PENDAHULUAN
1
tenaga kerja yang di gunakan, jumlah bahan yang masuk, keadaan cuaca dan lain-
lain.
Pada kegaiatan yang akan dilaksanakan di PT. Arwi Graha Sejahtera,
proyek pembangunan rumah sakit, bidang pelaksana menjadi sesuatu yang wajib
diketahui, khususnya melaksanakan tugas pada pekerjaan kolom dan balok
1.4 Tujuan
Untuk mengetahui pelaksanaan pekerjaan struktur pelat dan ramp pada
pembangunan Gedung VIP/VVIP Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
1.5 Manfaat
Kerja praktik memberikan manfaat terutama bagi mahasiswa, bagi pihak
Perguruan Tinggi, bagi Perusahaan (di bidang kontraktor) yang bersangkutan dan
bagi Masyarakat.
1. Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan wawasan mahasiswa terhadap kondisi nyata di
lapangan, serta kesesuaian antara teori yang dipelajari diperkuliahan.
2. Bagi Perguruan Tinggi
2
Tercipta kerja sama yang baik dengan perusahaan terkait tempat
mahasiswa melaksanakan kerja praktik mengenai berbagai persoalan yang
muncul untuk kemudian di cari solusi bersama yang lebih baik.
3. Bagi Perusahaan
Membantu pekerjaan staf perusahaan bidang manajemen kontruksi dalam
pengendalian Proyek pembangunan rumah sakit bhayangkara Kediri.
4. Bagi Masyarakat
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dari Kerja Praktik
kepada masyarakat sehingga dapat bermanfaat untuk masyarakat.
3
Halaman sengaja dikosongkan
4
BAB 2
GAMBARAN PT. ARWI GRAHA SEJAHTERA
5
6
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek Rumah Sakit Bhayangkara Kediri
(PT. Arwi Graha Sejahtera, 2017)
2.2 Tugas dan Wewenang Personil
Kebutuhan personil utama dan kebutuhan personil pendukung lapangan
wajib dipenuhi oleh penyedia jasa, agar Quantity, Quality dan metode kerja dapat
tercapai sesuai dengan jadwal dan waktu pelaksanaan yang telah disepakati
(kerkuse,2017).
7
2.2.2 Administrasi dan Keuangan
Tugas dan tanggungjawab:
1. Membuat permintaan dana untuk setiap periode yang ditentukan.
2. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran kas proyek setiap periode
yang ditentukan.
3. Menyiapkan, meminta bukti pembayaran
Wewenang:
1. Mengambil dan mengeluarkan dana untuk keperluan proyek sesuai
persetujuan.
2. Mengajukan laporan kas.
8
3. Melaksanakan tes harian bersama dengan Direksi Lapangan dan
Konsultan.
4. Membuat, mengumpulkan data hasil pengetesan quality control.
5. Membuat back up data quality untuk pembayaran (Termyn / MC).
6. Memastikan JMF yang digunakan sesuai dengan Spesifikasi.
Wewenang :
1. Mengajukan request untuk pengetesan
2. Melaporkan hasil pengetesan material proyek.
2.2.5 Logistik
Tugas, tanggung jawab, dan Wewenang:
1. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaan wajib
menerapkan sistim yang berlaku dilingkungan perusahaan.
2. Melakukan pekerjaan pencatatan, analisa kebutuhan logistik.
3. Membantu dan bertanggung jawab kepada Site Manager (SM) dan atau
General Superintendent (GS) terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan pengukuran/opname setiap hari/waktu tertentu atas hasil
item pekerjaan dilapangan untuk seluruh item pekerjaan serta membuat
data pendukung atas pekerjaan pengukuran/opname tersebut.
b. Hasil-hasil opname dituangkan dalan Back Up Data untuk kemudian
ditanda tangani oleh 3 (tiga) Pihak yaitu Pihak Proyek, Konsultan dan
Kontraktor.
c. Mengisi buku harian standard setiap hari atas pekerjaan yang dilakukan
pada hari itu, Request, Shap Drawing.
d. Melakukan pengawasan dan memonitor secara terus-menerus terhadap
pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek yang sedang dikerjakan agar
pekerjaan tersebut tepat sasaran dalam pencapaian target perkerjaan dari
segi mutu, volume dan waktu.
e. Melakukan pengawasan dan memonitor secara terus-menerus terhadap
Absensi Tenaga Kerja Harian dengan cermat setiap hari yang terkait
pekerjaan tersebut.
