Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penganggaran modal adalah istilah yang sering kita dengar pada saat

berhubungan dengan uang. Tapi seringkali istilah penganggaran modal disalah

tafsirkan sebagai alat untuk menghitung keuntungan saja, padahal penganggaran

modal (capital budgeting) bukan hanya sekedar itu saja. Maka dari itu kita harus

memahami betul pengertian dari penganggaran modal (capital budgeting) agar

penafsiran tidak hanya terbatas pada mencari keuntungan saja tetapi melakukan

keputusan investasi yang akan berdampak bagus pada jangka panjang maupun

jangka pendek bagi perusahaan. Di suatu perusahaan, seorang manajer keuangan

harus paham betul dengan capital budgeting ini sebab seorang manajerlah yang

akan memutuskan investasi atau penanam modal ini dapat diinvestasikan agar

berdampak baik pada perusahaan.

Di sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah salah satu sumber

utama keuntungan perusahaan tersebut. Karena dengan adanya capital budgeting

mereka dapat menghitung tingkat keuntungan yang akan mereka dapatkan pada

jangka panjangnya.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari capital budgeting techiques?

2. Apa saja tahap capital budgeting?

3. Apa saja teknik capital budgeting?

4. Apa saja manfaat capital budgeting?

5. Apa saja peranan dari capital budgeting?

6. Apa saja macam-macam capital budgeting?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Mengetahui pengertian dari capital budgeting

2. Mengetahui tahap, teknik, manfaat, peranan serta macam-macam dari

capital budgeting

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Capital Budgeting-Technique

Modal (capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi

dan anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas

masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang.

Penganggaran modal (capitalbudgeting) adalah garis besar rencana pengeluaran

aktiva tetap dan merupakan proses menyeluruh menganalisa proyek dan

menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal.

Capital budgeting adalah proses dimana manager financial dihadapi pada

keputusan apakah akan menginvestasi pada projek tertentu atau pada asset

tertentu. Capital budgeting perlu diperhatikan beberapa hal yaitu

a. Proyek apakah yang menguntungkan bagi perusahaan,

b. Dari serangkaian pilihan proyek, asset apakah yang diperlukan untuk

mendukung proyek tersebut, dan

c. Berapa besar jumlah investasi yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan

aset tersebut.

Capital budgeting dilakukan oleh instansi yang memiliki proyek jangka

panjang yang ingin dijalankannya. Proyek jangka panjang ini dapat berupa

ekspansi pada sebuah divisi dari anak perusahaan hingg pendirian anak

perusahaan baru. Keputusan penganggaran modal akan berpengaruh pada jangka

waktu yang lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.

3
B. Tahap-tahap penganggaran modal (capital budgeting )

1) Biaya proyek harus ditentukan,

2) Manajemen harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari proyek,

termasuk nilai akhir aktiva

3) Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi memakai distribusi

probabilitas aliran kas,

4) Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan

biaya modal (cost ofcapital) yang tepat untuk mendiskon aliran kas

proyek,

5) Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan

digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva,

6) Terakhir nilai sekarang dari aliran kas yang diharapkan dibandingkan

dengan biayanya.

Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan

kualitas dari penambahan aktiva dan pengeluaran modal sangatlah penting untuk

dikaji.

Capital budgeting technique adalah suatu cara atau metode-metode

untuk mengetahui seberapa besar cost yang kita keluarkan serta benefit yang

kita terima pada alternatif investasi yang ada.

Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang

peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan

biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya

4
dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus

diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin baru.

Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak

boleh diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi,

biaya modal sendiri justru harus diperhitungkan. Analisis biaya dalam keputusan

investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat penelimaan kas dalam

investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang lebih

berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan

datang.

Oleh karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya

diperhitungkan berdasarkan asas akrual, namun dalam perhitungan pemilihan

investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan

adalah biaya tunai.

 PAJAK PENGHASILAN

Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas

laba merupakan unsur informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam

perhitungan aliran kas untuk pengambilan keputusan investasi. Jika suatau

usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan biaya

atau tanbahan pendapatan, maka disisi lain akan mengakibatkan timbulnya

laba diferensial, yang akan menyebabkan tambahan pajak penghasilan

yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam

memperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan

5
pula tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya

penghematan biaya atau penambahan pendapatan tersebut dan sebaliknya.

