Anda di halaman 1dari 10

A.

KONSEP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Anggaran merupakan pernyataan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode tertentu
yang diukur dalam ukuran financial. Penganggaran adalah proses atau metoda untuk
mempersiapkan suatu anggaran. Penganggaran dalam suatu organisasi merupakan suatu politik.
Anggaran sektor publik merupakan instrument akuntabilitas atas pengelolaan dana public dan
pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik.Penganggaran sektor public
terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana tiap-tiap program dan aktivitas dalam
satuan moneter. Anggaran merupakan managerial plan for actionuntuk memfasilitasi
tercapainya tujuan organisasi. Aspek – aspek yangharus tercakup dalam anggaran sektor public
meliputi :
1. Aspek perencanaan
2. Aspek pengendalian
3. Aspek akuntabilitas public
Penganggaran harus dimulai mulai tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Proses
penganggaran akan lebih efektif jika diawasi oleh lembaga pengawasan khusus (oversight body)
yang bertugas mengontrol proses perencanaan dan pengendalian anggaran.
B. PENGERTIAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Menurut National Committee on Governmental Accounting (NCGA), saat ini
Governmental Accounting Standarts Board (GASB), definisi anggaran (budget) sebagai
berikut: Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan
sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu.
Anggaran publik berisikan kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan
pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Anggaran merupakan suatu dokumen yang
menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi pendapatan,
belanja dan aktivitas. Berisikan estimasi mengenai yang akan dilakukan dimasa yang akan
datang. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran public merupakan suatu rencana
financial yang menyatakan :
1. Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja).
2. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana.
C. PENTINGNYA ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat
seperti listrik, air, pendidikan dll. Tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh pemerintah
melalui anggaran yang mereka buat. Anggaran merupakan blue print keberadaan sebuah negara
dan merupakan arahan di masa yang akan datang
Anggaran dan kebijakan Fiskal pemerintah.
Anggaran fiscal adalah usaha yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekonomi
melalui sistempengeluran atau system perpajakan untuk mencapai tujuan tertentu.
D. FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Fungsi utama anggaran sektor public:
a. Anggaran sebagai alat perencanaan (planning tool)
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Anggaran sebagai alat pengendalian (control tool)
Anggaran sebagai instrument pengendalian digunakan untuk menghindari adanya over
spanding, underspending & salahsasaran (misappropriation) dalam mengoprasikan anggaran
pada bidang lain yang bukan prioritas. Anggaran merupakan alat untuk memonitor kondisi
keuangan dan pelaksanaan operasional program atau kegiatan pemerintah.
c. Anggaran sebagai alat kebijakan fiscal (fiscal tool)
Anggaran sebagai alat kebijakan fiscal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi
dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
d. Anggaran sebagai alat politik (political tool)
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap
prioritas tersebut.
e. Anggaran sebagai alat koordinasi & komunikasi (coordination and communication tool)
Anggaran public merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintah. Anggaran public
juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.
f. Anggaran sebagai alat penilaian kerja (performance measurement tool)
Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan kinerja.
g. Anggaran sebagai alat motivasi (motivation tool)
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya agar bekerja
secara ekonomis, efektif, dan efisien
dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
h. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang public (public sphere)
Masyarakat, LSM, Perguruan tinggi, dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat
dalam proses penganggaran public.
E. JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran sektor public dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Anggaran operasional (operation / recurrent budget)
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan
pemerintahan.
b. Anggaran Modal/Investasi (capital/investment budget)
Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap
seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya.
F. PRINSIP-PRINSIP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Prinsip-prinsip anggaran sektor public meliputi:
a. Otorisasi oleh legislative
Anggaran public harus mendapatkan otorisasi dari legislative terlebih dahulu sebelum eksekutif
dapat membelanjakan anggaran tersebut.
b. Komprehensif
Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
c. Keutuhan anggaran
Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum (general fund).
d. Nondiscretionary appropriation
Jumlah yang disetujui oleh dewan legislative harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan
efektif.
e. Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodic, dapat bersifat tahunan maupun multitahunan.
f. Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi (hidden reserve)
yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan efisiensi anggaran serta
dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.
g. Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak membingungkan.
h. Diketahui public.
G. PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Penyusunan dan pelaksanaan anggaran tahunan merupakan rangkaian proses anggaran. Proses
penyusunan anggaran mempunyai empat tujuan, yaitu :
1. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antar bagian
dalam lingkungan pemerintah.
2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik
proses pemrioritasan.
3. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
4. Meningkatkan transaparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR/DPRD dan
masyarakat luas.
Faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran adalah:
1. Tujuan dan target yang hendak dicapai
2. Ketersediaan sumber daya(faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah)

3. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target


4. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anggaran, seperti munculnya peraturan pemerintah
yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencana alam dan sebagainya.
Pengelolaan keuangan publik melibatkan beberapa aspek, yaitu aspek penganggaran, aspek
akuntansi, aspek pengendalian , dan aspek auditing.
H. PRINSIP-PRINSIP POKOK DALAM SIKLUS ANGGARAN
a. Tahap persiapan anggaran.
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan
yang tersedia. Terkait dengan masalah tersebut, yang perlu diperhatikan adalah sebelum
menyetujui taksiranj pengeluaran, hendaknya terlebih dahulu diulakukan penaksiran
pendapatan secara lebih akurat. Selain itu, harus disadari adanya masalah yang cukup berbahaya
jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan drengan pembuatan keputusan tentang
angggaran pengeluaran.
b. Tahap ratifikasi
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat.
Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki managerial skill namun juga harus
mempunyai political skill, salesman ship, dan coalition building yang memadai. Integritas
dan kesioapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini. Hal tersebut
penting karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan
untuk menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-
pertanyaan dan bantahan- bantahan dari pihak legislatif.
c. Tahap implementasi/pelaksanaan anggaran.
Dalam tahap ini yang paling penting adalah yang harus diperhatikan oleh manajer
keuangan publik adalah dimilikinya sistem (informasi) akuntansi dan sistem pengendalian
manajemen.
d. Tahap pelaporan dan evaluasi.
Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap implementasi telah
didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik, maka
diharapkan tahap budget reporting and evaluation tidak akan menemukan banyak masalah.
I. PERKEMBANGAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen kebijakan
multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Hal tersebut
tercermin dalam komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung merefleksikan arah
dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Agar fungsi perencanaan dan pengawasan
dapat berjalan lancar maka sistem anggaran serta pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran
harus dilakukan dengan cermat dan sistematis. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan
dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua
pendekatan utama yang memiliki perbedaan mendasar yaitu anggaran tradisional/anggaran
konvensional dan pendekatan new public management.
J. ANGGARAN TRADISIONAL
Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di negara berkembang
dengan tujuan utama adalah pada pengawasan dan pertanggungjawaban terpusat. Terdapat
2 ciri dari pendekatan ini yaitu penyusunan di dasarkan atas
pendekatanincrementalism dan struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-time.
Incrementalism merupakan sutau pendekatan yang hanya menambah atau mengurangi jumlah
rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun
sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa
dilakukan kajian yang mendalam.
Line Time budget didasarkan atas dasar sifat(nature) dari penerimaan dan pengeluaran. Sifat ini
tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau pengeluaran yang telah
ada dalam struktur anggaran , walaupun sebenarnya tidak relevan.
Penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur line-time dilandasi alasan adanya orientasi
sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran.
Ciri lain dari pendekatan tradisional yaitu bersifat spesifikasi, tahunan dan menggunakan prinsip
anggaran bruto.
Kelemahan anggaran tradisional
Dilihat dari berbagai sudut pandang, metode penganggaran tradisional memiliki beberapa
kelemahan antara lain ;
1. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana
pembagunan jangka panjang.
