PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Obat anti mania mempunyai beberapa sinonim antara lain mood modulators,
mood stabilizers dan antimanik. Dalam membicarakan obat antimania yang menjadi
acuan adalah litium karbonat. Hipotesis: pada mania terjadi peluapan aksi reseptor
amine.
2.5. INDIKASI
Mania dan hipomania, lebih efektif pada kondisi ringan. Pada mania dengan
kondisi berat pemberian obat anti mania dikombinasi dengan obat antipsikotik. Obat-
obat ini berguna untuk menghilangkan gejala manik seperti logorhoe, hiperaktive
euforia.
2.6. EFEK SAMPING
1. Efek neurologik ringan: vatigue, lethargi, tremor di tangan terjadi pada awal
terapi dapat juga terjadi nausea, diare.
2. Efek toksik: pada ginjal (poliuria, edema), pada SSP (tremor, kurang
koordinasi, nistagmus dan disorientasi;
3. Gejala intoksikasi
a. Gejala dini : muntah, diare, tre’mor kasar, mengantuk, kosentrasi
pikiran menurun, bicara sulit, pengucapan kata tidak jelas, berjalan
tidak stabil
b. Dengan semangkin beratnya intoksikasi terdapat gejala : kesadaran
menurun, oliguria, kejang-kejang
c. Penting sekali pengawasan kadar lithium dalam darah
4. Faktor predisposisi terjadinya intoksikasi lithium :
a. Demam (berkeringat berlebihan)
b. Diet rendah garam
c. Diare dan muntah-muntah
d. Diet untuk menurunkan berat badan
e. Pemakaian bersama diuretik, antireumatik, obat anti inflamasi non
Steroid
2.8.KONTRAINDIKASI
Ibu hamil
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. DIAGNOSA
1. Gangguan komunikasi verbar bd bicara yang sulit dan kata-kata yang
tida jelas
2. Resiko nutrisi kurang dari kurang dari kebutuhan bd mual, mutah
3. Resiko devisit volume airan bd output yang berlebih
3.2. INTERVENSI
No DIAGNOSA TUJUAN / KH INTERVENSI RASIONAL
1. Gangguan TUJUAN :
komunikasi
KH :
verbal b/d
Setelah
bicara yang
dilakukan
sulit dan
tindakan
kata-kata
keperawatan
yang tida jelas
selamA 3x24
jam diharapkan :
2. Resiko nutrisi TUJUAN : 1. Diskusikan 1. Serat tinggi,
kebutuhan nutrisi
kurang dari dan jelaskan lemak,air
dapat terpenuhi
kurang dari tentang terlalu panas /
KH :
kebutuhan b/d Setelah pembatasan dingin dapat
tidak dilakukan diet (makanan merangsang
adekuatnya tindakan berserat mengiritasi
intake dan out keperawatan tinggi, lambung dan
put mual, selama 3x24 berlemak dan sluran usus.
mutah jam, diharapkan : air terlalu 2. situasi yang
Nafsu panas atau nyaman, rileks
makan dingin). akan
meningkat 2. Ciptakan merangsang
BB lingkungan nafsu makan.
meningkat yang bersih, 3. Mengurangi
atau normal jauh dari bau pemakaian
sesuai umur yang tak energi yang
sedap atau berlebihan
sampah, 4. Mengetahui
sajikan jumlah output
makanan dapat
dalam merencenakan
keadaan jumlah
hangat makanan.
3. Berikan jam
istirahat
(tidur) serta
kurangi
kegiatan yang
berlebihan
4. Monitor
intake dan out
put dalam 24
jam
3. Resiko TUJUAN : 1. Pantau tanda 1. Penurunan
gangguan setelah dilakukan dan gejala sisrkulasi
keseimbangan tindakan kekurangan volume cairan
cairan dan keperawatan cairan dan
menyebabkan
elektrolit selama 3 x 24 jam elektrolit
kekeringan
berhubungan keseimbangan dan 2. Pantau intake
mukosa dan
dengan elektrolit dan output
pemekataj
kehilangan dipertahankan 3. Timbang berat
urin. Deteksi
cairan skunder secara maksimal badan setiap
terhadap diare. KH : hari dini
Tanda vital 4. Anjurkan memungkinka
dalam batas keluarga untuk n terapi
normal (N: 120- memberi pergantian
60 x/mnt, S; 36- minum banyak cairan segera
37,50 c, RR : < pada kien, 2-3 untuk
40 x/mnt ) lt/hr
memperbaiki
Turgor elastik ,
deficit
membran
2. Dehidrasi
mukosa bibir
dapat
basah, mata
meningkatkan
tidak cowong,
UUB tidak
laju filtrasi
cekung. glomerulus
Konsistensi membuat
BAB lembek, keluaran tak
frekwensi 1 kali aadekuat
perhari untuk
membersihkan
sisa
metabolism
3. Mendeteksi
kehilangan
cairan ,
penurunan 1
kg BB sama
dengan
kehilangan
cairan 1 lt
4. Mengganti
cairan dan
elektrolit yang
hilang secara
oral