Anda di halaman 1dari 4

15/03/18, 21:16 - +62 811-8093-093: *_Amalan Sunah di Bulan Rajab_*

Tidak terdapat *amalan khusus* terkait bulan Rajab. Baik bentuknya shalat,
puasa, zakat, maupun umrah. Mayoritas ulama menjelaskan bahwa hadis yang
menyebutkan amalan bulan Rajab adalah hadis bathil dan tertolak.

Ibnu Hajar mengatakan,

‫ وال في‬، ‫ وال في صيام شيء منه معين‬، ‫ وال في صيامه‬، ‫لم يرد في فضل شهر رجب‬
‫ وقد سبقني إلى الجزم بذلك اإلمام‬، ‫قيام ليلة مخصوصة فيه حديث صحيح يصلح للحجة‬
‫أبو إسماعيل الهروي الحافظ‬

_“Tidak terdapat riwayat yang shahih, bisa untuk dijadikan dalil tentang
keutamaan bulan Rajab, baik bentuknya puasa sebulan penuh atau puasa di
tanggal tertentu bulan Rajab atau shalat tahajjud di malam tertentu.
Keterangan saya ini telah didahului oleh ketengan Imam Al-Hafidz Abu
Ismail Al Harawi.”_ (Tabyinul Ujub bimaa Warada fii Fadli Rajab, Hal. 6)

Imam Ibn Rajab mengatakan,

‫أما الصالة فلم يصح في شهر رجب صالة مخصوصة تختص به و األحاديث المروية في فضل‬
‫صالة الرغائب في أول ليلة جمعة من شهر رجب كذب و باطل ال تصح و هذه الصالة بدعة‬
‫عند جمهور العلماء‬

_“Tidak terdapat dalil yang shahih, yang menyebutkan adanya anjuran shalat
tertentu di bulan Rajab. Adapun hadis yang menyebutkan keutamaan shalat
raghaib di malam Jumat pertama bulan Rajab adalah *hadis dusta,* bathil,
dan tidak shahih. Shalat Raghaib adalah bid’ah menurut mayoritas ulama.”_
(Lathaiful Ma’arif, Hal. 213)

Terkait masalah puasa di bulan Rajab, Imam Ibnu Rajab juga menegaskan,
tidak ada satu pun hadis shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
tentang keutamaan puasa bulan Rajab secara khusus. Hanya terdapat riwayat
dari Abu Qilabah, bahwa beliau mengatakan,

‫في الجنة قصر لصوام رجب‬

_“Di surga terdapat istana untuk orang yang rajin berpuasa di bulan
Rajab.”_

Namun riwayat bukan hadis. Imam Al Baihaqi mengomentari keterangan Abu


Qilabah:

‫أبو قالبة من كبار التابعين ال يقول مثله إال عن بالغ‬

_“Abu Qilabah termasuk tabi’in senior, beliau tidak menyampaikan riwayat


itu kecuali karena kabar tanpa sanad.”_ (Lathaiful Ma’arif, Hal. 213)

🔰 *Pertama,* Puasa sunah bulan haram

Akan tetapi, jika seseorang melaksanakan puasa di bulan Rajab dengan niat
puasa sunah di bulan-bulan haram, maka ini dibolehkan bahkan dianjurkan.
Mengingat sebuah hadis yanng diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, Al Baihaqi
dan yang lainnya, bahwa suatu ketika datang seseorang dari suku Al Bahili
menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia meminta diajari
berpuasa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatkan,

“Puasalah sehari tiap bulan.” Orang ini mengatakan: Saya masih kuat,
tambahkanlah!. “Dua hari setiap bulan”. Orang ini mengatakan: Saya masih
kuat, tambahkanlah!. “Tiga hari setiap bulan.” orang ini tetap meminta
untuk ditambahi. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫فمن الحرم و أفطر‬

_“Puasalah di bulan haram dan berbukalah (setelah selesai bulan haram).”_


(Hadis ini dishahihkan sebagaian ulama dan didhaifkan ulama lainnya).
Namun diriwayatkan bahwa beberapa ulama salaf berpuasa di semua bulan
haram. Dinataranya: Ibn Umar, Hasan Al Bashri, dan Abu Ishaq As Subai’i.