2. Pendekatan incrementa menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti secara
penuh efektifitasnya.
3. Lebih berorientasi pada input dari pada output.
4. Sekat-sekat antara departemen yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan sulit
dicapai.
5. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi
6. Anggaran tradisional bersifat tahunan
7. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak memadai
menyebabkan lemahnya prencanaan anggaran
8. Persetujuan anggaran yang terlamba, sehingga gagal memberikan mekanisme pengendalian
untuk pengeluaran yang sesuai,
seperti seringnya dilakukan revisi anggaran dan manipulasi anggaran.
9. Aliran informasi (system informasi financial) yang tidak memadai yang menjadi
dasar mekanisme pengendalian rutin, mengindentifikasi masalah dan tindakan.
K. ANGGARAN PUBLIK DENGAN PENDEKATAN NPM
Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor publik yang cukup
drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku, birorkratis ,dan hierarkis
menjadi model menajemen sektor publik yang feksibel dan lebih mengakomodasi
pasar perubahan tersebut telah merubah peran pemerintah terutama dalam hal hubungan antara
pemerintah dengan masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam menejemen sektor publik
tersebut adalah pendekatan New Public Management.
Model New Public Management mulai dikenal tahun 1980-an dan kembali populer tahun 1990-
an yang mengalami beberapa bentuk inkarnasi, misalnya munculnya konsep
“managerialism” ( Pollit, 1993 ); “market-based public administration“ (
Lan,Zhiyong,And Rosenbloom, 1992 ) ; “post-bureaucratic paradigm” (Barzelay, 1992 ); dan
“entrepreneurial government“ (osborne and gaebler, 1992). New Public Management berfokus
pada manajemen sektor publik yang beroroentasi pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan
penggunaan paradigma New Public Management tersebut menimbulkan beberapa konsekuensi
bagi pemerintah di antaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya,
dan kompetisi tender. Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah
model pemerintahan yang di ajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam
pandanganya yang dikenal dengan konsep “reinventing government”. Perspektif baru pemerintah
menurut osborne dan gaebler tersebut adalah : Pemerintahan katalis, Pemerintah milik
masyarakat, Pemerintah yang kompetitif, Pemerintah yang digerakkan oleh misi, Pemerintah
yang berorientasi hasil, Pemerintah berorientasi pada pelanggan, Pemerintah wirausaha,
Pemerintah antisipatif, Pemerintah desentralisasi, Pemerintah berorientasi pada (mekanisme)
pasar. Munculnya konsep New Public Management berpengaruh langsung terhadap konsep
anggaran publik. Salah satu pengaruhnya adalah terjadinya perubahan sistem anggaran dari
model anggaran tradisional menjadi anggaran yang lebih berorientasi pada kinerja.
Berikut ini akan dibahas jenis-jenis anggaran dengan pendekatan New Public Management.
L. PERUBAHAN PENDEKATAN ANGGARAN
Pendekatan baru dalam sistem anggaran publik cenderung memiliki karakteristik umum sebagai
berikut:
a. Komprehensif/komperatif
b. Terintegrasi dan lintas departmen
c. Proses pengambilan keputusan yang rasional
d. Berjangka panjang
e. Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas
f. Analisi total cost dan benefit (termasuk oppotunity cost)
g. Berorientasi input, output dan outcome, bukan sekedar input.
h. Adanya pengawasan kinerja.
M. ANGGARAN KINERJA
Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran
tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan public,
anggaran dengan pendekatan kinerja menekankan konsep value for money dan pengawasan atas
kinerja output, pendekatan ini cendrung menolak pandangan anggaran tradisional yang
menganggap bahwa tanpa adanya arahan dan campur tangan pemerintah dan menyalagunakan
kedudukan mereka dan cendrung boros (over spending). Menurut pendekatan kinerja, dominasi
pemerintah akan dapat diawasi dan dikendalikan melalui penerapan internal cost awareness,
audit keuangan dan audit kenerja, serta evaluasi kinerja eksternal, dengan kata lain pemerintah
dipaksa bertindak berdasarkan cost minded dan harus efisien. System anggaran kinerja system
yang mencakup penyusunan program dan tolak ukur kinerja sebagai instrumen untuk mencapai
tujuan dan sasaran.
