A. DESKRIPSI SINGKAT :
Secara keseluruhan mata kuliah Farmasetika Dasar membahas tentang obat, perlengkapan
farmasi, bobot dan ukuran, dosis, persripsi, bentuk-bentuk serbuk, sediaan padat untuk oral,
suppositoria, sediaan cair suspensi, emulsi, elixir, larutan, obat tetes dan kumur, sediaan semi
solida dan produk galenenika.
Tujuan Instruksional
Pertemuan Pokok Sub Pokok Metode Estimasi Su
Khusus
Ke - Bahasan Bahasan Pembelajaran Waktu Kep
(Kompetensi Khusus)
1 2 3 4 5 6
Setelah mengikuti Obat - Pengertian obat Ceramah 20
perkuliahan ini, dan bentuk dan Tanya 25
diharapkan mahasiswa sediaan obat Jawab 30
dapat : - Bentuk-bentuk 25
sediaan obat
1 1. Menjelaskan ruang - Prinsip
lingkup obat pembuatan
masing-masing
obat
- Teknik dasar
pembuatan obat
2 2. Membedakan jenis- Perlengkapa - Jenis-jenis Ceramah 25 4
jenis perlengkapan n peralatan timbangan dan dan Tanya
pelayanan farmasi Farmasi cara Jawab 25
pengukurannya
- Jenis-jenis 25
penakar dan cara
penggunaannya 25
- Jenis-jenis pipet
penakar dan cara
penggunaannya
- Istilah bobot dan
ukuran dalam
bidang farmasi
3. Menjelaskan tentang Dosis - Arti dosis Ceramah 10
dosis dan cara - Jenis-jenis dosis dan Tanya 20
menghitungnya - Faktor-faktor Jawab 40
yang
mempengaruhi
dosis: usia, berat 30
3 badan, luas 1,
permukaan
tubuh, jenis
kelamin
- Cara
menghitung
dosis
4. Menjelaskan tentang Preskripsi - Pengertian resep Tanya Jawab 20
perskripsi dokter dan copy 30
resep
- Keuntungan 25
penggunaan
bahasa latin 25
dalam penulisan
resep dokter
4 1,
- Persyaratan
/kelengkapan
resep dokter dan
copy resep
- Penyimpanan
resep dokter dan
copy resep di
apotik
5 5. Memformulasikan Bentuk - Pengertian Ceramah dan 15 1,
bentuk sediaan serbuk sediaan derajat halus Tanya Jawab 20
serbuk serbuk 20
- Penggolongan 15
serbuk 20
- Keuntungan Kuis 10
serbuk dan
kerugian serbuk
- Bahan-bahan
yang digunakan
untuk membuat
serbuk
- Cara-cara
pencampuran
serbuk dan cara
pengolahan
serbuk
6. Memformulasikan Bentuk - Cara membagi Ceramah 15
bentuk sediaan serbuk sediaan dan dan Tanya
serbuk pembungkusan Jawab 15
serbuk 15
- Pengertian pulvis
dan pulveres 15
- Metode 15
pembuatan
serbuk 15
6
effervescent 10
- Persyaratan
serbuk tabur
- Cara pembuatan
serbuk percobaan
untuk pulvis oral
- Uji keseragaman
bobot serbuk
- Pulveres
7. Memformulasikan Kapsul - Pengertian kapsul Ceramah dan
sediaan kapsul - Penggolangan Tanya Jawab
kapsul Kuis
- Ukuran kapsul
- Persyaratan
kapsul dan
formulasi kapsul,
menghitung
7
bahan pengisi
- Pengisian dan
penyimpanan
kapsul
- Uji keseragaman
bobot, waktu
hancur dan
disolusi
8 UJIAN TENGAH SEMESTER
Sumber Kepustakaan :
1. Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. (terjemahan), Edisi IV,
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
2. Baie, H.S. (1985). Teknologi Farmasetik, First Edition, Penerbit USM, Sains Farmasi,
Malaysia.
3. Banker, G.S and Rhodes C.T (1979). Modern Pharmaceutics, Volume 7, Marcell Dekker
Inc, New York and Basel.
4. Cooper and Gunn’s (1985). Dispensing for Pharmaceutical Student, 11th Edition, CBS
Publisher and Distributor.
5. Dir.Jend POM. DepKes. (1995) Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta.
6. Rawlins, R.A. (1984). Bentley Textbook of Pharmaceutics, 8yh Edition, Published by
Bailiene tindal.
7. Gennaro, A.R. (1990). Remington’s Pharmacheuticals Science, 18th Editin, Mack
Publishing Co. Pennsylvania.
8. Jenkin’s G.L. et.al. (1960). The Art of Compounding, 18th Editin, The Blankiston Co, New
York, Toronto.
9. Lachman. L. et.al (1986). The Theory and Practise of Industrial Pharmacy, Third Edition,
Lea and Febiger, Philadelphia.
A. DESKRIPSI SINGKAT :
Praktikum ini mempelajari tentang pengenalan Farmakope. Resep-resep standard serta
kegunaanya. Resep yang lengkap serta perhitungan dosis. Prinsip dan teknik pembuatan
berbaagai bentuk sediaan seperti serbuk terbagi-bagi dan tidak terbagi-bagi, bentuk sediaan
setengah padat, salep, krim, dan pasta. Sediaan cair larutan untuk oral dan topikal, suspensi
dan emulsi. Sediaan tetes telinga, hidung, mata dengan perhitungan isotonisnya. Pembuatan
sediaan infus dari bahan alam.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (Kompetensi Mata Kuliah) :
Setelah mengikuti mata praktikum ini, mahasiswa semester I dapat membuat sediaan obat
pulveres, pulvis, kapsul, salep, pil, guttae, larutan, mixtura, suspensi, emulsi, suppositoria,
dan infus.