9
f. Semua hasil pengawasan harus dilaporkan kepada SM dan atau GS
pada hari itu juga.
g. Menyusun Shoop Drawing dan As Built Drawing (ABD) bersama sama
dengan Quantity Engineer.
2.2.6 Assisten Logistik
Tugas, tanggung jawab, dan Wewenang :
1. Melakukan pengukuran/opname setiap hari/waktu tertentu atas hasil item
pekerjaan dilapangan untuk seluruh item pekerjaan serta membuat data
pendukung atas pekerjaan pengukuran/opname sebagai berikut :
a. Hasil-hasil opname dituangkan dalan Back Up Data untuk
kemudian ditanda tangani oleh 3 (tiga) Pihak yaitu Pihak Proyek,
Konsultan dan Kontraktor.
b. Mengisi buku harian standard setiap hari atas pekerjaan yang
dilakukan pada hari itu, Request, Shap Drawing.
c. Melakukan pengawasan dan memonitor secara terus-menerus
terhadap pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek yang sedang
dikerjakan agar pekerjaan tersebut tepat sasaran dalam pencapaian
target perkerjaan dari segi mutu, volume dan waktu.
d. Melakukan pengawasan dan memonitor secara terus-menerus
terhadap Absensi Tenaga Kerja Harian dengan cermat setiap hari
yang terkait pekerjaan tersebut.
e. Semua hasil pengawasan harus dilaporkan kepada SM dan atau GS
pada hari itu juga.
f. Menyusun Shoop Drawing dan As Built Drawing (ABD) bersama
sama dengan Quantity Engineer.
2.2.7 Surveyor
Tugas, tanggung jawab, dan Wewenang:
1. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaan wajib
menerapkan dan menjalankan Sistim Manajemen Mutu (SMM) dan K3
sesuai dengan sistim yang berlaku dilingkungan perusahaan.
10
2. Melakukan pekerjaan Survey (Pengukuran), Rekayasa lapangan dan
Pengawasan Lapangan terhadap kegiatan pelaksanaan di lapangan.
3. Membantu dan bertanggung jawab kepada Site Manager (SM) dan atau
General Superintendent (GS) terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan pengukuran/opname setiap hari/waktu tertentu atas hasil
item pekerjaan dilapangan untuk seluruh item pekerjaan serta
membuat data pendukung atas pekerjaan pengukuran/opname
tersebut. Hasil-hasil opname dituangkan dalan Back Up Data untuk
kemudian ditanda tangani oleh 3 (tiga) Pihak yaitu Pihak Proyek,
Konsultan dan Kontraktor.
b. Mengisi buku harian standard setiap hari atas pekerjaan yang
dilakukan pada hari itu, Request, Shap Drawing.
c. Melakukan pengawasan dan memonitor secara terus-menerus
terhadap pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek yang sedang
dikerjakan agar pekerjaan tersebut tepat sasaran dalam pencapaian
target perkerjaan dari segi mutu, volume dan waktu.
d. Melakukan pengawasan dan memonitor secara terus-menerus
terhadap Absensi Tenaga Kerja Harian dengan cermat setiap hari
yang terkait pekerjaan tersebut.
e. Semua hasil pengawasan harus dilaporkan kepada SM dan atau GS
pada hari itu juga.
f. Menyusun Shoop Drawing dan As Built Drawing (ABD) bersama
sama dengan Quantity Engineer.
2.2.8 Assisten Surveyor
Tugas dan Tanggung jawab :
1. Melakukan pengawasan dan memonitor secara terus-menerus terhadap
pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek yang sedang dikerjakan agar
pekerjaan tersebut tepat sasaran dalam pencapaian target perkerjaan
dari segi mutu, volume dan waktu.
11
2. Melakukan pengawasan dan memonitor secara terus-menerus terhadap
Absensi Tenaga Kerja Harian dengan cermat setiap hari yang terkait
pekerjaan tersebut.
3. Semua hasil pengawasan harus dilaporkan kepada SM dan atau GS
pada hari itu juga.
4. Menyusun Shoop Drawing dan As Built Drawing (ABD) bersama
sama dengan Quantity Engineer.
2.2.10 Pengawas K3
Tugas, tanggung jawab dan wewenang :
1. Memberikan pengarahan dan penjelasan tentang Keselamatan Kerja serta
alur kerja.