🔰 *Kedua,* Mengkhususkan Umrah di bulan Rajab

Diriwayatkan bahwa Ibn Umar pernah mengatakan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam melaksanakan umrah di bulan Rajab. Kemudian ucapan beliau ini
diingkari Aisyah.

‫ ما اعتمر في رجب‬،‫ لعمري‬،‫يغفر هللا ألبي عبد الرحمن‬

_“Semoga Allah mengampuni Abu Abdirrahmah (Ibnu Umar). Sepanjang usiaku,


beliau belum pernah Umrah di bulan Rajab.”_

Ibnu Umar mendengar hal ini dan beliau diam saja. (HR. Muslim, 1255)

Umar bin Khatab dan beberapa sahabat lainnya menganjurkan umrah bulan
Rajab. Aisyah dan Ibnu Umar juga melaksanakan umrah bulan Rajab.

Ibnu Sirin menyatakan, bahwa para sahabat melakukan hal itu. Karena
rangkaian haji dan umrah yang paling bagus adalah melaksanakan haji dalam
satu perjalanan sendiri dan melaksanakan umrah dalam satu perjalanan yang
lain, selain di bulan haji. (Al Bida’ Al Hauliyah, Hal. 119)

Dari penjelasan Ibnu Rajab menunjukkan bahwa melakukan umrah di bulan


Rajab hukumnya dianjurkan. Beliau berdalil dengan anjuran Umar bin Khatab
untuk melakukan umrah di bulan Rajab. Dan dipraktikkan oleh Aisyah dan
Ibnu Umar.

Diriwayatkan Al Baihaqi, dari Sa’id bin Al Musayib, bahwa Aisyah


radliallahu ‘anha melakukan umrah di akhir bulan Dzulhijjah, berangkat
dari Juhfah, beliau berumrah bulan Rajab berangkat dari Madinah, dan
beliau memulai Madinah, namun beliau mulai mengikrarkan ihramnya dari Dzul
Hulaifah. (HR. Al Baihaqi dengan sanad hasan)

Namun ada sebagian ulama yang menganggap umrah di bulan Rajab tidak
dianjurkan. Karena tidak ada dalil khusus terkait umrah bulan Rajab. Ibnu
Atthar mengatakan, _“Di antara berita yang sampai kepadaku dari penduduk
Mekah, banyaknya kunjungan di bulan Rajab. Kejadian ini termasuk masalah
yang belum kami ketahui dalilnya. Bahkan terdapat hadis yang shahih bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Umrah di bulan Ramadhan
nilainya seperti haji’.”_ (HR. Al Bukhari)
Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh mengatakan, bahwa para ulama
mengingkari sikap mengkhususkan bulan Rajab untuk memperbanyak
melaksanakan umrah. (Majmu’ Fatawa Syaikh Muhammad bin Ibrahim, 6:131)

*Kesimpulan:*

Pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini, mengkhususkan umrah di bulan
Rajab adalah perbuatan yang tidak ada landasannya dalam syariat. Karena
tidak ada satu pun dalil yang menunjukkan anjuran mengkhususkan bulan
Rajab untuk pelaksanaan umrah. Disamping itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam sendiri tidak pernah melakukan umrah di bulan Rajab, sebagaimana
disebutkan dalam hadis sebelumnya.

Andaikan ada keutamaan mengkhususkan umrah di bulan Rajab, tentu Nabi


shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memberi tahukan kepada umatnya.
Sebagaimana beliau memberi tahu umatnya akan keutamaan umrah di bulan
Ramadhan. Sedangkan riwayat dari Umar bahwa beliau menganjurkan umrah di
bulan Rajab, yang benar sanadnya dipermasalahkan.

🔰 *Ketiga,* Menyembelih hewan (Atirah)

Atirah adalah hewan yang disembelih di bulan Rajab untuk tujuan beribadah.

Ulama berselisih pendapat tentang hukum Atirah.

⚜ Pendapat *pertama,* athirah dianjurkan. Dalilnya adalah hadis dari


Abdullah bin Amr bin Ash, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya
tentang Athirah, kemudian beliau menjawab:

‫ُ حَق‬
‫َة‬ ