Anda di halaman 1dari 45

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. ANTENATAL CARE
No.Register : 445 / PTS.BP / TU.1/223 / 2016
Tanggal Kunjungan : 26 Januari 2016, Jam 09.40 wita
Tanggal Pengkajian : 26 Januari 2016, Jam 09.5 0 wita
Nama Pengkaji : MASRIANTI
1. Data Subjektif
a. Identitas Istri/Suami
Nama : Ny “ N ” / Tn “ M ”
Umur : 35 Tahun / 35Tahun
Nikah /Lamanya : 1 kali / ± 8 Tahun
Suku : Mandar / Mandar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : S1 / S1
Pekerjaan : PNS / PNS
Alamat : Taduang / Taduang
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) Ibu mengatakan Haid Pertama Haid Terakhir Tanggal 20-04 - 2015
2) Ibu mengatakan ini kehamilannya yang ketiga dan tidak pernah keguguran.
3) Ibu mengatakan sebelumnya haid teratur siklus 28-30 hari haid selama 7 hari dan
tidak ada rasa nyeri.
4) janin bergerak kuat pada sebelah kanan perut ibu
5) umur kehamilan ± 10 bulan

c. Riwayat Kesehatan/Penyakit Lalu Dan Sekarang


1) Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, malaria dan DM
2) Tidak ada riwayat alergi baik obat maupun makanan.
3) Ibu tidak ada riwayat penyakit menular.
4) Ibu tidak pernah menderita penyakit yang serius/berat dan tidak pernah
diopname sebelumnya.
5) Ibu pernah menjadi akseptor KB pil
d. Pola kehidupan sehari-hari
a. Diet / makan
1. Sebelum hamil
 Jenis makanan : nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, kacang-
kacangan.
 Frekuensi makan : 3 x sehari
 Frekuensi minum : + 6-7 gelas sehari
 Nafsu makan : baik
2. Selama hamil
 Jenis makanan : nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, kacang-
kacangan.
 Frekuensi makan : 3 x sehari
 Frekuensi minum : + 7-8 gelas sehari
 Nafsu makan : baik
b. Pola eliminasi
1. Sebelum hamil
 BAB : 1-2 x sehari ( konsistensi ½ padat )
 BAK : 3-4 sehari ( + 1200 cc, warna kuning muda, bau pesing )
2. Selama hamil
 BAB : 1 x sehari
 BAK : 5-6 x sehari ( + 1500 cc, warna kuning muda, bau pesing )
c. Aktifitas sehari-hari
1. Pola istirahat dan tidur
a. Sebelum hamil
 Tidur siang : 14.00-15.00 wita ( 1 jam )
 Tidur malam : 21.00-05.00 wita ( 8 jam )
b. Selama hamil
 Tidur siang : 14.00-15.00 wita ( 1 jam )
 Tidur malam : 22.00-05.00 wita ( 7 jam )
2. Kebutuhan personal hygiene
a. Sebelum hamil
 Mandi 2 x sehari
 Mencuci rambut 2 x seminggu
 Menggosok gigi 2 x sehari
 Ganti pakaian 2 x sehari
b. Selama hamil
 Tidak ada perubahan
3. Seksualitas 2 x seminggu
4. Pekerjaan di rumah di kerjakan sendiri di bantu oleh suami
e. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
no Tgl / bulan Tempat Usia Jenis Penolo Penyuli JK BB
Persalinan Persalina Kehami Persalina ng t
n lan n
1. 22/05/2006 PKM Cukup Normal Bidan Tidak LK 3000 gr
bulan ada
2. 13/02/2008 PKM Cukup Normal Bidan Tidak P 2700 gr
bulan ada
3. 11/05/100 PKM C
4. 25-07/2012 PKM
5. Ini kehamilan sekarang

f. Riwayat sosial ekonomi


1) Menikah 1 dengan suami sekarang ± 6 tahun
2) Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami
3) Ibu tidak merokok dan tidak minum-minuman yuang mengandung alkohol.
4) Kehamilan ini direncanakan

g. Data psikososial dan spiritual


1) Ibu sering menanyakan tentang keadaannya.
2) Pola interaksi klien dengan petugas baik.
3) Ibu senantiasa selalu berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan

2. Data Objektif (O)


a. Tafsiran Persalinan tanggal 04 -04 2016
b. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, emosi stabil.
c. Dapat berkomunikasi dengan baik
d. Tanda –tanda vital
1) Tekanan darah : 120/70 mmHg
2) Nadi : 80 x/menit
3) Suhu : 36,6 °C
4) Pernafasan : 22 x/menit
e. BB sebelum hamil : 57 kg
BB selama hamil : 66 kg
Kenaikan BB : 10 kg
TB : 156 cm
Lila : 28 cm
f. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah
 Tidak ada cloasma gravidarum
 Tidak ada oedema pada mata
 Tidak ada oedema pada kelopak mata
 Konjungtiva merah muda
 Sclera warna putih
b. Mulut dan gigi
 Bibir nampak lembab
 Tidak ada stomatitis
 Tidak ada caries
 Tidak ada gigi yang tanggal
c. Leher
 Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
 Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
 Tidak ada pembesaran vena jugularis
d. Payudara
 Tampak simetris kiri dan kanan
 Nampak hyperpigmentasi pada areola mammae
 Puting susu menonjol
 Tidak ada benjolan atau tumor
 Tidak ada nyeri tekan
 Adanya pengeluaran colostrum ( ASI )
e. Posisi tulang belakang agak lardose, tidak ada nyeri pinggang
f. Abdomen
 Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
 Tidak ada bekas operasi
 Nampak striae livida
 Nampak linea nigra
 Tonus otot perut ibu kendor
 Tidak ada nyeri tekan dan benjolan
 Pemeriksaan leopold
Leopold I : TFU 36 cm
Leopold II : PUKA
Leopold III : Presentase kepala
Leopold IV : BDP
g. Ekstremitas atas dan bawah
 Simetris kiri dan kanan
 Tidak ada oedema
 Tidak ada varices pada tungkai
 Refleks patella ( + )
h. Pemeriksaan genetalia
Tidak di lakukan pemeriksaan
i. Pemeriksaan laboratorium
 HB : 9,4 gr %
 Protein urine :-
 Reduksi :-
 Dolongan darah :O

3. Analisa (A)
Diagnosa: GIII PII A0, Gestasi 30 Minggu 2 Hari, Puka, Persentase Kepala, BDP,Intra
Uteri, Tunggal, Hidup, Keadaan Ibu dan Janin Baik.

4. Penatalaksanaan (P)
Tanggal, 26 Februari 2016, Pukul 09.40 Wita
1. Menyampaikan pada ibu tentang hasil pemeriksaannya saat ini
Rasional : tenangkan pasien dengan penjelasan tentang kondisi kesehatan dan
hasil tindakan yang telah di lakukan. Berikan beberapa informasi baru tentang
langkah perawatan dan pemantauan lanjutan
( sarwono, prawirohardjo, hal 39 tahun 2012 )
2. Berikan HE pada ibu tentang
a. Gizi ibu hamil
Rasional : mempertahankan status nutrisi pada ibu hamil sangat penting untuk
mencapai berat badan ideal, mengontrol gangguan makan, mengembangkan
kebiasaan diet nutrisi yang seimbang merupakan persiapan bagi pertumbuhan
bayi sehat dan pencegahan berat badan lahir rendah.
( varney midwifery, vol 1 hal 81 tahun 2006 )
b. Istirahat yang kucup
Rasional : volume detak jantung meningkat selama kehamilan, aktifitas sehari-
hari sangat mempengaruhi kerja jantung, di anjurkan wanita hamil untuk
beristirahat jika lelah.
( abdul bari, 83 tahun 2002 )
c. Personal hygiene
Rasional : kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan, perubahan
anatomic pada perut, area genetalia / lipatan paha dan payudara menyebabkan
lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinvestasi oleh
mikroorganisme.( sarwono prawirohardjo hal 287 tahun 2002 )

3. Memberikan dukungan mental dan spritual kepada ibu


Rasional : memotivasinya untuk merasa penuh harapan bantu untuk
menyelesaikan masalah dalam hidup mereka. ( susan 2012 )

4. Menjelaskan 10 tanda bahaya kehamilan


Rasional : deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan
upaya untuk mencegah terjadinya gangguan serius dalam kehamilan ataupun
keselamatan ibu hamil. ( sarwono, 2009 )

5. Memberikan obat SF 1 x 1 tab, B1 3 x 1 tab, dan Vit C 3 x 1 tab, kepada ibu dan
menjelaskan aturan minumnya
Rasional : SF memenuhi kebutuhan untuk sintesis hemoglobin selama
kehamilan, baik pada ibu maupun pada janin, sedangkan Vit C 250 mlgr per hari
meningkatkan absorpsi dan suplemen zat besi dan dapat menjadi profilaksis
hemoragia postpartum. ( hellen, 2007 )

6. Menganjurkan pada ibu untuk tetap mengkonsumsi obat SF secara teratur


Rasional : suplemen ini memenuhi kebutuhan untuk sintesis hemoglobin selama
kehamilan baik pada ibu maupun pada janin untuk mengganti kehilangan darah
selama persalinan suplemen asam folat 200 himgga 400 mikrogram setiap hari
mengurangi anemia ( hellen, 2007 )

7. Mendiskusikan tentang persalinan dan kelahiran di puskesmas


Rasional : agar ibu dan keluarga mempunyai persiapan menghadapi proses
persalinan baik fisik, psikis dan biaya.