Pertemua
Tujuan Instruksional Khusus
n Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
(Kompetensi Khusus) P
Ke -
1 2 3 4
Setelah pertemuan ini - Pengantar - Tata tertib praktikum La
mahasiswa dapat : praktikum - Membaca resep, kriteria resep lengkap
- Menghitung dosis menurut usia dan
1. Mengerjakan resep dan berat badan
menggunakan timbangan dan - Prinsip pembuatan sediaan
1 alat-alat laboratorium - Bahan-bahan tambahan pengisi serbuk
- Pengemasan obat dan etiket obat
- Prinsip pemakaian alat0alat
lab.timbangan
- Peraturan ujian dan penilaian
praktikum
2. Mampu memformulasi Serbuk - Perhitungan dosis untuk pulveres La
sediaan serbuk - Perhitugnan dosis untuk pulvis
- Pengolahan serbuk pulveres dengan
bahan cair, tinctur, extract, zat
2 higroskopis
- Pengolahan serbuk yang tidak terbagi-
bagi (pulvis)
- Pengenceran serbuk, pembagian serbuk
- Pengemasan sediaan
3. Mampu memformulasi Serbuk - Derajat halus serbuk dan pengayakan La
sediaan serbuk lanjutan - Pembuatan sediaan degnan bahan-
3
bahan obat berupa cairan
- Pengemasan
4. Mampu membuat sediaan Kapsul - Macam-macam obat yang dimasukkan La
kapsul ke dalam kapsul
- Bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat sediaan kapsul
4
- Perhitungan dosis
- Pemilihan ukuran kapsul
- Pengisian cangkang
- Pengemasan
5. Mampu membuat sediaan Ungunenta - Macam-macam salep La
ungunenta - Cara pengolahan sediaan dengan
5 macam-macam bahan obat
- Metode peleburan dasar salep lebur
dan cara penyaringan dasar salep
6. Mampu membuat sediaan Jenis-jenis sediaan - Bahan-bahan dasar cream La
6
cream cream - Jenis-jenis sediaan cream
7 7. Mampu membuat sediaan Oculent - Pengolahan sediaan liniment dan bahan- La
oculent bahan dasar yang digunakan
- Pengolahan pasta dan cara peracikan
bahan-bahan obat
- Bahan dasar salep mata untuk oculent
dan syarat-syarat yang harus dipenuhi
- Pengolahan sediaan oculent
- Pengemasan sediaan
8. Mampu membuat sediaan Guttae - Persyaratan-persyaratan masing-masing La
guttae guttae
- Cara penghitungan isotonis
- Bahan pembawa yang dipakai untuk
8
guttae auriculares
- Cara pengolahan masing-masing guttae
- Penyaringan guttae ophtalmicae
- Pengemasan sediaan
9. Mampu membuat sediaan pil Pil - Bahan-bahan pembentuk pil; pengikat, La
pengisi, pembasah, penabur, penyalut
- Bahan-bahan obat yang tidak tahan air
- Tahap-tahap pembuatan pil
9 - Cara pemotongan pil dengan alat
pemotong pil
- Bahan penabur dan kegunaan masing-
masing jenis penabur pil
- pengemasan
10. Mampu membuat sediaan Larutan - Perbedaan larutan dengan mixture La
larutan - Perbadaan potio effervescent dengan
netralisasi
- Bahan-bahan utama yang digunakan
- Cara pembuatan masing-masing sediaan
10
- Kegunaan gas CO2 pada potio
effervescent
- Cara pembuatan netralisasi dan tahap-
tahap pembuatan
- pengemasan
11. Mampu membuat sediaan Suspensi - Kegunaan suspending agent La
suspensi - Macam-macam suspending agent
- Macam-macam obat yang dibuat
suspense
- Tahapan-tahapan pembuatan sediaan
11
- Suspensi sebagai sediaan non oral
(lotio)
- Prinsip penambahan suspensi agent
pada suspensi
- Pengemasan
12. Mampu membuat sediaan Emulsi dan Eliksir - Emulgator dan kegunaannya La
emulsi dan eliksir - Jenis-jenis emulgator
- Prinsip pembuatan emulsi
- Pelarut hidroalkohol pada eliksir dan
12
fungsinya
- Bahan-bahan obat yang digunakan
eliksir
- pengemasan
13 13. Mampu membuat sediaan Suspositoria dan - Bahan-bahan dasar suspositoria La
suspositoria dan infus Infus - Suspositoria berdasarkan obat yang
bekerja sistemis dan lokal
- Tahap-tahap pembuatan suspositoria
- Pencetakan suspositoria
- Pengemasan suspositoria dan
penyimpanan
- Derajat halus simpilisia untuk sediaan
infus
- Jumlah simpilisia yang diperlukan serta
air yang diperlukan untuk pembuatan
sediaan infuse
- Pemanasan memakai panci infus waktu
yang diperlukan
- Pengemasan
14 UJIAN AKHIR SEMESTER
Sumber Kepustakaan :
1. Departemen Kesehatan RI (1972). Farmakope Indonesia II, Jakarta.
2. Departemen Kesehatan RI (1972). Farmakope Indonesia III, Jakarta.
3. Departemen Kesehatan RI (1972). Farmakope Indonesia IV, Jakarta.
4. Pharmacope Netherland
5. Formularium Indonesia.
6. FMS, FMI, CNN