TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kalibrasi
Reaktor PFR (Plug Flow Reaktor) merupakan suatu reaktor berbentuk pipa
yang beroperasi secara kontinyu. Dalam PFR selama operasi berlangsung bahan baku
dimasukkan terus menerus dan produk reaksi akan dikeluarkan secara terus menerus
sehinga disini tidak terjadi pencampuran ke arah aksial dan semua molekul
mempunyai waktu tinggal di dalam reaktor sama besar.
Di dalam PFR, fluida mengalir dengan perlakuan yang sama sehingga waktu
tinggal (τ) sama untuk semua elemen fluida. Fluida sejenis yang mengalir melalui
reaktor ideal disebut plug. Saat plug mengalir sepanjang PFR, fluida bercampur
sempurna dalam arah radial bukan dalam arah axial (dari arah depan atau belakang).
Setiap plug dengan volumen berbeda dinyatakan sebagai kesatuan yang terpisah-
pisah (hampir seperti batck reaktor) saat dia mengalir turun melalui pipa PFR.
Untuk keadaan tertentu kadang diperlukan pencampuran awal terhadap bahan
baku sebelum diumpankan ke dalam reaktor. PFR beraliran aksial berukuran dengan
rentang diameter 1-15 cm, sedangkan PFR beraliran radial mempunyai diameter besar
hingga bermeter-meter. PFR sebagai reaktor tunggal dapat mempunyai panjang lebih
dari 1000 meter yang dibentuk sedemikian rupa untuk menyesuaikan ruang. PFR juga
dapat disusun secara berangkai dalam bentuk parallel ataupun seri (Wikipedia, 2007).
Dalam PFR konsentrasi bahan baku tinggi pada saat masuk reaktor,
selanjutnya akan menurun secara perlahan karena terkonversi menjadi produk di
sepanjang pipa. Sebagai reaktor yang dioperasikan secara kontinyu makan dalam
kondisi steady state pada PFR tidak terjadi akumulasi. Reaksi kimia berlangsung
sepanjang pipa terjadi secara gradual, sehingga semakin panjang pipa konversi akan
semakin tinggi. Namun tidak semudah ini menaikan konversi; pada awalnya
kecepatan reaksi berlangsung secara cepat namun setelah panjang pipa tertentu
jumlah reaktan akan berkurang dan kecepatan reaksi berlangsung lebih lambat dan
akan makin lambat seiring panjangnya pipa.
Dengan kenyataan tersebut unuk mencapai konversi 100% panjang pipa yang
dibutuhkan adalah tak terhingga (dapat dilihat pada Gambar 2.1).
Gambar 2.1 Hubungan antara panjang reaktor dengan konversi dalam PFR
Beberapa hal penting mengenai PFR :
2. Katalisator dapat dimasukkan melaluin titik yang berbeda dari titik masukan,
diharapkan reaksi lebih optimal dan penghematan.
3. PFR memiliki konversi yang lebih besar dibanding Continous Stirred Tank
Reaktor (CSTR) dalam volume yang sama. Artinya, dengan waktu tinggal
yang sama PFR memberikan hasil yang lebih besar disbanding CSTR.
2. Bekerja dalam periode waktu yang cukup lama tanpa tenaga kerja sehingga
upah produksi rendah.
4. Operasinya terus-menerus.
3. Seperti reaktor pipa di atas tetapi berupa beberapa pipa yang disusun dalam
sebuah shell, reaksi berjalan di dalam pipa pipa dan pemanas/pendingin di shell. Alat
ini digunakan apabila dibutuhkan sistem transfer panas dalam reaktor. Suhu dan
konversi tidak homogen di semua titik.
Cairan akan melalui PFR yang dapat dimodelkan sebagai mengalir melalui
reaktor sebagai rangkaian jauh tipis koheren "colokan", masing-masing dengan
komposisi yang seragam, bepergian dalam arah aksial dari reaktor, dengan masing-
masing konektor memiliki komposisi yang berbeda dari yang sebelumnya dan setelah
itu.Asumsi utama adalah bahwa sebagai plug mengalir melalui suatu PFR, fluida
sempurna dicampur dalam arah radial tetapi tidak dalam arah aksial (maju atau
mundur).
Setiap pasang volume diferensial dianggap sebagai entitas yang terpisah, efektif
reaktor tangki sangat kecil terus diaduk, membatasi volume nol. Seperti mengalir
menuruni PFR tubular, waktu tinggal (τ) dari steker adalah fungsi dari posisinya
dalam reaktor. Dalam PFR yang ideal, distribusi waktu tinggal karena itu merupakan
Dirac delta fungsi dengan nilai yang sama.
2.4.1 Persamaan PFR
Reaktor pipa ideal disebut plug flow reaktor karena aliran fuida di dalam
reaktor ini menyerupai sumbat, Reaktan dan produk mengalir di dalam reactor
sumbat dengan kecepatan yang benar-benar rata. Komposisi fluida yang mengalir
bervariasi sepanjang arah aliran, sehingga neracca material suatu komponen ditinjau
di dalam segmen volume (dV). Untuk mengetahui hubungan waktu reaksi dengan
konsentrasi reaktan dalam PFR, terlebih dulu ditinjau neracca material pada reaktor,
kemudian dilakukan integrasi, selanjutnya dihasilkan space time sebagai persamaan
karakteristik PFR (Levenspiel, 1972).
Teori dari RTD secara umum dimulai dengan tiga anggapan, yaitu :
RDT diukur dengan memasukkan suatu tracer yang tidak reaktif kedalam
sistim di lubang masuk. Konsentrasi tracer itu diubah menurut suatu fungsi yang
diketahui dan respon ditemukan dengan mengukur konsentrasi tracer di saluran
keluar. Tracer yang dipilih mestinya tidak termodifikasi karakteristik fisik dari fluida
(densitas dan viskositas sama) dan penambahan tracer juga mestinya tidak
termodifikasi kondisi-kondisi yang hidrodinamik.
Pada umumnya, pengamatan RTD ini dapat dilakukan dengan metode pulse
atau metode step. Metode-metode lain memungkinkan, tetapi memerlukan lebih
banyak kalkulasi untuk menganalisa kurva RTD (Wikipedia, 2008).
Metode ini memerlukan suatu pemasukan suatu volume yang sangat kecil dari
tracer di lubang masuk dari reaktor, seperti mendekati fungsi delta dirac. Meski
suatu injeksi pendek tak terbatas tidak bisa dihasilkan, dapat dilakukan jauh lebih
kecil daripada waktu tinggal rata-rata bejana. Jika suatu massa dari tracer,
dimasukkan ke dalam suatu reaktor dari volume dan suaty waktu tinggal yang
diharakan dari 𝜏, hasil kurva dari konsentrasi terhadap waktu dapat diubah menjadi
suatu kurva RTD dengan hubungan sebagai berikut :
∞
∫𝟎 𝒕 𝑪 𝒅𝒕
𝝉= ∞
∫𝟎 𝑪 𝒅𝒕
Kurva ideal yang dihasilkan pada metode pulse untuk reaktor jenis PFR
ialah sebagai berikut :
Gambar 2.3 Kurva ideal konsentrasi terhadap waktu dengan metode pulse
𝟏 𝑪𝒎𝒂𝒙
𝝉=𝑪 ∫𝟎 𝒕 dCstep
𝒎𝒂𝒙
Kurva ideal yang dihasilkan pada metode step untuk reaktor jenis PFR ialah
sebagai berikut :
2.8 Variansi
Pengamatan variansi berfungsi untuk mengetahui tingkat kelebaran dari suatu
kurva distribusi, dalam hal ini ialah kurva RTD dari metode pulse. Variansi dari
kurva RTD dengan menggunakan metode pulse ini dapat digunakan untuk
mengindentifikasi bentuk sumbat (plug) yang terjadi dari suatu aliran fluida. Variansi
dinyatakan dengan lambing 𝜎2. Suatu PFR yang ideal, yaitu alirannya benar-benar
sumbat mempunyai nilai variansi nol. Dengan kata lain semakin kecil nilai variansi
dari suatu kurva RTD maka semakin menyerupai dengan karakteristik dari reaktor
jenis PFR (Levenspiel, 1972).
Variansi dari suatu kurva RTD dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah
ini :
∞ ∞
∫ (𝒕− 𝝉)𝟐 𝐂 𝐝𝐭 ∫𝟎 𝒕𝟐 𝑪 𝒅𝒕
𝝈2 = 𝟎 ∞ = ∞ - 𝝉𝟐
∫𝟎 𝑪 𝒅𝒕 ∫𝟎 𝑪 𝒅𝒕
2.9 Sifat Aliran
Dalam aliran kondisi mantap (steady state) dikenal dua rejim aliran atau pola
aliran yang tergantung kepada kecepatan rata-rata aliran (v), densitas (𝜌), viskositas
fluida (𝜇) dan diameter pipa (D). kedua rejim alirantersebtu diatur oleh hokum-
hukum yang berbeda sehingga perlu dipelajari secara keseluruhan.
Rejim aliran yang terbentuk di antara rejim laminar dan turbulen adalah rejil
transisi. Penentuan rejim aliran dilakukan dengan menentukan bilangantak
berdimensi yaitu bilangan Reynolds (Reynolds Number, NRe). Bilangan Reynolds
merupakan perbandingan antara garis dinamis dari aliran massa terhadap tegangan
geser yang disebabkan oleh viskositas cairan.
Remington. 2006. The Science and Practice of Pharmacy 21st Edition. Philadelphia:
Lippincott Williams and Wilkins.