“AL-BAIT AD-DAWA”
Disusun oleh:
1. Visda Nila Happy L (1808020001)
2. Abdul Muis (18080200)
3. Parhan (18080200)
4. Suci Angriani (1808020103)
5. Mega Umar (1808020055)
6. Agnes Putri Wiradiningrum (1808020088)
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan
dalam meningkatkan derajat kesehatan adalah dengan menyediakan
sebuah sarana yang dapat memberikan pelayanan kesehatan secara
langsung kepada masyarakat, berupa pelayanan kefarmasian yang
memungkinkan pasien untuk lebih memahami pengobatan yang efektif dan
efisien. Salah satu realisasi pembangunan dibidang farmasi oleh
pemerintah dan swasta adalah dengan menyediakan sarana pelayanan
kesehatan salah satunya adalah apotek, dimana apotek berkontribusi
dalam peningkatan kesehatan masyarakat dengan cara melakukan
pekerjaan kefarmasian, menyediakan dan menyalurkan perbekalan farmasi
yang diperlukan seperti sediaan farmasi, alat kesehatan, perbekalan
kesehatan lain dan juga memberikan informasi obat yang dibutuhkan untuk
mencegah timbulnya penyalahgunaan obat.
Menurut PP No.51 tahun 2009 apotek merupakan sarana pelayanan
kesehatan tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh apoteker.
Didalam pelaksanaanya apotek memiliki dua fungsi yaitu sebagai unit
pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis (profit oriented).
Apotek sebagai unit pelayanan kesehatan dengan cara menyediakan
obat‐obatan yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Sedangkan apotek sebagai institusi bisnis
bertujuan untuk memperoleh keuntungan, hal tersebut dapat dimaklumi
mengingat investasi yang ditanam pada apotek dan operasionalnya juga
tidak sedikit. Pada saat ini orientasi paradigma kegiatan pelayanan
kefarmasian telah bergeser dari pengelolaan obat (drug oriented) sebagai
komoditi menjadi pelayanan yang berfokus pada pasien (patient oriented)
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengacu
pada pharmaceutical care.
Saat ini jumlah apotek yang berdiri di kecamatan-kecamatan masih
terbatas menyebabkan masyarakat sulit untuk mendapatkan obat,
informasi obat dan pelayanan kesehatan yang lebih baik untuk
meningkatkan kualitas hidup. Dengan didirikannya apotek dapat
memperluas akses obat yang murah dan terjamin yang bertujuan juga
untuk menertibkan peredaran obat-obat palsu dan ilegal, serta memberikan
kesempatan kepada apoteker untuk memberikan pelayanan kefarmasian.
Sebelum melakukan pendirian dan pengelolaan apotek, perlu dilakukan
perencanaan. Hal yang sangat penting dalam perencanaan apotek adalah
studi kelayakan yang mana merupakan suatu rancangan secara
komprehesif. Segala sesuatu tentang rencana pendirian apotek baru untuk
dapat melihat kelayakan usaha baik ditinjau dari pengabdian profesi
maupun dari sisi ekonominya.
Kawasan di sekitar Jalan Cibeber merupakan salah satu daerah
strategis untuk investasi modal di daerah Desa Cibeber karena dekat
dengan kantor desa serta terdapat tempat usaha bisnis, sekolah, pasar,
lapangan sepak bola dan perumahan penduduk. Kondisi tersebut
menunjukkan adanya peluang pendirian apotek di kawasan tersebut. Maka
kami ingin mengembangkan peluang tersebut dengan berbagai inovasi dan
solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal obat-obatan dan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas. Dengan memiliki
program dan strategi pengembangan dan pengelolaan apotek yang
berbeda akan membuat Apotek Al-bait Ad-Dawa berpotensi besar dan
memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh sebagian besar apotek di Desa
Cibeber.
2. MISI
a. Menyediakan obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi lainnya
yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.
b. Memberikan jasa pelayanan kefarmasian dengan menerapkan
konsep Pharmaceutical Care secara professional.
c. Menyediakan pelayanan konseling terutama pada pasien yang
mengkonsumsi obat keras dan antibiotik agar tercapai efek terapi
yang diinginkan serta pasien terhindar dari kesalahan penggunaan
obat.
BAB II
ANALISIS TEKNIS
A. Aspek Lokasi
Apotek Al-Bait Ad-Dawa terletak di Jalan Cibeber,Desa Cibeber,
Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya. Luas wilayah Kecamatan
Cikalong adalah 13.291,966Ha/m2yang mana terdapat 6 desa dan luas
wilayah Desa Cibeber adalah 1.241,7 Ha/m2. Apotek ini didirikan dekat
dengan fasilitas umum dan pusat keramaian seperti Masjid Cibeber, Kantor
Desa Cibeber, Pasar Cibeber, SMP N 5 Cikalong, SDN Cibeber 1,
lapangan bola atau bermain, puskesmas dan toko sawalayan.
2 Commo cold
PCT 500 mg 3x1 tab 3 9 Rp 60.000/4
box
Rp.
Captropil 25 mg 2 x 1 tab 7 14 tab 73.200/box
6 Dermatitis Salep 88 Dioles 3 x Tidak 1 tube Rp.
sehari ditentukan 117,020/1o
tube
mg
10 Abses Amoksisilin 500 4 x 1 tab 7 28 tab Rp 216.800/4
mg box
BAB III
ANALISIS PEMASARAN
A. Jenis Pasar
Di sekitar Apotek Al-Bait Ad-Dawa terdapat usaha-usaha seperti toko
swalayan, pasar, apotek kompetitor yaitu putra mandiri dan puskesmas.
Di daerah tersebut juga belum ada pelayanan kesehatan lain baik klinik,
dan rumah sakit.
B. Potensi Pasar
Letak yang sangat strategis menjadikan apotek ini cukup menjanjikan
dalam hal potensi pasar. Perkiraan konsumen:
1. Jumlah penduduk di wilayah pemukiman kurang lebih 6135 jiwa.
2. Dalam radius 57 m terdapat pasar, masjid, puskesmas dalam radius
166 m terdapat SMP N 5 Cikalong, dalam radius 147 m terdapat
lapangan sepak bola (bermain).
3. Karena jumlah penduduk banyak dan wilayah terus berkembang
kebutuhan obat yang diperlukan masyarakat selain resep juga obat-
obat bebas dan bebas terbatas.
4. Tidak menutup kemungkinan konsumen dari luar daerah dapat
menjadi pelanggan karena fasilitas yang dimiliki apotek yang lengkap
danmengutamakan kepuasan pelanggan.
5. Apotek Al-bait Ad-Dawa beroperasi setiap hari dan buka tiap 14 jam
pada hari senin sampai sabtu sedangkan hari minggu buka 7 jam.
Alasan dibuka pukul 08:00 WIB karena pada jam tersebut
masyarakat mulai ramai atau beraktifitas. Sedangkan alasan ditutup
pada pukul 22:00 WIB karena pada jam tersebut sudah mulai sepi.
6. Distribusi produk dan pelayanan dapat diperoleh dengan cara datang
langsung ke Apotek dan dengan cara delivery service.
7. Data 10 besar penyakit di sekitar Apotek Al-Bait Ad-Dawa yang
diambil dari Puskesmas Indihiyang Kota Tasikmalaya pada tahun
2010 adalah
No Jenis penyakit Jumlah
1 ISPA 4252
2 Commod cold 3929
3 Myalgia 1749
4 Gastritis 1558
5 Hipertensi primer 1528
6 Dermatitis 1115
7 Diare 715
8 Skabies 389
9 Asma 315
10 Abses 171
C. Strategi Pemasaran
1. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat yang diberikan
merupakan terapi obat yang tepat, efektif, nyaman dan aman bagi
pasien.
2. Menjalankan program No Pharmacist No Service (Apoteker selalu
berada di apotek).
3. Mengatasi masalah baru yang timbul dalam terapi obat dan
mencegah timbulnya masalah lain di masa yang akan datang.
4. Memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat yang ingin
melakukan pegobatan mandiri.
