Anda di halaman 1dari 13

PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN JASA

11.1Pengendalian Manajemen Pada Organisasi Jasa


11.1.1 Perusahaan Jasa Secara Umum
Beberapa hal yang membedakan sektor manufaktur dan sektor jasa :
1. Tidak adanya persediaan penyangga
Persediaan pada perusahaan manufaktur dimaksudkan untuk menjamin kontinuitas
produksi, serta untuk menjamin produk jadi selalu tersedia pada saat dibutuhkan oleh
konsumen. Namun karakteristik persediaan ini tidak ditemukan dalam industri jasa.
Perusahaan jasa harus berupaya meminimalkan kapasitas yang tidak terpakai. Biaya yang
terjadi pada organisasi jasa merupakan biaya tetap dalam jangka pendek. Variabel kunci
untuk organisasi jasa adalah seberapa besar kapasitas yang dipunyai oleh perusahaan jasa
untuk dibandingkan dengan permintaan akan jasa yang ada.
2. Kesulitan dalam pengawasan kualitas
Perusahaan manufaktur bisa memeriksa produknya sebelum dikirimkan ke pelanggan, dan
kualitas barang yang dikirim bisa diukur secara kasat mata atau dengan instrument tertentu.
Sedangkan perusahaan jasa tidak bisa melakukan hal yang sama seperti barang. Penilaian
atas kualitas jasa terjadi pada saat jasa itu diberikan dan seringkali subyektif.
3. Penggunaan tenaga kerja yang intensif
Perusahaan manufaktur menambah peralatan dan otomasi alat produksinya dengan maksud
menggantikan tenaga kerja dan mengurangi biaya.perusahaan jasa tidak melakukan itu,
tetapi dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pelayanan.
4. Organisasi dengan multi unit
Beberapa organisasi jasa mengoperasikan beberapa unit di lokasi yang berbeda yang
masing-masing relatif kecil. Karena unit-unit tersebut berbeda dalam menyediakan
pelayanan, perhatian khusus diperlukan untuk memperbandingkan kinerja masing-masing
unit. Teknik seperti menyesuaikan perbedaan seperti ini disebut data envelopment analysis.
Teknik ini mengidentifikasi unit yang paling efisien dengan menggunakan metode statistic
atas berbagai perbedaan yang diizinkan.

11.1.2 Organisasi Profesional


Organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah organisasi litbang, lembaga hukum,
rumah sakit, arsitek, konsultan,biro iklan usaha seni, dan olahraga dimana produknya
merupakan jasa professional.

1
Karakteristik khusus:
1. Tujuan
Perusahaan profesional mempunyai relative sedikit asset yang dapat dilihat, asset utamnya
adalah kemampuan professional stafnya, dimana nilai ini tidak tampak dalam laporan
keuangan. Tujuan keuangan utamanya adalah menyediakan kompensasi yang sepadan pada
para profesionalnya. Pada banyak organisasi, Tujuan yang hendak dicapai biasanya
berkaitan dengan ukuran organisasi. Kecenderungan alamiah yang terjadi adalah ukuran
sukses suatu organisasi biasanya juga dilihat dari besar kecilnya organisasi. Tujuan ini
menunjukkan skala ekonomi dalam penggunaan berbagai usaha dari staf kantor pusat
organisasi dan unit-unit pertanggunjawaban agar tidak kalah dalam persaingan.
2. Profesional
Organisasi professional lebih banyak mengandalkan tenaga kerja, dan tenaga kerja dalam
hal ini merupakan bentuk khusus. Professional biasanya cenderung tidak membebani
keputusannya dari sudut pengaruh keuangannya, mereka ingin mengerjakan sebaik
mungkin dengan mengabaikan biayanya. Karena profesional merupakan sumber daya
terpenting dalam suatu perusahaan.
3. Ukuran Output
Output dari suatu organisasi profesional tidak bisa diukur dengan ukuran fisik, seperti unit,
ton dan lain-lain. Output dalam hal ini adalah efektivitas kerja. Pendapatan yang diperoleh
biasanya merupakan ukuran output pada sejumlah organisasi profesi, namun ukuran seperti
ini lebih berhubungan pada jumlah jasa yang dilakukan, tidak berkaitan dengan mutu,
walau kualitas yang jelek dalam jangka panjang akan mengurangi pendapatan. Pekerjaan
yang dilakukan oleh banyak profesionaltidak repetitive atau berulang-ulang. Hal ini
menyulitkan dalam perencanaan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu tugas,
dan juga penilaian atas kinerja yang telah dilakukan. Beberapa pekerjaan biasanya
repetitive, misalnya mencatat kontrak penjualan dan membuat draft tugas.
4. Ukuran Kecil
Dengan beberapa pengecualian, seperti kantor lembaga hokum, akuntan, organisasi
professional biasanya relative kecil dan berlokasi pada satu tempat saja. Manajer puncak
pada organisasi seperti ini bisa mengawasi dan memotivasi pegawainya secara langsung
dan pendekatan pribadi saja. Sehingga, kebutuhan untuk sistem pengendalian manajemen
tidaklah merupakan hal yang mendesak.
5. Pemasaran