12
2. Melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana Alat Pelindung Diri
dan pemakaiannya disetiap kegiatan di lapangan/base camp.
3. Mengidentifikasi bahaya dan melakukan penilaian resiko serta
menerapkan langkah-langkah pengendalian yang perlu. Identifikasi bahaya
dan penilaian resiko telah mempertimbangkan kegiatan rutin dan non
rutin, kegiatan semua personil yang memiliki akses ke tempat kerja
(termasuk subkontraktor dan pengunjung) dan fasilitas di tempat kerja.
4. Bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan K3 dan
peningkatan kesadaran dari setiap personil organisasi terhadap aspek-
aspek K3.
5. Bertanggung jawab untuk memasatikan sistem manajemen K3 dan
persyaratan standar dilaksanakan dan dipelihara, serta melaporkan kinerja
sistem manajemen K3 kepada manajemen puncak untuk dikaji dan sebagai
dasar untuk peningkatan sistem.
6. Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan
dengan sistem manajemen K3.
7. Berwenang untuk mewakili Top Manajemen dalam berhubungan dengan
pihak luar yang berkaitan dengan Sistem Manajemen K3.
2.2.11 Pelaksana Struktur
Tugas, tanggung jawab dan wewenang:
13
2.2.12 Pelaksana Arsitektural
Tugas, tanggung jawab dan wewenang :
14
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.3 Pelaksanaan
1. Pelaksanaan kerja praktik akan dibagi dalam beberapa tahapan
kegiatan antara lain:
a. Pengarahan pelaksanaan Kerja Praktik Lapangan oleh dosen
pembimbing.
b. Pelaksanaan kegiatan Kerja Praktik di lapangan (perusahaan).
c. Pembuatan laporan Kerja Praktik beserta bimbingan laporan.
d. Penyerahan laporan Kerja Praktik di perusahaan.
15
2. Pada proses pelaksanaan Kerja Praktik maka pihak perusahaan
membimbing proses pendidikan mahasiswa,
3. Setelah Kerja Praktik selesai mahasiswa wajib membuat laporan Kerja
Praktik yang dibimbing oleh dosen pembimbing Kerja Praktik.
4. Penilaian Kerja Praktik di nilai oleh pihak PT. Arwi Graha Sejahtera
(Persero) sebagai pihak perushaan yang dimana kerja praktik
dilaksanakan dan hasil diberikan kepada pihak Perguruan Tinggi.
16
5. Ikut serta melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran
pekerjaan dan secara khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran
akhir pekerjaan.
6. Membantu menyusun laporan harian, mingguan dan bulanan tentang
progress fisik.
7. Ikut serta mengecek dan mempelajari dokumen-dokumen tentang
pengendalian mutu dan volume pekerjaan.
8. Ikut serta memeriksa gambar kerja (shop drawing) yang diajukan oleh
kontraktor.
9. Ikut serta memeriksa gambar hasil terlaksana (as built drawing) yang
diajukan oleh kontraktor.
Kewajiban peserta Kerja Praktik yang harus diperhatikan dan dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Mematuhi segala aturan yang berlaku di lokasi Kerja Praktik.
2. Melaksanakan tugas – tugas yang diberikan oleh pihak perusahaan.
3. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik almamater.
17
3.7 Hasil Kerja Praktik
3.7.1 Uraian Umum Kegiatan
Proyek yang berlangsung di Kediri dengan pagu anggaran bernilai 4,9 M
ini merupakan proyek yang diberi nama pembangunan Gedung Rawat Inap
VIP/VVIP Rumah Sakit Bhayangkara Kediri. Pekerjaan yang berlangsungdi
proyek pembangunan Gedung Rawat Inap VIP/VVIP Rumah Sakit Bhayangkara
Kediri berlangsung dari jam 08.00 – 17.00 WIB untuk para pekerja bangunan di
lapangan, namun hal tersebut juga memperhatikan situasi dan kondisi yang ada,
jika cuaca tidak memungkinkan maka para pekerja menghentikan aktivitas mereka
dan terkadang jika saat pengecoran berlangsung ataupun target para pekerja
lembur hinggan pekerjaan selesai. Pekerja lapangan di tuntut untuk
memaksimalkan pekerjaan mereka dengan waktu kerja 7 hari full dan hari
minggu pun tetap masuk kerja
Di dalam proyek terdapat 1 mandor yang dalam pekerjaannya hampir
mencakup semua pekerjaan yang ada di proyek seperti menangani kayu untuk
pembuatan dan pemasangan bekisting maupun scafolding dan menangani
pemotongan maupun perakitan pembesian tulangan, Dari hasil survei lapangan
atau hasil kerja praktik pada saat pembangunan Gedung Rawat Inap VIP/VVIP
Rumah Sakit Bhayanmgkara Kediri yang sudah berjalan telah menyelesaikan
pekerjaan struktur hingga tahap pekerjaan atap yang mana dalam proyek tersebut
merupakan proyek gedung 3 lantai dari perencanaannya.