5. Memberikan informasi dan konsultasi obat.
6. Melakukan monitoring obat dan evaluasi penggunaan obat.
7. Merancang SOP (standart operating procedure) dan standar
organisasi kerja.
8. Ruangan apotek yang luas dan nyaman.
9. Pelayanan yang cepat dan ramah.
D. Peluang Pemasaran
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, khususnya mengenai
posisi lokasi serta keberadaan kompetitor, maka dapat diterangkan
beberapa hal penting. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek
penting, yaitu aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap
Apotek yang akan didirikan (analisa SWOT).
1. Kekuatan atau Strength
a. Letak atau lokasi Apotek yang strategis yaitu di Jalan Cibeber, yang
dilalui kendaraan dan mudah dijangkau oleh kendaraan dari segala
arah baik dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum.
b. Lokasi Apotek yang berdekatan dengan lapangan bermain yang
sering dilakukan oleh masyarakat untuk mengadakan pertandingan
sehingga ramai dan terdapat pasar disekitar apotek.
c. Apotek menerapkan konsep layanan patient oriented yang berbasis
layanan kefarmasian pharmaceutical care.
d. Apotek melakukan monitoring medication record (pencatatan nama,
alamat, umur, jenis kelamin, diagnosis dan resep dokter yang
diberikan).
e. Apotek berkomitmen melakukan administrasi pengelolaan perbekalan
kefarmasian yang optimal sehingga akan memudahkan monitoring
dan evaluasi pengelolaan apotek.
f. Petugas apotek yang kompeten, ramah, dan berintegritas terdiri dari
tenaga yang sudah berpengalaman dan tenaga-tenaga muda yang
penuh inovasi dan kreatif.
g. Apoteker yang selalu full time di apotek, siap memberikan layanan
dan konsultasi seputar obat.
2. Kelemahan/Weakness
a. Apotek ini merupakan apotek baru yang belum dikenal oleh
masyarakat luas.
b. Apotek yang baru didirikan belum mempunyai pelanggan yang loyal.
Untuk menutupi kelemahan tersebut maka perlu strategi agar
menarik masyarakat untuk datang ke apotek yaitu dengan membuat
marka atau tanda apotek di pinggir jalan, selain itu nama apotek
dibuat besar demikian juga dengan tulisan pada papan nama
tersebut, dan memakai neon box.
3. Peluang/Opportunity
a. Potensi daerah
1) Penduduk di sekitar lokasi apotek terdiri dari kelas menengah
kebawah dan merupakan daerah yang cukup padat sehingga
dapat menjadi sumber pelanggan apotek yang potensial.
2) Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam sangat
memungkinkan menjadi pelanggan. Oleh karena itu apotek dapat
ditata agar bersih, nyaman dan elegan, sehingga dapat menarik
pelanggan dari semua golongan kelas sosial.
3) Masyarakat disekitar sangat peduli dengan pola hidup sehat.
Untuk menarik pelanggan, salah satu kegiatan apotek yang
dapat mengarahkan merekacontohnyapenerbitan buletin
kesehatan secara berkala dan lain-lain.
b. Belum ada sarana medis seperti rumah sakit dan klinik kesehatan
lainnya sehingga menjadi peluang bagi pihak apotek untuk bekerja
sama dengan dokter dalam mendirikan klinik kesehatan umum.
4. Ancaman/threats
a. Terdapat Apotek lain dalam radius 181 m namun tidak ada aturan
tentang jarakantara apotek yang satu dengan yang lain.
b. Terdapat swalayan yang menjual obat bebas (OTC) dalam radius 11
m.
BAB IV
ANALISIS MANAJEMEN
Apoteker Pendamping
Asisten Apoteker
C. Gambaran Pekerjaan
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA), tugas dan kewajiban pengelola
apotek antara lain:
a. Memimpin seluruh kegiatan apotek.
b. Berkewajiban serta bertanggungjawab penuh untuk mengelola
apotek yang meliputi beberapa bidang antara lain:
1) Pelayanan Kefarmasian
2) Administrasi
3) Tenaga Kerja atau Personalia
4) Bidang lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi
apotek
c. Melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan hasil dan
kualitas apotek serta bertanggungjawab atas seluruh aktivitas
kerja di apotek baik pelayanan kefarmasian, administrasi
maupun managerial lainnya.
