Anda di halaman 1dari 117

Prabowo Subianto

Masalah halaman

Politisi Indonesia

H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo


(lahir di Jakarta, 17 Oktober 1951; umur
66 tahun) adalah seorang pengusaha,
politisi, dan mantan perwira TNI
Angkatan Darat. Ia menempuh
pendidikan dan jenjang karier militer
selama 28 tahun sebelum berkecimpung
dalam bisnis dan politik. Bersama Hatta
Rajasa, ia maju sebagai calon Presiden
Indonesia ke-7 dalam pemilihan umum
presiden Indonesia 2014.
Prabowo Subianto

Ketua Umum Partai Gerindra

Petahana

Mulai menjabat
20 September 2014

Didahului oleh Suhardi

Panglima Kostrad ke-22

Masa jabatan
20 Maret 1998 – 22 Mei 1998

Presiden Soeharto

Didahului oleh Soegijono


Digantikan oleh Johny Lumintang
Danjen Kopassus ke-15

Masa jabatan
1 Desember 1995 – 20 Maret 1998

Presiden Soeharto

Didahului oleh Subagyo Hadi Siswoyo

Digantikan oleh Muchdi


Purwoprandjono

Informasi pribadi

Lahir Prabowo Subianto


Djojohadikusumo
17 Oktober 1951
Jakarta, Indonesia

Kebangsaan  Indonesia

Partai politik Partai Golkar (–2008)


Gerindra (2008–)

Suami/istri Siti Hediati Hariyadi


(1983–98)
Anak Ragowo Hediprasetyo

Orangtua Dora Marie Sigar (ibu)


Soemitro
Djojohadikoesoemo
(ayah)

Alma mater Akademi Militer (1974)

Profesi Perwira militer,


politikus, pengusaha

Agama Islam

Tanda tangan

Dinas militer

Pengabdian  Indonesia

Dinas/cabang TNI Angkatan Darat

Masa dinas 1974–1998

Pangkat Letnan Jenderal TNI

Unit Infanteri (Kopassus)


Komando Kopassus, Kostrad
Perang Operasi Seroja
Operasi Pembebasan
Sandera Mapenduma

Penghargaan Bintang Kartika Eka


Paksi Nararya
Satyalancana
Kesetiaan XVI
Satyalancana Seroja
Ulangan–III
Satyalancana Raksaka
Dharma
Satyalancana Dwija
Sistha
Satyalancana Wira
Karya
Bintang Yudha Dharma
Nararya
Lahir di Jakarta, masa kecil Prabowo
sebagai putra begawan ekonomi
Soemitro Djojohadikoesoemo banyak
dilewatkan di luar negeri bersama
orangtuanya. Minatnya pada dunia militer
dipengaruhi figur paman Soebianto
Djojohadikusumo yang gugur dalam
Pertempuran Lengkong 1946. Masuk
Akademi Militer Magelang pada tahun
1970 dan lulus pada tahun 1974 sebagai
letnan dua,[1] Prabowo mencatatkan diri
sebagai komandan termuda saat
mengikuti operasi Tim Nanggala di Timor
Timur. Kariernya melejit setelah
menjabat Wakil Detasemen
Penanggulangan Teror Komando
Pasukan Khusus (Kopassus) pada 1983.
Merengkuh jabatan Komandan Kopassus
pada 1995, selang setahun ia
dipromosikan sebagai Komandan
Jenderal Kopasus, memimpin operasi
pembebasan sandera Mapenduma.
Terakhir, ia bertugas sebagai Panglima
Kostrad dua bulan sampai kejatuhan
Presiden Soeharto pada Mei 1998.

Setelah tidak aktif dalam dinas militer,


Prabowo menghabiskan waktu di
Yordania dan beberapa negera Eropa. Ia
menekuni dunia bisnis, mengikuti
adiknya Hashim Djojohadikusumo yang
pengusaha minyak. Bisnis Prabowo
meliputi sedikitnya 27 perusahaan yang
bergerak di sektor berbeda. Kembali ke
Tanah Air, ia berkecimpung dalam politik.
Pada 2008, ia bersama rekannya
mengukuhkan pembentukan Partai
Gerakan Indonesia Raya. Lewat jalur
perhimpunan, Prabowo merangkul
petani, pedagang pasar tradisional, dan
kegiatan pencak silat Indonesia. Selama
dua periode, ia memimpin Himpunan
Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sejak
2004.

Kehidupan pribadi
Prabowo (berdiri di kanan atas) bersama
keluarganya.

Prabowo adalah putra dari pasangan


Soemitro Djojohadikusumo (yang
merupakan begawan ekonomi Indonesia)
dan Dora Marie Sigar, atau lebih dikenal
dengan nama Dora Soemitro.[2] Ia juga
merupakan cucu dari Raden Mas
Margono Djojohadikusumo, anggota
BPUPKI, pendiri Bank Negara Indonesia
dan Ketua DPA pertama. Prabowo
Subianto dinamai menurut Soebianto
Djojohadikoesoemo, pamannya yang
gugur dalam Pertempuran Lengkong. Ia
memiliki dua kakak perempuan,
Biantiningsih Miderawati dan Maryani
Ekowati, dan satu orang adik, Hashim
Djojohadikusumo.

Masa kecilnya banyak dihabiskan di luar


negeri. Ia menyelesaikan pendidikan
dasar dalam waktu 3 tahun di Victoria
Institution, Kuala Lumpur, Sekolah
Menengah di Zurich International School,
Zurich, pada tahun 1963-1964, SMA di
American School, London pada kurun
waktu 1964-1967. Pada tahun 1970,
barulah ia masuk ke Akademi Militer
Nasional, Magelang.[3]
Prabowo adalah keturunan Panglima
Laskar Diponegoro untuk wilayah
Gowong (Kedu) yang bernama Raden
Tumenggung Kertanegara III. Prabowo
juga terhitung sebagai salah seorang
keturunan dari Adipati Mrapat, Bupati
Kadipaten Banyumas Pertama.[4] Selain
itu, garis keturunannya dapat ditilik
kembali ke sultan-sultan Mataram.[5]

Prabowo menikah dengan Siti Hediati


Hariyadi alias Titiek Soeharto pada bulan
Mei 1983 dan berpisah pada tahun 1998,
tidak lama setelah Soeharto mundur dari
jabatan Presiden Republik Indonesia.[6][7]
Dari pernikahan ini, Prabowo dikaruniai
seorang anak, Ragowo "Didiet"
Hediprasetyo[3]. Didiet tumbuh besar di
Boston, AS dan sekarang tinggal di Paris,
Perancis sebagai seorang desainer.[8]

Karier militer
Prabowo mengawali karier militernya
pada tahun 1969 dengan mendaftar di
Akademi Militer Magelang. Ia lulus pada
tahun 1974, satu tahun setelah Susilo
Bambang Yudhoyono, Presiden Republik
Indonesia ke-6.[9]

Operasi di Timor Timur


Prabowo (kedua dari kiri) saat di Timor Timur.

Pada tahun 1976 Prabowo bertugas


sebagai Komandan Pleton Grup I Para
Komando Komando Pasukan Sandhi
Yudha (Kopassandha) sebagai bagian
dari operasi Tim Nanggala di Timor
Timur, saat itu dia berumur 26 tahun dan
merupakan komandan termuda dalam
operasi Tim Nanggala. Prabowo
memimpin misi untuk menangkap
Nicolau dos Reis Lobato, wakil ketua
Fretilin yang pada saat itu juga menjabat
sebagai Perdana Menteri pertama Timor
Timur. Dengan tuntunan Antonio Lobato
yang merupakan adik Nicolau Lobato,
kompi Prabowo menemukan Nicolau
Lobato di Maubisse, lima puluh kilometer
di selatan Dili. Nicolau Lobato tewas
setelah tertembak di perut saat
bertempur di lembah Mindelo pada
tanggal 31 Desember 1978.[10]

Pada akhir tahun 1992, Xanana Gusmao


berhasil ditangkap dalam operasi yang
dipimpin oleh Letnan Kolonel
Prabowo.[11] Informasi mengenai
keberadaan Xanana Gusmao diperoleh
dari sadapan telepon Ramos Horta di
pengasingan.[11]
Prabowo telah terlibat dalam kematian
pemimpin kemerdekaan Timor Leste
Nicolau dos Reis Lobato pada bulan
Desember 1978. Dia juga terhubung
dengan pembantaian Kraras di tahun
1983 di Kraras, yang dikenal sebagai
desa janda, yang menyebabkan sekitar
300 orang dibunuh oleh tentara
Indonesia.[12][13]

Di Kopassus

Pada tahun 1983, Prabowo dipercaya


sebagai Wakil Komandan Detasemen 81
Penanggulangan Teror (Gultor) Komando
Pasukan Khusus (Kopassus). Setelah
menyelesaikan pelatihan Special Forces
Officer Course di Fort Benning, Amerika
Serikat, Prabowo diberi tanggungjawab
sebagai Komandan Batalyon Infanteri
Lintas Udara. Pada tahun 1995, ia sudah
mencapai jabatan Komandan Komando
Pasukan Khusus, dan hanya dalam
setahun sudah menjadi Komandan
Jenderal Komando Pasukan Khusus.[14]

Penyelamatan Mapenduma

Pada tahun 1996, Komandan Kopassus


Prabowo Subianto memimpin operasi
pembebasan sandera Mapenduma.
Operasi ini berhasil menyelamatkan
nyawa 10 dari 12 peneliti Ekspedisi
Lorentz '95 yang disekap oleh Organisasi
Papua Merdeka (OPM). Lima orang yang
disandera adalah peneliti biologi asal
Indonesia, sedangkan 7 sandera lainnya
adalah peneliti dari Inggris, Belanda dan
Jerman.[15] Namun, operasi ini dikritik
karena menggunakan lambang Palang
Merah pada helikopter putih untuk
menipu anggota OPM.[5][16]

Pengibaran bendera di Puncak


Everest

Prabowo saat menuju Gunung Everest.


