Novita1)
Abstrak
Secara etimologi, kata masjid berasal dari bahasa Arab yaitu sajada, yang artinya tempat sujud.
Kemudian kata sajada mendapatkan awalan ma- sehingga terbentuklah kata masjid. Menurut arti
katanya, fungsi masjid yang utama adalah sebagai tempat sujud. Secara luas, masjid dapat
diartikan sebagai tempat bagi orang Islam untuk mengabdikan diri dan melakukan segala aktivitas
yang mengandung makna kepatuhan kepada Tuhan. Berdasarkan musyawarah masjid DKI Jakarta,
masjid raya yaitu tingkatan masjid terbesar yang ada di suatu provinsi (Susanta, dkk, 2007).
Menurut Dr. Ir. Soegijanto (Effendi, 2008), melalui penelitian kinerja akustik di Indonesia sesuai
dengan fungsi dan dimensinya, masjid raya yaitu masjid yang mempunyai skala kota. Dengan
adanya masjid yang besar ini tentunya membutuhkan energi yang besar pula untuk pemenuhan
penghawaannya. Salah satu esensi bangunan masjid ialah terciptanya suasana khusyu’ dalam
beribadah, karena masjid yang dibangun cukup besar dan daya tampung jamaah yang ramai
sehingga membutuhkan penghawaan yang cukup berupa penghawaan secara alami pada bangunan.
Kata-kata kunci: masjid raya, penghawaan alami
339
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 – DESEMBER 2013
namun daya tampung jemaah dan fasilitas- adalah sebagai tempat sujud. Namun, jika
fasilitas penunjang yang ada masih dilihat secara lebih mendalam, fungsi
minim sehingga efektivitas dan aktivitas masjid yang sebenarnya meliputi segala
masjid menjadi kurang teroptimalkan. segi kehidupan manusia. Hal ini sebagai-
mana yang terkandung dalam surat Al-
Permasalahan khusus yang ingin diseles- Alaq: 19, “Sujudlah kepada Tuhan dan
aikan terhadap ruang masjid terutama pada beribadahlah”.
saat pelaksanaan ibadah salat Jumat dan
Menurut Aslah (2010), masjid memiliki
hari raya adalah berkenaan dengan upaya
fungsi dan peran yang dominan, di
pemaksimalan penghawaan alami. Karena
antaranya:
bangunan masjid yang akan didirikan ini
a. Sebagai tempat beribadah
cukup besar dalam hal kapasitas, tentu-
b. Sebagai tempat menuntut ilmu
nya pertimbangan mengenai hal tersebut
c. Sebagai tempat pembinaan jemaah
cukup penting, karena nantinya diharapkan
d. Sebagai pusat dakwah dan
bangunan ini dapat memaksimalkan
kebudayaan Islam
pemanfaatan sumber daya alam yang ada
e. Sebagai pusat kaderisasi umat
berupa angin/udara alami yang dapat
f. Sebagai basis kebangkitan umat
membantu dalam efektivitas penghawaan
Islam.
alami ruang, sehingga tidak memerlukan
alat pendingin ruangan dan bangunan Fungsi masjid yang utama adalah sebagai
diharapkan dapat lebih ramah terhadap tempat pusat ibadah dan kebudayaan
lingkungan sekitar. Islam. Sedangkan ibadah dalam Islam
mencakup (Aslah,2010):
2. TINJAUAN PUSTAKA
Hubungan manusia dengan Allah
2.1 Masjid (hablunminallah), yang berwujud
salat, iktikaf, dan lain-lain.
Masjid merupakan bangunan karya Hubungan manusia dengan manusia
peradaban umat yang berkembang setiap (hablunminannas), yang berwujud
masanya sebagai tuntutan kebutuhan umat zakat, fitrah, dan lain-lain.
dalam beribadah, bersyukur, dan berserah Hubungan manusia dengan dirinya,
diri kepada Allah yang menciptakan alam yang berwujud mencari ilmu,
semesta ini. Sebagaimana sabda Rasulullah mengaji, dan lain-lain.
SAW, “Di mana pun engkau salat, tempat Hubungan manusia dengan alam,
itulah masjid” (Susanta, dkk, 2007). yang berwujud memelihara, meman-
faatkan, dan tidak merusak alam.
Secara estimologi, kata masjid berasal
dari bahasa Arab yaitu sajada, yang Menurut Dr. Ir. Soegijanto dalam Effendi
artinya tempat sujud. Kemudian kata (2008), melalui penelitian kinerja akustik
sajada mendapat awalan ma- sehingga di Indonesia sesuai dengan fungsi dan
terbentuklah kata masjid. Menurut arti dimensinya masjid dapat dikelompokkan
katanya, fungsi masjid yang utama menjadi tiga yaitu:
340
Masjid Raya Sintang
(Novita)
Masjid raya yaitu masjid yang mem- Eksotisme para teolog, filsuf atau fukaha
punyai skala kota. Masjid ini umum- menyumbangkan pemahamannya melalui
nya terletak di sebelah barat alun-alun analogi konsep esensi pergerakan inti zat
di depan bangunan-bangunan peme- yang bersumber dari gagasan dasar
rintah. Contoh Masjid Raya Pondok pujangga Al-Kindi, sebagai berikut:
Indah.
