daerah pembentangan, daerah diferensiasi atau pemasakan sel
daerah. Pertumbuhan ini strukturnya bervariasi tergantung jenis tumbuhan dan lingkungannya yaitu tanah
dan iklim. Dalam penelitian Pierret A. (2013) menyebutkan daerah ini tersusun oleh jaringan-jaringan;
Epidermis, Korteks dan Stele. Bagian-bagian akar diantaranya adalah :
1. Tudung akar
Tudung akar terdapat pada ujung akar, berfungsi melindungi meristem akar dari keruakan dan
membantu penetrasi akar ke dalam tanah. Sel-sel tudung akar sering berisi amilum. Sel-sel ini tidak
mempunyai susunan yang khusus atau tersusun dalam deret random. Sel tersebut adalah kolumela.
Tudung akar mengatur geotropi akar.
2. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar akar, sel-selnya tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Pada
kebanyakan akar, epidermis berdinding tipis. Rambut-rambut akar berkembang dan sel-sel
epidermis yang khusus, dan sel tesebut mempunyai ukuran yang berbeda dengan sel epidermis,
dinamakan trikoblas. Trikoblas sendiri berasal dari pembelahan protoderm. Epidermis akar yang
berfungsi untuk penyerapan serta bulu-bulu akar mempunyai kutikula yang tipis.
3. Korteks
Pada kebanyakan akar korteks terdiri atas sel-sel parenkimatis. Selama perkembangannya, ukuran
sel-sel korteks yang mengalami diferensiasi bertambah, sebelum terjadi vakuolisasi dalam sel
tersebut. Pada beberapa akar beberapa tumbuhan air, sel-sel korteks tersusun teratur. Banyak
dijumpai ruang-ruang udara, dan parenkim ini disebut aerenkim. Sel-sel korteks sering
mengandung tepung, kadang-kadang kristal. Dibawah epidermis sering terdapat selapis/dua lapis
sel berdinding tebal disebut hipodermis atau eksodermis.

Lapisan terdalam dari korteks akar terdiferensiasi menjadi endodermis. Endodermis terdiri dan
selapis sel. Pada sel endodermis yang muda dijumpai adanya penebalan dinding suberin yang berbentuk
pita, mengelilingi dinding sel, disebut pita Caspary (Rosell, 2013). Pada akar yang tidak mengalami
pertumbuhan menebal sekunder, lamela suberin biasanya terbentuk di seluruh dinding bagian dalam sel
endodermis. Penebalan selulosa sering terjadi. Penebalan lignin terjadi pada dinding tangensial dan radial
bagian dalam. Penbebalan dinding biasanya dimulai dari bagian sel yang berdekatan dengan floem (Rosell,
2013). Penebalan dinding endodermis ini mula-mula sebagai titik disebut titik Caspary, kemudian menjadi
bentuk pita akhimya berbentuk seperti huruf U. Stele (silinder berkas pengangkut), bagian ini dipisahkan
dari koteks oleh endodermis. Anfodillo T. (2017) dalam penelitiannya menyebutkan lapisan terluar yang
berbatasan dengan korteks adalah perisikel. Perisikel berfungsi untuk menghasilkan primordia akar lateral,
dan sebagian dan kambium pembuluh (yang menghasilkan floem dan xilem sekunder). Sel-sel perisikel
seperti halnya meristem apikal, bersifat diploid. Pensikel kadang-kadang terdiri lebih dari satu lapis sel,
berdinding tebal. sistem pembuluh akar terdiri atas unsur trakeal yang berlignin, dan diselingi oleh floem
yang berdinding tipis tersusun radial, di bagian tengah terdapat empulur yang terdiri atas sel-sel
parenkimatis atau sklerenkimatis (Horna, 2013).

Struktur Akar Monokotil


Trakeid Akar tumbuhan monokotil tidak mengalami pertumbuhan menebal sekunder. Strukturnya
seperti akar primer. Pada Alliumkorteks tersusun oleh sel-sel parenkim yang besar dan rapat tanpa ruang
udara. Pada akar tumbuhan air, seperti pada (Oryza sativa) banyak ruang-ruang udara. Parenkim tidak
kerkloroplas. Pada akar udara suku Orchidaceae tropik dan suku Araceae yang hidup epifit, dan beberapa
monokotil yang terestrial, apidermis berkembang menjadi jaringan yang multiseriat berlapis-lapis, dan
disebut velamen (Anfodillo, 2017). Velamen bersifat mati, dinding sekunder tebal, berfungsi sebagai
pelindung, mengurangi hilangnya air dan korteks. Penebalan dinding velamen kadang-kadang berserabut.
Disebelah dalam velamen terdapat lapisan sel yang khusus, merupakan derivat periblem, dan lapisan ini
merupakan lapisan terluar korteks, disebut eksodermis. Pada Zea mays, lapisan hipodermis berdinding
tebal, berfungsi sebagai penguat. Xilem terletak disebelah luar dan dibagian tengah terdapat empulur
(Horna, 2013).
Struktur anatomi akar dikotil pada Tumbuhan Primer dan sekunder
Akar primer adalah akar yang terus tumbuh membesar dan memanjang, akar ini akan menjadi akar
pokok yang menopang. Akar primer sering juga disebut dengan akar tunggang dan akar lembaga. Akar
alam tumbuhan memiliki fungsi dasar, yaitu merambatkan tumbuhan dalam tanah, menyerap air dan
mineral dari tanah, menyalurkan bahan-bahan dan organ penyimpan makanan cadangan. Struktur dan
perkembangan akar dalam banyak hal mirip dengan pertumbuhan pada batang (Pittermann, 2006). Jika
pada batang ada pertumbuhan primer dan sekunder begitupun dengan akar. Pertumbuhan primer pada akar
dikotil menyebabkan akar tersebut tumbuh memanjang masuk kedalam tanah. Sedangkan pertumbuhan
sekunder pada akar dikotil terdapat cambium yang menyebabkan pembesaran diameter. Pertumbuhan
primer pada akar tergantung pada akar bagian ujung dimana bagian itu dikelilingi oleh sel yang berbentuk
tudung dan dinamakan tudung akar
Akar sekunder adalah akar yang tumbuh dari akar lain, atau bisa disebut akar cabang. Pertumbuhan
sekunder bersifat khas bagi akar-akar tumbuhan dikotil. Pertumbuhan sekunder dijumpai di khas pada akar
Gymnospermae dan Dicotyledoneae. Akar Monocotyledoneae biasanya tidak mengalami pertumbuhan
sekunder (Jackson, 2010). Apabila pertumbuhan sekunder dimulai, pertama timbul cambium di dalam
parenkim diantara jejaring xylem primer dan didalam floem primer (Jackson, 2010). Cambium akan
membentuk xylem sekunder dan floem sekunder keluar. Kemudian, cambium itu diperluas secara lateral
karena diferensiasi inisial cambium didalam perisikel sekeliling ujung jejaring xylem dan juga mulai
membentuk tenunan sekunder. Kemudian cambium membentuk daerah melingkar didalamnya terdapat
xylem sekunder yang secara menyeluruh menyelubungi xylem primer. Floem primer dan endodermis
biasanya hancur karena tekanan tenunan yang tumbuh didalamnya (Cole, 2007) . Kambium menghasilkan
xilem dan floem dengan membelah perinkin dan antiklin sehingga lingkaran akar bertambah besar.
Pertumbuhan sekunder pada berbagai tumbuhan Dikotil berbeda.
Metodologi Penelitian

Praktikum “Struktur Anatomi Akar Tanaman Dikotil dan Monokotil” dilaksanakan di


Laboratorium SEB Gedung E pada hari Kamis, 23 November 2017, dengan alat-alat yang digunakan antara
lain: Mikroskop dan perlengkapannya, objek glass, cover glass, silet. Bahan yang digunakan adalah: akar
Impatiens balsamina L., Akar Sonchus arvensis dan akar anggrek. Prosedur kerja dalam praktikum organ
akar dan bagian-bagiannya adalah membuat sayatan melintang pada pacar air bagian akarnya, teteskan air
diatas kaca objek, dan tutup dengan cover glass. Kemudian amati di bawah miroskop, Membuat sayatan
melintang pada tempuyung bagian akarnya, teteskan air diatas kaca objek, letakkan hasil sayatan di atas
kaca objek dan tutup dengan cover glass. kemudian amati dibawah mikroskop, membuat sayatan melintang
akar anggrek, teteskan air diatas kaca objek, letakkan hasil sayatan diatas kaca objek, dan tutup dengna
cover glass. Kemdian amati dibawah mikroskop.

Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan dan Pembahasan Struktur Anatomi Akar Anggrek

Epidermis
dengan gabus
stele
Parenkim
korteks

Endodermis
stele
Pembuluh
Gambar 4. Sayatan melintang pada
Gambar 4. Sayatan melintang pada akar anggrek, perbesaran Angkut akar anggrek dari literatur,
40 x
perbesaran 40 x

Setelah melakukan percobaan untuk mengidentifikasi struktur anatomi akar anggrek sebagai
tanaman monokotil dengan menyayat secara melintang akar anggrek di hasilkan bahwa akar anggrek
memiliki jaringan epidermis dengan gabus dibagian terluarya, juga terdapat parenkim korteks yang sel-
selnya bentuknya bermacam-macam serta memiki ruang antar sel. Hasil pengamatan yang didapatkan
sesuai dengan landasan teori dimana struktur akar anggrek terdiri atas lapisan epidermis, korteks,
endodermis dan silinder pusat (stele). Endodermis pada akar anggrek membentuk dinding sekunder yang
tebal. Xilem dan floem tidak tersusun rapi pada akar anggrek, hal ini disebabkan karena antara xilem dan
floem tidak terdapat kambium seperti pada akar tumbuhan dikotil. Xilem berhenti tumbuh sebelum bagian
pusat terbentuk. Hal ini menyebabkan jalur-jalur xilem tidak berbentuk binang, tetapi membentuk satu
ikatan dengan lainnya. Trakeid Akar tumbuhan monokotil tidak mengalami pertumbuhan menebal
sekunder. Strukturnya seperti akar primer.

2. Hasil Mengidentifikasi Struktur Anatomi Akar Pacar Air

Pembuluh
Angkut Kambium
stele Xylem
stele
Pembuluh
Angkut
Floem

Endodermis

Parenkim
korteks

Epidermis
dengan gabus Gambar 4.1 Sayatan melintang pada akar pacar air dari
Gambar 4. Sayatan melintang pada akar pacar air, literatur, perbesaran 40 x
perbesaran 40 x

Hasil pengamatan yang didapatkan dari mengidentifikasi struktur anatomi akar pacar air sebagai
salah satu tanaman dikotil dengan cara menyayat secara melintang akar pacar air yaitu, di hasilkan bahwa
akar pacar air terdiri dari bagian epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat (stele). Epidermis.
Bagian ini tersusun dari satu lapis sel yang berdinding tipis dan berkutikula. Merujuk pada landasan teori
pada bagian ini terdapat sel-sel yang membentuk rambut akar dengan cara mengadakan perpanjangan dari
dinding luarnya ke arah lateral. Korteks merupakan bagian antara epidermis dan endodermis. Bagian ini
menempati porsi paling besar pada akar korteks terdiri dari beberapa lapis sel dan didalamnya terdapat
ruang antar sel yang memanjang sepanjang akar. Endodermis. Setelah korteks terdapat bagian endodermis
akar. Sel endodermis berbentuk kotak dan tersusun rapat tanpa adanya ruang antar sel. Silinder pusat (stele).
Bagian ini terdapat di bagian dalam dan berdampingan dengan endodermis serta tersusun dari lingkaran
tepi dan jaringan pembuluh. Akar lateral tumbuh pada bagian ini. Pada akar pacar air jaringan pembuluh
terdiri dari xylem dan floem tersusun selang-seling dan keduanya dipisahkan oleh sederetan sel parenkim
yang disebut kambium.
3. Mengidentifikasi Struktur Anatomi Akar Tempuyung
Tempuyung yang mempunyai nama Latin ''Sonchus Arvensis'' diamati dengan cara melakukan
pemotongan akar secara melintang. Urutan dari luar ke dalam, struktur anatomi akar tempuyung terdiri atas
epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele). Pada anatomi akar tempuyung terdapat berkas
pembuluh angkut, epidermis, hipodermis dan endodermis. Sel-sel epidermis akarnya berdinding tipis dan
tidak memiliki kutikula. Ciri yang paling khas dari epidermis akar ialah pembentukan rambut akar. Pada
bagian sebelah dalam epidermis terdapat korteks yang tersusun atas jaringan parenkim yang berperan
menyimpan cadangan makanan. Bentuk sel korteks relatif bulat (isodiametris) dengan ruang interseluler
yang jelas. Bagian sebelah dalam korteks terdapat jaringan endodermis yang terdiri atas satu lapis sel
dengan dinding sel yang tebal dan mengandung lilin. Endodermis berada di antara silinder pusat dengan
korteks. Pada dinding sel-sel terdapat plasmodesmata. Sesuai dengan teori endodermis merupakan jaringan
yang dapat mengatur pemasukan air ke dalam jaringan angkut yang berada di dalam silinder pusat. Antara
floem dengan xilem terdapat kambium interfasis yang berperan dalam pembentukan jari-jari empulur
(jaringan parenkim yang menghubungkan antara empulur dan kulit kayu). Pada dinding sel endodermis
yang berhubungan dengan sel endodermis lain, terdapat lapisan gabus yang dinamakan pita kaspari. Sebelah
dalam endodermis terdapat daerah silinder pusat yang menempati bagian tengah akar. Jaringan pembuluh
primer dikelilingi oleh kumpulan sel yang dinamakan jaringan perisikel yang letaknya berdampingan.
Jaringan ini merupakan parenkim. Perisikel bersifat aktif membelah (meristematis), seperti kambium
sehingga disebut juga perikambium, dan mampu membentuk akar cabang (akar sekunder). Pada bagian
dalam perisikel terdapat jaringan sekunder, berkas pembuluh floem, dan xilem. Berkas ini merupakan
jaringan sekunder yang dikelilingi oleh jaringan parenkim. Floem dan xilem sekunder dibentuk oleh
kambium fasis dan menyebabkan bertambah lebarnya diameter batang. Kambium fasis merupakan batas
antara kulit kayu dengan kayu. . Pada akar tempuyung jaringan pembuluh terdiri dari xylem dan floem
tersusun selang-seling dan keduanya dipisahkan kambium.

Epidermis

Parenkim
korteks stele
Kambium
Endodermis

stele Pembuluh xylem


Angkut
Floem
Gambar 4. Sayatan melintang pada akar tempuyung, Gambar 4. Sayatan melintang pada akar
perbesaran 40 x tempuyung, dari literatur, perbesaran 40 x

perbesaran 40 x
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kelompok kami lakukan,kami ketahui bahwa setiap tumbuhan memiliki
struktur yang berbeda. Perbedaannya dapat dikelompokkan pada tumbuhan dikotil dan monokotil. Akar
merupakan bagian bawah dari sumbu utama tanaman dan biasanya berkembang di bawah permukaan tanah,
fungsi akar adalah untuk menambatkan tubuh-tumbuhan pada tanah, dapat berfungsi untuk menyimpan
cadangan makanan dan menyerap air dan garam-garam mineral terlarut. Sistem pertumbuhan pada akar
dibagi menjadi dua, yaitu sistem pertumbuhan akar primer dan sistem pertumbuhan akar sekunder. Susunan
jaringan primer dalam akar dapat dibedakan dalam berbagai zona yaitu tudung akar, epidermis, korteks
akar dan silinder pembuluh atau silinder tengah. Perbedaan akar monokotil dengan akar dikotil, yaitu akar
monokotil memiliki parenkim sentral, tapi tidak memiliki cambium. Berbeda halnya dengan akar dikotil
yang tidak memiliki parenkim sentral, tetapi terdapat cambium. Hasil pembahasan dapat disimpulkan
jaringan yang menyusun akar monokotil adalah epidermis, korteks,endodermis, cambium, dan jaringan
pengangkut. Jaringan yang menyusun akar dikotil adalah epidermis, korteks, endodermisdan jaringan
pengangkut
Daftar Pustaka
Bleby T. M., McElrone A. J., Jackson R. B. (2010). Water uptake and hydraulic redistribution across large
woody root systems to 20 m depth. Plant Cell Environ. 33 2132–2148.
Coomes D. A., Jenkins K. L., Cole L. E. S. (2007). Scaling of tree vascular transport systems along gradients
of nutrient supply and altitude. Biol. Lett. 3 86–89.
Olson M. E., Rosell J. A. (2013). Vessel diameter–stem diameter scaling across woody angiosperms and
the ecological causes of xylem vessel diameter variation. New Phytol. 197 1204–1213Maeght J. L.,
Rewald B., Pierret A. (2013). How to study deep roots—and why it matters. Front. Plant Sci. 4:299
Rosell J. A., Olson M. E., Anfodillo T. (2017). Scaling of xylem vessel diameter with plant size: causes,
predictions, and outstanding questions. Curr. For. Rep. 3 46–59.
Savitri, Evika Sandi. Sp. Mp. Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan. Malang : UIN
Press.
Schuldt B., Leuschner C., Brock N., Horna V. (2013). Changes in wood density, wood anatomy and
hydraulic properties of the xylem along the root-to-shoot flow path in tropical rainforest trees. Tree
Physiol. 33 161–174.
Sperry J. S., Hacke U. G., Pittermann J. (2006). Size and function in conifer tracheids and angiosperm
vessels. Am. J. Bot. 93 1490–1500.
Sperry J. S., Nichols K. L., Sullivan J. E. M., Eastlack S. E. (1994). Xylem embolism in ring-porous,
diffuse-porous, and coniferous trees of Northern Utah and interior Alaska. Ecology 75 1736–1752.

Anda mungkin juga menyukai