Pada tanggal 26 April 1997, Tim Nasional
Indonesia ke Puncak Gunung Everest
berhasil mengibarkan bendera merah
putih di puncak tertinggi dunia setelah
mendaki melalui jalur selatan Nepal. Tim
yang terdiri dari anggota Kopassus,
Wanadri, FPTI, dan Mapala UI ini
diprakarsai oleh Komandan Jenderal
Kopassus, Mayor Jenderal TNI Prabowo
Subianto.[17] Ekspedisi dimulai pada
tanggal 12 Maret 1997 dari Phakding,
Nepal.

Salah satu pencapaian Prabowo saat menjadi


Salah satu pencapaian Prabowo saat menjadi
pimpinan Kopassus adalah Operasi Pembebasan
Sandera Mapenduma. Saat itu, 12 peneliti disekap
oleh Organisasi Papua Merdeka. Pada gambar ini,

Prabowo menyalami salah satu peneliti yang


berhasil dibebaskan.

Pengamanan 1998

Sebagai Pangkostrad yang membawahi


pasukan cadangan ABRI yang jumlahnya
cukup besar pada waktu itu (sekitar 11
ribu prajurit[18]) , Prabowo dimintai
pertolongan oleh Panglima Kodam Jaya
untuk mengamankan Jakarta yang
berada dalam suasana kacau.[19]
Permintaan ini dipenuhi Prabowo dengan
membantu mengamankan sejumlah
bangunan penting, khususnya rumah
dinas Wakil Presiden B.J. Habibie di
Kuningan.[20]

Meskipun akhirnya perannya ini


kemudian menimbulkan kontroversi,
namun ia juga mengambil beberapa
langkah penting yang menentukan arah
reformasi pada waktu itu. Antara lain ia
berhasil membujuk Amien Rais untuk
membatalkan rencana doa bersama di
Monas.[21] Ia juga bertanya kepada
Habibie mengenai kesiapannya jika
sewaktu-waktu Soeharto turun, apakah
siap menjadi Presiden, yang memberi
sinyal kepada Habibie untuk bersiap
menggantikan Soeharto.[22]
Selain itu pada 14 Mei 1998, Prabowo
berinisiatif mengadakan silaturahmi
dengan beberapa tokoh reformis seperti
Adnan Buyung Nasution, Setiawan Djodi,
Rendra, Bambang Widjajanto, dan lain-
lain.[23] Ia juga sempat didesak untuk
memainkan peran seperti Suharto pada
tahun 1965,[24] yang secara tegas
ditolaknya karena merasa bahwa masih
berada di bagian bawah jenjang
protokoler kepemimpinan dalam masa
genting, berbeda dengan peran Suharto
waktu itu yang memungkinkan untuk
mengambil kendali karena kosongnya
kepemimpinan TNI selama hilangnya
para jenderal. Selain itu, ia menyatakan
tidak ingin kudeta terjadi karena hanya
akan menimbulkan kudeta-kudeta
lainnya.[25]

Jabatan militer

Prabowo ketika menjadi Komandan Sekolah Staf


dan Komando ABRI.

Berikut adalah jabatan militer Prabowo


Subianto:[26]
Tahun Jabatan

  Komandan Peleton Para


1976 Komando Group-1
Kopassandha

  Komandan Kompi Para


1977 Komando Group-1
Kopassandha

1983-   Wakil Komandan


1985 Detasemen–81 Kopassus

  Wakil Komandan Batalyon


1985-
Infanteri Lintas Udara 328
1987
Kostrad

  Komandan Batalyon
1987-
Infanteri Lintas Udara 328
1991
Kostrad
1991-   Kepala Staf Brigade
1993 Infanteri Lintas Udara 17
Kostrad

1993-   Komandan Group-3/Pusat


1994 Pendidikan Pasukan Khusus

  Wakil Komandan Komando


1994
Pasukan Khusus

1995-   Komandan Komando


1996 Pasukan Khusus

1996-   Komandan Jenderal


1998 Komando Pasukan Khusus

  Panglima Komando
1998 Cadangan Strategi TNI
Angkatan Darat

1998   Komandan Sekolah Staf dan


Komando ABRI

Akhir karier militer

Wikisource memiliki naskah sumber


yang berkaitan dengan artikel ini:

KEP/03/VIII/1998/DKP

Prabowo diberhentikan sebagai


Pangkostrad pada tanggal 22 Mei 1998
oleh Presiden Habibie karena
menggerakan pasukan Kostrad dari
berbagai daerah menuju Jakarta di luar
komando resmi Panglima ABRI saat itu,
Wiranto, sehari setelah Habibie diangkat
menjadi Presiden menggantikan
Soeharto. Kemudian Prabowo digantikan
oleh Johny Lumintang yang hanya
menjabat sebagai Pangkostrad selama
17 jam, dan kemudian digantikan oleh
Djamari Chaniago.[27] Setelah pemecatan
tersebut, Prabowo menemui Presiden
Habibie, dan sempat terlibat perdebatan
yang sengit. Setelah itu Prabowo
menempati posisi baru sebagai
Komandan Sekolah Staf Komando
(Dansesko) ABRI menggantikan Letjen
Arie J Kumaat. Selanjutnya, Prabowo
harus menjalani sidang Dewan
Kehormatan Perwira. Dalam sidang
tersebut, Prabowo disinyalir terlibat
dalam penculikan aktivis saat masih
menjabat sebagai Danjen Kopassus. 15
Perwira tinggi bintang tiga dan empat
mengusulkan ke Pangab Wiranto agar
Prabowo dipecat. Hal itu dianggap
sebagai akhir karier militer Prabowo.[28]
Pembicaraan tersebut dibantah oleh
Prabowo.[29] Pada Pilpres 2009 ketika
Prabowo dicalonkan sebagai cawapres
Megawati, Ketua DPP Partai Gerindra,
Fadli Zon, juga membantah bahwa
Prabowo dipecat dari Pangkostrad,
melainkan diberhentikan dengan
hormat.[30][31] Sementara itu pada 2012
dalam acara Soegeng Sarjadi Syndicate
(SSS)[32] Prabowo mengakui bahwa dia
dipecat oleh Habibie.[33]

Karier bisnis
Prabowo memiliki dan memimpin dua
puluh tujuh perusahaan di Indonesia dan
di luar negeri.[34] Ia adalah Presiden dan
CEO PT Tidar Kerinci Agung yang
bergerak dalam bidang produksi minyak
kelapa sawit, lalu PT Nusantara Energy
yang bergerak dalam bidang migas,
pertambangan, pertanian, kehutanan dan
pulp, juga PT Jaladri Nusantara yang
bergerak di bidang perikanan.

Setelah meninggalkan karier militernya,


Prabowo memilih untuk mengikuti karier
adiknya, Hashim Djojohadikusumo, dan
menjadi pengusaha. Karier Prabowo
sebagai pengusaha dimulai dengan
membeli Kiani Kertas, perusahaan
pengelola pabrik kertas yang berlokasi di
Mangkajang, Kalimantan Timur.
Sebelumnya, Kiani Kertas dimiliki oleh
Bob Hasan, pengusaha yang dekat
dengan Presiden Suharto.[35] Prabowo
membeli Kiani Kertas menggunakan
pinjaman senilai Rp 1,8 triliun dari Bank
Mandiri.[36]

Selain mengelola Kiani Kertas, yang


namanya diganti oleh Prabowo menjadi
Kertas Nusantara, kelompok perusahaan
Nusantara Group yang dimiliki oleh
Prabowo juga menguasai 27 perusahaan
di dalam dan luar negeri. Usaha-usaha
yang dimiliki oleh Prabowo bergerak di
bidang perkebunan, tambang, kelapa
sawit, dan batu bara.[35]

Pada Pilpres 2009, Prabowo ialah


cawapres terkaya, dengan total asset
sebesar Rp 1,579 triliun dan US$ 7,57
juta,[37] termasuk 84 ekor kuda istimewa
yang sebagian harganya mencapai 3
miliar per ekor serta sejumlah mobil
mewah seperti BMW 750Li dan
Mercedes Benz E300.[38] Kekayaannya ini
besarnya berlipat 160 kali dari kekayaan
yang dia laporkan pada tahun 2003. Kala
itu ia hanya melaporkan kekayaan
sebesar 10,153 miliar.[39]

Namun, pada tahun 2011, dilaporkan


bahwa PT Kertas Nusantara memiliki
161 kreditor, yang terdiri terdiri dari 136
kreditor konkuren, 18 kreditor istimewa,
dan 7 kreditor separatis.[40] Berdasarkan
verifikasi Komisi Pengawas Persaingan
Usaha, total utang Kertas Nusantara
pada saat itu mencapai Rp 14,31
triliun.[40] Bahkan pada tanggal 9 Juni
2011, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat
memerintahkan kepada PT Kertas
Nusantara agar membayar utang
sebesar Rp 142 miliar kepada PT Multi
Alphabet sebagai salah satu kreditor
dalam waktu 45 hari, dan bila tidak
Kertas Nusantara terancam dinyatakan
bangkrut.[40] Namun, pada tanggal 21
Juli 2011, PT Kertas Nusantara selamat
dari ancaman kebangkrutan setelah 89%
kreditor setuju untuk memberikan
perpanjangan masa pembayaran
utang.[41]

Pada tanggal 20 Januari 2014, Tempo


melansir pernyataan dari Ketua SP
Kahutindo PT Kertas Nusantara, Indra
Alam, bahwa PT Kertas Nusantara
kembali diterpa masalah karena sekitar
600 karyawan PT Kertas Nusantara di
Kabupaten Berau, Kalimantan Timur,
berunjuk rasa menuntut gaji yang belum
dibayarkan selama lima bulan[42] Tempo
juga memberitakan bahwa buruh
mengancam tidak akan memilih
Prabowo dan menggelar aksi di
Bundaran HI.[43] Namun berita ini
kemudian dibantah sendiri oleh Indra
Alam sebagai pemberitaan palsu. Ia
merasa tidak pernah menyatakan bahwa
ia mengajak buruh untuk berdemonstrasi
di Bundaran HI dan memboikot Prabowo
dalam pemilu. Terkait ancaman ini,
manajemen PT Kertas Nusantara juga
mengkonfirmasi bahwa masalah utang
gaji telah diselesaikan sejak Maret
2014.[44] Direktur PT Kertas Nusantara
Winston Pola pernah menyatakan
meminta maaf dan menjelaskan bahwa
hal tersebut disebabkan oleh kesulitan
keuangan karena pabrik yang tidak
beroperasi dengan kapasitas penuh pada
pertengahan tahun 2013.[45]
Organisasi nonpemerintah
Prabowo terpilih menjadi Ketua Umum
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia
HKTI periode 2004-2009.[46] Selain itu,
Prabowo juga mendirikan beberapa
organisasi masyarakat seperti Asosiasi
Petani Indonesia, Asosiasi Pedagang
Pasar Tradisional Indonesia dan Asosiasi
Pencak Silat Indonesia.[34]

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia

Pada tanggal 5 Desember 2004, Prabowo


terpilih sebagai ketua umum HKTI
(Himpunan Kerukunan Tani Indonesia)
mengalahkan Setiawan Djodi dan Ja'far
Hafsah.[47][48] Pada saat Musyawarah
Nasional (Munas) HKTI ke-7, Prabowo
Subianto digantikan oleh DR. Oesman
Sapta Odang dan pergantian ini telah
mendapat Pengesahan dari Kementerian
Hukum dan HAM Republik Indonesia
dengan Nomor : AHU-14 . AH.01.06.
Tahun 2011 tertanggal 18 Januari
2011.[49] Terhadap Keputusan
Keabsahan Kepengurusan HKTI di bawah
kepemimpinan Ketua Umum DR. Oesman
Sapta tersebut telah dilakukan gugatan
oleh Prabowo Subianto melalui
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
dan terakhir mendapatkan Putusan
Mahkamah Agung Nomor : 310
K/TUN/2012 tertanggal 23 Juli 2013
yang menolak gugatan Prabowo
tersebut.[49]

Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh


Indonesia

Pada tanggal 6 Agustus 2008, Munas


APPSI secara aklamasi memilih Prabowo
sebagai ketua umum APPSI untuk
periode 2008-2013. Prabowo terpilih
setelah mendapat dukungan dari 29
Dewan Pimpinan Wilayah tingkat provinsi
dan 199 Dewan Pimpinan Daerah tingkat
kabupaten.[50]

Selaku Ketua Umum APPSI, Prabowo


kerap menyuarakan agar pemerintah
membatasi hipermarket dengan
mengatur jaraknya agar tidak merugikan
pedagang kecil. "Selama ini pedagang
pasar tradisional selalu dianaktirikan
sehingga ketika pasar modern didirikan
para pemilik modal pedagang pasar
harus rela dibubarkan karena ada
pembongkaran", cetus Prabowo.[51]

Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)

Prabowo membuka turnamen pencak silat SEA


Games 2011 di Padepokan Silat Taman Mini
Indonesia Indah, Jakarta.
Prabowo pertama kali terpilih menjadi
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IPSI
tahun 2004. Pada Munas PB IPSI di
Taman Mini Indonesia Indah (TMII),
Jakarta, tanggal 27 Februari 2012,
Prabowo terpilih untuk ketiga kalinya
sebagai Ketua Umum PB IPSI.[52] Pada
SEA Games 2011 di Jakarta, cabang
olahraga pencak silat berhasil
mendapatkan juara umum dengan
menyabet 9 dari 18 nomor yang
dipertandingkan.[53]

Karier politik
Pemilihan umum presiden 2004
Prabowo memulai kembali karier
politiknya dengan mencalonkan diri
sebagai calon presiden dari Partai Golkar
pada Konvesi Capres Golkar 2004. Meski
lolos sampai putaran akhir, akhirnya
Prabowo kandas di tengah jalan. Ia kalah
suara oleh Wiranto.[54]

Pendirian Partai Gerindra

Partai Gerindra
Prabowo, bersama adiknya Hashim
Djojohadikusumo, mantan aktivis
mahasiswa Fadli Zon, dan mantan Deputi
V Badan Intelijen Negara Bidang
Penggalangan Muchdi Purwoprandjono
serta sederetan nama lainnya mendirikan
Partai Gerakan Indonesia Raya atau
Partai Gerindra pada tanggal 6 Februari
2008. Ia menjabat sebagai Ketua Dewan
Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
Partai tersebut meraih 4.646.406 suara
(4,46 %) dan menempatkan 26 orang
wakilnya di DPR RI pada Pemilu legislatif
Indonesia tahun 2009.[55]

Pemilihan umum presiden 2009


Pada 9 Mei 2008, Partai Gerindra
menyatakan keinginannya untuk
mencalonkan Prabowo menjadi calon
presiden pada Pemilu 2009 saat mereka
menyerahkan berkas pendaftaran untuk
ikut Pemilu 2009 pada KPU.[56] Namun,
setelah proses tawar menawar yang alot,
akhirnya Prabowo bersedia menjadi
calon wakil presiden Megawati
Soekarnoputri. Prabowo dan Megawati
menandantangani Perjanjian Batu Tulis,
yang menyatakan bahwa:[57]

1. Partai Demokrasi Indonesia


Perjuangan dan Partai Gerindra
mencalonkan Megawati sebagai calon
presiden dan Prabowo sebagai calon
presiden dalam pemilu 2009
2. Bila terpilih, Prabowo dapat
mengendalikan program dan kebijakan
ekonomi Indonesia yang "berdasarkan
asas berdiri di kaki sendiri, berdaulat di
bidang politik, dan berkepribadian
nasional di bidang kebudayaan dalam
kerangka sistem presidensial"
3. Prabowo dapat menentukan orang
yang akan menjadi Menteri Kehutanan,
Menteri Pertanian, Menteri Keuangan,
Menteri BUMN, Menteri ESDM, Menteri
Kelautan dan Perikanan, Menteri
Perindustrian, Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Menteri Hukum dan HAM,
dan Menteri Pertahanan
4. Pemerintah yang dibentuk akan
mendukung program kerakyatan PDI
Perjuangan dan delapan program aksi
Partai Gerindra untuk kemakmuran
rakyat
5. Pendanaan untuk pemilu 2009 akan
ditanggung 50% oleh Megawati dan 50%
oleh Prabowo
6. Megawati mendukung pencalonan
Prabowo sebagai calon presiden pada
pemilu 2014

Keduanya mengambil motto 'Mega-Pro'.


Keduanya juga telah menyelesaikan
persyaratan administratif KPU dan
berkas laporan kekayaan ke KPK.
Deklarasi Mega-Prabowo dilaksanakan di
tempat pembuangan sampah Bantar
Gebang, Bekasi, Jawa Barat.[58] Deklarasi
ini menghabiskan ongkos Rp 962 juta.[59]
Deklarasi ini juga mendapat perlawanan
sejumlah organisasi pembela Hak Asasi
Manusia yang berencana akan berunjuk
rasa di sejumlah tempat.[59]

Hasil hitung cepat beberapa lembaga


survei, yakni Lembaga Survei Indonesia,
Lingkaran Survei Indonesia, Lembaga
Penelitian, Pendidikan dan Penerangan
Ekonomi dan Sosial, Pusat Kajian
Kebijakan dan Pembangunan Strategis,
CIRUS, Lembaga Riset Informasi, dan
Quick Count Metro TV, memprediksi
pasangan Megawati-Prabowo kalah telak
dari pasangan Susilo Bambang
Yudhoyono-Boediono, dan Pemilu
Presiden 2009 berakhir dalam satu
putaran. Hasil Perhitungan Manual KPU
yang diumumkan 25 Juli 2009 tak jauh
berbeda dengan hasil hitung cepat.
Megawati dan Prabowo tidak hadir
dalam acara penetapan hasil tersebut
meski UU No.42 Tahun 2008 Tentang
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
mengamanatkan bagi tiap pasangan
calon untuk hadir dalam penetapan hasil
Pilpres[60]

Pemilihan umum presiden 2014


Pada tanggal 17 Maret 2012, Prabowo menerima
mandat dari 33 Dewan Pimpinan Daerah Partai
Gerindra untuk maju pada pemilihan presiden 2014.
Pemberian mandat dilakukan di Desa Bojong
Koneng, Jawa Barat.[61]

Partai Gerakan Indonesia Raya telah


menyatakan akan mengusung Prabowo
sebagai calon presiden pada pemilihan
presiden 2014.[62] Prabowo sendiri sudah
menyatakan kesediaannya untuk
dicalonkan sebagai presiden, jika
mendapat dukungan dari rakyat[63]
Walaupun beberapa lembaga survei
mencatat elektabilitas Prabowo tertinggi
dibandingkan dengan calon-calon
presiden lainnya,[64] tidak sedikit
pengamat politik yang meyakini kalau
langkah Prabowo akan terganjal
elektabilitas Partai Gerakan Indonesia
Raya yang sangat rendah.[65]