2
Pada perusahaan manufaktur, pemilihannya jelas antara kegiatan produksi dan pemasaran.
Pada organisasi profesi pemilihan tersebut tidak ada. Pemasaran pada dasarnya merupakan
kegiatan inti pada semua organisasi.

Sistem Pengendalian Manajemen


1. Penentuan Harga
Harga jual dari pekerjaan yang dilakukan pada organisasi profesi biasabya ditetapkan
secara tradisional. Tarif biasanya didasrkan pada jam kerja untuk kompensasi dengan
tingkat profesionalnya, ditambah biaya overhead dan laba. Biasanya juga dibebankan biaya
tetapnya.
2. Pusat laba dan harga transfer
Organisasi nirlaba biasanya menggunakan pusat laba. Unit pendukung, seperti
pemeliharaan,proses informasi,transformasi, telekomunikasi, percetakan dan sejumlah
material dan jasa, membebankan uang yang dikonsumsinya pada jasa yang diberikannya.
3. Perencanaan strategi dan pengangaran
Pada umumnya, sistem perencanaan strategi dibuat tidak sebaik pada perusahaan
manufaktur. Pada organisasi profesi, asset utamanya adalah orang, dan walaupun terjadi
fluktuasi jangka pendek pegawainya, perubahan ukuran dan kompensasiuntuk stafnya lebih
mudah dibuat dan direvisi dimana perlu.
4. Pengawasan operasi
Perhatian yang besar hendaknya diberikan pada penjadwalanwaktu dan professional
tersebut. The billed time ratio adalah rasio jumlah jam yang dipakai terhadap total jam kerja
yang tersedia dari professional tersebut, diawasi dengan cermat. Ketidakmampuan untuk
menciptakan standar kerja dan ukuran prestasinya, akan membawa dampak terhadap
perencanaan dan pengendalian tugas sehari-hari.
5. Ukuran prestasi dan penghagaan
Kinerja professional cukup mudah dinilai. Namun ada juga kinerja professional yang cukup
sulit dunilai. Untuk beberapa kondisi, ukuran prestasi biasanya tersedia.

11.1.3 Organisasi Perawatan Kesehatan


Organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah rumah sakit,klinik, rumah sakit
bersalin, laboratorium kesehatan, dan organisasi sejenis lainnya. Pada dasarnya ciri-ciri
organisasi seperti ini merupakan organisasi nirlaba, tapi banyak juga diantaranya yang
merupakan perusahaan yang berorientasi laba.

3
• Ciri-ciri khusus:
1. Kesulitan dalam masalah social
Masyarakat sering dihadapkan dengan pelayanan rumah sakit yang tidak bagus, tingginya
tarif rumah sakit, tingginya obat dan masalah-masalah lainnya. Dilain sisi jumlah orang
sakit terus bertambah karena kemajuan pengobatan memperpanjang harapan hidup
manusia, yang pada gilirannya membutuhkan perawatan. Pihak yang menyediakan layanan
kesehatan sebenarnya sadar akan masalah ini, namun diperlukan mekanisme tertentu yang
tidak saling merugikan antara penyedia dan pemakai perawatan kesehatan.
2. Perubahan penyedia jasa perawatan kesehatan
Dengan meningkatnya biaya perawatan kesehatan, perubahan signifikan terjadi dalam hal
pelayanan perawatan, yang dulunya dilakukan oleh beberapa penyedia perawatan
kesehatan. Banyak jasa yang sebelumnya dilakukan oleh rumah sakit,sekarang cukup
dilakukan oleh klinik tertentu saja.
3. Profesional
Pengaruh pengendalian manajemen pada professional ini sama dengan yang terjadi pada
organisasi profesional lainnya. Loyalitas mereka biasanya lebih mengarah pada profesi,
tidak pada organisasi.manajer bagian pada dasarnya merupakan seorang professional yang
melakukan fungsi manajemennya hanya pada paruh waktu.
4. Pentingnya pengendalian mutu
Industri kesehatan banyak berkaitan dengan kehidupan manusia, sehingga kualitas jasa
yang diberikan harus benar-benar diperhatikan. Pada periode tertentu diperlukan
pengkajian ulang tentang prosedur operasi atau pembedahan, pengkajian ulang terhadap
dokter pribadi.

