TINJAUAN KASUS
A. ANTENATAL CARE
No Register : 015/LBT/2015
Tanggal Kunjungan : 30 Jannuari 2016 ,Pukul 09.15 wita
Tanggal Pengkajian : 30 Jannuari 2016,Pukul 09.15 wita
Nama Pengkaji : Nurul Huzaima. J
1. Data subjektif
a. Identitas Istri/Suami
Nama : Ny “G” / Tn “M”
Umur : 17 Thn / 21 Thn
Nikah : 1x
Suku : Mandar / Mandar
Agama : Islam
Pendidikan : SMP / SMA
Pekerjaan : IRT / Petani
Alamat : Kara Lombang Timur
1. Pola eliminasi
a. Sebelum hamil
- BAB : 1 – 2 x Sehari
- BAB : 4 – 5 x Sehari
b. Selama hamil
- BAB : 1 – 2 Sehari
- BAB : Lebih Sering
1
1/1/201 Polinde 36 Mg Sponta Bidan P 21 4 Hidup
5 s 3Hr n 00 7
e. Riwayat kesehatan
1. Tidak ada riwayat penyakit keturunan
2. Tidak ada riwayat jantung, hipertensi,DM dan penyakit kehamilan
3. Tidak ada transfusi darah, operasi, dan tidak pernah opname
4. Tidak ada riwayat alergi obat maupun makanan
f. Riwayat reproduksi
1. Manarche : 13 Tahun
2. Lama Haid : 5 – 6 Hari
3. Siklus Haid : 28 – 30 Hari
4. Dismonerea : Tidak ada
5. Riwayat ginekologi :Tidak pernah menderita penyakit
kandungan dan alat kelainan
g. Perilaku kesehatan
2. Data objektif
7. Pemeriksaan fisik
a) Wajah
Inspeksi : Pipi simetris kiri dan kanan, tidak ada oedem
b) Mata
Inspeksi : Konjongtiva merah muda, sklera putih
c) Hidung
Palpasi : Tidak ada polip / secret
d) Gigi dan mulut
Inspeksi : Bersih gigi tidak ada caries dan gigi lengkap
e) Leher
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan tyroid
f) Payudara
Inspeksi : Payudara simetris kiri dan kanan, puting susu
menonjol dan hiperpigmentasi pada areola mammae
g) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas operasi
Palpasi :
a. Leopold I : 2 Jrbpx (TFU 30 cm)
b. Leopold II : Teraba keras seperti papan disebelah kiri perut ibu
c. Leopold III : Teraba bulat dan melenting dibagian baeah
simpilis
d. Leopold IV : ujung – ujung jari kanan dan kiri bertemu
(Konvergen)
3. Analisa (A)
3. Analisa (A)
GII PI A0, umur kehamilan 40 Minggu , PUKI, Kepala, BDP, Intra uteri,
Hidup, Tunggal, Keadaan ibu dan janin baik dengan inpartu kala I fase aktif.
4. Penatalaksanaan(P)
Tanggal 13 Februari 2016
Nama dan
Hari/Tanggal
Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf
& Jam
Petugas
Rabu, KALA II
13/02/2016
a. Data Subjektif (S) :
pukul 09.00
a) Ibu mengatakan nyeri perut tembus belakang
wita
semakin kuat
b) Ibu mengatakan ada dorongan kuat untuk meneran
c) Ibu merasakan ada tekanan pada anusnya dan
merasa ingin BAB
b. Data Objektif (O) :
a) Keadaan umum baik, keasadaran composmentis.
b) Kontraksi uterus/His 5x/10 menit duras i> 40 detik.
c) DJJ dalam batas normal 130x/menit.
d) perineum menonjol
e) vulva dan sfingter ani membuka
f) VT tanggal 13 Februari 2016, pukul 09.00 wita
Keadaan vulva dan vagina:Tidak ada kelainan
Portio : Lunak dan tipis
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : Negatif ( - )
Prensentase :Belakang kepala
Penurungan : hodge IV
Penumbungan : tidak ada
Molase : tidak ada
Kesan panggul : nomal
Pelepasan :lendir dan darah
a. Analisa (A) :
Perlangsungan Kala II
b. Penatalaksanaan
Tanggal, 13 Februari 2016, Jam 09.00
c. Analisa (A) :
Perlangsungan Kala III
d. Penatalaksanaan (P) :
1. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya
satu bayi yang lahir ( hamil tunggal ) dan bukan
kehamilan ganda ( gemelli )
Rasional : Satu tangan di tempatkan di abdomen
ibu untuk merasakan, tanpa melakukan masase,
bentuk dan posisi uterus serta menentukan ada
tidaknya kemungkinan bayi dalam rahim.