3.7.2 Pelat
Yang dimaksud dengan pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang
dibuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban
yang bekerja tegak lurus pada bidang struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini
relatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang panjang/lebar
bidangnya. Pelat beton bertulang ini sangat kaku dan arahnya horizontal, sehingga
pada bangunan gedung, pelat ini berfungsi sebagai diafragma/unsur pengaku
horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung ketegangan balok portal.
(Asroni, 2010)
18
Tabel 3.2 Penulangan Pelat
a. Pembesian (Penulangan)
Pembesian atau pekerjaan penulangan adalah tahap awal yang
dikerjakan dalam pekerjaan suatu struktur. Dalam tahap awal ini
merupakan tahapan pekerjaan yang penting karena dalam penulangan
sendiri memiliki fungsi untuk menahan gaya tarik dan kuat tidaknya
suatu bangunan sangat berpengaruh terhadap proses penulangan yang
dikerjakan. Di lapangan dalam penulangannya hanya menggunakan
polos P.
Langkah Kerja :
19
Gambar 3.2 Rencana Balok dan Pelat
(Desain Proyek PT. Arwi Graha Sejahtera, 2017)
20
Gambar 3.3 Pembengkokan Tulangan pelat
(Dokumentasi Lapangan, 2017)
21
b. Pekerjaan Kayu (Pekerjaan bekisting)
Pekerjaan bekisting sangat berpengaruh terhadap bentuk pelat dan balok
pekerjaan ini dikerjakan oleh para tukang kayu yang dikepalai oleh
seorang mandor. Material kayu yang digunakan dilapangan merupakan
jenis kayu lokal dari daerah setempat. Prinsip utama pada pemasangan
ataupun saat pembuatan bekisting sendiri yaitu harus memiliki kekuatan
pada tiap sambungannya agar tidak terjadi kebocoran saat proses
pengecoran.
Langkah Kerja :
1. Pekerjaan bekisting pelat dan balok dikerjakan secara bersamaan dan
saling terkait dan dapat dikerjakan tahap selanjutnya setelah pekerjaan
bekisting balok selesai seperti pembuatan gelagar, suri – suri,
bodeman, dan temberang.
22
Gambar 3.6 Pemasangan triplek atas bekisting.
(Dokumentasi Lapangan, 2017)
c. Pengecoran Pelat
Pengecoran merupakan tahapan ketiga setelah pekerjaan penulangan
dan bekisting selesai dikerjakan di lapangan. Pada tahapan ini sebelum
dilakukan pengecoran pada suatu struktur terlebih dahulu harus
diperhatikan benar – benar kebersihan yang ada pada setiap struktur
yang akan di cor, terlebih setelah pekerjaan pembesian/penulangan dan
bekisting pasti banyak kotoran yang dihasilkan seperti sisa – sisa
potongan kawat bendrat ataupun kotoran serbuk kayu, karena jika
tidak diperhatikan kebersihannya akan berpengaruh terhadap kualitas
beton. Pengecoran untuk pelat pada proyek pembangunan Gedung
Rawat Inap VIP/VVIP Rumah Sakit Bhayangkara Kediri ini
menggunakan ready mix dengan bantuan pump truck. Pada pekerjaan
pelat menggunakan beton K-300 yang artinya bangunan tersebut dapat
menahan beban sebesar 300 kg/cm2 setelah berumur 28 hari. Beton
K-250 merupakan beton berkualitas tinggi yang biasa digunakan untuk
pengecoran dak, tangga, balok dengan bentang yang tidak terlalu
panjang. Dalam RKS (Rencana Kerja Syarat – syarat) pihak kontraktor
dan konsultan telah mensyaratkan untuk nilai slump yang digunakan
yaitu 10 ± 2, yang artinya nilai slump maksimum yaitu 12 dan
minimum yang di bolehkan yaitu 8. Ketika proses pengecoran telah
23
selesai hanya membutuhkan waktu ± 24 jam untuk bisa melepas
bekisting yang terpasang.
