NIM :4201617024
KELAS/JURUSAN :4A/TME D4
1.>Jelaskan tentang single grade : SAE 05,SAE 10,SAE 20,SAE 30,SAE 40,
>Jelaskan tentang multi grade :SAE 5 W 10,SAE 5 W 20
2.Jelaskan untuk motor diesel
Kerja ringan SAE....CC
Kerja berat SAE....CC
3.ada 3 macam ring piston ,jelaskan!
4.macam – macam aki dan gambarkan .jelaskan!
JAWABAN
1. Oli multigrade
Oli multigrade adalah yang kekentalannya tidak terpengaruh oleh adanya perubahan temperatur
dan umumnya digunakan sepanjang musim. Kekentalan oli multigrade dinyatakan dalam range
viskositas (misalnya 10W-50, 15W-40).
Indek kekentalan diikuti oleh huruf W yang menunjukkan kekentalannya pada temperatur -20
derajat C. Derajat kekentalan tidak termasuk kekentalan yang ditunjukkan W menyatakan
kekentalannya pada 100 derajat C.
Contoh : SAE 10W-30 maksudnya bahwa oli mesin mempunyai standart oli SAE10 pada -20 C
dan standart oli sampai SAE30 pada 100C.
1.SAE 20W50 memiliki makna secara umum oli yang mampu menyesuaikan kekentalannya,
pada suhu rendah (dingin) memiliki sifat seperti oli SAE 20W dan pada suhu tinggi seperti SAE
50. Sifat oli SAE 20W mampu distart pada suhu dingin sampai suhu -10 oC (tidak membeku)
dan mampu mengalir dengan pemompaan sampai -20 oC. Sifat oli SAE 50 pada suhu mesin
tinggi 100o C tidak terlalu encer, dengan kekentalan berkisar 16.3 cSt – 21.9 cSt. (Sebagai
perbandingan keenceran seperti air pada 20 oC setara ~ 1 cSt)
2.SAE 15W40 bermakna pada suhu rendah (dingin) memiliki sifat seperti oli SAE 15W, pada
suhu tinggi seperti SAE 40. Sifat oli SAE 15W mampu distart pada suhu dingin sampai suhu
-15 oC dan mampu mengalir dengan pemompaan sampai -25 oC. Sifat oli SAE 40 pada suhu
mesin tinggi 100o C kekentalannya berkisar 12.5 cSt – 16.3 cSt
3.SAE 10W30 berarti pada suhu rendah (dingin) memiliki sifat seperti oli SAE 10W, pada suhu
tinggi seperti SAE 30.Sifat oli SAE 15W mampu distart pada suhu dingin sampai suhu -20 oC
dan mampu mengalir dengan pemompaan sampai -30 oC.Sifat oli SAE 30 pada suhu mesin
tinggi 100o C kekentalannya berkisar 9.3 cS t- 12.5 cSt.
. Oli singlegrade
Oli cenderung menjadi encer dan mudah mengalir ketika panas dan menjadi kental dan tidak
mudah mengalir ketika dingin
Oli dapat diklasifikasikan dari viskositas atau tingkat kekentalannya. Dalam kemasan oli,
biasanya ditemukan kode huruf dan angka yang memperlihatkan hal itu. Contohnya SAE 40,
SAE 50, SAE 90, dan seterusnya. SAE singkatan dari Society of Automotive Engineers atau
Ikatan Ahli Teknik Otomotif, yang menetapkan standar kekentalan pada suhu 100 oC. Angka di
belakangnya menunjukkan tingkat kekentalannya.
Kode angka multi grade seperti 10W-50 merupakan kekentalan yang bisa berubah-ubah sesuai
suhu di sekitarnya. Huruf W di belakang angka 10 adalah singkatan Winter (musim dingin). Jadi
pelumas tersebut artinya mempunyai tingkat kekentalan yang setara dengan SAE 10 (di udara
dingin), tapi ketika udara panas kekentalannya sama dengan SAE 50.
• Kekentalan indek
– Oli dengan kekentalan indek rendah berarti kekentalannya rendah
– Oli dengan indek kekentalan 10W-30 disebut multi grade, kekentalannya tidak terpengaruh
oleh perubahan temperatur / musim dan dapat digunakan sepanjang tahun
– Indek kekentalan yang diikuti oleh huruf “W” menunjukkan kekentalan pada temperatur –
20°C, sedangkan yang tidak menggunakan huruf “W” menyatakan kekentalan pada temperatur
100°C
3. Ring 1 paling atas berfungsi menahan tekanan kompresi. Kompresi yang tercipta akibat
proses pembakaran di ruang bakar. Dalam hal ini, ring alias cincin kompresi enggak boleh aus.
Jika aus, kompresi bocor.
Ring 2. Sebenarnya ring ini juga berfungsi sebagai ring kompresi. “Lebih tepatnya, berfungsi
sebagai sil kompresi. Yaitu, untuk menjaga dan menahan dari kebocoran,” timpal Junus.