2. Apoteker Pendamping, tugas dan kewajiban apoteker pendamping
antara lain:
a. Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, bilamana
APA berhalangan selama jam kerja apotek.
b. Dalam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal-hal
penting yang mendasardan strategis, harus mendapat
persetujuan dari APA.
c. Apoteker Pendamping bertanggungjawab penuh kepada APA
dan melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker
pendamping sesuai dengan petunjuk dan atau instruksi dari
APA.
3. Asisten Apoteker (Tenaga Teknis Kefarmasian), tugas dan
kewajiban:
a. Melaksanakan pekerjaan yang seusai dengan profesinya
sebagai asisten apoteker (Tenaga Teknis Kefarmasian), yaitu
meliputi:
1) Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat
dengan resep) sesuai petunjuk pimpinan apotek.
2) Mengerjakan pengubahan bentuk pembuatan sedían racikan
dan meracik.
3) Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik.
4) Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi
(narkotik, psikotropik, statistik resep dan OGB, OWA) dan
waktu kadaluarsa.
5) Mendata kebutuhan obat dalam defekta dan membantu
kelancaran kegiatan pembelian.
6) Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani
faktur, mencatat ke dalam buku pembelian (komputer) dan
menjaga agar daftar harga tetap up to date.
7) Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang
pelayanan dan peracikan obat.
8) Mengelompokkan dan menata obat sesuai metode penataan.
9) Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang
pelayanan dan peracikan obat.
b. Merangkup sebagai kasir.
1) Mencatat semua obat yang masuk dan keluar.
2) Mencatat semua uang yang masuk dan keluar.
3) Membuat laporan keuangan bersama APA.
4) Bertanggung jawab terhadap catatan obat yang masuk dan
keluar.
5) Bertanggung jawab terhadap catatan uang yang masuk dan
keluar.
c. Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir,
reseptir dan lain sebagainya.Tanggungjawab dan
wewenang:Bertanggungjawab kepada pimpinan apotek atas
segala kebenaran tugas yang diselesaikannya. Berwenang
melaksanakan pelayanan kefarmasiansesuaipetunjuk dan atau
instruksi pimpinan apotek.
D. Jumlah Karyawan
Untuk dapat mengelola sebuah apotek secara optimal diperlukan
tenaga kerja yang kompetensertaefektif danefisian sehingga tujuan
organisasi tercapai. Apotek Al-bait Ad-Dawa akan merekrut 3 karyawan
dengan susunan sebagai berikut:
1. Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
2. Apoteker Pendamping : 1 orang
3. Asisten Apoteker (TTK) : 2 orang
Dasar pertimbangan perekrutan karyawan tersebut adalah:
1. Jam kerja:08.00‐22.00, dibagi menjadi 2 shift (masing‐masing 7 jam),
yaitu jam 08.00‐15.00 terdiri dari 1 orang apoteker, dan 1 orang
asisten apoteker dan jam 15.00‐22.00 terdiri dari 1 orang apoteker
dan 1 orang asisten apoteker (hari libur tutup).
2. Volume pekerjaan jumlah pasien setiap hari. Diperkiran setiap hari
akan menerima 70 pasien, dimana target penyiapan obat per resep
adalah 15 menit (Racikan) dan 2 menit (Non-racikan).
3. Dana yang tersedia (bagian aspek modal dan biaya)
Sumber daya manusia merupakan aset terbesar dari apotek itu
sendiri. Kerjasama antar karyawan harus dijaga sehingga dapat
menciptakan suasana kerja yang kondusif serta nyaman akan
meningkatkan produktifitas kerja karyawan. Karenanya diperlukan
adanya struktur organisasi, pembagian tugas, wewenang, hak dan
kewajiban serta rasa memiliki terhadap apotek dari para karyawan.
