Anda di halaman 1dari 2

BAB IX

RINGKASAN

Penyakit kolera adalah penyakit yang menginfeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan
oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan
atau minuman yang terkontaminasi.Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya)
pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat,
akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan
masuk pada kondisi dehidrasi.
Pada dasarnya ada 3 macam cara pengobatan terhadap penderita Cholera yaitu terapi
rehidrasi yang agresif, pemberian antibiotika yang tepat serta pengobatan untuk komplikasi
bila ada.
Antibiotika yang tepat dapat memperpendek lamanya diare, mengurangi volume larutan
rehidrasi dan memperpendek ekskresi bakteri melalui feces.Tetrasiklin adalah antibiotika
pertama yang secara sistematis dikaji penggunaannya dalam pengobatan kolera dan hingga
kini masih merupakan antibiotika yang paling umum digunakan untuk kolera. Tetrasiklin
merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau garam HCL-
nya mudah larut.Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCL tetrasiklin bersifat
relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga cepat berkurang
potensinya (Farmakologi dan Terapi Ed.5 , 2007).
Tetrasiklin (tetracycline) diberikan dengan dosis :
Dosis Dewasa : 250 – 500 mg/hari dibagi dalam 2 – 4 dosis
Dosis Anak > 8 tahun : 25 – 50 mg/kg BB/hari dalam 4 dosis
Penggunaan antibiotik tetrasiklin (tetracycline) harus dihindari pada pasien dengan riwayat
mengalami reaksi hipersensitivitas pada tetrasiklin (tetracycline) dan derivatnya. Golongan
tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi dua
proses dalam masuknya antibiotik ke dalam ribosom bakteri gram negatif, pertama secara
difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua melalui sistem transport aktif. Setelah masuk,
antibiotik berikatan secara reversible dengan ribosom 30S dan mencegah ikatan tRNA –
amino asil pada kompleks mRNA – ribosom. Hal tersebut mencegah perpanjangan rantai
peptida yang sedang tumbuh dan berakibat terhentinya sintesis protein. Sekitar 30-80%
tetrasiklin diserap dalam saluran cerna.Doksisiklin dan minosiklindiserap lebih dari
90%.Absorpsi sebagian besar berlangsung di lambung dan usus halus. Tetrasiklin diberikan
sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Dalam plasma semua jenis tetrasiklin terikat oleh
protein plasma dalam jumlah yang bervariasi. Dalam cairan cerebrospinal (CSS) kadar
golongan tetrasiklin hanya 10-20% kadar dalam serum.. Obat golongan ini ditimbun di hati,
limpa dan sumsum tulang serta di sentin dan email gigi yang belum bererupsi. Golongan
tetrasiklin menembus sawar uri dan terdapat dalam ASI dalam kadar yang relatif tinggi.
Golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin dengan filtrasi glomerolus dan melalui empedu.
Tertrasiklin mempunyai waktu paruh 6- 11 jam. Antibiotik umumnya bersifat toksisitas
selektif.Golongan tetrasiklin dapat mengganggu pertumbuhan jaringan tulng dan gigi akibat
deposisi kompleks tetrasiklin kalsium-orthofosfat.Dalam dosis besar obat ini bersifat
hepatotoksik, terutama pada pasien pielonefritis pada wanita hamil.

Anda mungkin juga menyukai