( Varney dkk, 2007 )
Rabu, KALA IV
13/02/2016
a. Data Subjektif (S) :
pukul 09.20
1. Nyeri pada bagian perut
wita
2. Ibu merasa kelelahan dan ingin minum
c. Analisa (A) :
Perlangsungan Kala IV
d. Penatalaksanaan (P) :
1. Periksa ke dua sisi plasenta ( maternal – vetal )
pastikan plasenta telah di lahirkan lengkap.
Rasional : Infeksi plasenta, ketuban dan tali pusat
bertujuan untuk mendiagnosis normalitas plasenta,
perlekatan dan tali pusat ( untuk skrinning kondisi
yang tidak normal ) dan untuk memastikan apakah
plasenta dan membrane telah di lahirkan
seluruhnya. ( Varney dkk, 2007 )
3. Analisa (A)
Diagnose : 6 jam Post partum dengan nyeri luka perineum
4. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 13 Februari 2016
2. Observasi Perdarahan
Rasional : untuk mengantisipasi pendarahan pasca post partum agar
memungkinkan bidan mengambil tindikan persiapan yang paling cepat
dann efektifuntuk mencegah dan mengontrol sebanyak mungkin darah
yang hilang.
( Varney Midwivery. Hal 836 Tahun 2006 )
3. Observasi kontraksi uterus
Rasional : uterus yang berkontraksi normal harus keras ketika di
sentuh, jika kontraksi uterus dan memungkinkan peningkatan
pendarahan, serta kontraksi uterus yang baik juda dapat membantu
proses involusi dengan baik.
( Varney Midwivery, Hal 836 Tahun 2006 )
4. Observasi kandungan kemih
Rasional : kandungan kemmih yang penuh menyebabkan uterus
bergeser, menghambat kontraksi dan memungkinkan peningkatan
pendarahan.
( Varney Midwivery, Hal 842 Tahun 2006 )
5. Ajaran Ibu masase uterus
Rasional : pemijatan uterus setelah pelahiran plasenta
direkomendasikan oleh banyak orang untuk mencegah pendarahan post
partum.
( Obsterti William Hal 679 Tahun 2012 )
6. Anjurkan Ibu untuk memberi ASI esklusif pada bayinya
Rasional : ASI adalah makanan ideal neonatur. ASI memberikan
nutrien yang spesifik serta faktor imunologis dan substansi anti bakteri.
( Obsterti William Hal 679 Tahun 2012 )
7. Ajarkan mengeneli tanda–tanda Infeksi
Rasional : Infeksi nifas seperti sepsis,masih merupakan penyebab
utama kematian di negara berkembang.
( Obsterti William Hal 6999 Tahun 2012 )
8. Peratalaksanaan pemmberian anti biotik dan analgetik sesuai resep
dokter
Rasional : Pemberian antibiotik merupakan tindakan utama,di
samping upaya pemberian antibiotika.dan aral sedia regional di
gunakan untuk persalinan dan pelahiran. ( Sarwono Prawirohardjo Hal
414 Tahun 2012 )
9. Menilai keadaan umum bayi
Rasional : segera setelah lahir,kemampuan bayi dalam bertahan
hidup bergantung pada kecepatan dan keteraturan perubahan ke
pernafasan udara.
( Obseterti William Hal 616 Tahun 2012)
10. Memberitahu pasien tentang keadaannyan saat ini
Rasional : bila pasien atau keluarga memahami situasi dan
perawatannya,hal tersebut dapat mengurangi kecemasan mereka dan
menyiapkan mereka terhadap apa yang akan terjadi kemudian.