Langkah Kerja :
1. Membersihkan seluruh area pengecoran dari sisa – sisa potongan
kawat besi maupun dari kotoran lainnya, dalam lapangan
pembersihan ini dilakukan secara manual yaitu dengan magnet dan
setelah itu di siram dengan air.
24
Tabel 3.3 Hasil Test Slump Pelat
Gambar Hasil Test Keterangan
Slump
Dari gambar di samping
dapat diartikan bahwa
pengujian test slump
untuk struktur pelat pada
12 cm lantai 3 yaitu mendapat
nilai 12 cm, yang mana
telah memenuhi standar
yang ada yaitu 10 ± 2
yang mengacu pada RKS.
Sumber : Hasil Kerja Praktik, 2017
.
Gambar 3.10 Merojok Bagian – bagian Terdalam Saat pengecoran.
(Dokumentasi Lapangan, 2017)
25
Tabel 3.4 Hasil Test Kuat Tekan Beton
Tanggal Cor Tanggal Test Plant No Ducket Mutu Beton No Jam Jam Buat Berat Kode Benda Uji Umur D (cm) Tekanan Kuat Tekan
Truck Aduk gram Test KN Mpa
1/6/2017 22/06/2017 KDR 11034229 K-300/10±2 298 18:43 19:45 12930 AGS 21 15 390 271
1/6/2017 29/06/2017 KDR 11034229 K-300/10±2 298 18:43 19:45 12940 AGS 28 15 560 389
1/6/2017 29/06/2017 KDR 11034229 K-300/10±2 298 18:43 19:45 12900 AGS 28 15 530 368
15/06/2017 6/7/2017 KDR 11034588 K-300/10±2 302 21:05 22:10 12870 AGS I 21 15 350 243
15/06/2017 13/07/2017 KDR 11034588 K-300/10±2 302 21:05 22:10 12910 AGS I 28 15 480 333
15/06/2017 13/07/2017 KDR 11034588 K-300/10±2 302 21:05 22:10 12940 AGS I 28 15 590 410
Rata - rata 451.81
3.7.3 RAMP
Ramp adalah lantai yang sengaja di buat miring sebagai pengganti tangga.
Ramp merupakan alternatif rute/jalan yang di pakai sebagai akses penyandang
bagi orat cacat, lansia, dan orang yang tidak bisa menggunakan tangga sehingga
mudah untuk naik ketempat yang lebih tinggi. Jadi di proyek pembangunan
Gedung VIP/VVIP Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Kediri menggunakan
Ramp pada lantai dua dan tiga.
26
Gambar 3.11 Desain Detail Ramp
(Desain Poyek PT. Arwi Graha Sejahtera, 2017)
27
d. Ramp harus dilengkapi dengan pencahayaan yang cukup yang akan
membantu pengguna ramp saat malam hari. Penerangan khususnya di
sediakan pada bagian – bagian yang membahayakan.
e. Ramp juga harus di lengkapi dengan pegangan (handrail) yang dijamin
kekuatannya dengan ketinggian yang sesuai untuk pengguna ramp.
f. Material lantai ramp juga harus diperhatikan biasanya menggunakan
agregat yang kasar dan juga harus di buat sedikit bantalan pada ramp.
28
a. Pekerjaan Balok dan Pelat Ramp.
Perancah atau sering disebut dengan istilah scaffolding digunakan untuk
menyanggah bekisting balok dan pelat selama pengecoran dan selanjutnya
akan memikul berat beton. Perancah juga akan menyanggah berat beton
tersebut sampai umur tertentu yaitu ketika beton mampu memikul beratnya
sendiri dan beban dari luar. Pemasangan perancah pada balok dan pelat ramp
ini hampir sama dngan apa yang telah dikerjakan pada perancah area balok
dan pelat lantai horizontal, hanya saja posisi perancah pada struktur ini
mengikuti kemiringan ramp yang telah di rencanakan, yaitu memiliki
presentasi kemringan 17,5 dan derajat kemiringan 10 derajat. Pada perancah
untuk ramp yang paling bawah, yaitu area D”-F” (Shop Drawing)
menggunakan perancah dan bekisting permanen berupa urugan sirtu dengan
dinding dari batako yang memiliki tinggi 82 cm.
b. Pemasangan Bekisting
Bekisting balok dikerjakan terlebih dahulu kemudian bekisting pelat ramp.