E. Standar Prosedur Operasional (SPO)
1. SPO PengelolaanSediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan
a. Spo Perencanaan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan.
b. Spo Pengadaan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan Antar
Apotek.
c. Spo Penerimaan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan.
d. Spo Penyimpanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan.
e. Spo Pemindahan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan.
f. Spo Pemeriksaaan Tanggal Kadaluwarsa.
g. Spo Pengelolaan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan Yang
Telah Kadaluwarsa.
h. Spo Penanganan Obat Kembalian Dari Pasien.
2. SPO Pelayanan Farmasi Klinik
a. Spo Pelayanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan Tanpa
Resep.
b. Spo Pelayanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan Dengan
Resep.
c. Spo Pelayanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan Dengan
Resep Racikan.
d. Spo Penyiapan Dan Penyerahan Sirup Kering.
e. Spo Penyiapan Dan Penyerahan Tablet Dan Kapsul.
f. Spo Penyiapan Dan Penyerahan Sediaan Farmasi atau Alat
Kesehatan Tertentu.
g. Spo Pelayanan Resep Narkotika.
h. Spo Pelayanan Informasi Obat.
i. Spo Konseling.
j. Penanganan Obat-Obatan Yang Perlu Perhatian Khusus (High
Alert Medications).
3. SPO Higiene Dan Sanitasi
a. Spo Pembersihan Dan Sanitasi Ruangan.
b. Spo Program Pembersihan Ruangan.
c. Spo Pembersihan Alat.
d. Spo Higiene Perorangan.
4. SPO Tata Kelola Administrasi
a. Spo Pengelolaan Resep.
b. Spo Pembuatan Patient Medication Record.
c. Spo Pencatatan Kesalahan Peracikan.
5. SPO Lain-Lain
a. Spo Pemusnahan Resep.
b. Spo Pemusnahan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan.
c. Spo Penimbangan Bahan Baku.
d. Spo Produksi Skala Kecil.
e. Spo Pengaturan Suhu Ruangan.
f. Spo Penggunaan Baju Kerja.
g. Spo Cara Pembuatan Standar Prosedur Operasional.
BAB V
ANALISIS KEUANGAN
ASPEK PERMODALAN
A. Modal Apotek
Modal yang digunakan dengan perincian sebagai berikut :
1. Modal Tetap
a. Tanah dan Bangunan
Sewa gedung : Rp. 140.000.000
b. Perlengkapan dan Peralatan Apotek
1) Alat penyimpanan perbekalan farmasi
-Lemari narkotik dan psikotropik : Rp 650.000
-Lemari pendingin : Rp 3.000.000
-4 etalase dan 2 lemari : Rp 16.000.000
2) Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan obat
-Timbangan gr dan mg : Rp 3.400.000
-1 set gelas ukur : Rp 400.000
-Alat racik (mortir dan stemper) : Rp 250.000
-1 meja konsultasi dan meja racik : Rp 1.000.000
-Rak Pengering alat : Rp. 80.000
-Westafel : Rp. 200.000
3) Perlengkapan etiket dan wadah pengemas
- Label dan etiket : Rp. 100.000
- Wadah pengemas : Rp. 150.000
4) Alat-alat dan perlengkapan administrasi
- Buku surat pemesanan obat : Rp. 20.000
- Buku faktur penjualan : Rp. 20.000
- Buku nota penjualan obat : Rp. 9000
- Buku kwitansi : Rp. 4200
- Buku pemesanan obat psikotropika: Rp. 5000
- Buku pemesanan obat narkotika : Rp. 5000
- Buku salinan resep : Rp. 60.000
- Buku catatan pembelian : Rp. 17.000
- Buku catatan penjualan : Rp. 17.000
- Buku catatan keuangan :Rp. 9900