Di Pemilihan umum legislatif Indonesia


2014, Gerindra meraih posisi ketiga,
dengan meraih 11,58 persen, sementara
PDIP meraih 19,52 persen dan Golkar
15,22 persen berdasarkan perhitungan
cepat Kompas hingga 9 April 2014.[66]

Prabowo Subianto hadirkan "Enam


Program Aksi Transformasi Bangsa"
dalam kampanyenya; apabila terpilih
menjadi Presiden Republik Indonesia, ia
ingin membangun ekonomi yang kuat,
berdaulat, adil dan makmur,
melaksanakan ekonomi kerakyatan,
membangun kedaulatan pangan dan
energi serta pengamatan sumberdaya air,
meningkatkan kualitas pembangunan
manusia Indonesia melalui program
pendidikan, kesehatan, sosial dan
budaya, membangun infrastruktur dan
menjaga kelestarian alam serta
lingkungan hidup, dan membangun
pemerintahan yang bebas korupsi, kuat,
tegas dan efektif.[67]
Setelah meningkatnya popularitas dan
elektabilitas Prabowo di berbagai
lembaga survei dalam Pemilihan umum
Presiden Indonesia 2014, ia terus
diserang kampanye hitam dan opini
negatif[68] antara lain beredarnya uang
kertas pecahan Rp50.000 yang diberi cap
dengan tulisan "Prabowo: Satria Piningit,
Heru Cakra Ratu Adil" dan
penghembusan kembali isu stigmatisasi
atas tudingan keterlibatan, bahkan nama
Prabowo juga disebut-sebut sebagai
dalang penculikan aktivis pro demokrasi
1997/1998, penembakan mahasiswa
Trisakti, otak penggerak Kerusuhan Mei
1998 dan tuduhan hendak melakukan
kudeta Mei 1998.[69] Prabowo juga
diduga berjanji akan memberikan satu
miliar kepada setiap desa di Indonesia
bila ia terpilih sebagai presiden.[70]

Gelar kehormatan
Marga Lumban Tobing

Pada tanggal 17 Juni 2009, Prabowo


dinyatakan sebagai anggota marga
Lumban Tobing. Selain Prabowo, adik
kandung Prabowo, Hashim
Djojohadikusumo juga diterima sebagai
anggota marga tersebut.[71]
Penganugerahan marga tersebut
difasilitasi oleh Persatuan Punguan
Siraja Lumban Tobing (PPSLB) dan
berlangsung di Danau Toba Convention
Center, Medan.[72]

Gelar adat Tongkonan

Pada tanggal 28 Desember 2011,


Prabowo menerima gelar adat
Tongkonan dari masyarakat adat desa
Siguntu, Rantepao, Toraja Utara.[73]
Pemberian gelar adat yang dibarengi
dengan upacara duka Rambu Solo
disaksikan oleh Gubernur Sulsel Syahrul
Yasin Limpo, Wakil Gubernur Sulsel Agus
Arifin Nu'mang, Panglima Kodam
VII/Wirabuana Mayjen Muhammad
Nizam, Bupati Tanah Toraja Theofillus
Allorerung, Bupati Toraja Utara Frederik
Batti Sorring beserta ribuan warga
setempat.

Kegiatan filantropis
Menyekolahkan dan merekrut
lulusan luar negeri

Prabowo dikenal senang menyekolahkan


talenta Indonesia ke luar negeri dan juga
menawari posisi tinggi kepada mereka
yang telah lulus. Salah satu contohnya
adalah Sudaryono, sekretarisnya,
alumnus SMA Taruna Nusantara yang
bersekolah ke Jepang atas biaya
Kementrian Pertahanan, namun ditolak
saat melamar masuk ke TNI Angkatan
Laut. Ia mengajak Sudaryono bergabung
dan mendapat posisi penting di lingkaran
dalam. Selain itu ia juga berhasil
membujuk Dirgayuza yang hampir
mendapat karier politik di Australia,
namun diminta bergabung dengan
Gerindra.[74]

Kontroversi pembebasan Wilfrida


Soik

Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan


Perdamaian (Padma) Indonesia wilayah
Nusa Tenggara Timur menilai, Prabowo
berperan besar dalam pembebasan
Wilfrida Soik dari hukuman mati di
Pengadilan Kota Bahru, Kelantan,
Malaysia.[75] Prabowo menunjuk
pengacara Malaysia Tan Sri Mohammad
Syafei untuk membela Wilfrida Soik.
Wilfrida adalah buruh asal Nusa
Tenggara Timur yang diberangkatkan
secara ilegal. Wilfrida didakwa hukuman
mati karena membunuh majikannya,
Yeap Seok Pen pada tanggal 7 Desember
2010.[76]

Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis


Hidayah meminta Prabowo Subianto
tidak mengklaim bebasnya Wilfrida Soik
karena hasil kerjanya sendiri. Menurut
dia, bebasnya buruh migran Indonesia di
Malaysia itu dari ancaman hukuman mati
merupakan hasil kerja banyak pihak.
Migrant Care dan pemerintah melalui
KBRI Malaysia telah mengawal kasus
Wilfrida Soik sejak empat tahun.
Menurutnya, Migrant Care tak pernah
absen untuk menemani Wilfrida dalam
sidang sejak 2010. Mereka pun
mendorong agar KBRI menyiapkan
pengacara dan penerjemah untuk TKI
asal Atambua itu. Mereka berupaya
meyakinkan bahwa Wilfrida masih
tergolong anak-anak saat peristiwa
pembunuhan terjadi dan merupakan
korban perdagangan manusia.
Sedangkan Prabowo, menurut Anis, baru
ikut membantu belakangan dengan
mengirim advokat Muhammad Shafee
Abdullah untuk mendampingi sidang
Wilfrida, sehingga menambah jumlah
pengacara yang sudah disediakan
KBRI.[77]

Citra pribadi
Seperti calon presiden lainnya, Prabowo
memiliki tampilan unik yang mudah
dikenali dengan baju warna khaki dengan
banyak kantong. Ini membuat ia
dianggap mengingatkan masyarakat
kepada sosok Sukarno dan Syahrir. Ia
sendiri menyatakan menyukai setelan ini
karena alasan kepraktisan. Prabowo
mulai sering mengenakannya saat
berpasangan dengan Megawati di Pilpres
2009.[78]
Selain pakaian khaki, ia juga sangat
dikenal akibat kampanyenya di Gelora
Bung Karno yang menggunakan kuda.
Penampilannya ini membuat ia banyak
dibahas di media sosial.[79]

Kontroversi
Manuver saat Orde Baru

Dengan menggunakan koneksi dengan


Presiden Soeharto, Prabowo dan
saudaranya mencoba membungkam
kritik jurnalistik dan politik pada tahun
1990-an.[80] Hasyim gagal menekan
Goenawan Mohamad agar menjual koran
Tempo kepadanya.[80] Ketika menjabat
sebagai letnan kolonel, Prabowo
mengudang Abdurrahman Wahid ke
markas batalionnya pada tahun 1992 dan
memperingatinya agar hanya
berkecimpung dalam bidang agama dan
tidak menyentuh politik, atau ia harus
menghadapi akibatnya bila melanjutkan
oposisi terhadap Soeharto.[81] Ia juga
memperingatkan Nurcholish Madjid (Cak
Nur) agar mengundurkan diri dari Komite
Independen Pemantau Pemilu, yaitu
badan pengawas pemilu yang didirikan
oleh Goenawan Mohamad.[82]

Konflik dengan L. B. Moerdani

Pada tahun 1983, Prabowo, menurut


Sintong Panjaitan, terlibat perselisihan
dengan beberapa jenderal yang dianggap
akan mengkudeta Suharto. Sampai pada
akhirnya pada bulan Maret 1983, di
Datasaemen 81, Prabowo diceritakan
mencoba melakukan upaya penculikan
sejumlah petinggi militer, termasuk
Jenderal L. B. Moerdani yang diduga
hendak melakukan kudeta terhadap
Presiden Soeharto, namun upaya ini
digagalkan oleh Mayor Luhut Panjaitan,
Komandan Den 81/Antiteror. Prabowo
sendiri adalah wakil Luhut saat itu.[83]

Mayor Luhut memerintahkan pembatalan


aksi tersebut dan memerintahkan agar
senjata dan alat komunikasi diamankan.
Ancaman kudeta tersebut akhirnya tidak
terbukti, dan Prabowo dianggap dalam
keadaan stress dan diberikan cuti.[84]

Namun Prabowo membantah cerita versi


Sintong Panjaitan ini dengan tertawa .
Menurutnya, tidak masuk akal seorang
kapten bisa memimpin pasukannya
untuk melawan dan menculik jenderal. Ia
dengan tenang mengatakan bahwa tiap
kali ada buku baru, pasti ada tuduhan
kudeta baru yang dialamatkan kepada
dirinya, dan membiarkan tiap orang
dengan versi ceritanya masing-
masing.[84]

Pada tahun 1988, Prabowo kembali


berhadapan dengan LB Moerdani.
Menurut cerita versi Kivlan Zen,
menjelang Sidang Umum MPR/RI pada
tahun 1988, beredar kabar bahwa LB
Moerdani akan memanfaatkan posisinya
sebagai Panglima ABRI untuk mendapat
dukungan dari Fraksi ABRI agar bisa
maju menjadi Wakil Presiden. Prabowo
Subianto segera melaporkan dugaan ini
kepada Suharto. Suharto menerima
masukan ini dan mengganti Panglima
ABRI dengan Jenderal Try Soetrisno,
sehingga akhirnya jabatan Wakil
Presiden jatuh ke tangan
Soedharmono.[84]