8. Menganjurkan ibu untuk datang kembali 1 bulan yang akan datang atau kapan saja
jika ada keluhan
Rasional : memberi kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan
informasi kesehatan esensial serta mengenali secara dini sebagai penyulit atau
gangguan yang terjadi pada ibu hamil. ( sarwono, 2009 )
B. INTRANATAL CARE
Tanggal 21 Februari 2016, pukul 05.50 Wita diposkesdes bonde utara.
1. Data Subjektif (S)
Kala I
Ibu mengatakan nyeri perut tembus kebelakang di sertai pelepasan lendir dan darah
sejak pukul 02.40 Wita, sifat keluhan hilang timbul, dan usaha ibu untuk mengatasi
nyeri dengan mengelus-elus perut dan mengurut punggung.

2. Data Objektif (O)


a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran :Compos mentis
c. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah :110/70 MmHg
2) Nadi :80 x/ menit
3) Suhu :36,6 °c
4) Pernapasan :21 x/menit
d. Palpasi leopold
a) Leopold I : 3 jari bawah prosesusxipoideus ( Mc Donal )
b) Leopold II : PUKA
c) Leopold III : Kepala.
d) Leopold IV : (BDP) 1/5
e. Auskultasi DJJ terdengar jelas dan teratur disebelah kanan bawah perut ibu dengan
frekuensi 147 x/menit.
f. Pemeriksaan His 4x10 menit durasi > 40 detik
g. Ekspresi wajah meringis.
h. Pemeriksaan dalam Tanggal 21 Februari 2016, pukul 05.50 wita
 Keadaan vulua dan vagina : Tidak ada kelainan
 Partio : Lunak dan tipis
 Pembukaan : 6 cm
 Ketuban : Utuh
 Presentase : kepala
 Penurungan : hedge II
 Penumbungan : tidak ada
 Molase : tidak ada
 Kesan panggul : normal
 Pelepasan : lendir dan darah

3. Analisa (A)
GIII PII A0, umur kehamilan 34 Minggu, PUKA, Kepala, BDP, Intra uteri, Hidup,
Tunggal, Keadaan ibu dan janin baik dengan inpartu kala I fase aktif.

4. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 21 Februari 2016, pukul 09.10 Wita

1. Tetap jalin komunikasi yang baik dengan ibu maupun keluarga


Rasional : Kelancaran komunikasi antara pasien-petugas kesehatanm sangat
membantu tukar serap informasi di antara kedua belah pihak.
( Sarwono,Ilmu Kebidanan Hal 39 Tahun 2010 )

2. Beri penjelasan pada ibu tentang hasil pemeriksan berhubungan dengan keadaan dan
keadaan janin saat ini.
Rasional : tenangkan pasien dengan penjelasan tentang kondisi kesehanya dan
hasil tindakan yang telah di lakukan,berikan beberapa informasi baru tentang langkah
perawatan dan pemantauan lanjutkan.
( Sarwono,Ilmu Kebidanan Hal 39 Tahun 2010 )

3. Bantu ibu untuk dapat beradaptasi dengan nyerinya atau bantu ibu untuyk
menghadapi nyeri persalinan dengan,
a. Mengatur posisi sesuai dengan posisi yang diperbolehkan
Rasional : Di tempat tidur,perempuan yang sedang bersalin sebaiknya di izinkan
mencari posisi yang di anggapnya paling nyaman, umumnya berbaring lateral.Ia
tidak boleh di batasi anya berbaring dengan posisi supinasi karena dapat
mengakibatkkan kompresi aortakaval dan berpotensi untuk menurunkan perfusi ke
uterus. ( Obstetri william.Hal 412 Tahun 2012 )
b. Mengajarkan ibu mengatur pernafasan atau menarik afas panjang apa bila ada
HIS
Rasioanal : Nyeri sering dapat di kurangi dengan mengajari ibu hamil untuk
bernafas rileks.konsep ini telah di anggap mengurangi penggunaan
aralgesic,seadative dan obat-obatan amnestik kuat selama persalinan dan pelahiran
( Obstetri William Hal 464,Thn 2012 )

4. Menjelaskan pada ibu penyebeb nyeri


Rasional : sakit di pinggang, sering terasa pada kala pembukaan dan bila bagian
bawah uterus turut benkontraksi sehinggah serabut sensorik turut teranggasang
( sarwono, ilmu kebidanan hal 294 tahun 2010 )
5. Selalu mempertahankan kandung kemih tetep kosaong
Rasional : distensi kandung kemih harus di hindari karena dapat menghambat
proses desensus bagian terendah janin dan dapat menimbulkan hipotoni dan infeksi
kandung kemih. ( obstetri william hal 412 tahun 2005 )

6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum di antara HIS


Rasional : intake oral yang ade kuat maka suplai nutrisi kejaringan terpenuhi
sehingga HIS ade kuat dan mencegah kelainan serta pemakaian cadagan kalori yang
berlebihan ( obstetri william hal 343 tahun 2005 )

7. Selalu memberi dukungan pada ibu dengan cara menganjurkan agar salah satu dari
keluarga selalu mendampingi dan mendukung ibu selama proses persalinan dan
memberikan support yang semangat pada ibu.
Rasional : pastikan bahwa pasien tersebut di temani oleh seseorang yang
dipilihnya dan bila mumgkin tenaga kesehatannya sama selama proses persalinannya
pendampingan yang mendukung kemungkinan pasien tersebut menghadapi rasa takut
dan rasa sakit dan juga mengurangi rasa sepi dan cemas.
( sarwono, ilmu kebidanan hal 46 tahun 2010 )

8. Memantau kemajuan persalinan dengan mengunakan bantuan partograf yaitu :


HIS, DJJ, dan denyut nadi setiap 30 menit, suhu setiap 2 jam, VT dan TD setiap 4
jam.
Rasional : mengunaan fartograf secara rutin akan memastikan ibu dan janin
telah mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waktu selain itu, dapat
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka
( sarwono, ilmu kebidanan hal 315 tahun 2010 )

9. Mencatat semua hasil observasi atau melakukan dokumentasi


Rasional : partograf akan membantu penolong persalinan untuk mencatat
kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan
dan kelahiran. serta mengunakan informasi yang tercatat, sehingga secara dini
mengidentifikasi adanya penyulit persalinan dan membuat keputusan klinik yang
sesuai dan tepat waktu
( sarwono ilmu kebidanan hal 315 tahun 2010 )
5. Catatan Perkembangan Diposkesdes bonde utara

Nama dan
Hari/Tanggal
Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf
& Jam
Petugas
Rabu, KALA II
21/02/2016 a. Data Subjektif (S) :
pukul 09..00 a) Ibu mengatakan nyeri perut tembus belakang
wita semakin kuat
b) Ibu mengatakan ada dorongan kuat untuk meneran
c) Ibu merasakan ada tekanan pada anusnya dan
merasa ingin BAB
b. Data Objektif (O) :
a) Keadaan umum baik, keasadaran composmentis.
b) Kontraksi uterus/His 4x/10 menit duras i> 40 detik.
c) DJJ dalam batas normal 135x/menit.
d) perineum menonjol
e) vulva dan sfingter ani membuka
f) VT tanggal 10 Februari 2016, pukul 09.00 wita
 Keadaan vulva dan vagina:Tidak ada kelainan
 Portio : Lunak dan tipis
 Pembukaan : 10 cm
 Ketuban : Negatif ( - )
 Prensentase :Belakang kepala
 Penurungan : hodge IV
 Penumbungan : tidak ada
 Molase : tidak ada
 Kesan panggul : nomal
 Pelepasan :lendir dan darah

a. Analisa (A) :
Perlangsungan Kala II

b. Penatalaksanaan
Tanggal, 21 Februari 2016, Jam 09.00 wita
1. Mendengar dan melihat tanda dan gejala kala II
Rasional : kala II persalinan adalah
periode yang di mulai dari di latasi servick
sehingga kelahiran janin.Dorongan mengejan
muncul sangat kuat pada saat ini,sering dengan
turunya janin ke pelvis bagian bawah.
( Adelle Pilliteri Hal 89 Tahun 2002 )

2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-


obatan esensial untuk menolong persalinan dan
menatalaksanakan komplikasi segera pada ibu dan
bayi baru lahir
Rasional : Dengan persipan diri yang
matang dan pencegahan infeksi serta persiapan
alat persalina yang steril dan siapkan akan
mengandung proses kelancaran persalinan.
( Varney Midwifery Hal 751 Tahun 2006 )

3. Pakai celemek plastik atau bahan yang tidak


tembus cairan
Rasional : Dengan persiapan dapat
melindungi diri petugas dari percikan darah lendir
atau ketuban sehingga mencegah terjadi infeksi
silang. ( Varney midwifery Hal 751 Tahun 2006 )

4. Pastikan tangan dan lengan tidak memakai


perhiasan,cuci tangan dengan sabun danm air
mengalir kemudian keringkan tangan dengan
handuk yang bersih dan kering.
Rasional : Minimalkan infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme.
( Sarwono, Hal 337 Tahun 2010 )