- Buku catatan narkotika : Rp. 5000
- Buku catatan psikotropika : Rp. 5000
- Kartu stok obat : Rp. 200.000/rim
- Stampel dan tinta : Rp. 100.000
- Alat tulis kantor : Rp. 230.000
5) Buku-buku standar
- Farmakope Indonesia Edisi terbaru : Rp. 85.000
- ISO : Rp. 37.000
- MIMS : Rp. 150.000
- Kumpulan perundang-undangan apotek : Rp. 45.000
- Buku pendukung kefarmasian lainnya : Rp. 120.000
6) Perlengkapan dan peralatan yang lain
- Papan nama Apotek : Rp. 300.000
- Papan nama Apoteker dan SIA : Rp. 120.000
- Meja kasir : Rp. 400.000
- Kursi tunggu pasien : Rp. 1.200.000
- Alat pemadam kebakaran : Rp. 500.000
- Seperangkat leptop dan print : Rp. 3.500.000
- Handphone : Rp. 1.500.000
- Tempat sampah dan alat kebersihan : Rp. 100.000
- Perijinan : Rp. 3.000.000
- Dispenser dang along : Rp. 200.000
- Jam dinding : Rp. 80.000
- Set perlengkapan pencahayaan : Rp. 533.000
Jumlah : Rp..000
Jumlah Modal tetap : Rp. .000
2. Modal Operasional
a. SDM
1) Apoteker (Rp 2.500.000x12x2) : Rp
2) Asisten apoteker (Rp 1.600.000x12x2) :Rp38.400.000
3) THR : Rp 2.600.000
Jumlah Beban Gaji ( 1 tahun) : Rp. 71.000.000
b. Pengadaan obat, alkes, dan susu
1) Obat keras : Rp
2) Obat bebas terbatas dan obat bebas : Rp
3) Obat tradisional : Rp
4) Alkes : Rp
5) Susu dan perlengkapan bayi : Rp +
Jumlah : Rp
6) Biaya listrik : Rp. 500.000
7) Air PAM : Rp. 200.000
8) Cadangan modal :Rp. 10.000.000
Jumlah Modal Operasional : Rp. 131.700.000
4. Pajak
Pajak dihitung menggunakan sistem norma yaitu 20% dari omset
selama 1 tahun dan dikurangi penghasilan tidak kena pajak.
Penghasilan netto = 20% x omset 1 tahun
= 20% x 593.040.000
= Rp. 118.608.000
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
PTKP Wajib Pajak
a. Wajib Pajak : Rp. 18.000.000
b. Suami : Rp. 1.500.000
c. 2 Anak : Rp. 3.000.000 +
Rp. 22.500.000
Rp. 171.700.000
= × 1 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
Rp. 143.794.000
= 1,2 tahun
1
= Rp.373.446.000 × Rp. 75.800.000
1− Rp.593.040.000
Rp. 75.800.000
= × 100%
Rp. 593.040.000 − Rp. 373.446.000
Rp. 75.800.000
= X 100%
Rp. 219.594.000
= 34,52 %
c. Laba bersih
= Pendapatan – Biaya Pengadaan Obat – Biaya Rutin – Pajak
=
d. Return On Investment (ROI)
Laba
ROI = × 100%
Total Investasi
Rp. 143.794.000
= × 100%
Rp. 171.700.000
= 83,75 %
BAB VI
KESIMPULAN
2. Tampak depan
3. Tampak Atas
4. Tampak Atas
5. Tampak Atas
6. Ruang Penyimpanan obat keras
7.
8. Denah Apotek
Lampiran III. Copy Resep
Lampiran IV. Surat Pesanan
Lampiran V. Surat Pemesanan Psikotropik
Lampiran VI. Etiket
a. Obat Luar
No : Tgl :
Pro:
Jumlah :
Aturan Pakai :
OBAT LUAR
SEMOGA LEKAS SEMBUH
b. dengan
Harus Obat resep
dalam dokter
Lampiran VII. Daftar Harga Obat Bebas
No Nama obat Aturan Durasi Jumlah Harga obat
Pakai (hari) obat
Rp. 117,020/1o
10 Salep 88 Dioles 3 x Tidak 1 tube
ditentukan tube
sehari
Lampiran VIII. Daftar Harga Obat Bebas Terbatas
No Nama obat Aturan Durasi (hari) Jumlah obat Harga obat per box
Pakai
Rp 225.000,-/ 4
2 Triopolidin, 3 x 1 tab 3 9 tab box
pseudoefedrin,
guanfanesin
(Actifed Hijau
Syr)
0,5 mg
9 Betametason
Salep Dioleskan Tidak 1 tube Rp.40.000/10 tube
pada kulit ditentukan