11.1.4 Organisasi Nirlaba


Organisasi nirlaba menurut definisi hukumnya merupakan organisasi yang tidak bisa
mengalihkan aktiva, pendapatan, atau keuntungannya kepada anggota, pegawai atau direktur
oeganisasi tersebut.Tetapi dalam hal ini, organisasi tentu saja bisa memberi semacam
kompensasi atas jasa ataupun barang yang diberikan oleh pegawai maupun anggota organisasi
tersebut. Definisi ini juga tidak berarti organisasi dilarang memperoleh pendapatan yang
diperhitungkan sebagai labanya. Yang dilarang adalah distribusi laba tersebut. Organisasi
nirlaba memerlukan laba yang tinggi untuk menyediakan modal kerja dan sebagai penjagaan
di masa paceklik perolehan dana.

4
• Ciri-ciri khusus :
1. Tidak ada ukuran dana
Tujuan utama dari kebanyakan usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan bagi
pemiliknya. Laba dalam hal ini merupakan ukuran prestasi terhadap tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan dan ukuran seperti ini tidak kita jumpai pada organisasi nirlaba.
Ketiadaan ukuran kuantitas dalam penghargaan kinerja manajemen merupakan masalah
yang serius bagi penerapan pengendalian manajemen pada organisasi nirlaba. Laporan
keuangan merupakan laporan yang sangat bermanfaat pada organisasi nirlaba, sama seperti
pada dunia usaha. Walaupun kinerja keuangan tidak merupakantujuan dominan pada
orgaisasi nirlaba, tapi tujuan seperti ini tetap perlu karena tanpa pendapatan yang sedikit
melebihi biaya sulit bagi suatu organisasi nirlaba untuk bertahan hidup.
2. Kontribusi modal
Hanya sedikit perbedaan utama pada pencatatan transaksi akuntansi pada unit usaha dan
organisasi nirlaba, yakni yang berkaitan dengan modal pada neraca. Sedangkan
persamaannya adalah baik organisasi laba maupun nirlaba menyatakan peningkatan modal
jika terjadi peningkatan pendapatan labanya. Ada dua kategori kontribusi modal yaitu
dalam bentuk bangunan dan sumbangan. Penerimaan kontribusi aktiva modal tidak
merupakan pendapatan. Organisasi nirlaba mempunyai dua bentuk laporan keuangan,
bentuk pertama berkaitan dengan kegiatan operasional dan termasuk di dalamnya adalah
laporan operasional, neraca, dan laporan cash flow, semuanya sama seperti yang ditemui
di dunia usaha umumnya. Bentuk kedua berkaitan dengan kontribusi modal, dan lapran ini
berisikan laporan kontribusi modal inflow dan outflow selama satu periode dan neraca yang
melaporkan kontribusi aktiva modal dan yang berkaitan dengan hutang dan modal.
3. Akuntansi dana
Banyak organisasi nirlaba menggunakan pencatatan system akuntansinya dengan cara
akuntansi dana. Rekening disimpan terpisah untuk beberapa dana yang masing-masing
seimbang dengan sendirinya.
4. Aturan
Organisasi nirlaba biasanya diatur dan diawasi oleh dewan penyantun (trustee). Biasanya
dewan ini tidak mampu mengidentifikasi masalah sebenarnya. Untuk itulah diperlukan
dewan yang mengatur secara kuat dan bekerja secara efektif

• Sistem Pengendalian Manajemen


1. Penentuan harga pokok

5
Kebanyakan organisasi nirlaba tidak memperhatikan dengan serius tentang kebijakan
harga. Harga atas jasa biasanya ditetapkan dengan system biaya penuh (full cost system).
Prinsip ini diterapkan pada jasa-jasa yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Pada umunya
pengendalian manajeman ditetapkan apabila harganya telah ditetapkan terlebih dahulu
sebelum ditetapkannya kinerja atas jasa yang diberikan.
2. Penyusunan anggaran dan perencanaan strategi
Pada organisasi nirlaba yang harus memutuskan alokasi sumber daya yang terbatas secara
bijaksana, perencanaan strategi lebih penting dan lebih banyak memakan waktu dari pada
jenis usahanya itu sendiri. Alat pengendalian manajemen yang paling penting dalam
organisasi seperti ini adalah berkaitan dengan aktivitas keuangan organisasi yakni anggaran
(baik itu pendapatan maupun pengeluaran.)
3. Operasi dan evaluasi
Pada kebanyakan organisasi nirlaba, tidak ada cara untuk mengetahui biaya operasional
yang optimum. Banyak organisasi mengalami kesulitan untuk memperoleh dana terutama
dari sumber pemerintah. Hal ini membawa konsekuensi makin diperlukannya pengendalian
manajemen.

11.1.5 Organisasi Pemerintahan


Organisasi pemerintah merupakan organisasi jasa dan kegiatan semacam ini merupakan
salah satu contoh organisasi nirlaba.
• Karakteristik Khusus :
1. Pengaruh politik
Pada organisasi pemerintah, keputusan dihasilkan melalui proses yang berjenjang dan
sering disertai dengan konflik. Tekana politik seperti ini tidak dapat dihindarkan. Tekana
berupa konflik seperti ini biasanya tidak menghasilkan keputusan yang optimum.
2. Informasi public
Pemerintah biasanya membatasi jumlah informasi yang sensitive dan kontreoversial yang
mengalir melalui sistem pengendalian manajemen formal. Hal ini mengurangi efektivitas
sistem.
3. Sikap yang mengutamakan pelanggan
Pada dasarnya perusahaan yang berorientasi laba maupun nirlaba didukung oleh
pelanggannya dimana ia memperoleh penghasilan dari pelanggannya tersebut. Organisasi
pemerintah juga didukung oleh masyarakat,mereka memperoleh penghasilan melalui
masyarakat luas.

6
4. Peraturan pemerintah (Red tape)
Pemerintah telah mengumumkan sejumlah aturan dan regulasi. Beberapa aturan ini sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kinerja pemerintah.
5. Kompensasi manajemen
Manajer dan profesional lainnya di organisasi pemerintah biasanya cenderung sedikit
mendapatkan kompensasi dibandingkan yang diperolejh profesional lainnya di swasta.
Kompensasi disini tidak hanya dalam bentuk materi, penghargaan atau yang lebih konkret
kenaikan pangkat secara otomatis adalah beberapa contoh kompensasi yang dapat
diberikan.
6. Akuntansi
Hingga saat ini sistem akuntansi yang dipakai pada organisasi pemerintah sudah kuno dan
tidak mengikuti perkembangan zaman. Disini perlu dilakukan perombakan sistem
akuntansi yang lebih mengacu pada kebutuhan saat ini.

• Sistem Pengendalian Manajemen


1. Penyusunan anggaran dan perencanaan strategis
Perencanaan strategis di organisasi pemerintahan merupakan faktor penting. Keputusan
yang diambil biasanya juga melibatkan pertimbangan politik. Keputusan yang diambil
biasanya dengan mempertimbangkan berbagai faktor tidak hanya faktor ekonomi tapi juga
faktor lainnya.
2. Ukuran kerja
Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Biaya pada organisasi pemerintah dapat
diukur sama akuratnya dengan yang di swasta. Pada organisasi pemerintah pendapatan
tidak merupakan output. Karena tidak merupakan ukuran moneter, maka ukuran
pendapatan disoini bisa dilihat dari kualifikasi yang dilakukan. Kualifikasi yang biasanya
dilakukan adalah:
1. Ukuran Hasil (A Result Measure) adalah ukuran output yang menurut dugaan
berhubungan dengan tujuan organisasi.
2. Ukuran Proses (A Proces Measure) adalah ukuran yang berkaitan dengan kegiatan yang
dijalankan oleh pemerintah.
3. Indikator Sosial adalah ukuran yang lebih luas dimana output yang dihasilkan
menunjukkan hasil kerja dari organisasi pemerintah tersebut.