Penggantian LB Moerdhani
memunculkan kekhawatiran kudeta.
Maka menurut Kivlan Zen, Prabowo
menyiapkan 1 Batalyon Kopassus,
Batalyon Infanteri Linud 328, Batalyon
Infanteri 303, Batalyon Infanteri 321,
Batalyon Infanteri 315. Satu batalyon
umumnya berkekuatan 700 personel.
Meskipun akhirnya kekhawatiran
tersebut tidak terbukti, namun
memperlihatkan besarnya pengaruh
Prabowo di ABRI dan terhadap
keputusan seorang Presiden Indonesia
pada masa tersebut.[84]

Dugaan pelanggaran HAM di Timor


Timur

Pada tahun 1990-an, Prabowo terkait


dengan sejumlah kasus pelanggaran
HAM di Timor Timur. Pada tahun 1995, ia
dituduh menggerakkan pasukan ilegal
yang melancarkan aksi teror ke warga
sipil di Timor Timur.[85] Peristiwa ini
membuat Prabowo nyaris baku hantam
dengan Komandan Korem Timor Timur
saat itu, Kolonel Inf Kiki Syahnakri, di
kantor Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI
Adang Ruchiatna.[85][86] Sejumlah
lembaga internasional menuntut agar
kasus ini dituntaskan dan agar Prabowo
dibawa ke Pengadilan Kriminal
Internasional di Den Haag.[87] Menurut
pakar Adnan Buyung Nasution, kasus ini
belum selesai secara hukum karena
belum pernah diadakan pemeriksaan
menurut hukum pidana.[88]
Prabowo juga diduga terlibat dalam
peristiwa pembantaian Kraras yang
terjadi pada tahun 1983 di Timor
Timur.[89][90] Prabowo sendiri membantah
dan menyebutnya sebagai tuduhan tak
berdasar.[91] Sementara itu, seperti yang
tertulis dalam sebuah dokumen yang
dibawa dari Dili ke Lisbon pada Juni
1989 oleh seorang pengungsi, dua puluh
orang ditembak mati oleh tentara-tentara
yang berada di bawah komando Prabowo
di wilayah Bere-Coli, Baucau, antara 12
hingga 15 April 1989.[92]

Kontroversi selama periode 1997-


1998
Penculikan aktivis

Pada tahun 1997, Prabowo diduga kuat


mendalangi penculikan dan
penghilangan paksa terhadap sejumlah
aktivis pro-Reformasi.[93] Setidaknya 14
orang,[94] termasuk seniman 'Teater
Rakyat' Widji Thukul, aktivis Herman
Hendrawan, dan Petrus Bima masih
hilang dan belum ditemukan hingga
sekarang.[95] Mereka diyakini sudah
meninggal.[96] Prabowo sendiri mengakui
memerintahkan Tim Mawar untuk
mengeksekusi operasi tersebut karena
menurutnya hal tersebut merupakan hal
yang benar menurut rezim saat itu.[97][98]
Prabowo hanya mengakui menculik 9
orang aktivis pada saat itu, yang
semuanya telah ia kembalikan dalam
keadaan hidup. Sementara 13 orang
sisanya, ia tidak tahu-menahu.
Pernyataan ini dikuatkan oleh Pius
Lustrilanang, yang mengaku telah
dimintai maaf oleh Prabowo dan kini
menjadi anggota DPR dari Partai
Gerindra.[99]

Sementara saat mengumumkan


pembebastugasan Prabowo, Jenderal
TNI Wiranto menyatakan bahwa Prabowo
dapat diadili karena adanya bukti
keterlibatan Prabowo dalam kasus
penculikan aktivis ini.[100] Namun,
Prabowo masih belum diadili atas kasus
tersebut hingga sekarang walau anggota
Tim Mawar sudah dijebloskan ke
penjara.[101][102] Sementara itu, Prabowo
dan koleganya, Sjafrie Syamsuddin, tidak
pernah memenuhi Panggilan Komnas
HAM yang berusaha untuk mengusut
kasus tersebut.[103][104] Pengakuan
mengejutkan datang dari Kivlan Zen yang
pada masa 1998 setia kepada Prabowo.
Ia mengaku mengetahui pasti di mana
keberadaan 13 orang aktivis yang
dipermasalahkan, dan tahu pasti mereka
telah dibunuh. Kivlan Zen menantang
dibukanya kembali kasus penculikan ini
dan dia mengatakan seluruh hal yang
diketahuinya. Ia menyatakan operasi
penculikan 13 orang tersebut adalah
perbutan pihak yang ingin
mendiskreditkan Prabowo. Karena
pernyataan ini, Komnas HAM didesak
untuk membuka kembali penyelidikan
atas kasus ini, namun Komnas HAM
berkomentar bahwa itu hanyalah
pernyataan pribadi Kivlan Zen. Secara
resmi pernyataan Kivlan Zen sudah
pernah dicatat dalam penyelidikan
Komnas HAM dan kini sudah berada di
Kejaksaan Agung.[105]

Tuduhan pernyataan pengusiran orang


Tionghoa

Menurut Friend (2003), saat dampak


krisis finansial Asia 1997 memburuk,
Prabowo mengajak Muslim Indonesia
untuk bergabung melawan "pengkhianat
bangsa".[106] Selain itu, dari wawancara
Adam Schwarz dengan Sofjan Wanandi,
Prabowo pernah mengatakan pada
Sofjan bahwa ia siap "mengusir semua
orang Tionghoa meskipun hal itu akan
membuat ekonomi Indonesia mundur 20-
30 tahun"[107] dan mengatakan "kamu
Tionghoa Katolik mencoba menjatuhkan
Suharto".[106] Sofjan sendiri membantah
pernah berkata bahwa Prabowo akan
mengusir semua orang Tionghoa dari
Indonesia, dan menyatakan bahwa
Schwarz hanya salah persepsi.[108]

Dugaan keterlibatan kerusuhan Mei


1998
Prabowo diduga kuat mendalangi
kerusuhan Mei 1998 berdasar temuan
Tim Gabungan Pencari Fakta.[109][110][111]
Bahkan menurut Friend (2003), walaupun
kubu Wiranto menekankan bahwa
mereka tidak ingin pembantaian
Tiananmen terjadi di Jakarta, kubu
Prabowo memperingatkan Amien Rais
bahwa militer tidak takut akan terjadinya
"Tiananmen lain" dan "lautan darah" bila
demonstrasi dilanjutkan.[112] Dugaan
motif Prabowo adalah untuk
mendiskreditkan rivalnya Pangab
Wiranto, untuk menyerang etnis
minoritas, dan untuk mendapat simpati
dan wewenang lebih dari Soeharto bila
kelak ia mampu memadamkan
kerusuhan.[113] Dia juga masih belum
diadili atas kasus tersebut.[114]

Prabowo mengklaim bahwa tuduhan


tersebut tidak berdasar. Prabowo
mengaku sadar bahwa menghancurkan
Tionghoa di Indonesia dapat merugikan
Indonesia sendiri. Ia juga menyayangkan
Menko Polkam Feisal Tanjung dan
Panglima ABRI Wiranto yang menurutnya
konsisten menyangkal tuduhan bahwa
perintah membuat kerusuhan berasal
langsung dari mereka atau Soeharto
sebagai Panglima Tinggi. Prabowo
meyakini bahwa perintah tersebut tidak
dalam satu rangkaian komando karena
atasannya senang bekerja secara
melompat-lompat dalam berbagai
tingkatan. Ia memastikan bahwa dirinya
tidak pernah memperoleh perintah
menyiksa orang.[115]

Pembelaan lebih lanjut dari pihak


Prabowo adalah dia hanya menjalankan
tugasnya sebagai Pangkostrad atas
permintaan Panglima Kodam Jaya waktu
itu yang mendapat perintah dari Mabes
ABRI. Pada waktu itu permintaan
Prabowo agar ia difasilitasi pesawat
Hercules juga ditolak, sehingga ia
terpaksa menggunakan Garuda dan
Mandala atas biaya sendiri.[116]

Sementara terkait penembakan


mahasiswa dalam peristiwa Trisakti,
hasil uji balistik di Belfast, Irlandia Utara,
memperlihatkan bahwa peluru tersebut
berasal dari senjata milik Gegana, Polri,
bukan tipe senjata yang digunakan oleh
TNI. Penembakan itu juga tidak mungkin
dilakukan oleh sniper karena peluru yang
digunakan jenis kaliber 5,56mm,
sementara senjata sniper berkaliber
7mm ke atas. Target penembakan juga
acak, berbeda dengan pola penembakan
sniper yang akan memilih pemimpin
demonstrasi atau sasaran strategis
tertentu.[116]

Isu kudeta

Pada pagi hari tanggal 22 Mei 1998,


Wiranto melaporkan kepada B.J. Habibie
bahwa telah terjadi pergerakan pasukan
Kostrad menuju Jakarta dan konsentrasi
pasukan di kediaman Presiden B.J.
Habibie tanpa sepengetahuan dirinya
sebagai Panglima ABRI. Pergerakan
pasukan tersebut diduga sebagai upaya
kudeta dan oleh karena itu atas instruksi
Presiden Habibie, Prabowo diberhentikan
sebagai Panglima Kostrad.[117]

Di siang hari pada tanggal yang sama,


Prabowo dihubungi Markas Besar
Angkatan Darat perihal
pemberhentiannya sebagai Panglima
Kostrad. Prabowo langsung menghadap
Presiden B.J. Habibie di istana untuk
mendapat kepastian pemberhentiannya.
Presiden B.J. Habibie mengatakan
bahwa pemberhentiannya adalah
permintaan langsung dari Soeharto dan
ia akan ditunjuk sebagai Duta Besar
untuk Amerika Serikat.[115] Sore harinya
Prabowo menyerahkan jabatan Panglima
Kostrad kepada Pangdiv I Kostrad
Mayjen Johny Lumintang.[118]