5. Catatan perkembangan
Nama dan
Hari/Tanggal
Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf
& Jam
Petugas
c. Analisa (A) :
Diagnosa : 2 minggu post partum dengan nyeri
luka perineum
d. Penatalaksanaan (P) :
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada
ibu,keadaan umum ibu baik, Tanda –tanda
vital
a. Tekanan darah : 120/70 MmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,5 °C
d. Pernafasan : 20x/menit
Rasional : dengan mengetahui keadaannya,
ibu dapat mengetahui bagaimana
perkembangan/ keadaannya dan
tidak ada rasa cemas.
2. Mengobservasi TFU, TFU pertengahan
pusat-sympisis
Rasional : dengan mengukur TFU dan
membantu proses pemulihan
uterus dengan baik, sehingga
TFU yang tidak sesuai
menandakan kemungkinan
adanya kelainan masa
3. Memastikan ibu mendapat istirahat yang
cukup, Ibu tidur siang 1 jam, tidur malam
5-6 jam
Rasional : istirahat yang cukup dapat
merilekskan seluruh organ tubuh.
Melancarkan sirkulasi darah dan
mengurangi beban kerja jantung
4. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan
yang bergizi, Ibu bersedia melakukannya
Rasional : berguna untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang baik serta dapat
meningkatkan produksi ASI
C. BAYI BARU LAHIR
d. Pemeriksaan Antropometri
1) Berat Badan : 3400 gram
2) Panjang Badan : 48 cm
3) Lingkar Kepala : 33 cm
4) Lingkar Dada : 34 cm
5)
e. TTV :
1) DJ : 130x/menit
2) Suhu : 36,5 °c
3) Pernafasan : 48x/menit
f. Kepala dan wajah
4. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 13 februari 2015, Pukul 09.15 wita
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan
menggunakan sabundan air mengalir.
Rasional : Dengan mencuci tangan pembersih akan mencegah infeksi
silang dan untuk proteksi diri maupun orang lain.
(Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2012,edisi keempat Hal 370 )
2. Ajarkan ibu perawatan tali pusat secara steril
Rasional : perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat
dalam minggu pertama secara ber makna mengurangi Insiden Infeksi pada
neonatus.
( Imu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo Tahun 2012 Hal 370 )
3. Ajarkan pada ibu untuk tetap memrertahankan suhu tubuh bayi dan
bertahu pada ibu bagaimana suhu bayi dapat menghilang.
Rasional : Bayi kehilangan panas melalui empat cara :
Konduksi : melalui benda-benda padat yang
berkontak dengan kulit bayi.
Konveksi : Pendiginan melalui aliran udara di
sekitar bayi.
Evaforasi : kehilangan panas melalui
penguapan air pada kulit bayi yang basah
Radiasi : Melaui benda padat dekat bayi yang
tidak berkontak secara langsung dengan kulit bayi.
Keadaan telanjang dan basah pada bayi baru lahir
menyebabkan bayi mudah kehilangan panas melalui
ke empat cara di atas.
( Ilmu kebidanan, Sarwono Prawirohardjo, Thn 2012
Hal 372 )
4. Memandikan bayi dengan air hangat setiap hari
Rasional : Memandikan bayi merupakan hal yang sering di lakukan,
tetapi masih banyak hal yang salah dalam memandikan bayi. Bayi cukup
diseka dengan sabun dan air hangat untuk memastikan bayi tetap segar dan
bersih.
( Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo Thn 2012 Hal 372 )
5. Mengajarkan pada ibu untuk tetap ganti popok dan pakaian bayi tiap kali
basah.
Rasional : Untuk meminimalkan resiko infeksi bayi baru lahir.
( Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo, Hal 418 Thn 2012 )
6. Menjelaskan pada Ibu tanda bahaya dan infeksi secara dini pada bayi
Rasional : Janin dan neonatus rentan terhadap infeksi dan berbagai
penyakit. Karena berbagai penyakit memiliki presentase dan perjalanan
yang berbeda antara bayi aterm dan bayi kurang bulan.
( Obstetri William, Vol 1 Tahun 2012 Hal 632 )
7. Anjurkan ibu untuk memberi ASI Eksklusif pada bayinya
Rasional : ASI adalah makanan ideal untuk neonatus. ASI
memberikan nutrien yang spesifik usia serta faktor imunologi dan
substansi antibakteri.
( Obstetri William, Vol 1 Tahun 2012 Hal 679 )
8. Anjurkan ibu untuk keposyandu terdekat untuk melakukan imunisasi pada
bayinya.
Rasional : Pencegahan infeksi merupakan penetalaksanaan awal
yang harus di lakukan pada bayi baru lahir. Karena bayi baru lahir sangat
rentan terhadap infeksi.
( Asuhan Neonatus Hal 33 Tahun 2012 )
5. Catatan Perkembangan
Nama dan
Hari/Tanggal
Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf
& Jam
Petugas
c. Analisa (A) :
Diagnosa :Neonatus Cukup Bulan /Sesuai
d. Penatalaksanaan (P) :
1. Mengobservasi tanda-tanda vital: nadi :
135x/menit, suhu :36,5°C, pernafasan : 48x/menit.
Rasional : untuk mengetahui secara dini adanya
infeksi dan untuk membantu
perkembangan kesehatan bayi
(Hanifa Wikujaksono hal :256)
d. Penatalaksanaan (P) :
1. Mengobservasi tanda-tanda vital: nadi :
138x/menit, suhu :36,0°C, pernafasan : 46x/menit.
Rasional : untuk mengetahui secara dini adanya
infeksi dan untuk membantu
perkembangan kesehatan bayi.
(Hanifa Wikujaksono hal :256)
d. Penatalaksanaan (P) :
1. Mengobservasi tanda-tanda vital: DJ : 138
kali/menit, suhu :36,6°C, pernafasan : 46x/menit.
Rasional : untuk mengetahui secara dini adanya
infeksi dan untuk membantu
perkembangan kesehatan bayi.
(Hanifa Wikujaksono hal :256)
4. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 28 Maret 2016, jam 10.15 wita
1. Menciptakan hubungan baik antara bidan dan klien, terjalin hubungan
yang baik antara bidan dan klien
Rasional : agar ibu merasa nyaman dan terbuka mengungkapkan
masalahnya
( sarwono, prawirohardjo, tahun 2012 edisi ke empat hal 40 )
2. Mengobservasi ,keadaan umum ibu baik tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 120/70 MmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,5 °C
d. Pernafasan : 22x/menit
Rasional : merupakan tolak ukur untuk mengetahui keadaan pasien
( sarwono prawirohardjo, tahun 2012 edisio ke empat hal 39 )
3. Menjelaskan tentang keuntungan dan kerugian dari kontrasepsi, ibu
mengerti yang dijelaskan.
a. Keuntungan:
a) Praktis, efektif dan aman dengan tingkat kebersihan > 99%
b) Tidak membatasi umur
c) Tidak mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusu
b. Kerugian :
a) Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, perdarahan berupa
bercak diantara masa haid,sakit kepala dan nyeri payudara
b) Tidak melindungi IMS dan HIV/AIDS
Rasional : agar klien mengerti tentang keuntungan dan kerugian yang
terjadi apabila menggunakan suntikan dan bila terjadi efek samping,
klien tidak cemas / khawatir.
( sarwono, prawirohardjo, tahun 2012, edisi ke empat hal 43 )
4. memberikan informed consent kepada ibu dan suami, ibu dan suami
setuju dengan informed consent yang diberikan.
Rasional : sebagai suatu bukti persetujuan tindakan yang akan dilakukan
untuk menghindari hal-hal yang bisa saja terjadi kelak.)
5. memberikan suntikan KB Depo Progesteron, ibu telah disuntik KB Depo
Progesteron.
Rasional : agar tidak terjadi infeksi. ( JNPK – KR, 2008 )
6. menganjurkan ibu untuk follow up tepat pada waktunya, ibu mengerti
dan mau berjanji mau datang tepat waktu.
Rasional :agar tidak terjadi kehamilan.
( sarwono, ilmu kebidanan hal 46 tahun 2008)