Anda di halaman 1dari 2

Upaya Hukum Luar Biasa

Upaya hukum luar biasa merupakan pengecualian dan penyimpangan dari upaya
hukum biasa atau banding dan kasasi. Putusan pengadilan yang dimophon banding atau
kasasi belum merupakan putusan yang berkekuatan hukum tetap, dan dapat diajukan terhadap
semua putusan baik oleh pihak terdakwa maupun Penuntut Umum.

Upaya hukum luar biasa terdiri dari:

1. Peninjauan Kembali (PK)

Putusan yang dijatuhkan dalam tingkat terakhir dan putusan yang dijatuhkan diluar hadir
tergugat (verstek) dan yang tidak lagi terbuka kemungkinan untuk mengajukan perlawanan
dapat ditinjau kembali atas permohonan orang yang pernah menjadi salah satu pihak di dalam
perkara yang telah diputus dan dimintakan peninjauan kembali.

Permohonan PK dapat diajukan baik secara tertulis maupun lisan (pasal 71) oleh para
pihak sendiri (pasal 68 ayat 1) kepada MA melalui Ketau Pengadilan Negeri yang memutus
perkara dalam tingkat pertama. Permohonan PK tidak menghentikan proses pelaksanaan
putusan pengadilan dan dapat dicabut selama belum diputus serta hanya dapat diajukan
hanya sekali saja.

Selanjutnya dalam waktu 14 hari setelah Ketua Pengadilan Negeri yang memutuskan
perkara dalam tingkat pertam menerima pemohonan penijauan kembali maka panitera
mengirimkan salinan permohonan kepada pihak lawan. Adapun alasan-alasan peninjauan
kembali adalah (pasal 67) :

 Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan
yang diketahui setelah perkarannya diputus pihak lawan yang diketahui setelah
perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian oleh hakim
pidana dinyatakan palsu
 Apabila setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat bukti yang bersifat
menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan
 Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari yang dituntut
 Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa pertimbangan
sebab-sebabnya
 Apabila terjadi putusan yang bertentangan satu dengan yang lainnya
 Apabila dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan
yang nyata1
2. Perlawanan Pihak Ketiga (Denderverzet) Terhadap Sita Eksekutor

Perlawanan pihak ketiga terjadi bilamana dalam putusan pengadilan yang telah
merugikan kepentingan dari pada pihak ketiga, oleh karenanya pihak ketiga itu bisa
mengajukan perlawanan atas suatu putusan tersebut. Berdasarkan pasal 378 -384 Rv dan
pasal 195 ayat 6 HIR yang berbunyi “Perlawanan, termasuk perlawanan dari pihak ketika
atas dasar hak milik sendiri dari barang-barang yang telah disita itu, yang akan
dilaksanakan juga mengenai semua sengketa yang timbul karena upaya paksaan itu,
diajukan kepada dan diadili oleh pengadilan dalam daerah hukum mana tindakan-tindakan
pelaksanaan dijalankan.”2

Dapat dikatakan sebagai upaya hukum luar biasa oleh pada dasarnya suatu putusan
tersebut hanya mengikat para pihak yang berperkara saja (antara pihak penggugat dan
tergugat tersebut) dan tidak mengikat kepada pihak ketiga (akan tetapi dalam hal ini hasil
putusan tersebut juga akan mengikat orang lain atau pihak ketiga, oleh karenanya dapat
dikatakan luar biasa).

Denderverzet diajukan ke Pengadilan Negeri yang telah memutus suatu perkara pada
tingkat pertama pengadilan.

1
Sudikno Mertokudumo, Hukum Acara Perdata , Yogyakarta: Liberty, 1999, hlm 201-208
2
Mochammad Dia’is, dan Koosmargono, Membaca dan Mengerti HIR, Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 2011,hlm. 233

Anda mungkin juga menyukai