Prabowo yakin ia bisa saja melancarkan


kudeta pada hari-hari kerusuhan pada
bulan Mei itu. Tetapi yang penting
baginya ia tidak melakukannya.
“Keputusan mempercepat pensiun saya
adalah sah,” ujarnya. “Saya tahu, banyak
di antara prajurit saya akan melakukan
apa yang saya perintahkan. Tetapi saya
tidak mau mereka mati berjuang demi
jabatan saya. Saya ingin menunjukkan
bahwa saya menempatkan kebaikan bagi
negeri saya dan rakyat di atas posisi saya
sendiri. Saya adalah seorang prajurit
yang setia. Setia kepada negara, setia
kepada republik”.[119]

Setelah Mei 1998, ia terbang ke Amman,


Yordania.[120] Ia diisukan mendapat
tawaran status kewarganegaraan dari
Abdullah II.[121] Namun tawaran ini
ditolaknya.[122] Pangeran Abdullah II yang
kemudian pada 1999 menjadi Raja
Yordania adalah kawan Prabowo di
sekolah militer. Prabowo kembali ke
Indonesia pada November 2001.[123]
Referensi
1. ^ Profil Prabowo Subianto (Merdeka)
2. ^ Ibu Prabowo Meninggal di Singapura.
Diakses dari situs berita kompas pada 5
Mei 2014
3. ^ a b Daftar Riwayat Hidup Prabowo .
Diakses dari situs KPU pada 30 Mei 2014
4. ^ Hasanudin Aco (18 Oktober 2013).
"Prabowo Tidak Rayakan Ulang Tahun
dengan Pesta Meriah" . tribunnews.com.
Diakses tanggal 15 Mei 2013.
5. ^ a b Bland, Ben (28 Juni 2013). "Lunch
with the FT: Prabowo Subianto" . Financial
Times. Diakses tanggal 18 April 2014.
6. ^ "Soal Calon First Lady, Prabowo:
Tunggu Saja" . Tempo. 10 Oktober 2013.
Diakses tanggal 4 Mei 2014.
7. ^ "Letjen Prabowo Dicopot" .
Banjarmasin Post. Diakses tanggal 8 Mei
2008.
8. ^ Helmi, Kunang (6 Februari 2011).
"Didit Meets Parisian Haute Couture's
Challenge" . The Jakarta Post. Diakses
tanggal 5 Mei 2014.
9. ^ "Biografi Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono" . presidenri.go.id. Diakses
tanggal 5 Mei 2014.
10. ^ Ken Conboy (2003). Kopassus:
Inside Indonesia's Special Forces. Equinox
Publishing. ISBN 9789799589880.
11. ^ a b Friend, T. (2003). Indonesian
Destinies. Harvard University Press.
hlm. 276. ISBN 0-674-01137-6.
12. ^ Post, The Jakarta. "What ever
happened in Kraras, Timor Leste, ' Pak'
Prabowo?" . The Jakarta Post (dalam
bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-05-
11. C1 control character di |title= pada
posisi 45 (bantuan)
13. ^ "Revisiting 1983: Thirty years on" .
Timor Archives. 2013-01-17. Diakses
tanggal 2017-05-11.
14. ^ Conboy, Ken (2003). Kopassus:
Inside Indonesia's Special Forces. Equinox
Publishing
15. ^ Mapenduma (12 Januari 2004).
"Membebaskan Sandera Cara
Mapenduma" . Tempo Interaktif. Diakses
tanggal 28 Desember 2011.
16. ^ Davis, Mark (12 Juli 1999). "Blood on
the Cross" . Four Corners, Australian
Broadcasting Corporation.
17. ^ "Ekspedisi Mount Everest" .
Kopassus. Diakses tanggal 18 April 2014.
18. ^ Hendro Subroto (2009). Sintong
Panjaitan, perjalanan seorang prajurit para
komando . Penerbit Buku Kompas.
hlm. 25. ISBN 978-979-709-408-9.
19. ^ Kata Jendral Kepercayaan Prabowo
Soal Kerusuhan dan Kudeta 98: Isu
Kudeta Prabowo. diakses dari situs
berita Merdeka pada 16 Mei 2014
20. ^ Kerusuhan mei 1998 Puncak
Rivalitas Wiranto dan Prabowo. diakses
dari situs berita Yahoo pada 16 Mei 2014
21. ^ A. Pambudi (2009). Sintong dan
Prabowo . Yogyakarta: Media Pressindo.
hlm. 122. ISBN 9789797881146.
22. ^ Catatan Rekam Jejak Prabowo
Subianto. Diakses dari situs mosleminfo
pada 16 Mei 2014
23. ^ Kerusuhan Mei 98 dan Pertemuan
Prabowo di Makostrad. Diakses dari
situs berita merdeka.com pada 5 mei
2014
24. ^ Alasan TNI Pecat Prabowo Kembali
Dipertanyakan. Diakses dari situs berita
Tempo pada 30 Mei 2014
25. ^ Fadli Zon Pernah Sarankan Prabowo
untuk Kudeta. Diakses dari situs
kiblat.net pada 5 Mei 2014
26. ^ "Profil Pembina Utama" .
satriamudaindonesia.com. Diakses
tanggal 27 Januari 2014.
27. ^ Republika: Habibie Jelaskan
Pencopotan Prabowo dari Pangkostrad ,
30 Agustus 2013, diakses 28 Mei 2014
28. ^ Didi Syafirdi, Merdeka: Dialog panas
saat Habibie copot Prabowo sebagai
Pangkostrad , 24 Oktober 2013, diakses
28 Mei 2014
29. ^ Habibie, Detik-detik yang
Menentukan, p. 102, Suara Merdeka:
Detik-detik Pertemuan Prabowo-Habibie ,
2 Oktober 2006, diakses 28 Mei 2014
30. ^ Solopos: Gerindra bantah Prabowo
dipecat TNI , 26 Mei 2009, diakses 29 Mei
2014
31. ^ Kompas: Gerindra: Prabowo
Diberhentikan TNI dengan Hormat 26
Mei 2009, diakses 28 Mei 2009
32. ^ User:Jalansatusatu, Blog
Kompasiana: Tentang Ungkapan Prabowo
#Menyesal Saya Tidak Jadi Kudeta
33. ^ Tribun: Prabowo Subianto: Saya
Dipecat Pak Habibie , 18 Desember 2012,
diakses 28 Mei 2014
34. ^ a b Achmad (22 Januari 2014). "Profil
Tokoh: Prabowo Subianto" . pemilu.com.
Diakses tanggal 24 Maret 2014.
35. ^ a b Susanto, Heri (25 Mei 2009).
"Pabrik Kertas Prabowo Terbesar di
ASEAN" . VivaNews. Diakses tanggal 4
Mei 2014.
36. ^ Syafputri, Ella (7 Juli 2011).
"Kejagung SP3 Kasus Kiani Kertas" .
Antara. Diakses tanggal 4 Mei 2014.
37. ^ "KPU Umumkan Harta Kekayaan dan
Dana Awal Kampanye
Capres/Cawapres" . KPU. 29 Mei 2009.
Diakses tanggal 4 Mei 2014.
38. ^ "Alamak! Kuda Prabowo Harganya
Rp 3 Miliar" . Kompas. 20 Mei 2009.
Diakses tanggal 4 Mei 2014.
39. ^ Syavira, Famega (19 mei 2009).
"Kekayaan Prabowo 1,7 Triliun" . Tempo
Interaktif. Diakses tanggal 27 januari
2010. Parameter |coauthors= yang
tidak diketahui mengabaikan (|author=
yang disarankan) (bantuan); Periksa nilai
tanggal di: |access-date=, |date=
(bantuan)
40. ^ a b c Suprapto, Hadi (21 Juli 2011).
"Utang Perusahaan Prabowo Rp14,3
Triliun" . VivaNews. Diakses tanggal 4 Mei
2014. Parameter |coauthors= yang
tidak diketahui mengabaikan (|author=
yang disarankan) (bantuan)
41. ^ "PT Kertas Nusantara Lolos dari
Ancaman Pailit" . Tempo. 21 Juli 2011.
Diakses tanggal 4 Mei 2014.
42. ^ Hidayat, Firman (20 Januari 2014).
"5 Bulan Tak Digaji Karyawan Prabowo
Subianto Mogok" . Tempo. Diakses
tanggal 4 Mei 2014.
43. ^ Karyawan Kertas Nusantara Ancam
Tak Pilih Prabowo. Diakses dari situs
berita Tempo pada 5 Mei 2014
44. ^ Tak benar Karyawan PT Kertas
Nusantara Ancam Prabowo, Tempo.co
Terbitkan Berita Hoax. Diakses dari situs
berita Tempo pada 5 Mei 2014
45. ^ Suprapto, Hadi (25 Januari 2014).
"Telat Bayar Gaji Karyawan, Direktur PT
Kertas Nusantara Minta Maaf" .
VivaNews. Diakses tanggal 4 Mei 2014.
46. ^ "Profil Prabowo Subianto" .
prabowocenter.com. Diakses tanggal 24
Maret 2014.
47. ^ Tempointeraktif (3 Desember 2004).
"Prabowo Ikut Bursa Calon Ketua HKTI" .
Tempointeraktif. Diakses tanggal 7
Oktober 2008.
48. ^ Himpunan Kerukunan Tani
Indonesia. "Ketua Umum Prabowo
Subianto" . HKTI. Diakses tanggal 7
Oktober 2008.
49. ^ a b [ http://www.hkti.or.id/profil
Profil HKTI]
50. ^ Suhendra (6 Agustus 2008).
"Prabowo Subianto Jadi Ketua Asosiasi
Pedagang Pasar" . Detik. Diakses tanggal
4 Mei 2014.
51. ^ "Prabowo: Batasi Pasar Modern!" .
Inilah. 8 Agustus 2008. Diakses tanggal 4
Mei 2014.
52. ^ "Lagi, Prabowo Pimpin PB IPSI" .
Suara Merdeka. 27 Februari 2012. Diakses
tanggal 4 Mei 2014.
53. ^ "Sea Games, Indonesia Raih Juara
Umum cabang Pencak Silat" . Silat
Indonesia. 18 November 2011. Diakses
tanggal 4 Mei 2014.
54. ^ Rachmat Muslim (27 Februari 2014).
"Prabowo: Digemari Responden Survei" .
Yahoo News Indonesia. Diakses tanggal 9
April 2014.
55. ^ Fakhrurozi (27 Februari 2014).
"Gerindra: Pilihan Hashim dan Gagasan
Prabowo" . Yahoo News Indonesia.
Diakses tanggal 9 April 2014.
56. ^ (Indonesia) M. Rizal Maslan (9 Mei
2008). "Datangi KPU, Partai Gerindra
Usung Prabowo Sebagai Capres" .
Detik.com. Diakses tanggal 7 Oktober
2008.
57. ^ "Ini Isi Perjanjian Batu Tulis Antara-
Megawati dengan Prabowo" . Okezone. 18
Maret 2014. Diakses tanggal 4 Mei 2014.
58. ^ "Deklarasi Mega-Pro 24 Mei di
Bantar Gebang" . Kompas. 18 Mei 2009.
Diakses tanggal 4 Mei 2014.
59. ^ a b "Deklarasi Megawati-Prabowo
Mengundang Demo" . Tempo Interaktif.
23 mei 2009. Diakses tanggal 27 januari
2010. Parameter |coauthors= yang
tidak diketahui mengabaikan (|author=
yang disarankan) (bantuan); Parameter
|first1= tanpa |last1= di Authors list
(bantuan); Periksa nilai tanggal di:
|access-date=, |date= (bantuan)
60. ^ Pramono (25 Juli 2009). "Tak Ada
Sanksi Untuk Mega-Prabowo" . Tempo
Interaktif. Diakses tanggal 27 Januari
2010.
61. ^ Fakih, Masyur (9 Mei 2012).
"Prabowo Resmi Jadi Capres Partai
Gerindra" . Republika. Diakses tanggal 4
Mei 2014.
62. ^ Amri, Arfi Bambani (11 Januari
2011). "Gerindra Pastikan Prabowo Maju
2014" . VivaNews. Diakses tanggal 4 Mei
2014. Parameter |coauthors= yang
tidak diketahui mengabaikan (|author=
yang disarankan) (bantuan)
63. ^ Gustaman, Yogi (12 Desember
2011). "Prabowo Siap Maju Capres
2014" . Tribun News. Diakses tanggal 4
Mei 2014.
64. ^ Firardy Rozy (2 November 2011).
"Tidak Ada yang Setangguh Prabowo" .
rakyatmerdekaonline.com. Diakses
tanggal 5 Mei 2014.
65. ^ Arfi Bambani Amri (12 Januari
2011). "Ada Perjanjian PDIP Calonkan
Prabowo di 2014?" . news.viva.co.id.
Diakses tanggal 5 Mei 2014. Parameter
|coauthors= yang tidak diketahui
mengabaikan (|author= yang
disarankan) (bantuan)
66. ^ Gerindra Posisi Ketiga, Prabowo
Layak Diperhitungkan. Diakses dari situs
berita Kompas pada 3 Mei 2014
67. ^ "Prabowo Hadirkan 6 Program Aksi
Transformasi Bangsa 2014-2019" . Gatra
News (gatra.com). 15 Juli 2013. Diakses
tanggal 24 Maret 2014.
68. ^ Julkifli Marbun (27 Januari 2014).
"Ini Dia Kampanye Hitam untuk Capres
Gerindra" . Republika Online. Diakses
tanggal 20 Mei 2014.
69. ^ Alex Palit (4 Februari 2014).
"Kampanye Hitam Buat Prabowo" .
tribunnews.com. Diakses tanggal 20 Mei
2014.
70. ^ Sudjianto, Sundari (17 Maret 2014).
"Ini Surat Rp 1 Miliar dari Prabowo ke
Kepala Desa" . Tempo. Diakses tanggal 4
Mei 2014.
71. ^ "Prabowo Resmi Sandang Marga
Lumban Tobing" . KOMPAS. 17 Juni 2009.
Diakses tanggal 22 Agustus 2010.
72. ^ "Difasilitasi PPSLB, Prabowo
Dikukuhkan Marga Lumban Tobing Nomor