7
11.1.6 Organisasi Usaha Dagang
Tidak seperti pada organisasi jasa, persediaan merupakan faktor penting pada
perusahaan dagang. Sebenarnya kepala departemen pada organisasi seperti ini disebut
“pembeli”, tidak hanya sekedar manajer, yang menunjukkan pentingnya fungsi pengadaan.
Alat pengawasan yang prinsip adalah dimungkinkannya untuk membeli yakni jumlah
maksimum yang boleh dibeli oleh pembeli kapan saja. Pengawasan modal kerja merupakan
faktor penting dalam perusahaan dagang. Saat ini organisasi dagang dan organisasi swasta telah
mengembangkan sistem informasi yang memungkinkan satu perusahaan membandingkan
pendapatan, biaya dan elemen lainnya dengan perusahaan lainnya.

11.2 Pengendalian Manajemen Pada Perusahaan Jasa Keuangan


11.2.1 Perusahaan Jasa Keuangan Secara Umum
• Karakteristik Umum:
1. Aset Moneter
kebanyakan asset perusahaan jasa keuangan adalah moneter. Nilai asset moneter saat ini
lebih mudah diukur dari pada aset fisik lainnya, seperti gedung dan peralatan serta hak
patent dan aktiva tak berwujud lainnya. Mata uang merupakan contoh ekstrem komoditi
fungible. Setiap saat pada suatu waktu rupiah yang dimiliki oleh seluruh perusahaan
mempunyai nilai yang sama dengan nilai nominalnya atau daya belinya. Daya beli rupiah
berubah menurut waktu, tetapi pada masa depan, semua rupiah mempunyai nilai yang
seimbang. Hal ini berarti rupiah yang dipunyai setiap orang mempunyai kualitas yang sama
pada saat diberikan. Aset keuangan juga bisa ditransfer dari satu pemilik ke pemilik lain
dengan cepat dan mudah.
2. Jangka Waktu Untuk Transaksi
Kesuksesan atau kegagalan pengeluaran obligasi, pinjaman hipotik pada seseorang atau
kebijakan asuransi jiwa mungkin tidak diketahui selama 30 tahun atau lebih. Selama
periode ini, ketepatan dari pinjaman ataupun kebijakannya mungkin berubah, daya beli
uang tersebut tentu saja berubah. Ini berarti kinerja akhir meliputi otorisasi dan penyusutan
pinjaman, atau penjualan dan penetuan harga kebijakan asuransi, tidak bisa diukur pada
saat keputusan awal dibuat. Hal ini berarti pengawasan membutuhkan suatu alat yang
mensurvei keabsahan secara berkala transaksi selama periode tertentu, termasuk
pemeriksaa berkala semua pinjaman yang beredar.

8
3. Risiko dan penghargaan
Banyak perusahaan jasa keuangan dalam bisnis menerima risiko dalam bentuk
penghargaan, kebanyakan keputusan usaha melibatkan keseimbangan risiko dan
penghargaan. Makin besar risiko, makin besar penghargaan yang diterima. Pada
perusahaan jasa keuangan, keseimbangan ini nampak jelas pada investasi usaha, seperti
melibatkan pembelian mesin atau pengenalan produk baru. Tarif bunga atas pinjaman dan
premi pada polis asuransi didasari asumsi risiko yang akan terjadi.
4. Regulasi
Perusahaan jasa keuangan diatur secara ketat. Bank dan pedagang sekuritas diatur oleh
undang-undang dan peraturan lainnya. Walaupun regulasi ini diperlukan, beberapa aturan
ini melarang praktik usaha tertentu dan aturan akuntansi khusus lainnya berbeda dari
akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Untuk keputusan tertentu, pengaruh baik akuntansi
GAAP maupun akuntansi pada regulasi tersebut harus dipertimbangkan.

11.2.2 Bank Komersial dan Lembaga pembiayaan


• Karakteristik Umum :
1. Modal Yang Diatur
Kemampuan suatu bank untuk meminjamkan atau menginvestasikan uang diatur oleh
pemerintah dimana modal setidaknya harus seimbang dengan persentase tertentu dari
asetnya
2. Produk Baru
Hingga saat ini kegiatan bank komersial umumnya berkaitan dengan kegiatan menyimpan
dan meminjamkan uang, dengan jumlah pendapatan yang relative kecil dihasilkan dari fee
yang dibebankan untuk mengelola dana trust dan pengamanan asset konsumen. Bank
melengkapi beberapa jasa untuk nasabahnya tanpa beban atau dengan beban tidak langsung
yang dihasilkan dari perolehan perusahaan dalam menjaga keseimbangan minimum
tertentu.
3. Risiko
Bank dihadapkan dengan 3 bentuk risiko:
1. Risiko kredit, yakni risiko dimana suatu pinjaman tidak bisa kembali.
2. Risiko tingkat bunga, yakni selisijh antara bunga yang dibayarkan pada deposito dan
tarif yang diperoleh atas pinjaman dan investasi, akan berubah dengan cara yang tak
tampak.
3. Risiko transaksi, yakni risiko kesalahan dalam proses transaksi.

9
4. Otomasi
Di semua bank fungsi penabungan dan penarikan biasanya otomatis.untuk jumlah transaksi
yang besar dilakukan melalui Automatic Teller Machine (ATM). Banyak keputusan
peminjaman juga terotomatisasi. Bahkan fungsi-funsi seperti ini terotomatisasi diman para
ahli percaya bahwa dalam waktu dekat hanya fungsi karyawan pada kantor cabang yang
masih melayani kepuasan pelanggan.

• Implikasi Pengendalian Manajemen


Jika cabang-cabang diperlakukan sebagai pusat laba masalah-masalah berikut perlu
diperhatikan :
1. Hubungan tarif dan jangka waktu deposito terhadap tarif dan jangka waktu pinjaman
2. Volume deposit
3. Kerugian pinjaman
4. Biaya
5. Pendapatan bersama
6. Harga transfer

11.2.3 Perusahaan Sekuritas


Karakteristik perusahaan sekuritas yang relevan dengan pengendalian manajemen
cukup berbeda dari beberapa organisasi terdahulu. Perbedaaan tersebut adalah :
1. Kepentingan hubungan pelanggan
Produk dari perusahaan sekuritas adalah tidak tampak, dan mutunya sulit diukur. Isi
kualitas prinsipnya adalah kemampuan professional perusahaan. Sikap langganan terhadap
perusahaan terutama dipengaruhi oleh penilaian mereka tentang professional yang biasa
berhubungan dengan mereka
2. Stars dan kerjasama tim
Pelaku bintang struktur organisasi perusahaan sekuritas relative mempunyai tingkatan yang
sedikit, dan hubungan antara atasan dan bawahan lebih bersifat informal dan tidak
terstruktur. Bintang-bintang yang berdagang sekuritas biasanya dibantu professional lain,
yang beberapa diantaranya merupakan bintang juga. Untuk suatu tugas yang penting,
professional terdepan mungkin mengadopsi suatu tim yang bekerja pada suatu proyek,
terkadang full time tapi lebih sering paruh waktu.
3. Kebutuhan akan aliran informasi yang cepat

10
Banyak sekuritas dan komoditi yang didaftarkan pada bursa-bursa dunia yang masing-
masing wilayah mempunyai zona waktu yang berbeda. Oleh karenanya perusahaan
sekuritas menjalankan usaha perdagangan 24 jam per hari. Setiap trader mempunyai sebuah
buku yang menunjukkan posisi perubahan pada masing-masing sekuritas dimana ia
bertanggung jawab. Setiap trader juga mempunyai layer computer yang menunjukkan
informasi tentang perkembangan seluruh dunia yang mungkin saja mempengaruhi harga.
Pengembangan dan pemeliharaan system informasi pada perusahaan sekuritas merupakan
fungsi yang sangat penting.
4. Fokus pada kinerja jangka pendek
Perusahaan sekuritas cenderung memfokuskan pada kinerja jangka pendek, dan jangka
pendek yang mereka maksudkan adalah kuartalan. Bukti merupakan kelas investor terbesar
dan mereka mempunyai sedikit keuntungan pada kelas berjalan, karena tujuan meeka
adalahj menyediakan dana untuk pembayaran yang harus dilakukan sepanjang waktu para
pensiunan. Focus jangka pendek ada karena tidak seorang pun tau apa yang akan terjadi
dimasa depan dan terutama karena bukti jangka pendek ini telah menjadi tradisi.
5. Pengukuran Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan sekuritas dan manajer atau professional lainnya terutama
diukur atas dasar pendapatan dan kedua berdasarkan laba kotor. Sedikit upaya yang
diperlukan untuk mengukur laba bersih dari berbagai aktivitas atau perseorangan.

11.2.4 Perusahaan Asuransi


Ada dua bentuk perusahaan asuransi yaitu asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan.
Perusahaan asuransi jiwa mengumpulkan premi dari pemegang polis, menginvestasikan premi
ini, dan membayarkan sejumlah tertentu apabila pemegang polis meninggal. Seluruh kontrak
asuransi jiwa biasanya memasukkan suatu tampilan investasi yakni bagian dari premi yang
membawa pengembangan dari nilai kas polis tersebut. Perusahaan asuransi kecelakaan
mengumpulkan premi, menginvestasikan, dan membayarkan kepad apemegang polis sejumlah
kerugian tertentu.
Masalah pengendalian manajemen dalam perusahaan asuransi khususnya asuransi jiwa
adalah mereka tidak mengetahui laba dari penjualan polis saat ini sampai beberapa tahun
berikutnya. Mereka membuat premi didasarkan estimasi terbaik dari aluran masuk dan
keluaran dari polis tersebut. Walaupun laba tidak segera diketahui, manajemen tidak bias
menunggu terlalu lama untuk menghasilkan keputusan pengendalian sehingga diperlukan
informasi saat ini.

11
Aktuaris menghitung suatu premi tentatif, dan premi akhir menunjukkan penilaian
orang pemasaran tentang bagusnya polis tersebut dan premi yang dibebankan oleh pesaing.
Perhitungan aktuaris mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
a. Biaya akuisisi
b. Biaya pemberian jasa
c. Laba
d. Kemungkinan kehilangan
e. Pendapatan investasi
f. Kemungkinan pembayaran
g. Pajak penghasilan
h. Tingkat laba yang diinginkan
Pengukuran kinerja penjualan lebih difokuskan pada volume penjualan dan tidak hanya
sekedar tingkat laba. Komisi didasarkan atas premi tahun pertama atau awal tahun, atau atas
jumlah polis yang tertulis.

11.3 Kasus PT Tempesta International


PT Tempesta Internatioanal adalah Perusahaan garmen yang didirikan sekitar 3 tahun
yang lalu, yaitu tanggal 16 Juni 2009 di Cikarang. Perusahaan ini berlokasi di Kawasan Delta
Silicon I, Jl Meranti 2 blok L3 no. 3D, Cikarang Bekasi. Sebagai perusahaan yang baru berdiri,
maka penerapan sistem pengendalian manajemen sangat penting dilaksanakan agar semua
tujuan perusahaan dapat tercapai.

Masalah yang kemudian timbul adalah Sistem Pengendalian Manajemen yang masih
belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal itu disebabkan karena pergantian
Manajemen pada level TOP Manajemen sehingga, banyak terjadi perubahan terhadap sistem
yang telah ada, tanpa adanya penyesuian terlebih dahulu, padahal sistem yang telah ada juga
belum berjalan dengan baik. Ganti Manajemen, ganti pula kebijakannya.

Dalam prakteknya di PT Tempesta, pembagian tugas dan tanggung jawab dalam


pekerjaan masih menjadi satu ( rangkap kerja ). Misalnya bagian Purchasing merangkap
sebagai Kasir. Hal ini jelas akan dapat menghambat terhadap proses Pengendalian Manajemen.
Karena tidak adanya kroscek antar bagian, ini yang kemudian dapat menyebabkan rentannya
penyelewengan. Namun demikian, dapat dimaklumi, barangkali perusahaan bertujuan untuk
efisiensi jumlah karyawan. Sehingga ditempuh ”rangkap jabatan”, untuk penekanan biaya gaji
karyawan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen


(Management Control Systems, 11th). Jakarta: Salemba Empat, 2005.

Norton M. Bedford, dkk. 1996. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: PT Erlangga Edisi
Ke – 5

13

Anda mungkin juga menyukai