Masjid kecil yaitu biasa disebut a) Inspirasi eksoterik
masjid jami. Contoh Masjid Jami Apabila massa adalah manusia itu
Lebuh Aceh. sendiri, kualitas muatan suatu massa
Masjid komunitas yaitu masjid yang dianalogikan dengan ketakwaan,
dapat dijadikan tempat untuk salat far- esensi atau inti massa adalah tauhid,
du berjemaah/tempat berkumpul secara maka gerak batas massa mendekati
komunitas. Contoh Masjid Kampus. esensi atau intinya adalah ruang
takwa yang tercipta.
Menurut Susanta (2007), secara garis
besar kelengkapan suatu bangunan masjid b) Inspirasi syariat
dapat diuraikan sebagai berikut:
Interpretasi kekayaan syar’i (hukum-
a) Ruang inti, merupakan ruang-ruang hukum Islam) maupun sufi
utama pada sebuah masjid yang memberi banyak inspirasi terhadap
terdiri dari ruang salat, ruang untuk requirement arsitektur masjid.
bersuci (khususnya untuk berwudu), Khasanah kekayaan syar’i
dan teras atau serambi. mencerminkan hablunminallah.
b) Ruang penunjang, biasanya disesuai- Adapun aktivitas muamalah yang
kan dengan kategori dan daya menampung ruang-ruang aktivitas
tampung masjid, antara lain: sosial, ekonomi, budaya, menjadi
Ruang pertemuan cerminan hablunminannas.
Ruang audio c) Inspirasi eksoterik
Ruang perpustakaan
Toko atau kantor sewa Khazanah sufi untuk tampilan
arsitektur masjid adalah:
Ruang kantor pengelola
Ruang kegiatan remaja masjid Prinsip perjalanan ibadah dan
Gudang ketakwaan (tarekat) yang secara
Parkir skematik membentuk diagram
Pos keamanan kerucut ketakwaan.
Menara Prinsip maqomat (jenjang posisi
Ruang terbuka atau lapangan derajat ketakwaan) yang memberi
olahraga inspirasi terhadap hierarki ruang-
Taman. ruang.
341
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 – DESEMBER 2013
342
Masjid Raya Sintang
(Novita)
343
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 – DESEMBER 2013
344
Masjid Raya Sintang
(Novita)
Toilet. Toilet.
(g) Ruang penyusunan mading (k) Ruang Teknisi
(h) Ruang Kegiatan Remaja (l) Ruang Panel
Masjid (m) Ruang Genset
(i) Ruang Tidur Musafir (n) Ruang Sewage Treatment
Kamar tidur (o) Ruang utilitas pendukung
Pantry masjid lainnya
Ruang makan (p) Parkiran mobil, motor dan
Toilet. sepeda, bus dan truk
(j) Ruang Tidur Pengelola (q) Pos keamanan
Kamar tidur (r) Lapangan terbuka (voli dan
Pantry/dapur badminton)
(s) Taman.
Ruang makan
345
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 – DESEMBER 2013
346
Masjid Raya Sintang
(Novita)
347
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 – DESEMBER 2013
Tanaman
pembatas
Tanaman
peredam bunyi
Tanaman
pelindung
Tanaman pengendali
arah angin
Tanaman pengarah
Gambar 6. Konsep sirkulasi tapak
348
Masjid Raya Sintang
(Novita)
349
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 – DESEMBER 2013
Konsep sistem utilitas bangunan Masjid Raya Sintang adalah masjid yang
berkaitan dengan konsep pencahayaan akan dibangun di kota Sintang dengan
dan penghawaan alami antara lain : penyediaan kapasitas jemaah berskala
a) Sistem penghawaan dimaksimalkan provinsi dan fasilitas penunjang masjid
menggunakan penghawaan alami dalam upaya pemakmuran masjid. Masjid
terutama pada ruang salat. Pengha- raya ini memiliki target standardisasi
350
Masjid Raya Sintang
(Novita)
Daftar Pustaka
Allard, Francis. 1998. Natural
Ventilation In Building. London:
James & James (Science
Publishers).
Aslah, Gunawan. 2010. Fungsi dan
Peran Masjid. Institut Manajemen
Masjid. [Online]. Tersedia:
www.masjidrayavip.org. Tanggal
akses : 25 Maret 2012.
Effendi, Andrey Caesar. 2008. Mesjid
Kebon Jeruk. Jakarta. Universitas
Bina Nusantara. [Online]. Tersedia:
www.thesis.binus.ac.id (Diakses
pada tanggal 29 Juni 2012).
351
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 – DESEMBER 2013
352