15 Turunan Raja Sumurung" . Sinar
Indonesia Baru. 18 Juni 2009. Diakses
tanggal 22 Agustus 2010.
73. ^ "Prabowo terima gelar adat Toraja" .
Kantor Berita Antara. 28 Desember 2011.
Diakses tanggal 29 Desember 2011.
74. ^ Prabowo Pelihara Anak-Anak Muda
Alumni Luar Negeri. Diakses dari situs
berita Tempo pada 3 Mei 2014
75. ^ Sigiranus Marutho Bere (7 April
2014). "Padma NTT: Terima Kasih
Prabowo Telah Selamatkan Wilfrida
Soik" . Diakses tanggal 24 April 2014.
76. ^ Rizki Puspita Sari (17 November
2013). "Prabowo Lobi Malaysia, Bantu
Wilfrida Soik" . Diakses tanggal 24 April
2014.
77. ^ NUR ALFIYAH (8 April 2014).
"Migrant Care: Wilfrida Bebas, Prabowo
Baru Belakangan Ikut Bantu" . Diakses
tanggal 26 April 2014.
78. ^ Soal Pakaian Khasnya, Ini Kata
Prabowo. Diakses dari situs berita
Tempo pada 3 Mei 2014
79. ^ Antara Kampanye Kuda dan
Prabowo. Diakses dari situs berita
Boomee.co pada 3 Mei 2014
80. ^ a b Friend, T. (2003). Indonesian
Destinies. Harvard University Press.
hlm. 324. ISBN 0-674-01137-6.
81. ^ Friend, T. (2003). Indonesian
Destinies. Harvard University Press.
hlm. 203, 324. ISBN 0-674-01137-6.
82. ^ "Surat Dari Redaksi" (Letter from the
Editor), Tempo, 6–12 Oktober 98, hlm. 7;
Adam Schwarz, A Nation in Waiting
(Boulder: Westview Press, 2nd ed., 2000),
hlm. 161–162, 320, 490n35.
83. ^ Subroto, Hendro (2009). Sintong
Panjaitan, perjalanan seorang prajurit para
komando. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas. hlmn. 450–453.
ISBN 9789797094089.
84. ^ a b c d Berpangkat Kapten, Prabowo
Berani Lawan Jendral Benny Moerdani.
Diakses dari situs berita Merdeka pada 3
Mei 2014
85. ^ a b Soempono, Femi Adi (2009).
Prabowo dari Cijantung bergerak ke
istana. Yogyakarta: Galang Press.
hlm. 121. ISBN 9789797094089.
86. ^ Lowry, Bob (2013). "Timor Timur:
The Untold Story by Lieutenant General
Kiki Syahnakri (retd), Indonesian Armed
Forces" (PDF). 10 (4). Australian Army
Journal: 88.
87. ^ East Timor International Support
Center (4 November 1998). "Prosecute
Prabowo for crimes against ETimorese
people" . Diakses tanggal 17 April 2014.
88. ^ Wahjana, Juliani (5 Juni 2009).
"Buyung Nasution: "Kasus HAM Prabowo
Belum Selesai" " . Diakses tanggal 17
April 2014.
89. ^ "What ever happened in Kraras,
Timor Leste, 'Pak' Prabowo?" . 20
Desember 2013. Diakses tanggal 27
Maret 2014.
90. ^ Anderson, Ben; Djati, Arief; Kammen,
Douglas (Oktober 2003). "Interview with
Mário Carrascaläo" . Indonesia. Cornell
University Southeast Asia Program. 76:
1–22.
91. ^ "Letter to the editor: Prabowo
clarifies" . 27 Desember 2013. Diarsipkan
dari versi asli tanggal 18 April 2014.
Diakses tanggal 27 Maret 2014.
92. ^ Taylor, John G. (1991). Indonesia's
forgotten war: the hidden history of East
Timor. London: Zed Books. hlm. 103.
ISBN 9781856490153.
93. ^ (Indonesia) Supriyanto, Agus (3 juni
2005). "Prabowo dan Sjafrie Tak Penuhi
Panggilan Komnas HAM" .
tempointeraktif. Diarsipkan dari versi asli
tanggal 18 April 2014. Diakses tanggal 7
oktober 2008. Periksa nilai tanggal di:
|access-date=, |date= (bantuan)
94. ^ Lamb, David (24 Mei 1998). "Gen.
Wiranto: From Brink of a Sacking to
Strongman" . Los Angeles Times. Diakses
tanggal 17 April 2014. “Prabowo, 46, who
attended the advanced officers training
course at Ft. Bragg, N.C., in 1980 and
wanted Wiranto's job as defense chief,
was widely believed to be behind some of
Indonesia's most flagrant human rights
abuses. Among them are the
disappearances of 14 student activists--
five remain unaccounted for--and the
supplying of provocateurs to encourage
riots against ethnic Chinese merchants”
95. ^ "Progress Case Activists kidnapping
in 1998" (PDF). Kontras. Diakses tanggal
17 April 2014. “(...) but until 2004 there
are still 14 people missing. They are
Suyat, Yani afri, Sonny, M.Yusuf, Noval
Alkatiri, Dedy Hamdun, Ismail, Bimo
Petrus, Abdun Naser, Hendra Hambali,
Ucok Siahaan, Yadin Muhidin and Wiji
Thukul”
96. ^ Asydhad, Arifin (14 Juni 2005). "14
Korban Penculikan 1997-1998 Diyakini
Sudah Meninggal" . Detik. Diakses
tanggal 17 April 2014.
97. ^ "Penculikan Aktivis, Prabowo: Saya
Tidak Ngumpet" . 28 Oktober 2013.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 26
Maret 2014. Diakses tanggal 26 Maret
2014.
98. ^ "Progress Case Activists kidnapping
in 1998" (PDF). Kontras. Diakses tanggal
17 April 2014. “TNI Prabowo Subianto
admitted that he gave an order to kidnap
and he also admitted mistake in analyzing
an order under the operational control and
is willing to take responsibility.”
99. ^ Pernah Diculik Pius, Prabowo Tak
Bersalah. Diakses dari situs berita
Tempo pada 3 Mei 2014
100. ^ Mydans, Seth (25 Agustus 1998).
"Suharto's Son-in-Law, a Much-Feared
General, Is Ousted" . New York Times.
Diakses tanggal 17 April 2014. “In
announcing General Prabowo's discharge,
the armed forces chief, Gen. Wiranto, said
General Prabowo, 47, could face a court-
martial as more evidence emerges about
the abduction of more than two dozen
dissidents earlier this year. At least 14 are
missing and feared dead.”
101. ^ Fadillah, Ramadhian (14 November
2011). "Jenderal 08 Tak Kapok
Dipecundangi" . Detik. Diakses tanggal 17
April 2014.
102. ^ "Progress Case Activists
kidnapping in 1998" (PDF). Kontras.
Diakses tanggal 17 April 2014. “Late
1998, a military court was held to
prosecute 11 members of Kopasus
(Mawar Team) who admitted the crime
out of their own conscience. This team
admitted of kidnapping 9 activits but was
unable to reveal the whereabouts of the
other 14 victims. The team also denied of
torturing the victims. The defendants
were sentence 15 to 26 months of
imprisonment and release from TNI.”
103. ^ (Indonesia) Supriyanto, Agus (3
Juni 2005). "Prabowo dan Sjafrie Tak
Penuhi Panggilan Komnas HAM" .
tempointeraktif. Diakses tanggal 7
Oktober 2008.
104. ^ (Indonesia) Maslan, M. Rizal (15
Juni 2005). "Komnas Panggil Wiranto,
Prabowo & Sjafrie untuk Ketiga Kali" .
Detik. Diakses tanggal 18 April 2014.
105. ^ Heboh Ucapan Karib Prabowo Soal
Penculikan Wiji Tukhul dkk. Diakses dari
situs berita Merdeka pada 3 Mei 2014
106. ^ a b Friend, T. (2003). Indonesian
Destinies. Harvard University Press.
hlm. 315. ISBN 0-674-01137-6. “Soon
afterward, Sofyan had direct conversation
with General Prabowo, the president's
son-in-law, who had recently, in public,
implored Muslims to join him in fighting
"traitors to the nation"”
107. ^ Adam Schwarz, A Nation in Waiting
(Boulder: Westview Press, 2nd ed., 2000),
hlm.. 346–347, 496n133; wawancara,
Sofyan Wanandi, 21 Oktober 98 (keduanya
dalam Friend (2003), hlm. 315.
108. ^ "Sofjan Wanandi bantah berkata
Prabowo akan usir orang Cina" . Gres
News. 19 Juli 2012. Diakses tanggal 18
April 2014. “Yang benar adalah Schwarz
bertanya kepada saya, benarkah ekonomi
Indonesia terpuruk pada 1997-1998
akibat ulah para etnis Tionghoa? Saya tak
bilang Prabowo akan usir semua orang
Cina. Mungkin Schwarts salah tangkap,
dia salah persepsi,” kata pengusaha
Tionghoa-Indonesia itu ketika
dikonfirmasi gresnews.com”
109. ^ Agus Supriyanto (3 juni 2005).
"Prabowo dan Sjafrie Tak Penuhi
Panggilan Komnas HAM" .
tempointeraktif. Diakses tanggal 7
oktober 2008. Periksa nilai tanggal di:
|access-date=, |date= (bantuan)
110. ^ "Six years after, May 1998 tragedy
still unresolved" . The Jakarta Post. 13
Mei 2004. Diakses tanggal 18 April 2014.
“A joint fact-finding team set up by the
government alleged that the riots were
part of a scenario engineered by former
president Soeharto's son-in-law Prabowo
Subianto, then the Army's Strategic
Reserve Command (Kostrad) chief and
most recently a Golkar Party presidential
candidate before he lost the nomination,
in his attempt to have martial law
declared, which would allow him to take
power amidst the national leadership
crisis that ended with Soeharto's
resignation on May 21.”
111. ^ Ester Indahyani Jusuf, dkk.
KERUSUHAN MEI 1998 – FAKTA,
DATA&ANALISA. 2005. Jakarta.
Kerjasama Solidaritas Nusa Bangda,
APHI, dan TIFA.
112. ^ Friend, T. (2003). Indonesian
Destinies. Harvard University Press.
hlm. 342. ISBN 0-674-01137-6.
113. ^ Billiocta, Ya'cob (30 Mei 2013).
"Prabowo sebut kerusuhan Mei 1998
sedikit pengorbanan" . Merdeka. Diakses
tanggal 6 Mei 2014.
114. ^ "Six years after, May 1998 tragedy
still unresolved" . The Jakarta Post. 13
Mei 2004. Diakses tanggal 18 April 2014.
“To this day, no legal action has been
taken against Prabowo over his alleged
roles in the tragedy”
115. ^ a b "Prabowo Ungkap Sekitar
Lengsernya Soeharto -- Feisal & Wiranto
Dalang Kerusuhan Mei 98" . Jawa Pos
Online. 28 Februari 2000. Diakses tanggal
18 April 2014.
116. ^ a b Wiranto vs Prabowo Menguak
Fakta Tragedi 1998. Diakses dari situs
berita Kafegue.com pada 5 Mei 2014
117. ^ Subroto, Hendro (2009). Sintong
Panjaitan, perjalanan seorang prajurit para
komando. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas. hlmn. 11–14.
ISBN 9789797094089.
118. ^ "Habibie Jelaskan Pencopotan
Prabowo dari Pangkostrad" . Republika
Online. 30 Agustus 2013. Diakses tanggal
18 April 2014.
119. ^ “Buku Putih” Prabowo: Kesaksian
Tragedi Mei 1998. 2000. Majalah Berita
Populer “TOTALITAS”.Dikutip dari Majalah
Asiaweek edisi 3 Maret 2000.
120. ^ Hadad, Toriq (29 desember 1998).
"Koneksi Prabowo di Negeri Gurun" .
Majalah Tempo. Tempo. Diakses tanggal
27 januari 2010. Parameter
|coauthors= yang tidak diketahui
mengabaikan (|author= yang
disarankan) (bantuan); Periksa nilai
tanggal di: |access-date=, |date=
(bantuan)
121. ^ Prabowo Warned About Jordan
Citizenship. dari koran News Strait 23
Desember 1998, hal 12 dari 29. Diakses
dari arsip Koran News Strait pada 30 Mei
2014
122. ^ Relative of Suharto Probed.
Diakses dari situs arsip berita AP News
Archive pada 30 Mei 2014
123. ^ Amri, Arfi Bambani (17 April 2011).
"9 Oktober 2008" . VivaNews. Diakses
tanggal 17 April 2014.

Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki galeri
mengenai:
Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Situs web resmi


Prabowo Subianto di Pemilu.com
Biografi Prabowo Subianto di
TokohIndonesia.com
Profile Prabowo Soebianto di
pemiluindonesia.com
Prabowo Subianto, Adipati Mrapat dan
Gegeran Kadipaten Wirasaba
Berita tentang calon presiden Prabowo
Subianto di pemilu 2014
Prabowo Subianto di Facebook
Prabowo Subianto di Twitter
Jabatan lain

Ketua
Umum
Didahului
Himpunan Diteruskan oleh:
oleh:
Kerukunan Oesman Sapta
Siswono
Tani Odang
Yudohusodo
Indonesia
2004–2009

Ketua
Umum
Didahului
Ikatan Diteruskan oleh:
oleh:
Pencak Silat masih
Eddie M.
Indonesia menjabat
Nalapraya
2007–
sekarang

Didahului Ketua Diteruskan oleh:


oleh: Umum Sandiaga Uno
Aries Muftie Asosiasi
Pedagang
Pasar
Seluruh
Indonesia
2008–2015

Jabatan partai politik

Ketua
Dewan
Didahului Pembina
oleh: Partai Petahana
- Gerindra
2008–
sekarang

Didahului Ketua Petahana


oleh: Umum
Suhardi Partai
Gerindra
2014–
sekarang

Jabatan militer

Didahului
Danjen
oleh: Diteruskan oleh:
Kopassus
Subagyo Muchdi PR
1995–1998
H.S.

Didahului Diteruskan oleh:
Pangkostrad
oleh: Johny J.
1998
Soegijono Lumintang

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Prabowo_Subianto&oldid=13754778"
Terakhir disunting 2 bulan yang lal…

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai