Penkes Penularan Penyakit Hiv
Penkes Penularan Penyakit Hiv
DISUSUN OLEH :
EMILIA WAHYUNINGSIH
NIM : 0101015017
2018
(S A P)
C. Sub pokok bahasan : Penyebab HIV/AIDS, cara penularan HIV/AIDS, resiko tertular
H. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x20 menit, diharapkan keluarga Tn.T
2. Tujuan Khusus
e. Keluarga Tn.T dapat menyebutkan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
HIV/AIDS.
L. Strategi Pelaksanaan :
HIV/AIDS.
HIV/AIDS.
infeksi HIV/AIDS
HIV/AIDS.
penyuluhan
M. Evaluasi
Jawaban :
1. Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang di sebut HIV dari
kelompok virus.
a. Kontak seksual.
antara lain:
a. Kontak fisik
d. Mendonorkan darah bagi orang yang sehat tidak dapat tertular HIV.
HIV menginfeksi sel-sel dari sistem imun. HIV menyebabkan AIDS karena virus
Dalam 2-4 minggu setelah infeksi HIV, banyak orang (namun tidak semua)
mengalami gejala yang menyerupai flu, yang merupakan respon alami tubuh
tenggorokan, ruam, nyeri otot dan sendi, nyeri dan sakit kepala.
manusia tanpa menghasilkan gejala atau hanya gejala ringan, karena infeksi tidak
Seiringnya waktu, HIV menghancurkan sistem imun Anda. Gejala dari tahap
infeksi HIV ini meliputi penurunan berat badan dengan cepat, kehilangan
ingatan, demam yang kambuh, serta diare yang berlangsung lebih dari seminggu.
d. AIDS
AIDS merupakan tahap infeksi HIV yang terjadi saat sistem imun sudah rusak
b. Lindungilah diri anda sendiri terhadap infeksi HIV atau infeksi lainnya.
c. Jagalah kebersihan diri anda, rumah anda, lingkungan sekitar rumah anda dan
penderita.
A. Penyebab HIV/AIDS
Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen viral yang di sebut HIV dari
(LAV) atau Human T-Cell Leukemia Virus (HTL-III yang juga disebut Human T-Cell
B. Penularan HIVAIDS
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial
mengandung HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu (KPA, 2007c).
Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu : kontak seksual, kontak
dengan darah atau sekret yang infeksius, ibu ke anak selama masa kehamilan, persalinan dan
1. Seksual
Penularan melalui hubungan heteroseksual adalah yang paling dominan dari semua cara
penularan. Penularan melalui hubungan seksual dapat terjadi selama senggama laki-laki
dengan perempuan atau laki-laki dengan laki-laki. Senggama berarti kontak seksual
dengan penetrasi vaginal, anal (anus), oral (mulut) antara dua individu. Resiko tertinggi
adalah penetrasi vaginal atau anal yang tak terlindung dari individu yang terinfeksi HIV.
2. Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan virus HIV.
3. Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau tertusuk ke dalam
tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV, seperti jarum tato atau pada pengguna
narkotik suntik secara bergantian. Bisa juga terjadi ketika melakukan prosedur tindakan
medik ataupun terjadi sebagai kecelakaan kerja (tidak sengaja) bagi petugas kesehatan.
4. Melalui silet atau pisau, pencukur jenggot secara bergantian hendaknya dihindarkan
6. Penularan dari ibu ke anak. Kebanyakan infeksi HIV pada anak didapat dari ibunya saat
Penyakit HIV/AIDS dapat diderita oleh siapa saja, dan dari kalangan umur berapapun.
1. Mereka yang sering melakukan hubungan seksual diluar nikah, seperti wanita dan pria
2. Mereka yang mempunyai banyak pasangan seksual misalnya: Homo seks (melakukan
Human immunodeficiency virus (HIV) menginfeksi sel-sel dari sistem imun. HIV
menyebabkan AIDS karena virus menghancurkan sel-sel imun penting yaitu sel CD4 T,
namun bagaimana tepatnya sel-sel ini terbunuh tidak diketahui secara pasti.
Setiap harinya, tubuh Anda menghasilkan jutaan sel CD4 T untuk membantu menjaga
imunitas dan melawan serangan virus dan kuman. Begitu HIV berada di tubuh Anda, virus
dapat membuat salinan terus menerus, meningkatkan kemampuan untuk membunuh sel CD4
Infeksi HIV biasanya terbagi dalam 4 tahap, tergantung bagaimana efek HIV pada
sistem imun Anda: infeksi primer akut, infeksi laten klinis, infeksi HIV simptomatis dan
Dalam 2-4 minggu setelah infeksi HIV, banyak orang (namun tidak semua)
mengalami gejala yang menyerupai flu, yang merupakan respon alami tubuh terhadap
infeksi HIV, seperti demam, pembengkakan kelenjar, radang tenggorokan, ruam, nyeri
otot dan sendi, nyeri dan sakit kepala. Selama periode awal infeksi ini, virus dalam
jumlah besar dihasilkan dalam tubuh. Tubuh Anda merespon dengan menghasilkan
antibodi HIV dan limfosit sitotoksik (sel T pembunuh yang mencari dan
menghancurkan virus atau bakteri). Maka, kadar HIV pada darah akan sangat menurun,
pasangan seksual dan pengguna obat karena kadar HIV pada aliran darah sangat tinggi.
“Latensi” merupakan periode di mana virus tinggal atau berkembang pada tubuh
manusia tanpa menghasilkan gejala atau hanya gejala ringan, karena infeksi tidak
menyebabkan gejala atau komplikasi lainnya. Tahap kedua dari infeksi HIV memiliki
rata-rata durasi 10 tahun untuk orang yang tidak menjalani pengobatan antiretroviral
(ART). Jika Anda menjalani ART, Anda dapat hidup dengan latensi klinis selama
Walau berjumlah sangat sedikit di dalam darah, HIV sangat aktif pada sistem
limfa tubuh. Jika Anda memiliki HIV dan tidak menjalani ART, jumlah virus akan
mulai meningkat dan jumlah CD4 akan menurun. Jika hal ini terjadi, Anda dapat mulai
memiliki gejala konstitusional dari HIV begitu kadar virus meningkat pada tubuh Anda.
Namun, orang dengan HIV tetap terinfeksi dan dapat menularkan HIV ke orang
Seiringnya waktu, HIV menghancurkan sistem imun Anda. Apabila jumlah virus
terus meningkat ke level yang lebih tinggi, sistem imun akan memburuk. Kondisi
kesehatan Anda mencapai tahap yang lebih serius. Gejala dari tahap infeksi HIV ini
meliputi penurunan berat badan dengan cepat, kehilangan ingatan, demam yang
kambuh, serta diare yang berlangsung lebih dari seminggu. Apabila perawatan obat
anti-HIV tidak bekerja, atau jika seseorang tidak melakukan perawatan, sistem imun
Dalam saat ini, infeksi oportunistik juga akan meningkat. Infeksi ini tidak akan
menjadi masalah pada orang dengan sistem imun normal, namun pada orang dengan
sistem imun yang lemah, infeksi dapat sangat berbahaya. Infeksi dapat disembuhkan,
4. AIDS
AIDS merupakan tahap infeksi HIV yang terjadi saat sistem imun sudah rusak
dengan parah dan Anda rentan terhadap infeksi oportunistik. Jumlah sel T CD4+
merosot, serta jumlah virus meningkat dengan signifikan. Apabila jumlah sel T CD4+
seseorang jatuh di bawah 200 sel per milimeter kubik darah dan pasien didiagnosis
dengan kondisi terkait HIV tahap 4 (seperti tuberkulosis, kanker, dan pneumonia),
kematian. Tanpa pengobatan, orang yang mengalami AIDS biasanya bertahan sekitar 3
tahun. Begitu Anda memiliki penyakit oportunistik berbahaya, harapan hidup tanpa
1. Berilah dukungan emosional pada pasangan atau anggota keluarga anda, anda dapat
belajar menjadi pendengar yang baik dan terus semangati dan dukung pasangan atau
menggunakan jarum suntik yang sama dengan penderita atau melakukan hubungan
3. Jagalah kebersihan diri anda, rumah anda, lingkungan sekitar rumah anda, dan penderita
4. Rawat dan jagalah kesehatan diri anda sendiri. Bila anda merasa stress, anda dapat
memberitahu masalah anda pada orang lain atau mencari bantuan ahli bila diperlukan.
5. Pelajarilah bagaimana cara memberikan obat-obatan pada penderita dan carilah bantuan
http://bumbata.com/10380/tips-sehat-pencegahan-faktor-risiko-fakta-penularan-
hiv/#ixzz2DYuF3A3k
http://www.heqris.com/2009/08/cara-mencegah-penularan-hivaids.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16725/4/Chapter%20II.pdf