5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan


di gunakan tehnik satu tanagan.
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi
silang.
( Varney Midwifery Hal 753 Tahun 2006 )

6. Mengisi spoit dengan oxytosin 10 unit dengan


menggunakan tehnik satu tangan.
Rasional : Mempersiapkan agar oksitosin
siap di pakai.
( Varney Midwifery Hal 763 Tahun 2006 )

7. Membersihkan vulva dan perineum dengan


menggunakan kapas DTT
Rasional : mengacu pada pencegahan infeksi
dengan cara membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau
jaringan tubuh lainnya.
( Sarwono, ilmu kebidanan Hal 338 tahun 2010 )

8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan


pembukaan lengkap
Rasional : pada kala I persalinan, kebutuhan
pemeriksaan dalam untuk memantau perubahan
serviks dan posisi bagian terendah janin sangat
bervariasi. Ketika membrane ruptur, pemeriksaan
harus di lakukan secara seksama jika kepala janin
belum engange pada pemeriksaan dalam
sebelumnya.
( Obstetri williams Hal 411 tahun 2012 )

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara


mencelupkan tangan dalam larutan clorin 0,5 %
dan buka sarung tangan dalam keadaan terbalik
dan rendam dalam waktu 10 menit.
Rasional : Tindakan ini harus di tetapkan dalam
setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu. Bayi
baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan
tenaga kesehatan lainnya dengan jalan
menghindarkan transmisi penyakit yang di
sebabkan oleh bakteri, virus dan jamur.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 337 tahun 2010 )

10. Periksa DJJ setelah kontraksi uterus selesai dan


pastikan DJJ dalam batas normal dan beri hidrasi.
Rasional : Auskultasi hendaknya di lakukan segera
setelah suatu kontraksi guna mendeteksi deselerasi
yang ada.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 621 tahun 2010 )

11. Beri tahu pada ibu bahwa pembukaan sudah


lengkap dan keadaan janin cukup baik, kemudian
bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan
sesuai dengan keinginannya.
Rasional : Posisi ibu yang tegak ( duduk, jongkok
atau berdiri ) lebih mempermudah upaya mengejan
ibu yang mungkin di akibatkan bantuan gravitasi
dan merupakan posisi yang lebih fisiologis.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 292 tahun 2010 )

12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi


meneran jika ada rasa ingin meneran atau
kontraksi yang kuat.
Rasional : Posisi pendamping sebaiknya di tempat
kepala tempat tidur, sehingga memungkinkan
pendamping memusatkan diri pada kebutuhan
emosional pasien tersebut.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 46 tahun 2010 )

13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu


merasa ingin meneran atau timbul kontraksi yang
kuat.
Rasional : Ibu yang mendapatkan bimbingan saat
mengedan pada persalinan kala II memiliki
penurunan kapasitas kandung kemih dan
penurunan keinginan berkemih di bandingkan
dengan perempuan yang di motivasi untuk
mengedan atau beristirahat sesuai keinginan.
( Obstetri williams hal 413 tahun 2012 )

14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau


mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang
waktu 50 menit.
Rasional : Dengan posisi tersebut mereka
mendapatkan interval 4 menit lebih singkat untuk
pelahiran, serta pelahiran operatif pervagina,
perbaikan posisi janin dan diameter pintu bawah
panggul yang lebih besar.
( Obstetri williams hal 490 tahun 2012 )

15. Pasang handuk bersih di atas perut ibu saat kepala


bayi membuka 5-6 cm
Rasional : Untuk mengeringkan badan bayi segera
setelah lahir. ( JNPK – KR, 2008 )
16. Pasang handuk steril yang di lipat 1/3 bagian
bawah bokong.
Rasional : Handuk mencegah tangan
terkontaminasi akibat gerakan menggosok yang
tidak di sengaja pada orifisium vagina.
( Varney, dkk 2007 )

17. Buka tutup partus set dan periksa kembali


kelengkapan peralatan dan bahan.
Rasional : Memastikan bahwa semua perlengkapan
dan bahan-bahan tersedia dan berfungsi dengan
baik, termasuk perlengkapan untuk menolong
persalinan. ( JNPK – KR, 2008 )

18. Pakai sarung tangan DTT / steril pada ke dua


tangan.
Rasional : Tindakan ini harus di terapkan dalam
setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi
harus lahir, penolong persalinan dan tenaga
kesehatan lainnya dengan jalan menghindarkan
transmisi penyakit yang di sebabkan oleh bakteri,
virus dan jamur.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 337 tahun 2010 )

19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6


cm membuka vulva maka lindungi perineum
dengan satu tangan yang di lapisi dengan kain
bersih dan kering, tangan yang lain menahan
belakang kepala untuk mempertahankan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Rasional : Melindungi atau menolong perineum
dan mengendalikan keluarnya kepala bayi secar
bertahap dan hati-hati dapat mengurangi regangan
yang berlebihan. ( JNPK – KR, 2008 ).

20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat


( ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi )
segera lanjutkan proses persalian.
Rasional : Bila terdapat lilitan tali pusat yang
terlalu erat hingga menghambat putara paksi luar
atau lahirnya bahu dan tali pusat yang ketat juga
dapat menyebabkan hipoksia atau aneksia.
( Varney dkk, 2007 )

21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar


yang berlangsung secara spontan.
Rasional : Putaran paksi luar menyebabkan kepala
bayi searah dengan panggul dengan sendirinya
bayi lahir searah deangan anterior posterior dan
mencegah terjadinya trauma lahir.
( Varney midwifery hal 711 tahun 2006 )

22. Pegang kepala bayi secara biparental. Anjurkan


ibu untuk meneran saat kontraksi dengan lembut
gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
Rasional : Posisi tangan biparental ini di lakukan
untuk mencegah kontaminasi dari rectum dan
menempatkan tangan pada posisi biparental dapat
mempertahankan jari-jari menarik bagian atas
maupun di bawah mondibula atau menekan atau
pada leher sehingga menghindari cedera fleksus
saraf brackialis. ( Varney dkk, 2007 )

23. Setelah ke dua bahu lahir, geser tangan bawah


untuk menopang kepala dan bahu. agaunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang
lengan dan siku sebelah atas.
Rasional : Tindakan ini memungkinkan untuk
menahan bayi sehingga kita dapat mengontrol
kelahiran badan bayi yang tersisa dan
menempatkan bayi aman dalam rengkuhan tangan
kita tanpa ada kemungkinan tergelincir melewati
badan atau tangan atau jari-jari kita.
( Varney dkk, 2007 )

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan


atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan
kaki. Pegang ke dua mata kaki..
Rasional : Tindakan ini nmemingkinkan kita
menggendong bayi sepenuhnya. Tak seorang bayi
pun, batapapun licin oleh cairan dan verniks, bisa
tergelincir dari gendongan seperti ini. Bayi aman
dalam gendongan ke dua tangan kita dan bayi
tidak akan jatuh. ( Varney dkk, 2007 )

25. Lkukan penilaian ( selintas )


 Apakah bayi cukup bualn ?
 Apakah bayi menangis kuat dan bernafas
tanpa kesulitan ?
 Apakah bayi bergerak aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah “ tidak “ lanjut
ke langkah resusitasi pada bayi baru lahir
dengan asfiksia.
Rasional : Pada saat kelahiran, tangan dan mata
bidan mengkaji tonus, pernafasan dan warna kulit
neonatus. Bidan mengamati tubuh bayi untuk
mencari tanda setiap deformitas fisik yang jelas
terlihat. Sehungga membantu bidan dalam
menentukan tindakan selanjutnya.
( Varney dkk, 2007 )
26. Keringkan tubuh bayi di mulai dari muka, kepala,
dan bagian tuhuh lainnya ( kecuali ke dua telapak
tangan ) tanpa membersihkan verniks. Ganti
handuk basah dengan handuk kering. Pastikan
bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut
bagian bawah ibu.
Rasional : Pastikan tubuh bayi di keringkan segera
setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas
yang di sebabkan oleh evavorasi cairan ketuban
pada tubuh bayi. Keringkan dengan handuk atau
kain yang telah di siapkan di atas perut ibu.
Mengeringkan dengan cara melap tubuh bayi, juga
merupakan rangsangan taktil untuk membantu
bayi memulai pernafasannya .
( JNPK – KR, 2008 )

Rabu, KALA III


10/02/2016 a. Data Subjektif (S) :
pukul 1) Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
09.35wita 2) Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya.
3) Ibu mengatakan sangat lelah setelah mengedan.

b. Data Objektif (O) :


1. Bayi lahir spontan tanggal 10 Februari 2016,
pukul 07.30 wita
2. Bayi lahir segera menangis kuat
3. TTV dalam batas normal
a. Tekanan darah : 110/80 MmHg
b. Nadi : 80 kali/menit
c. Pernapasan : 20 kali/menit
d. Suhu : 36,5°C
4. TFU setinggi pusat
5. Plasenta belum lahir
6. kandung kemih kosong
7. Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar
8. Ada semburan darah dan berhenti secara tiba-tiba
± 100 cc
9. Tali pusatbertambah panjang apabila diregangkan

c. Analisa (A) :
Perlangsungan Kala III
d. Penatalaksanaan (P) :
1. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya
satu bayi yang lahir ( hamil tunggal ) dan bukan
kehamilan ganda ( gemelli )
Rasional : Satu tangan di tempatkan di abdomen
ibu untuk merasakan, tanpa melakukan masase,
bentuk dan posisi uterus serta menentukan ada
tidaknya kemungkinan bayi dalam rahim.
( Varney dkk, 2007 )

2. Beri tahu ibu bahwa ia akan di suntik oksitosin


agar uterus berkontraksi baik
Rasional : Oksitosin dan khususnya ergonovine
yang di berikan sebelum pelahiran plasenta akan
mengurangi perdarahan.
( Obstetri williams, hal 417 tahun 2012 )

3. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan


oksitosin 10 unit ( intramuscular ) di 1/3 distal
lateral paha ( lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin )
Rasional : Oksitosin merangsang fundus uteri
untuk berkontraksi dengan kuat dan efektif
sehingga dapat membantu pelepasan plasenta dan
mengurangi kehilangan darah.
( JNPK – KR, 2008 )

4. Setelah 2 menit sejak bayi lahir, punggung tali


pusat dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari
pusar bayi, kemudian jari telunjuk dan jari tengah,
tangan lain menjepit tali pusat dan geser hingga 3
cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat pada
titik tersebut kemudian tahan klem ini pada
posisinya. Gunakan jari telunjuk dan dengan
tangan lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah
ibu ( sekitar 5 cm ) dan klem tali pusat pada
sekitar 2 cm distal dari klem pertama.
Rasional : Tindakan ini mencegah darah
menyembur pada saat memotong pembuluh darah
umbilicus yang mengalami distensi.
( Varney dkk, 2007 )

5. Pemotongan dan pengikatan tali pusat


 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang
telah di jepit ( lindungi perut bayi ) dan
lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2
klem tersebut.
 Ikat tali pusat dengan benang DTT / steril
pada satu sisi kemudian lingkarkan lagi
benang tersebut dan ikat tali pusat dengan
simpul kunci pada sisi lainnya.
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah
yang telah di sediakan.
Rasional :Tali pusat di klem dengan memasang 2
alat klem pada tali pusat dengan memberikan jarak
yang cukup di antara alat klem agar memudahkan
pemotongan tali pusat. ( Varney dkk, 2007 )
6. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak
kulit ibu bayi, luruskan bahu bayi sehingga dada
bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala
bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari putting susu atau areola mammae
ibu.
Rasional : Hubungan ibu dan bayi bias lebih dekat
mereka di pertemukan segera setelah bayi lahir.
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga
kehangatan dan mencegah kehilangan panas.
( JNPK – KR, 2008 )

7. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-


10 cm dari vulva
Rasional : Memegang tali pusat lebih dekat ke
vulva dapat mencegah avalse.
( JNPK – KR, 2008 )

8. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada pada


perut ibu tepat di atas tulang pubis untuk
mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang tali
pusat untuk menegangkan tali pusat.
Rasional : Fundus sering kali di palpasi untuk
memastikan bahwa tidak ada atoni dan terisi darah
akibat pemisahan plasenta.
( Obstetri williams, hal 415 tahun2012 )

9. Tunggu uterus berkontraksi dan kemudian


melakukan penegangan ke arah bawah pada tali
pusat dengan lembut lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus ke arah
atas dan belakang ( dorso cranial ) dengan hati-
hati.
Rasional : Pelahiran plasenta sebaiknya tidak boleh
di paksa sebelum pelepasan plasenta karena dapat
menyebabkan inversi uterus. Inversi uterus adalah
satu komplikasi serius yang berkaitan dengan
pelahiran.
( Obstetri Williams, Hal 416 tahun 2012 )

10. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan


uterus ke arah dorsal ternyata di ikuti dengan
pergeseran tali pusat ke arah distal maka lanjutkan
dorongan ke arah cranial hingga plasenta dapat di
lahirkan.
Rasional : Dengan menarik tali pusat ke arah
bawah dan ke arah atas untuk memperlancar
kelahiran plasenta.
( Sarwono, Ilmu Kebidanan, Hal 345 tahun 2010 )

11. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan


plasenta dengan dua tangan memegang plasenta
dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin perlahan-lahan kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang
telah di sediakan.
Rasional : Ketika plasenta keluar melewati
introitus, tekanan pada uterus di hentikan. Plasenta
kemudian di angkat secara perlahan menjauhi
introitus. Di perlukan tindakan secara hati-hati
untuk mencegah robekan membrane atau
tersisanya membrane di dalam uterus.
( Obstetri williams, hal 417 tahun 2012 )

12. Setelah plasenta dan selaput ketuban lahir lakukan


masase uterus meletakkan telapak tangan di
fundus dan melakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut.
Rasional : Pemijatan uterus setelah pelahiran
plasenta di rekomendasikan oleh banyak orang
untuk mencegah perdarahan post partum.
( Obstetri williams, hal 417 tahun 2012 )

Rabu, KALA IV
10/02/2016 a. Data Subjektif (S) :
pukul 09.35 1. Nyeri pada bagian perut
wita 2. Ibu merasa kelelahan dan ingin minum

b. Data Objektif (O) :


1. Kala III berlangsung ± 15 menit
2. Plasenta lahir lengkap dengan selaput corion dan
kotiledon jam 09.40 wita
3. TFU 1 jari dibawah pusat
4. Kontraksi uterus baik, teraba bundar dan keras.
5. Terjadi rupture perineum tingkat II
6. Keadaan ibu baik
7. TTV dalam batas normal
a. Tekanan darah : 110/80 MmHg
b. Nadi : 80 kali/menit
c. Pernapasan : 20 kali/menit
d. Suhu : 36,5°C
8. Kandung kemih kosong

c. Analisa (A) :
Perlangsungan Kala IV

d. Penatalaksanaan (P) :
1. Periksa ke dua sisi plasenta ( maternal – vetal )
pastikan plasenta telah di lahirkan lengkap.
Rasional : Infeksi plasenta, ketuban dan tali pusat
bertujuan untuk mendiagnosis normalitas plasenta,
perlekatan dan tali pusat ( untuk skrinning kondisi
yang tidak normal ) dan untuk memastikan apakah
plasenta dan membrane telah di lahirkan
seluruhnya. ( Varney dkk, 2007 )
2. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi
yang luas dan menimbulkan perdarahan.
Rasional : Perdarahan yang terjadi saat kontraksi
uterus baik, biasanya karena ada robekan. Semua
sumber perdarahan yang terbuka harus di klem di
ikat dan luka di tutup dengan jahitan cat-gut lapis
demi lapis sampai perdarahan berhenti.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 526 tahun 2010 )

3. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak


terjadi perdarahan pervaginam
Rasional : Setelah bayi dan plasenta lahir ternyata
perdarahan masih aktif dan banyak bergumpal dan
pada palpasi di dapatkan fundus uteri masih
setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi yang
lembek. Banyaknya darah yang hilang akan
mempengaruhi keadaan umum pasien.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 525 tahun 2010 )

4. Celupkan tangan yang masih memakai sarung


tangan ke dalam larutan clorin 0,5 %. Bilas ke dua
tangan yang masih bersarung tangan tersebut
dengan air desinfeksi tingkat tinggi dan
mengeringkannya dengan kain yang bersih dan
kering.
Rasional : Tindakan yang di lakukan adalah untuk
memastikan bahwa petugas kesehatan dapat
menangani secara aman benda-benda yang
terkontaminasi darah dan cairan tubuh.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 339 tahun 2010 )

5. Patikan uterus berkontraksi dengan baik serta


kandung kemih kosong.
Rasional : Pengosongan kandung kemih mungkin
dapat membantu terjadinya kontraksi, terutam
pada kasus yang di sertai dengan peregangan
berlebihan dari kandung kemih yang tidak dapat di
kosongkan secara spontan.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 339 tahun 2010 )

6. Anjurkan ibu / keluarga cara melakukan masase


uterus dan menilai kontraksi.
Rasional : Pemijatan uterus setelah pelahiran
plasenta di rekomendasikan oleh banyak orang
untuk mencegah perdarahan post partum.
( Obstetri williams, hal 417 tahun 2012 )

7. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah


Rasional : Banyaknya darah yang hilang akan
mempengaruhi keadaan umum pasien. Pasien bias
masih dalam keadaan sadar. Sedikit anemis atau
sampai syok berat hipovolemik.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 525 tahun 2010 )

8. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum


ibu baik
Rasional : Pada umumnya bila terdapat perdarahan
yang lebih dari normal, apalagi telah menyebabkan
perubahan tanda vital ( seperti kesadaran umum,
pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak nafas,
serta tensi < 90 mmHg dan nadi > 100 x/menit ).
Maka penanganan harus segera di lakukan
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 369 tahun 2010 )

9. Pantau keadaan bayi dan pastikan keadaan bayi


bernafas denga baik
( 40 – 60 x/menit ).
Rasional : Bila bayi gagal bernafas spontan,
hipotonus maka harus di lakukan langkah-langkah
resusitasi.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 369 tahun 2010 )

10. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam


larutan 0,5 % untuk dekontaminasi
( 10 menit ). Cuci dan bilas peralatan setelah
dekontaminasi.
Rasional : Tindakan yang di lakukan adalah untuk
memastikan bahwa petugas kesehatan dapat
menangani secara aman benda-benda yang
terkontaminasi darah dan cairan tubuh.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 339 tahun 2010 )

11. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke


tempat sampah yang sesuai
Rasional : Berhati-hati saat menangani benda tajam
dan melakukan dekontaminasi serta memproses
peralatan yang terkontaminasi secara benar
merupakan cara-cara efektif untuk meminimalkan
infeksi.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 338 tahun 2010 )

12. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh


dengan menggunakan air DTT. Bersihkan cairan
ketuban, lendir dan darah di ranjang atau di sekitar
ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang
bersih dan kering.
Rasional : Tindakan – tindakan yang di lakukan
untuk menghilangkan semua darah, cairan tubuh
atau benda asing dari kulit atau instrumen.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 339 tahun 2010 )

13. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu


memberikan ASI, Anjurkan keluarga untuk
memberi ibu minuman dan makanan yang di
inginkannya.
Rasional : Bila pasien atau keluarganya memahami
situasi dan perawatannya. Hal tersebut dapat
mengurangi kecemasan mereka.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 46 tahun 2010 )

14. Dekontaminasi tempat bersalin dengan laruitan


clorin 0,5 %
Rasional : Tindakan-tindakan yang di lakukan
untuk menghilangkan semua darah, cairan tubuh
atau benda asing dari kulit atau instrument.
( Sarwono, ilmu kebidanan hal 339 tahun 2010 )
15. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan
clorin 0,5 %. Balikkan bagian dalam keluar dan
rendam dalam larutan clorin 0,5 % selama 10
menit.
Rasional : Mengacu pada pencegahan infeksi
dengan cara membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau
jaringan tubuh lainnya.
( Sarwono, ilmu kebidanan, hal 338 tahun 2010 )

16. Cuci ke dua tangan dengan sabun dan air mengalir


kemudian keringkan tangan dengan handuk
pribadi yang bersih dan kering.
Rasional : Terdapat berbagai praktik pencegahan
infeksi yang membantu mencegah
mikroorganisme berpindah dari satu individu ke
individu lainnya dan menyebarkan infeksi.
( Sarwono, ilmu kebidanan, hal 329 tahun 2010 )

17. Pakai sarung tangan bersih / DTT untuk


melakukan pemeriksaan fisik bayi.
Rasional : Terdapat berbagai praktik pencegahan
infeksi yang membantu mencegah
mikroorganisme berpiundah dari satu individu ke
individu lainnya dan menyebarkan infeksi.
( Sarwono, ilmu kebidanan, hal 329 tahun 2010 )

18. Dalam satu jam pertama, beri salep / tetes mata


profilaksis infeksi, Vit K mg IM di paha kiri
bawah lateral. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir,
pernafasan bayi dan temperature tubuh setiap 15
menit.
Rasional : Pemberian antibiotic profilaksis pada
mata terbukti dapat mencegah terjadinya
konjungtivis. Pemberian Vit K baik secara
intramusculer maupun oral terbukti menurunkan
insiden kejadian PDVK.
( Sarwono, ilmu kebidanan, hal 371 tahun 2010 )

19. Setelah 1 jam pemberian Vit K berikan suntikan


imunisasi hepatitis B di paha kanan bawah lateral.
Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar
sewaktu-waktu dapat di susukan.
Rasional : Mencegah infeksi hepatitis B trhadap
bayi, terutama jalur penularan ibu dan bayi.
( JNPK – KR, 2008 )

20. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik


dan rendam dalam larutan clorin 0,5 % selam 10
menit.
Rasional : Tindakan yang di lakukan adalah untuk
memastikan bahwa petugas kesehatan dapat
menangani secara aman benda-benda yang
terkontaminasi darah dan cairan tubuh.
( Sarwono, ilmu kebidanan, hal 339 tahun 2010 )
21. Cuci ke dua tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian keringkan dengan handuk pribadi yang
bersih dan kering.
Rasional : Terdapat berbagai praktik pencegahan
infeksi yang membantu mencegah
mokroorganisme berpindaj dari satu individu ke
individu lainnya dan menyebarkan infeksi.
( Sarwono, ilmu kebidanan, hal 329 tahun 2010 )

22. Lengkapi partograf ( halaman depan dan belakang


) periksa tanda vital dan asuhan kala IV persalinan.
Rasional : Pencatatan adalah bagian penting dari
proses membuat keputusan klinik karena
memungkinkan penolong persalinan untuk terus-
menerus memperhatikan asuhan yang di berikan
selama persalinan dan kelahiran bayi.
( Sarwono, ilmu kebidanan, hal 323 tahun 2010 ).

C. BAYI BARU LAHIR


Tanggal 21 Februari 2016, pukul 09.35 wita
1. Data Subjektif (S)
a. Data Biologis/Fisiologis
Bayi lahir tanggal 21 Februari 2016, pukul 09.35 wita, jenis kelamin permpuan,
persalinan ditolong oleh bidan
b. Riwayat pemenuhan kebutuhan sehari-hari:
a) Kebutuhan nutrisi
 Refleks isap baik
 Bayi di susui oleh ibunya
b) Kebutuhan eliminasi
 BAK bayi jernih
 BAB berwarna kehijau-hijauan
c) Kebutuhan istirahat tidur
 Bayi lebih banyak tidur
 Bayi terbangun jika disentuh
d) Kebutuhan personal Hygiene
 Bayi belum di mandikan
 Tali pusat masih basah
 Setiap kali bayi BAB dan BAK popok di ganti
2. Data Subjektif (O)
a. TP Tanggal 04-04-2016
b. Keadaan umum bayi : baik
c. Penilaian Apgar Score

Tabel 3.1 Penilaian Afgar Score


Tanda/Nilai 0 1 2 1 menit 5 menit 10
Menit menit
Apperance Biru pucat Tubuh : Keseluruhan 2 2 2
(warna Kemerahan bagian tubuh
kulit) tangan dan kemerahan
kaki pucat
Pulse Rate Tidak ada <100x/menit >100x/menit 2 2 2
Frekuensi
jantung
Grimace Tidak ada lemah Kuat 1 2 2
(Reflekx)
Actifity Tidak ada Ekxtremitas Gerakan aktif 1 2 2
(Tonus sedikit fleksi
Otot)
Respiratory Tidak ada Lemah dan Menangis kuat 2 2 2
(pernapasan) tidak teratur
JUMLAH 8 10 10

d. Pemeriksaan Antropometri
1) Berat Badan : 3100 gram
2) Panjang Badan : 48 cm
3) Lingkar Kepala : 34 cm
4) Lingkar Dada : 33 cm
e. TTV :
1) Nadi : 124x/menit
2) Suhu : 36,5 °c
3) Pernafasan : 46x/menit
f. Kepala dan wajah

 Ubun-ubun belum tertutup, tidak terdapat caput, sutura normal,dan tidak cepat
hematoma.
 Mata : simetris kiri dan kanan, tidak ada secret, selera putih, konjongtiva
merah muda
 Mulut : Refleks isap baik
 Hidung bayi bernafas dengan baik
 Telinga simetris kiri dan kanan
g. Leher
 Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
h. Dada
 Payudara simetris kiri dan kanan,bunyi jantung normal.
i. Bahu,lengan dan tangan
 simetris kiri dan kanan,jumlah jari lengkap,pergerakan normal,tidak terdapat
fraktur.
j. Perut
 Perut bulat tali pusat nampak basah,tidak ada pendarahan tali pusat.
k. Punggung
 Tidak ada kelainan seperti spira.
l. Genetalia Dan Anus
 Terdapat dua tektis dalam serotum,Terdapat lubang urethra.
m. Ekstremitas Bawah
 Tidak terdapat fraktur,kaki dan jumlah jari normal,kaki dapat bergerak dengan
baik.
n. Kulit
 Tidak ada iritasi,Warna kulit kemerahan,Terdapat verniks caseosa.
o. Refleks
 Refleks pribadi ada, seratle refleks masih mudah, rooting refleks + ,ekstruksi
refleks +, swallowing refleks +, tonick neek refleks +, refleks morrow +,
stepping dan babysky refleks +.
3. Analisa (A)
Diagnose : Neonatus Cukup Bulan /Sesuai Masa Kehamilan

4. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 21 Februari 2016, Pukul 09.35 wita
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan menggunakan
sabundan air mengalir.
Rasional : Dengan mencuci tangan pembersih akan mencegah infeksi silang dan
untuk proteksi diri maupun orang lain.
(Sarwono Prawirohardjo,Tahun 2012,edisi keempat Hal 370 )
2. Ajarkan ibu perawatan tali pusat secara steril
Rasional : perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu
pertama secara ber makna mengurangi Insiden Infeksi pada neonatus.
( Imu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo Tahun 2012 Hal 370 )
3. Ajarkan pada ibu untuk tetap memrertahankan suhu tubuh bayi dan bertahu pada ibu
bagaimana suhu bayi dapat menghilang.
Rasional : Bayi kehilangan panas melalui empat cara :
 Konduksi : melalui benda-benda padat yang berkontak
dengan kulit bayi.
 Konveksi : Pendiginan melalui aliran udara di sekitar bayi.
 Evaforasi : kehilangan panas melalui penguapan air pada
kulit bayi yang basah
 Radiasi : Melaui benda padat dekat bayi yang tidak
berkontak secara langsung dengan kulit bayi. Keadaan telanjang
dan basah pada bayi baru lahir menyebabkan bayi mudah
kehilangan panas melalui ke empat cara di atas.
( Ilmu kebidanan, Sarwono Prawirohardjo, Thn 2012 Hal 372 )
4. Memandikan bayi dengan air hangat setiap hari
Rasional : Memandikan bayi merupakan hal yang sering di lakukan, tetapi
masih banyak hal yang salah dalam memandikan bayi. Bayi cukup diseka dengan
sabun dan air hangat untuk memastikan bayi tetap segar dan bersih.
( Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo Thn 2012 Hal 372 )
5. Mengajarkan pada ibu untuk tetap ganti popok dan pakaian bayi tiap kali basah.
Rasional : Untuk meminimalkan resiko infeksi bayi baru lahir.
( Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo, Hal 418 Thn 2012 )

6. Menjelaskan pada Ibu tanda bahaya dan infeksi secara dini pada bayi
Rasional : Janin dan neonatus rentan terhadap infeksi dan berbagai penyakit.
Karena berbagai penyakit memiliki presentase dan perjalanan yang berbeda antara
bayi aterm dan bayi kurang bulan.
( Obstetri William, Vol 1 Tahun 2012 Hal 632 )

7. Anjurkan ibu untuk memberi ASI Eksklusif pada bayinya


Rasional : ASI adalah makanan ideal untuk neonatus. ASI memberikan nutrien
yang spesifik usia serta faktor imunologi dan substansi antibakteri.
( Obstetri William, Vol 1 Tahun 2012 Hal 679 )

8. Anjurkan ibu untuk keposyandu terdekat untuk melakukan imunisasi pada bayinya.
Rasional : Pencegahan infeksi merupakan penetalaksanaan awal yang harus di
lakukan pada bayi baru lahir. Karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi.
( Asuhan Neonatus Hal 33 Tahun 2012 )
5. Catatan Perkembangan

Nama dan
Hari/Tanggal
Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf
& Jam
Petugas
Minggu Kunjungan Neonatus Pertama (KN1)
21/02/2016 a. Data Subjektif (S) :
Pukul 15.35 1) Ibu melahirkan tanggal 21 Februari 2016, pukul
wita 09.35 wita

b. Data Objektif (O) :


1) Keadaan umum bayi baik
a. Nadi : 120x/menit
b. Suhu : 36,7 °c
c. Pernafasan : 48x/menit
d. BB : 3100 gram
e. PB : 48 cm
2) Pemeriksaan Refleks
a. Reflex moro : positif (+)
b. Reflex rooting : positif (+)
c. Reflex sucking : positif (+)
d. Babynski : positif (+)
3) Gerakan bayi aktif
4) Tangisan bayi kuat
5) Kulit bayi nampak kemerahan
6) Tali pusat masih basah
7) Bayi nampak menyusu bayinya

c. Analisa (A) :
Diagnosa :Neonatus Cukup Bulan /Sesuai
Masa Kehamilan, umur 6 jam

d. Penatalaksanaan (P) :
1. Mengobservasi tanda-tanda vital: nadi :
120x/menit, suhu :36,7°C, pernafasan : 48x/menit.
Rasional : untuk mengetahui secara dini adanya
infeksi dan untuk membantu
perkembangan kesehatan bayi
(Hanifa Wikujaksono hal :256)

2. Mempertahankan agar tali pusat bayi tetap kering


dan bersih, ibu paham dan bersedia
mempertahankan tali pusat kering dan bersih.
Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi pada
tali pusat.
3. Memberikan intake ASI sesuai kebutuhan bayi
hasil: Bayi diberi ASI setiap 2 jam atau sesuai
kebutuhan
Rasional : Agar dapat memenuhi kebutuhan dasar
bayi
4. Mengganti pakaian/popok setiap kali basah
Hasil: Ibu bersedia melakukannya
Rasional : pakaian yang lembab atau basah akan
mengakibatkan penguapan panas bayi
secara evavorasi.
(askeb II persalinan hal :88)
5. Bayi harus tetap hangat dengan berpakaian atau
diselimuti
Hasil: Ibu bersedia melakukannya
Rasional : agar tetap hangat walau dilakukan
tindakan
Jumat Kunjungan Neonatus Kedua (KN2)
26/02/2016 a. Data Subjektif (S) :
Pukul 08.30 1) Ibu mengatkan tali pusat masih basah
wita 2) Ibu mengatakan bayi menyusu sesering mungkin
dan ASI lancar .
b. Data Objektif (O) :
1) Keadaan umum bayi baik
a. Nadi : 130x/menit
b. Suhu : 36,5 °c
c. Pernafasan : 44x/menit
2) BAB (+) dan BAK (+)
3) Pemeriksaan Refleks
a) Reflex moro : positif (+)
b) Reflex rooting : positif (+)
c) Reflex sucking : positif (+)
d) Babynski : positif (+)
4) Gerakan bayi aktif
5) Tangisan bayi kuat
6) Kulit bayi nampak kemerahan
7) Tali pusat sudah puput
8) Bayi nampak menyusu bayinya
c. Analisa (A) :
Diagnosa :Neonatus Cukup Bulan /Sesuai
Masa Kehamilan, umur 6 hari
d. Penatalaksanaan (P) :
1. Mengobservasi tanda-tanda vital: nadi :
130x/menit, suhu :36,5°C, pernafasan : 44x/menit.
Rasional : untuk mengetahui secara dini adanya
infeksi dan untuk membantu
perkembangan kesehatan bayi.
(Hanifa Wikujaksono hal :256)
2. Memberitahu ibu cara merawat tali pusat
Hasil : ibu mengerti dan ingin melakukannya
Rasional:
3. Menganjurkan ibu agar tetap menjaga kebersihan
kulit bayi.
Hasil : ibu mengerti dengan apa yang
disampaikannya
Rasional:
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin.
Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya.
Rasional :
5. Menganjurkan ibu untuk banyak makan makanan
yang dapat memperbanyak ASI seperti kacang-
kacangan, sayur-sayuran hijau dan buah, ibu
mengerti tenntang anjuran yang diberikan.
Rasional :

Sabtu Kunjungan Neonatus Ketiga (KN3)


05/03/2016 a. Data Subjektif (S) :
Pukul 09.00 1) Ibu mengatakan bayi menyusu sesering mungkin
wita dan ASI lancar .
b. Data Objektif (O) :
1) Keadaan umum bayi baik
a. Nadi : 120 kali/menit
b. Suhu : 36,5 °c
c. Pernafasan : 44x/menit
2) Pemeriksaan Refleks
a) Reflex moro : positif (+)
b) Reflex rooting : positif (+)
c) Reflex sucking : positif (+)
d) Babynski : positif (+)
3) Gerakan bayi aktif
4) Tangisan bayi kuat
5) Kulit bayi nampak kemerahan
c. Analisa (A) :
Diagnosa :Neonatus Cukup Bulan /Sesuai
Masa Kehamilan, umur 14 hari
d. Penatalaksanaan (P) :
1. Mengobservasi tanda-tanda vital: nadi : 12
kali/menit, suhu :36,5°C, pernafasan : 44x/menit.
Rasional : untuk mengetahui secara dini adanya
infeksi dan untuk membantu
perkembangan kesehatan bayi.
(Hanifa Wikujaksono hal :256)

2. Memberitahu ibu agar tetap memberikan bayinya


ASI Eksklusif selama 6 bulan
Hasil: ibu bersedia melakukannya
Rasional:
3. Menjaga bayi agar tetap hangat dengan
berpakaian/diselimuti setiap saat, Bayi nampak
diselimuti
Rasional : agar tetap hangat walau dalam keadaan
dilakukan tindakan.
(Askeb II persalinan hal :84)

4. Memberitahu ibu untuk membawa bayinya


keposyandu setiap bulan untuk di imunisasi dan
ditimbang, ibu mengerti dan mau melakukannya.
Rasional :
D. POST NATAL CARE
Tanggal 21 Februari 2016, pukul 10.45 wita
1. Data Subjektif (S)
a. Data Biologis/Fisiologis
Keluhan utama Ibu mengeluh nyeri luka perineum, nyeri dirasakan sejak
melahirkan tanggal 21 Februari 2016 pukul 10.45 wita, penyebab nyeri adanya
robekan pada jalan lahir yang mengenai mukosa vagina-jaringan perineum, sifat
keluhan hilang timbul atau tidak menetap, ibu merasakan nyeri pada perineum jika
banyak bergerak, usaha klien untuk mengatasi nyeri yaitu istirahat dengan berbaring
ditempat tidur.
b. Riwayat persalinan dan kelahiran
Tanggal bersalin 21 Februari 2016 pukul 09.35 wita, jenis persalinan normal.
Ketuban pecah jam 06.10 wita, kala I ± 2 jam , kala II setengah jam, kala III 10
menit, tidak ada penyulit, jenis kelamin perempuan ,berat badan 3100 gram ,panjang
badan 48 cm.
2. Data Objektif (O)
a. Tanggal pengkajian 21 Februari 2016 pukul 10.45 wita
b. Keadaan umum pasien : baik
c. Kesadaran : composmentis
d. Tanda –tanda vital
1) Tekanan darah : 130/80 MmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Suhu : 36,7 °C
4) Pernafasan : 20x/menit
e. Pemeriksaan fisik :
1. Payudara :
 simetris kiri dan kanan
 Pembesaran payudara sesuai umur kehamilan
 Puting susu menonjol
 Tidak ada nyeri tekan
 Ada pengeluaran kolostrum dan asi esklusik pada saat di pencet.
2. Uterus
 TFU 1 jrbpusat
 kontraksi uterus baik
 teraba keras dan bundar
3. pengeluaran loehia lubra , warna merah campur lendir dan darah jumlah
pendarahan + 50 cc
4. Kandung kemi kosong
5. Ekstremitas atas dan bawah
 Tidak ada oedema
 Tidak ada kemerahan
 Tidak ada varices pada tungkai
 Tidak ada kekauan sendi
 Refleks patella ( + ) kiri dan kanan .

f. Pemeriksaan Penunjang
 HB : 10 gram %
 Protein urine : -
 Produksi :-

3. Analisa (A)
Diagnose : 6 jam Post partum dengan nyeri luka perineum
4. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 21 Februari 2016, pukul 10.45 wita
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan sabun dan air
mengalir
Rasional : Dengan mencuci tangan yang bersih dan menceegah infeksi silang
dan untuk proteksi divi, maupun orang lain.
( Sarwono Pravirohardjo, Tahun 2012, Hal 370 )

2. Observasi Perdarahan
Rasional : untuk mengantisipasi pendarahan pasca post partum agar
memungkinkan bidan mengambil tindikan persiapan yang paling cepat dann
efektifuntuk mencegah dan mengontrol sebanyak mungkin darah yang hilang.
( Varney Midwivery. Hal 836 Tahun 2006 )

3. Observasi kontraksi uterus


Rasional : uterus yang berkontraksi normal harus keras ketika di sentuh, jika
kontraksi uterus dan memungkinkan peningkatan pendarahan, serta kontraksi
uterus yang baik juda dapat membantu proses involusi dengan baik.
( Varney Midwivery, Hal 836 Tahun 2006 )

4. Observasi kandungan kemih


Rasional : kandungan kemmih yang penuh menyebabkan uterus bergeser,
menghambat kontraksi dan memungkinkan peningkatan pendarahan.
( Varney Midwivery, Hal 842 Tahun 2006 )

5. Ajaran Ibu masase uterus


Rasional : pemijatan uterus setelah pelahiran plasenta direkomendasikan oleh
banyak orang untuk mencegah pendarahan post partum.
( Obsterti William Hal 679 Tahun 2012 )

6. Anjurkan Ibu untuk memberi ASI esklusif pada bayinya


Rasional : ASI adalah makanan ideal neonatur. ASI memberikan nutrien yang
spesifik serta faktor imunologis dan substansi anti bakteri.
( Obsterti William Hal 679 Tahun 2012 )

7. Ajarkan mengeneli tanda–tanda Infeksi


Rasional : Infeksi nifas seperti sepsis,masih merupakan penyebab utama
kematian di negara berkembang.
( Obsterti William Hal 6999 Tahun 2012 )

8. Peratalaksanaan pemmberian anti biotik dan analgetik sesuai resep dokter


Rasional : Pemberian antibiotik merupakan tindakan utama,di samping upaya
pemberian antibiotika.dan aral sedia regional di gunakan untuk persalinan dan
pelahiran. ( Sarwono Prawirohardjo Hal 414 Tahun 2012 )

9. Menilai keadaan umum bayi


Rasional : segera setelah lahir,kemampuan bayi dalam bertahan hidup
bergantung pada kecepatan dan keteraturan perubahan ke pernafasan udara.
( Obseterti William Hal 616 Tahun 2012)

10. Memberitahu pasien tentang keadaannyan saat ini


Rasional : bila pasien atau keluarga memahami situasi dan perawatannya,hal
tersebut dapat mengurangi kecemasan mereka dan menyiapkan mereka terhadap
apa yang akan terjadi kemudian.
5. Catatan perkembangan

Nama dan
Hari/Tanggal
Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf
& Jam
Petugas
Kunujungan Nifas Kedua (KN2)
Minggu
1. Data Subjektif (S) :
26/02/2016
a. ASI lancar keluar
Pukul 08.30
b. Ibu mengatakan masih nyeri luka perineum
wita
c. BAB (+) : 1x/ hari
d. BAK (+) : 4-5x/hari
2. Data Objektif (O) :
a. TFU pertengahan pusat symfisis
b. Nampak asi lancar
c. Keadaan umum ibu baik
d. Tanda –tanda vital
 Tekanan darah : 120/80 MmHg
 Nadi : 78x/menit
 Suhu : 36,5 °C
 Pernafasan : 20x/menit
1. Nampak masih ada jahitan luka perineum
2. Nampak adanya pengeluaran lochea sanguilenta
berwarna merah-kuning
3. Analisa (A) :
Diagnose :6 hari post partum dengan nyeri luka
perineum
4. Penatalaksanaan (P) :
1) Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada
ibu,keadaan umum ibu baik, Tanda –tanda vital
a. Tekanan darah : 120/80 MmHg
b. Nadi : 78x/menit
c. Suhu : 36,5°C
d. Pernafasan : 20x/menit
Rasional : dengan mengetahui keadaannya, ibu
dapat mengetahui bagaimana
perkembangan/ keadaannya dan
tidak ada rasa cemas.

2) Ajarkan ibu cara perawatan luka perineum, ibu


mengerti dan bersedia melakukan.
Rasional : dengan mengetahui keadaannya, ibu
dapat mengetahui bagaimana
perkembangan/ keadaannya dan
tidak ada rasa cemas.
3) Anjurkan ibu untuk mengganti pakaian dalam
bila basah atau kotor.
Rasional :
4) Menganjurkan ibu menjaga bayi tetap sehat,
ibu bersedia melakukannya.
Rasional : menjaga bayi dapat membangkitkan
rasa pemenuhan, percaya diri,
perasaan kompetensi dan
keberhasilan pada pengaruh Bayi
yang puas dan dicintai belajar
beradaptasi,pembelajaran awal
perhubungan langsung dengan
pengaruh awal.
5) Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
eksklusif,memberikan hanya ASI tanpa
memberikan makan dan minuman lain kepada
bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan ,
kecuali obat dan vitamin, ibu mengerti dan
bersedia melakukan anjuran bidan.
Rasional : memberikan hanya ASI tanpa
memberikan makanan dan
minuman lain, membantu tumbuh
kembang sampai umur 6 bulan,
kecuali obat dan vitamin. Bayi
yang mendapat makanan lain
misalnya nasi lunak atau pisang
hanya akan mendapat banyak
karbohidrat menyebabkan akan
lebih mudah menderita kegemukan
dengan segala akibatnya . bayi
dibawah usia 6 bulan belum
mempunyaienzim pencernaan yang
sempurna ,sehingga belum mampu
mencernah makanan dengan baik
selain ASI.
( Buku ajar Asuhan Kebidanan, volume 2. Hal: 964).
6) Menganjurkan ibu untuk melakukan hubungan
erat antara ibu dan bayinya, ibu mengerti dan
bersedia melakukan anjuran bidan.
Rasional : bounding (ikatan) didefenisikan
sebagai suatu ketertarikan manual
pertama antara individu, misalnya
antara orang tua dan anak , saat
mereka pertama kali bertemu,
sedangkan attacmant terjadi
periode kritis , seperti pada
kelahiran atau adopsi hal ini
menjelaskan suatu perasaan
menyayangi atau loyalitas yang
mengikat individu dengan individu
yang lain. Proses kasih saying
dijelaskan sebagai proses
pengikatan ibu dengan anak . jika
seorang ibu konsisten terhadap
kebutuhan bayi dan mampu
menafsirkan isyarat seorang bayi.
Perkembangan bayi akan terpacu
dan menemukan ikatan batin yang
kokoh , keberhasilan hubungan dan
ikatan batin seorang bayi dan
ibunya dapaat memperlancar /
mempengaruhi hubungan
sepanjang masa.
(Buku ajar Asuhan Kebidanan masa nifas. Hal: 99).
7) Berikan HE tentang ,ibu mengerti dengan
penjelasan dan pendidikan yang diberikan.
a) Nutrisi dan cairan
Pada masa nifas masalah diet yang perlu
mendapat perhatian serius karena dengan
nutrisi yang baik dapat mempercepat
penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi
susunan air susu ibu. Diet yang diberikan
harus bermutu, bergizi tinggi ,cukup kalori,
protein dan banyak mengandung cairan.
b) Ambulasi dini
Membimbing ibu bangun dari tempat
tidurnya dan membimbing ibu berjalan
secepat mungkin.
c) Eliminasi
BAK ; Ibu diminta Bak 6 jam setelah
postpartum. Jika dalam 8 jam ibu belum
dapat berkemiatau sekali berkemih belum
melebihi 100 cc maka dilakukan
kateterisasi.
BAB : ibu post partum diharapkan BAB
setelah hari kedua postpartum, jika hari
ketiga belum juga BAB , maka perlu diberi
obat pencahar peroral atau perrektal. Kalau
belum bisa BAB maka dilakukan huknah
d) Personal hygiene
Kebersihan diri sangat penting untuk
mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan
tubuh, pakaian,tempat tidur dan lingkungan
juga sangat penting untuk tetap dijaga.
e) Istirahat yang cukup
Untuk mencegah kelelehan yang berlebihan.
Anjurkan untuk tidur siang atau beristirahat
selagi bayinya lagi tidur .
f) Senam nifas
Untuk mengembalikan bentuk tubuh
menjadi indah, langsung seperti semula
dengan melakukan latihan dan senam nifas.
Rasional : pendidikan kesehatan perawatan
post partum dimulai sejak kala uri
dengan menghindarkan adanya
kemingkinan-kemungkinan
terjadinya perdarahan pascapartum
dan infeksi. Bila ada laserasi jalan
lahir atau luka bekas episiotomy,
lakukan penjahitan dan perawatan
luka dengan sebaiknya. Diet yang
diberikan harus bermutu tinggi
dengan cukup kalori,mengandung
cukup protein ,cairan serta banyak
buah-buahan karena wanita tersebut
mengalami hemokonsentrasi. Niksi
sebaiknya harus berkemih
secepatnya dapat dilakukan sedini
mungkin. Defekasi atau BAB harus
ada dalam 3 hari postpartum. Bila
wanita tersebut sangat mengeluh
tentang after pains atau mules-mules
dapat diberikan analgetik sedative
supaya dapat beristirahat atau tidur.
(ILmu kebidanan YPB-SP,hal 242-243).

Jumat Kunujungan Nifas Ketiga (KF3)


05/03/2016 a. Data Subjektif (S) :
Pukul 09.10 1) Ibu merasa bahagia mengurus bayinya
wita 2) Ibu mengatakan nyeri luka perineum berkurang

b. Data Objektif (O) :


1. TFU 3 jari diatas syimpisis
2. Keadaan umum ibu baik
3. Tanda –tanda vital
a. Tekanan darah : 120/70 MmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,5 °C
d. Pernafasan : 20x/menit
4. Nampak jahitan sudah kering
5. Nampak adanya pengeluaran lochea serosa
berwarna kecoklatan

c. Analisa (A) :
Diagnosa : 2 minggu post partum dengan nyeri
luka perineum

d. Penatalaksanaan (P) :
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada
ibu,keadaan umum ibu baik, Tanda –tanda vital
a. Tekanan darah : 120/70 MmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,5 °C
d. Pernafasan : 20x/menit
Rasional : dengan mengetahui keadaannya, ibu
dapat mengetahui bagaimana
perkembangan/ keadaannya dan
tidak ada rasa cemas.
2. Mengobservasi TFU, TFU pertengahan pusat-
sympisis
Rasional : dengan mengukur TFU dan
membantu proses pemulihan
uterus dengan baik, sehingga
TFU yang tidak sesuai
menandakan kemungkinan
adanya kelainan masa
3. Memastikan ibu mendapat istirahat yang
cukup, Ibu tidur siang 1 jam, tidur malam 5-6
jam
Rasional : istirahat yang cukup dapat
merilekskan seluruh organ tubuh.
Melancarkan sirkulasi darah dan mengurangi
beban kerja jantung
4. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan
yang bergizi, Ibu bersedia melakukannya
Rasional : berguna untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang baik serta dapat
meningkatkan produksi ASI

Rabu, Kunujungan Nifas Keempat (KF4)


02/04/2016 a. Data Subjektif (S) :
Pukul 08.30 1) Ibu mengatakan tidak ada nyeri luka perineum
wita 2) Bayi kuat menyusu

b. Data Objektif (O) :


1. TFU tidak teraba diatas syimpisis
2. Keadaan umum ibu baik
3. Tanda –tanda vital
a. Tekanan darah : 120/80 MmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,5 °C
d. Pernafasan : 20x/menit
4. Nampak jahitan sudah kering
5. Nampak adanya pengeluaran lochea alba

c. Analisa (A) :
Diagnose : 42 minggu post partum

d. Penatalaksanaan (P) :
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada
ibu,keadaan umum ibu baik, Tanda –tanda vital
a. Tekanan darah : 120/80 MmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,5 °C
d. Pernafasan : 20x/menit
Rasional : dengan mengetahui keadaannya, ibu
dapat mengetahui bagaimana
perkembangan/ keadaannya dan
tidak ada rasa cemas.
2. Menganjurkan ibu untuk ber-KB, Ibu bersedia
untuk ber-KB suntik
Rasional : agar dapat mengatur jarak kehamilan
E. KELUARGA BERENCANA
Tanggal 02 April 2016, pukul 09.15 wita
1. Data Subjektif (S)
a. Riwayat perkawinan
 Ibu kawin 1 kali dengan suami sekarang sudah + 6 tahun
 Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami
 Tinggal di rumah dengan suami dan anaknya
b. Riwayat Haid
 Manarche : 15 tahun
 Siklus haid : 28-30 hari
 Lamanya haid : 5-7 hari
 Dismenorhoe :-
c. Riwayat kehamilan
 Jumlah anak lahir hidup tiga orang
 Ada anak yang meninggal
 Tidak ada komplikasi
 Keadaan nifas terakhir baik
d. Riwayat KB
 Pernah menjadi akseptor KB pil
 Ingin ber KB jenis suntikan 3 bulan
 Baru pertama kali menggunakan KB suntikan 3 bulan
 Ibu ingin berKB atas persetujuan suami
e. Riwayat kesehatan
 Tidak ada riwayat penyakit asma, jantung, hipertensi dll
 Tidak ada riwayat alergi makanan
 Tidak ada ketergantungan obat,alcohol dan tidak merokok
 Tidak pernah menderita penyakit serius.
2. Data Objektif (O)
a. Keadaan umum pasien : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda –tanda vital
1) Tekanan darah : 110/70 MmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Suhu : 36,5 °C
4) Pernafasan : 20x/menit
d. Pemeriksaan fisik :
e. Kontrasepsi yang dipilih
a. Wajah
 Tidak ada cloasma gravidarum
 Tidak ada oedema pada mata
 Tidak ada oedema pada kelopak mata
 Konjungtiva merah muda
 Sclera warna putih
b. Mulut dan gigi
 Bibir nampak lembab
 Tidak ada stomatitis
 Tidak ada caries
 Tidak ada gigi yang tanggal
c. Leher
 Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
 Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
 Tidak ada pembesaran vena jugularis
d. Payudara
 Tampak simetris kiri dan kanan
 Tidak ada benjolan atau tumor
 Tidak ada nyeri tekan
e. Posisi tulang belakang agak lardose, tidak ada nyeri pinggang
f. Abdomen
 Tidak ada pembesaran abdomen
 Tidak ada bekas operasi
g. Genitalia
 Klien tidak mengalami keputihan
 Tidak ada haemoroid
h. Ekstremitas atas dan bawah
 Simetris kiri dan kanan
 Tidak ada oedema
i. Pemeriksaan laboratorium
 HB : 11 gr %
 Dolongan darah :O
 Pap smear :
j. kontrasepsi yang dipilih adalah KB suntikan 3 bulan (Depo Progesteron) IM

3. Analisa (A)
Diagnosa : Akseptor KB baru suntikan 3 bulan (Depo Progesteron )

4. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 04 April 2016, jam 09.15 wita
1. Menciptakan hubungan baik antara bidan dan klien, terjalin hubungan yang baik
antara bidan dan klien
Rasional : agar ibu merasa nyaman dan terbuka mengungkapkan masalahnya
( sarwono, prawirohardjo, tahun 2012 edisi ke empat hal 40 )

2. Mengobservasi ,keadaan umum ibu baik tanda-tanda vital


a. Tekanan darah : 110/70 MmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,5 °C
d. Pernafasan : 20x/menit
Rasional : merupakan tolak ukur untuk mengetahui keadaan pasien
( sarwono prawirohardjo, tahun 2012 edisio ke empat hal 39 )
3. Menjelaskan tentang keuntungan dan kerugian dari kontrasepsi, ibu mengerti yang
dijelaskan.
a. Keuntungan:
a) Praktis, efektif dan aman dengan tingkat kebersihan > 99%
b) Tidak membatasi umur
c) Tidak mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusu
b. Kerugian :
a) Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, perdarahan berupa bercak
diantara masa haid,sakit kepala dan nyeri payudara
b) Tidak melindungi IMS dan HIV/AIDS
Rasional : agar klien mengerti tentang keuntungan dan kerugian yang terjadi
apabila menggunakan suntikan dan bila terjadi efek samping, klien tidak cemas /
khawatir.
( sarwono, prawirohardjo, tahun 2012, edisi ke empat hal 43 )

4. memberikan informed consent kepada ibu dan suami, ibu dan suami setuju dengan
informed consent yang diberikan.
Rasional : sebagai suatu bukti persetujuan tindakan yang akan dilakukan untuk
menghindari hal-hal yang bisa saja terjadi kelak.)

5. memberikan suntikan KB Depo Progesteron, ibu telah disuntik KB Depo


Progesteron.
Rasional : agar tidak terjadi infeksi. ( JNPK – KR, 2008 )

6. menganjurkan ibu untuk follow up tepat pada waktunya, ibu mengerti dan mau
berjanji mau datang tepat waktu.
Rasional :agar tidak terjadi kehamilan.
( sarwono, ilmu kebidanan hal 46 tahun 2008 )

Anda mungkin juga menyukai