Selain itu, ring kedua juga bertugas untuk menyapu pelumas di liner. Jadi, tidak ada pelumas
yang diperbolehkan naik ke atas dan melebihi ring 1. Menurut pria berkumis tipis ini, ring kedua
juga punya desain yang tidak jauh beda dengan ring pertama. Maka itu, terkadang
membedakannya cukup sulit. “Kalau baru, bisa dilihat dari tulisan atau tanda tertentu. Misalnya,
R1 atau top,” tambahnya.
Tapi dari warna juga bisa sedikit dibedakan. Biasanya, bagian dalam ring 1 agak mengkilap.
Sedang ring 2, sedikit abu-abu. Ketika pemasangan, tulisan atau tanda selalu hadap atas. Atau
khusus ring 1, bagian tirus menghadap ke atas.
Ring 3. Ini yang bedakan engine 2–tak dan 4-tak. Biasa disebut juga ring oli atau ring cacing.
Ring ini punyai ulir, jadi memungkinkan sebagai tempat penyimpanan dan pembawa pelumas
bagi piston dan linner. L
4. 1. Aki Basah Konvensional
Jenis aki ini adalah aki model basah yang berisi cairan asam sulfat (H2SO4). Ciri
utamanya memiliki lubang dengan penutup yang berfungsi untuk menambah air aki saat ia
kekurangan akibat penguapan saat terjadi reaksi kimia antara sel dan air aki. Sel-selnya
menggunakan bahan timbal (Pb). Kelemahan aki jenis ini adalah pemilik harus rajin memeriksa
ketinggian level air aki secara rutin. Cairannya bersifat sangat korosif. Uap air aki mengandung
hydrogen yang cukup rentan terbakar dan meledak jika terkena percikan api. Memiliki sifat self-
discharge paling besar dibanding aki lain sehingga harus dilakukan penyetruman ulang saat ia
didiamkan terlalu lama.
2. Aki Hybrid
Pada dasarnya aki hybrid tak jauh berbeda dengan aki basah. Bedanya terdapat pada
material komponen sel aki. Pada aki hybrid selnya menggunakan low-antimonial pada sel (+)
dan kalsium pada sel (-). Aki jenis ini memiliki performa dan sifat self-discharge yang lebih baik
dari aki basah konvensional. (sumber: Aki GS Astra)
Aki hybrid secara fisik hampir mirip aki basah biasa.
3. Aki Kalsium
Kedua selnya, baik (+) maupun (-) mengunakan material kalsium. Aki jenis ini memiliki
kemampuan lebih baik dibanding aki hybrid. Tingkat penguapannya pun lebih kecil dibanding
aki basah konvensional.
Keunggulan Aki kalsium:
Aki merk Bosch, Delkor, yang sekilas mirip aki kering adalah jenis aki kalsium
· Mempunyai performance yang baik dibanding accu Antimonial dan Hybrid di atas.
· Mempunyai daya tahan / usia pakai yang baik. (tahan lama).
· Tingkat Self-Discharge paling kecil (0.1-0.2% (volume/day)
1. Starting batery
Merupakan jenis aki yang dirancang mampu menghasilkan energi (arus listrik) yang
tinggi dalam waktu singkat sehingga dapat menyalakan mesin seperti mesin kendaraan. Dengan
kata lain untuk menghidupkan mesin dibutuhkan arus listrik yang tinggi. Setelah mesin hidup aki
istirahat sambil dicas kembali oleh dinamo (alternator). Jadi aki akan selalu penuh terisi arus
listrik tidak pernah sampai habis. Jika aki sering terpakai sampai habis aki jenis ini akan cepat
rusak. Hampir sebagian besar aki yang mudah ditemui di pasaran adalah jenis aki ini. Aki jenis
ini sangat tidak cocok untuk kendaraan listrik.
Konstruksinya menggunakan banyak pelat tipis secara paralel agar resistansinya rendah
dengan permukaan yang lebih luas agar dapat melepas arus listrik yang tinggi saat dibutuhkan.
Aki jenis ini banyak digunakan pada kendaraan untuk menyalakan mesin.
b. Gel Cell
Aki jenis ini, cairan elektrolitnya dicampur dengan pasir silica sehingga menjadi kental
seperti jelly (agar-agar atau puding). Kemudian jelly ini berfungsi seperti halnya cairan elektrolit.
Aki jenis ini sebaiknya jangan digunakan pada perangkat yang membutuhkan suplai arus listrik
yang tinggi (discharging) atau di cas dengan arus yang tinggi pula (charging). Kalau tidak jelly-
nya akan cepat robek atau rusak sehingga aki tidak dapat digunakan lagi.
c. Absorbent Glass Mat Battery (AGM).
Aki jenis ini memiliki separator (pemisah) yang terdiri dari fiberglass yang diletakkan di antara
pelat-pelat selnya yang bertujuan menyerap cairan elektrolit agar tersimpan di pori-pori
fiberglass. Fungsi fiberglass ini mirip seperti handuk yang menyerap air ketika salah satu ujung
handuknya dicelupkan ke dalam ember yang berisi air.