Multipleks yang digunakan memakai multipleks yang memiliki ketebalan 20
mm dan paku berukuran sebagai alat penyambung antara bekisting dan
perancahnya.
29
Gambar 3.14 Pemasangan Bekisting Struktur Ramp
(Dokumentasi Lapangan, 2017)
c. Pengecoran
Pengecoran siap dikerjakan jika tulangan balok dan pelat sudah di periksa
Dimensi, jumlah, dan posisi tulangan sengkangnya sesuai yang direncanakan
dan disyaratkan. Pengecoran dilakukan pada malam hari, untuk mengurangi
penguapan air. Pengecoran menggunakan alat pump truck selain itu juga
menggunakan alat concrete vibrator sebagai penggetar agar semua rongga –
rongga kosong dalam tulangan mampu terisi adukan beton dengan baik.
Ketebalan pelat yaitu 130 mm.
30
BAB 4
STUDI KASUS/ANALISIS PEKERJAAN
31
( Halaman Sengaja Dikosongkan )
32
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi dari hasil pelaksanaan Kerja Praktik pada proyek Pembangunan
Gedung VIP/VVIP Rumah Sakit Bhayangkara Kediri, dalam pekerjaan pelat dan
ramp yaitu :
a. Pekerjaan pelat meliputi :
1. Pembesian (Penulangan) memiliki fungsi untuk menahan gaya tarik dan
kuat tidaknya suatu bangunan sangat berpengaruh terhadap proses
penulangan yang dikerjakan dan di lapangan dalam penulangannya hanya
menggunakan tulangan polos P dengan Ø12, karena perakitan dan
pemasangan tulangan pelat terdiri dari lapis besi polos yang disusun
secara vertikal dan horizontal.
2. Pekerjaan Kayu (Pekerjaan bekisting) pelat dikerjakan secara bersamaan
dan saling terkait dan dapat dikerjakan tahap selanjutnya setelah pekerjaan
bekisting balok selesai seperti pembuatan gelagar, suri – suri, bodeman,
dan temberang .
b. Pekerjaan ramp meliputi :
1. Pekerjaan balok dan pelat ramp menggunakan perancah atau scaffolding
yang di gunakan untuk menyannggah bekisting balok dan pelat selama
pengecoran dan selanjutnya akan memikul berat beton. Pemasangan
perancah pada balok dan pelat ramp ini hampir sama dengan apa yang
telah dikerjakan pada perancah area balok dan pelat lantai horizontal,
hanya saja posisi perancah pada struktur ini mengikuti kemiringan ramp
yang telah di rencanakan, yaitu memiliki presentasi kemiringan 17,5 dan
derajat kemiringan 10 derajat, Menggunakan tulangan Ø12.
2. Pemasangan bekisting menggunakan multipleks yang meiliki ketebalan
20 mm dan paku berukuran sebagai alat menyambung antara bekisting dan
perancahnya.
3. Pekerjaan pengecoran dilakukan disaat dimensi, jumlah, dan posisi
tulangan sengkangnya sesuai yang yang direncanakan dan disyaratkan,
33
pengecoran ini dilakukan pada malam hari untuk mengurangi penguapan
air. Pengecoran menggunakan pump truck selain itu juga menggunakan
concrete vibrator sebagai penggetar agar semua rongga – rongga kosong
dalam tulangan mampu terisi adukan beton dengan baik dan ketebalan
pelat ramp yaitu 130 mm dengan menggunkan mutu beton ready mix K-
300.
5.2 Saran
Beberapa dan masukan yang mungkuin dapat digunakan untuk
memperbaiki tahapan – tahapan pekerjaan struktur pelat dan ramp pada proyek
Pembangunan Gedung VIP/VVIP Rumah Sakit Bhayangkara Kediri :
Beberapa saran antara lain :
a. Menambah jumlah pekerja jika produktivitas pekerjaan terlihat tidak
sesuai dari perencanaan awal, misal dalam pekerjaan pembobokan
kolom yang hanya nmemiliki satu pekerja.
b. Mengecek secara detail jumlah volume beton saat melakukan
pengecoran agar tidak berlebih.
c. Tetap menggunakan perlengkapan K3 dan APD meskipun melakukan
pekerjaan pengecoran di malam hari.
34
DAFTAR PUSTAKA
35