 KRITERIA PENILAIAN INVESTASI

Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi

akuntansi sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan

investasi. Informasi akuntansi dimasukkan dalam suatu model

pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk

memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif

investasi yang tersedia.

Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau

untuk memilih berbagai macam alternatif investasi atau bisa disebut metode untuk

menentukan capital budgeting (penganggaran modal).

 Pay back Period

 Net Present value (NPV)

 Profitability Index (PI)

 Internal Rate of Return (IRR)

 Average Rate of Return (ARR)

1. Payback Period (PP)

Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu

usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk

menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan

investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang

6
diinginkan oleh manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang

diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.

n+(a–b)
PP = X 1 Tahun
(c–b)
Dimana n : Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa

menutup investasi mula-mula

a : Jumlah investasi mula-mula

b : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n

c : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1

Jika, arus kas pertahun jumlahnya sama, maka formulanya :

Investasi Awal
PP = X 1 Tahun
Arus Kas
 Apabila periode pengembalian lebih cepat maka projek tersebut layak /

diterima

 Apabila periode pengembalian lebih lama maka projek tersebut tidak

layak/ditolak

7
Kelemahan pay back period:

1. Metode ini tidak memeperhitungkan nilai waktu uang.

2. Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah

investasi pokok kembali.

Kelebihan pay back period:

1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan, maka

metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk

pengembalian investasi.

2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang

mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih

investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat.

3. Metode ini merupakan alat yang paling sederhana untuk penilaian

usulan investasi.

Contoh : Kasus arus kas setiap tahunnya sama

PT. ABC melakukan investasi sebesar $45.000 jumlah proceed

pertahun adalah $22.500, tentukan Pay back periodnya !

Jawab :

$ 45.000
PP = $ 22.500 x 1 tahun

= 2 Tahun

8
Jadi, PP dari investasi tersebut 2 tahun, artinya dana yang tertanam pada

aktiva sebesar $ 45.000 akan dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu 2

btahun.

Contoh : Kasus arus kas setiap tahun jumlahnya berbeda

PT. TAMITANA B. Aceh melakukan investasi sebesar $ 100.000 pada

aktiva tetap dengan proceed sebagai berikut :

Tahun Proceed Proceed Kumulatif

1 $ 50.000 $ 50.000

2 $ 40.000 $ 90.000

3 $ 30.000 $ 120.000

4 $ 20.000 $ 140.000

Tentukan Payback Period nya !

Jawab :

( 100.000−90.000 )
𝑃𝑃 = 2 + ( 120.000−90.000 ) x 1 Tahun

10.000
𝑃𝑃 = 2 + x 1 Tahun
30.000

= 2 + 0.33

= 2.33 Tahun

Jadi, Payback Period nya adalah 2.33 tahun atau 2 tahun 4 bulan

9
Note : Apabila investor dihadapkan pada dua pilihan investasi maka pilih

Payback Period yang paling kecil.

2. Profitabilitas Index (PI)

Kriteria lain untuk mengukur rencana investasi adalah dengan

menggunakan metode Profitabilitas Index (PI).

Rumusnya adalah sebagai berikut :

Dalam bentuk formula lain :

𝑁𝑃𝑉 2
𝐼0

Kriteria nilai Pofitabilitas Index adalah sebagai berikut :

 Terima jika PI > 1

 Tolak jika PI < 1

 Kemungkinan diterima jika NPV = 1

Pada saat nilai PI lebih besar daripada 1, rencana investasi tersebut akan

memiliki nilai net present value positif. Sedangkan apabila nilai PI lebih kecil

daripada 1, maka rencana investasi tersebut memiliki nilai net

10
present value negatif. Rencana investasi kemungkinan dapat dilanjutkan apabila

nilai PI sama dengan nol.

Hal ini berarti bahwa total nilai present value dari selama umur projek

memiliki jumlah yang sama dengan biaya investasi (initial investment).

Karena itu, kita perlu memperhatikan faktorfaktor lain yang dapat mendukung

keberhasilan projek di masa yang akan datang.

Keuntungan metode Profitability Index :

 Memperhitungkan nilai waktu dari pada uang (time value of money)

 Menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang akan digunakan

 Konsisten dengan tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan kekayaan

pemegang saham.

Kelemahan metode Profitability Index :

 Dapat memberikan panduan dan pilihan yang salah pada proyek-proyek-

proyek yang mutually exsclusive yang memiliki unsure ekonomis dan

skala yang berbeda.