M. PERKEMBANGAN SISTEM ANGGARAN
Reformasi sektor publik yang salah satunya ditandai dengan munculnya era New Public
Management telah mendorong usaha untuk mengembangkan pendekatan yang lebih sistematis
dalam perencanaan anggaran sektor publik. Seiring dengan perkembangan tersebut, muncul
beberapa teknik penganggaran sektor publik, misalnya adalah teknik anggaran kinerja
(performance budgeting), Zero Based Budgeting (ZBB), dan Planning, Programming, and
Budgeting System (PPBS).
N. ZERO BASED BUDGETING (ZBB)
Konsep zero based budgeting (ZBB) dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada
system anggaran tardisional, zbb tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun
anggaran tahun ini, namun penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini, dengan
zbb seolah-olah proses anggaran dimulai dengan hal yang baru sama sekali, item angaran yang
sudah tidak relevan den tidak mendukung pencapaian tujuan orientasi dapat hilang dari struktur
anggaran atau juga muncul item baru.
Proses implementasi zbb terdiri dari tiga tahap yaitu;
1. Indentifikasi unit-unit keputusan, zero based budgeting (ZBB) merupakan system
anggaran yang berbasis pusat pertanggungjawaban sebagai dasar perncanaan dan
pengendalian anggaran, suatu unit keputusan merupakan kumpulan dari unit keputusan level
yang lebih kecil. Setelah dilakukan indentifikasi unit-unit keputusan secara tepat, tahap
berikutnya adalah menyiapkan dokumen yang berisi tujuan unit keputusan dan tindakan yang
dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Penentuan paket-paket keputusan. Paket keputusan merupakan gambaran komprehensif
mengenai bagian dari aktivitas organisasi atau fungsi yang dapat dievaluasi secara individual.
Secara teoritis paket-paket keputusan dimaksudkan untuk mengindentifikasi berbagai alternative
kegiatan untuk melaksanakan fungsiunit keputusan dan untuk menentukan perbedaan level usaha
pada tiap-tiap alternative.terdapat dua jenis paket keputusan yaitu 1) paket keputusan yang
bersifat smutualy exclusive adalah paket-paket yang memiliki fungsi yang sama. 2) paket
keputusan incremental, paket ini merefleksikan tingkay usaha yang berbeda (dikaitan dengan
biaya) dalam melaksanakan aktifivas tertentu.
3. Meranking dan mengevaluasi paket keputusan. Tahap ini merupakan jembatan untuk menuju
proses alokasi sumber daya antara berbagai kegiatan yang berbeda diantaranya sudah ada dan
lainnya baru sam sekali.
Keunggulan ZBB yaitu:
1. Jika zbb dilaksanakan dengan baik maka dapat mengasilkan alokasi sumber daya secara lebih
efisien.
2. Zbb berfokus pada value for money
3. Memudahkan untuk mengindentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidak efektifan biaya
4. Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan anggaran
5. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer
6. Merupakan cara sistematis untuk menggeser status quo dan mendorong organisasi untuk selalu
menguji alternative aktivitas dan pola perilaku biaya serta tingkat pengeluaran.
Kelemahan ZZB yaitu;
1. Proses memakan waktu yang lama (time consuming)
2. Zbb cendrung menekankan manfaat jangka pendek
3. Implementasi zbb membutuhkan teknologi yang maju
4. Masalah yang besar yang dhadapi zbb adalah pada proses meranking dan merivew paket
keputusan
5. Untuk melakukan perankingan paket keputusan dibutuhkan staf yang memiliki keahlian yang
mungkin tidak dimiliki orentasi
6. Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusan harus masuk
dalam anggaran
7. Implementasi zbb menimbulkan masalah keprilakuan dalam organisasi
O. PLANING, PROGRAMMING, AND BUDGETING SYSTEM (PPBS)
PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori system yang berorintasi pada
output dan tujuan dengan penekanan utamanya alokasi sumber daya berdasarkan analisis
ekonomi. System anggaran PPBS tidak berdasarkan pada struktur organisasi tradisional yang
terdiri dari divisi-divisi, namum berdasarkan program , yaitu pengelompokan aktivitas untuk
mencapai tujuan tertentu. PPBS adalah salah satu model penganggaran yang ditujukan untuk
membantu manajemen pemerintah untuk membuat keputusan alokasi sumber daya secara lebih
baik.
Proses implementasi PPBS
Langkah implementasi PPBS meliputi :
1. Menentukan tukuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas.
2. Mengindentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Mengevaluasi berbagai alternative program dengan menghitung cost-benefit dari masing-
masing program.
4. Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil.
5. Alokasi sumber daya kemasing-masing program yang disetujui.
PPBS mensyaratkan organisasi menyusun rencana jangka panjang untuk mewujudkan tujuan
organisasi melalui program- program. Karakteristik PPBS ;
1. Berfokus pada tujuan dan aktifitas (program) untuk mencapai tujuan.
2. Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan dating karena
PPBS berorientasi pada masa depan.
3. Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi.
4. Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternative program, yang meliputi (a)
indentifikasi tujuan (b)indentifikasi secara sistematik alternative program untuk mencapai tujuan.
(c) estimasi biaya total dari masing-masing alternative program dan
(d) estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari alternative program.
Kelebihan PPBS yaitu:
1. Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen puncak ke manajemen
menengah.
2. Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja.
3. Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya (cost-
consciousness/cots awareness) dalam perencanaan
program
4. Lintas departemen sehinga dapat meningkatkan komunikasi, kordinasi, dan kerja sama antara
departemen.
5. Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan dengan pencapain tujuan
organisasi.
6. PPBS menggunakan teori marginal utility, sehingga mendorong alokasi sumber daya secara
optimal.
Kelemahan PPBS yaitu:
1. PPBS membutuhkan system informasi yang canggih.
2. Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar karena PPBS membutuhkan teknologi
yang canggih.
3. PPBS bagus secara teori namum sulit untuk diimplementasikan.
4. PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan manusia yang
kompleks.
5. PPBS merupakan teknik anggaran yang statiscally oriented, staststik hanya dapat untuk
mengukur beberapa program tertentu saja.
6. Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis.
P. PENERAPAN ANGGARAN DI INDONESIA
Anggaran berbasis kinerja merupakan metode penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan
setiap pendanaan yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang
diharapkan termasuk efisisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran tersebut. Pemerintah
Indonesia telah melakukan persiapan pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja dengan
mengeluarkan berbagai peraturan perundang-undangan serta petunjuk teknis dan
pelaksanaannya. Berdasarkan paket undang-undang keuangan negara terjadi perubahanmi ndset
pengelolaan keuangan negara yang lebih mengedepankan efisiensi dan efektivitas serta
mendorong terwujudnya akuntabilitas dan transparansi. Perubahan paradigma baru seharusnya
didukung oleh personalia atau sumberdaya manusia yang handal, memiliki kompetensi yang
sesuai dan memiliki kinerja yang jelas dan terukur. Walau demikian belum semua aturan tersebut
diimplementasikan dengan baik dan konsisten. Masih kurangnya pemahaman semua pihak
tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku dan masih lemahnya komitmen untuk
melaksanakannya menjadikan implementasi anggaran berbasis kinerja belum berjalan dengan
baik. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran (awareness) dan komitmen yang tinggi dari seluruh
pihak untuk menerapkan anggaran berbasis kinerja ini sehingga dapat tercipta tata kelola
pemerintahan yang lebih baik (good governance) .

Anda mungkin juga menyukai