Contoh :

Tahun Proyek Proyek

A B

1 20.000 6.000

11
2 12.000 4.000

3 10.000 4.000

4 6.000 4.000

5 5.000 4.000

42.800

Jawab :

 Perusahaan A

42.800
𝑃𝐼 =
40.000

= 4,28

 Perusahaan B

16.974
𝑃𝐼 =
10.000

= 1,6974

3. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pmasuka yangtelah didiskon

dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor,

atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan

datang yg didiskonka pada saat ini.

Rumus yang digunakan untuk menghitung NPV sebagai berikut :

𝑛
𝐹𝐶𝐹𝑡
𝑁𝑃𝑉 = ∑ − 𝐼𝑂
(1 + 𝑘)𝑡
𝑡=1

12
Di mana, FCFt : Arus kas bebas pada tahun tertentu

k : Tingkat diskonto yang tepat

IO : Pengeluaran kas awal

t : usia proyek yang di harapkan

Nilai NPV yang diperoleh menentukan diterima atau tidaknya suatu

proyek yang akan dijalankan. Adapun arti dari nilai NPV ditunjukkan oleh tabel

berikut :

Bila.. Berarti.. Maka..

NPV > 0 Invetasi yang Proyek bisa

dilakukan dijalankan

memberikan

manfaat bagi

perusahaan

NPV < 0 Investasi yang Proyek ditolak

dilakukan akan

mengakibatkan

kerugian bagi

perusahaan

NPV = 0 Investasi yang Kalau proyek

dilakukan tidak dilaksanakan atau

13
mengakibatkan tidak dilaksanakan

perusahaan untung tidak berpengaruh

ataupun merugi pada keuangan

perusahaan.

Keputusan harus

ditetapkan dengan

menggunakan

kriteria lain

misalnya dampak

investasi terhadap

positioning

perusahaan.

Contoh : berikut menggambarkan penggunaan kriteria NPV suatu penganggaran

modal.

Ski-Doo sedang mempertimbangkan sebuah mesin baru, yang akan

mengurangi ongkos perakitan mobil pengeruk salju Mach Z. Jika

perusahaan mempunyai tingkat pengembalian yang diinginkan sebesar

12% dan pengeluaran awal sebesar 40.000, hitunglah NPV dan utarakan

lah keputusan invetasinya. (arus kas bebas disebut kan dalam tabel

berikut)

14
Tahun Arus kas bebas

Pengeluaran awal -40.000

Tahun 1 15.000

Tahun 2 14.000

Tahun 3 13.000

Tahun 4 12.000

Tahun 5 11.000

Jawab :

Tahun Arus kas Faktor nilai sekarang Nilai

bebas pada 12% sekarang

Tahun 1 15.000 ,893 13.395

Tahun 2 14.000 ,797 11.158

Tahun 3 13.000 ,712 9.256

Tahun 4 12.000 ,636 7.632

Tahun 5 11.000 ,567 6.237

Nilai sekarang 47.678

dari arus kas

Pengeluaran awal -40.000

Nilai bersih 7.678

sekarang

15
Jadi, NPV diperoleh sebesar 7.678 dan keputusan investasi yang dilakukan

adalah menerima proyek tersebut karena NPV yang diperoleh lebih besar dari 0

Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada

arus kas yang didiskontokan. Ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah

yang diperoleh dari suatu investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu

proyek ditentukan dengan menhitung nilai sekarang dari arus kas yang diperoleh

dari operasi dengan menggunakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan

kemudian menguranginya dengan pengeluaran kas neto awal.

4. Internal Rate of Return (IRR)

IRR berasal dari bahasa Inggris Internal Rate of Return disingkat IRR yang

merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi

dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari

pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain

(bunga deposito bank,reksadana dan lain-lain). Internal Rate of Return

(IRR) adalah metode peerhitungan investasi dengan menghitung tingkat bunga

yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang dari

penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa datang. IRR digunakan dalam

menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya

digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum

acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return.

Minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu

investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor. IRR merupakan suku

bunga yang akan menyamakan jumlah nilai sekarang dari penerimaan yang

16
diharapkan diterima (present value of future proceed) dengan jumlah nilai
Posisi IRR ditunjukkan pada grafik
sekarang dari pengeluaran untuk investasi. Besarnya nilai
( dengan label 'i'sekarang
pada grafik) dihitung

dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut:

Contoh :

Bila suatu investasi mempunyai arus kas sebagaimana ditunjukkan dalam tabel

berikut :

Tahun ( ) Arus kas ( )

0 -4000

1 1200

2 1410

3 1875

4 1050

Kemudian IRR dihitung dari

Dalam kasus ini hasilnya adalah 14.3%.

17
Perhitungan IRR praktis

Untuk mempermudah perhitungan IRR, yaitu dengan mencoba suku bunga yang

diperkirakan akan memberikan nilai NPV positif misalnya 10 % yang akan

memberikan NPV sebesar 382 dan dilanjutkan dengan perhitungan NPV yang

negatif, Misalnya pada 20 % akan memberikan NPV sebesar -429. Dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

atau disederhanakan

Dari data di atas akan diperoleh IRR Sebesar 14,71 %, angka ini sedikit berbeda

dari hasil hitungan di atas karena merupakan perhitungan empiris, angka ini bisa

diperbaiki kalau rentang bunga tinggi dengan bunga rendah lebih kecil.

Kelebihan :

 Memperhatikan nilai waktu dari uang

 Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan

 Hasilnya dalam persentase, sehingga pengambilan keputusan dapat

membuat perkiraan bila r (discount rate) sulit diketahui.

18
Kekurangan:

 Perhitungan lebih sulit bila tidak menggunakan komputer, karena harus

dicoba-coba (trial and error).

 Tidak membedakan proyek yang mempunyai perbedaan ukuran dan

keadaan investasi.

 Dapat menghasilkan IRR ganda atau tidak menghasilkan IRR sama sekali.

Perbedaan NPV dan IRR Beserta Fungsinya

1. NPV adalah proceeds atau cash flows yang didiskontokan atas dasar biaya

modal (cost of capital) atau rate of return yang diinginkan, sedangkan IRR

adalah tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari

proceeds yang diharapkan akan diterima (PV of future prodeeds) sama

dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV of capital

outlays).

2. NPV dihitung dari selisih antara PV dari pengeluaran modal (capital

outlay atau initial investment), sedangkan IRR dicari dengan cara “Trial

and error” dengan serba coba-coba.

3. NPV tidak memiliki arti jika digunakan untuk membandingkan proyek

yang memiliki jumlah investasi awal yang berbeda, sedangkan IRR mudah

untuk dibandingkan dengan proyek yang memiliki jumlah investasi awal

yang berbeda.

4. NPV dari proyek yang lebih dari satu dapat ditambahkan, sedangkan IRR

dari beberapa proyek tidak dapat ditambahkan.

19
5. Pada metode NPV memperbolehkan penggunaan tingkat diskon yang

berbeda dalam periode yang berbeda, sedangkan pada metode IRR hanya

memperbolehkan penggunaan satu tingkat diskon pada seluruh periode.

Fungsi dari NPV dan IRR adalah sama-sama untuk menyatakan

kelayakan bisnis, misalnya usulan proyek. Jika nilai IRR > SOCC maka proyek

dinyatakan layak, jika IRR = SOCC maka terjadi BEP, dan jika IRR < SOCC

maka proyek dinyatakan tidak layak. Jika nilai NPV > 0 maka usaha/proyek layak

untuk dilaksanakan, jika NPV = 0 maka usaha/proyek mencapai keadaan BEP,

dan jika NPV < 0 maka usaha/proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

Contoh lain :

Aplikasi IRR, arus kas setiap tahun jumlahnya sama.

Soal 1 : Suatu pabrik mempertimbangkan usulan investasi Rp. 130.000.000 tanpa

nilai sisa dan kemudian dapat menghasilkan arus kas pertahun Rp.

21.000.000 selama 6 tahun. Diasumsikan IRR sebesar 13 %, hitunglah

IRR tersebut !

Jawab :

Dicoba dengan faktor diskonto 10 %...

NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) - Investasi Awal

NPV = (21.000.000 x 5.8979) - 130.000.000

NPV = Rp 659.000,00

20
Soal 2 :

Dicoba dengan faktor diskonto 12 %

NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) - Investasi Awal

NPV = (21.000.000 x 5,7849 ) - 130.000.000

NPV = RP -6.649.000,00

Karena NPV mendekati nol, yaitu Rp. 659.000,00 dan Rp. 6.649.000,00 artinya

tingkat diskonto 10 % dan 12 %, untuk menentukan ketepatannya dilakukan

Interpolasi sebagai berikut :

Selisih Selisih PV Selisih PV

Bunga dengan OI

10% 130.659.000 130.659.000

12% 123.351.000 130.000.000

2% 7.308.000 659.000

IRR = 10% + (659.000/7.308.000) x 2%

IRR = 10,18%

Kesimpulan : Proyek investasi sebaiknya ditolak karena IRR < 13 % apabila IRR

arus kas setiap tahun jumlahnya tidak sama.

Aplikasi IRR, arus kas setiap tahun jumlahnya tidak sama.

21
Perusahan Zamanria sedang mempertimbangkan suatu usulan proyek investasi

senilai Rp. 150.000.000, umur proyek diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.

Arus kas yang dihasilkan :

Tahun 1 adalah Rp. 60.000.000

Tahun 2 adalah Rp. 50.000.000

Tahun 3 adalah Rp. 40.000.000

Tahun 4 adalah Rp. 35.000.000

Tahun 5 adalah Rp. 28.000.000

Jika diasumsikan RRR = 10 % berapakah IRR?

Jawab :

Dicoba dengan faktor diskonto 16%

Tahun 1 arus kas = Rp.60.000.000 x Rp.51.726.000

0,8621

Tahun 2 arus kas = Rp.50.000.000 x Rp37.160.000

0,7432

Tahun 3 arus kas = Rp.40.000.000 x Rp25.668.000

0,6417

Tahun 4 arus kas = Rp.35.000.000 x Rp19.330.500

0,5523

22
Tahun 5 arus kas = Rp.28.000.000 x Rp17.973.200

0,6419

Total PV Rp100.131.700

Investasi Awal Rp150.000.000

Net Present Value -Rp49.868.300

Perhitungan interpolasi :

Selisih Selisih PV dengan Investasi

Bunga Selisih PV Awal

10% Rp167.202.200 Rp167.202.200

16% Rp100.131.700 Rp150.000.000

6% Rp67.070.500 Rp17.202.200

Dicoba dengan faktor diskonto 10%

Tahun 1 arus kas = Rp.60.000.000 x 54540000

0,9090

Tahun 2 arus kas = Rp.50.000.000 x Rp41.320.000

0,8264

Tahun 3 arus kas = Rp.40.000.000 x Rp30.052.000

0,7513

Tahun 4 arus kas = Rp.35.000.000 x Rp23.905.000

0,6830

Tahun 5 arus kas = Rp.28.000.000 x Rp17.385.200

0,6209

Total PV Rp167.202.200

Investasi Awal Rp150.000.000


23
Net Present Value Rp17.202.200
IRR= 10% + (Rp.17.202.200/Rp. 67.070.500) x 6 %

IRR= 11,5388 %

Kesimpulan : Usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima, karena IRR >

10%

5. Average Rate of Return (ARR)

ARR adalah tingkat pengembalian investasi yang dihitung dengan

mengambil arus kas masuk total selama kehidupan investasi dan membaginya

dengan jumlah tahun dalam kehidupan investasi. Tingkat pengembalian rata-

rata tidak menjamin bahwa arus kas masuk adalah sama pada tahun tertentu; itu

hanya jaminan yang kembali rata-rata untuk tingkat rata-rata kembali.

Average Accounting Profit


ARR dapat dihitung dengan cara : 𝐴𝑅𝑅 = Average Investment

Contoh: Ada dua alternative investasi yaiti A sebesar Rp. 60.000.000,- usianya 6

tahun dan B sebesar Rp. 72.000.000,- usia 6 tahun. Selama usia tersebut

proceeds yang akan diperoleh sebagai berikut:

TAHUN PROCEEDS A PROCEEDS B

1 Rp. 20.000.000,- Rp. 45.000.000,-

2 20.000.000,- 22.000.000,-

3 20.000.000,- 20.000.000,-

24
4 20.000.000,- 13.000.000,-

5 20.000.000,- 13.000.000,-

6 20.000.000,- 13.000.000,-

Jawab :

Penyusutan investasi A = 60.000.000,- : 6 = 10.000.000,-/ th.

Penyusutan investasi B = 72.000.000,- : 6 = 12.000.000,-/th.

Proceeds = EAT + Penyusutan.

THN PROCEEDS PROCEEDS EAT A EAT B

A B

1 20.000.000 45.000.000 10.000.000 33.000.000

2 20.000.000 22.000.000 10.000.000 10.000.000

3 20.000.000 20.000.000 10.000.000 8.000.000

4 20.000.000 13.000.000 10.000.000 1.000.000

5 20.000.000 13.000.000 10.000.000 1.000.000

6 20.000.000 13.000.000 10.000.000 1.000.000

25
JUMLAH 120.000.000 126.000.000 60.000.000 54.000.000 EAT =

Proceeds
RATA2 - - 10.000.000 9.000.000

Penyusutan.

 Average Investasi A = 60.000.000 : 2 = 30.000.000,-

 Average Investasi B = 72.000.000 : 2 = 36.000.000,-

(dibagi dua karena ada awal dan akhir investasi).

 ARR A = 10.000.000 : 30.000.000 = 0,33

 ARR B = 9.000.000 : 36.000.000 = 0,25

Maka dipilih investasi A karena 0,33 > 0,25

C. Teknik-Teknik Dalam Capital-Budgeting

1. Payback Period (Periode Pengembalian)

Periode waktu yang menunjukkan berapa lama dana yang diinvestasikan

akan bisa kembali Contoh:

Cash inflows of $10.000 investment

Year Project A Project B

1 5.000 1.500

2 5.000 2.000

3 2.000 2.500

26
4 - 5.000

5 - 5.000

• Rumus:

Payback = tahun sebelum balik modal +biaya yang belum balik pada awal

tahun/aliran kas pada tahun tsb

• Proyek A payback period = 2 tahun

Proyek B payback period = 3.8 tahun

• Makin pendek payback period makin baik.

Payback Period

• Jika payback period suatu investasi kurang dari payback period yang

disyaratkan, maka usulan investasi layak diterima semua.

Masalah-masalah degan payback period:

1. Mengabaikan aliran kas masuk setelah periode cutofff. Contoh: $2000

di tahun 3 untuk proyek A diabaikan. Juga $5000 di tahun 5 untuk

proyek B. Walaupun $5.000 diganti dgn $50.000, itu tidak

mempengaruhi decision pada metode payback period.

27
2. Metoda payback tidak mempertimbangkan nilai waktu uang. Proyek

pertama lebih bagus karena mendapatkan 9000 pada tahun pertama

1. Net Present Value

Net Present Value (NPV) merupakanteknik capital budgeting yang cocok

digunakan pada saat memilih investasi. NPV didefinisikan sebagai nilai sekarang

dari seluruh ekspektasibenefits arus kas masa datang yang didiskontokan

pada discount rate yang sesuai dikurangi dengan initial cash outlay. NPV adalah

metode penilaian investasi yang menggunakan discounted cash

flow mempertimbangkan nilai waktu uang pada aliran kas yang terjadi. Faisal

(2008) berpendapat sifat penting dari teknik NPV adalah memberi penekanan

pada cash flowsdaripada accounting profits, focus pada opportunity cost dari

dana-dana yang diinvestasikan dan konsisten dengan maksimalisasi anggaran.

 Net Present Value

Net Present Value (NPV) merupakan metode penilaian investasi yang

menggunakandiscounted cash flow mempertimbangkan nilai waktu uang pada

aliran kas yang terjadi. NPV mengikuti prinsip value additivity yang menyatakan

bahwa NPV sekumpulan proyek-proyek independent merupakan jumlah dari NPV

proyek-proyek individual. Bagian terpenting dan tersulit dari analisis investasi

adalah estimasi dari cash flows yang terdiri dari modal (initial cashoutlay) yang

dinyatakan dengan net investment yang teradi saat ini (t = 0), cash flows yang

terjadi selama usia proyek dinyatakan dalam net cash flows atau operating cash

28
flows (t = 1 – n), serta terminal cash flows yang terealisasi pada tahun terakhir

dari usia proyek (t = n).

Secara matematis NPV dirumuskan sebagai berikut:

NPV =

Keterangan:

NPV = Net Present Value,

CFt = arus kas masuk pada waktu t (cash inflows),

k = discount rate (cost of capital perusahaan yang digunakan untuk proyek

dengan resiko yang sama dengan resiko perusahaan),

lo = initial outlays

Prinsip penting yang mendasari estimasi cash flows adalah bahwa cash flows

tersebut harus diukur atas dasar incremental, yakni hanya tambahan cash flows

dari investasi yang perlu dipertimbangkan. Perbedaan antara total cash flows

dan incremental cash flows adalah penting karena alasan sebagai berikut:

a) Cannibalization terjadi pada saat investasi merebut penjualan dari produk-

produk perusahaan yang telah ada,

b) Sales creation menghasilkan penjualan tambahan bagi produk-

produk existing,

c) Opportunity cost atau true economic cost dari sebuah proyek harus

disertakan meskipun perusahaan telah memiliki asset sendiri atau harus

memperolehnya,

29
d) Transfer price dapat secara signifikan mempengaruhi profitabilitas proyek.

Oleh karena itu, apabila memungkinkan harga-harga pasar aktual harus

digunakan untuk mengevaluasi input atau output proyek,

e) Fees dan royalties merupakan suatu expenses bagi proyek, namun

merupakan benefits bagi perusahaan induk. Hanya tambahan biaya yang

berkenaan dengan proye harus dipertimbangkan. Sebagai

contoh: overhead costs yang terjadi meski apakah proyek tersebut diterima

harus dikeluarkan atau tidak dihitung.

Analisa capital budgeting dilakukan dari perspektif parent, dengan asumsi

bahwasubsidiary berencana untuk menghasilkan arus kas yang pada akhirnya

akan dikirimkan keparent. Perspektif parent didasarkan pada perbandingan

antara present value dari arus kas yang akan diterima parent dengan jumlah

investasi awal. Arus kas yang menjadi perhatian adalah arus kas dollar yang

diterima oleh parent dari proyek. Investasi awal yang dimaksud di sini adalah

dana awal yang dikeluarkan oleh parent. Required rate of return didasarkan

padacost of capital yang digunakan oleh parent untuk melakukan investasi,

setelah disesuaikan dengan resiko dari proyek. Investasi memerlukan sejumlah

dana kas untuk melakukan pembelian peralatan atau membangun pabrik baru.

Perhitungan dana tersebut akan dikurangi dengan arus kas yang diperoleh dari

pembuangan atau pergantian peralatan. Investasi awal juga

mencakupworking capital yang timbul dari peralatan baru tersebut. Yenni (2008)

berpendapat investasi awal mencakup komponen:

30
a) Kas yang dikeluarkan untuk mendapatkan asset baru (I),

b) Working Capital (W),

c) Kas yang diterima dari hasil penjualan peralatan lama (So),

d) Pajak yang dibayarkan (disimpan) dari penjualan (T (So-Bo)).

Sebagai analisa disajikan kasus pertimbangan pemerintah untuk

memberikan bantuan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang layak

diberi bantuan dengan menggunakan metode Net Present Value (NPV). Kasus

yang terjadi ialah proyek pengadaan mesin. UKM mempertimbangkan untuk

membeli mesin baru. Mesin diperkirakan memerlukan biaya Rp. 40.000.000,00,

memiliki jangka waktu penggunaan selama tiga tahun, dan setelah itu mesin tidak

memiliki salvage value. Diperkirakan mesin menghasilkan pendapatan

operasional Rp. 35.000.000,00 dan biaya operasional sebesar Rp. 8.500,000,00

setiap tahun. Proyek ini membutuhkan investasi awal sebesar Rp. 2.500.000,00

pada working capital yang akan tertutup biayanya pada akhir tahun ketiga. Biaya

modal UKM adalah 16 %. Tarif pajak adalah 30 %. Perhitungan yang dilakukan

untuk memutuskan apakah proyek ini dijalankan atau tidak adalah:

Investasi awal = Rp. 40.000.000,00

Net Working Capital awal = Rp. 2.500.000,00

Present value dari arus kas operasional setelah pajak:

= (35.000.000 – 8.500.000) x (1 – 0,30) x PVIFA (16 %, 3 tahun) = 26.500.000 x

0,70 x 2,2459 = 41.661.400

31
Present value dari net working capital akhir periode proyek:

= 2.500.000 x PVIFA (16 %, 3 tahun) = 2.500.000 x 0.6406

= 1.601.500

NPV = (40.000.000) + (2.500.000) + 41.661.400 + 1.601.500

= 85.762.900

NPV ≥ 0 maka proyek diterima atau layak dijalankan

NPV ≤ 0 maka proyek ditolak atau tidak layak dijalankan Keputusan

NPV = 85.762.900 dimana NPV ≥ 0 maka proyek diterima dan layak dijalankan.

2. IRR

Adalah tingkat discount (discount rate) yang menyamakan nilai sekarang

dari aliran kas yang akan terjadi (PV inflows) dengan nilai sekarang aliran kas

keluar mula2 (PV investment cost)

PV (inflows) = PV (investment costs)

Atau

Internal Rate of Return (IRR) - Discount rate at which NPV = 0.

Mencari IRR dilakukan dengan prosedur coba2 (trial dan error) Jadi, apabila

present value terlalu rendah maka kita merendahkan IRR nya. Sebaliknya apabila

PV terlalu tinggi, kita meninggikan IRRnya

Kriteria penerimaan:

Apabila suatu proyek mempunyai IRR lebih besar daripada biaya dana (cost of

fund) maka proyek diterima.Ini berarti proyek menguntungkan karena ada

32
kelebihan dana bagi shareholder setelah dana yg dihasilkan proyek digunakan

untuk membayar modal.IRR dibandingkan dengan cost of fund atau hurdle rate.

Perbandingan antara Metode NPV dan IRR

Apabila ada satu proyek yang independen maka NPV dan IRR akan selalu

memberikan rekomendasi yang sama untuk menerima atau menolak usulan

proyek tersebut. Tapi apabila ada proyek2 yang mutually exclusive, NPV dan IRR

tidak selalu memberikan rekomendasi yg sama. Ini disebabkan oleh dua kondisi:

 Ukuran proyek berbeda. Yg satu lebih besar daripada yg lain

 Perbedaan waktu. Waktu dari aliran kas dari dua proyek berbeda. Satu

proyek aliran kasnya terjadi pada tahun2 awal sementara yg proyek yg lain aliran

kasnya terjadi pada tahun2 akhir

Intinya: untuk proyek2 yg mutually exclusive, pilih proyek dengan NPV yang

tertinggi.

3. Manfaat Capital Budgeting

 Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana yang

terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.

 Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment

 Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam jumlah

yang sangat besar.

 Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.

33
4. Pentingnya Penggangaran Modal (Capital Budgeting)

 Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang

lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya.

 Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan

kualitas dari penambahan aktiva.

 Pengeluaran modal sangatlah penting

5. Macam-Macam Penganggaran Modal (Capital Budgeting)

Penggolongan usul Investasi dapat diterapkan dalam:

 Investasi Penggantian

 Investasi Penambahan Kapasitas

 Investasi Penambahan Jenis Produk baru

Termasuk dalam golongan investasi penambahan kapasitas adalah :

usul-usul penambahan jumlah mesin dan pembukaan pabrik baru. Investasi

penambahan kapasitas sering juga bersifat sebagai investasi penggantian. Dengan

sendirinya tingkat ketidakpastian pada investasi penambahan kapasitas lebih besar

daripada investasi penggantian. Berdasarkan ukuran yang ditetapkan perusahan

dapat dipilih usul-usul proyek mana yang dapat diterima dan mana yang ditolak

dan mana yang ditunda.

34
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, Penganggaran Modal (capital budgeting)

sangatlah penting dalam menentukan alur kas, investasi dan penanaman

saham. Dimana bila perhitungan atau keputusan untuk pengambilan

penganggaran modal tepat, maka keuntungan bagi perusahaan akan

meningkat sesuai dengan perhitungan. Dan sangatlah penting bagi manajer

keuangan untuk sangat hati-hati dalam mengambil keputusan dengan keadaan

keuangan suatu perusahaan.

B. Saran

Dari mulai awal hinggga akhir penyusunan makalah ini kami harap

semoga makalah yang kami susun ini dapat memberikan tambahasan wawasan

mengenai ruang lingkup manajemen keuangan, baik itu untuk penulis maupun

pembaca

35
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu, diakses pada tanggal 4 maret 2018

https://www.scribd.com, diakses pada tanggal 4 maret 2018

http://eap916.weblog.esaunggul.ac.id, diakses pada tanggal 4 maret 2018

http://lib.ui.ac.id, diakses pada tanggal 4 maret 2018

http://download.portalgaruda.org, diakses pada tanggal 4 maret 2018

Setia Atmaja, Lukas. 2003. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : ANDI

Sartono, R. Agus. 2016. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Yogyakarta :

BPFE-Yogyakarta

36

Anda mungkin juga menyukai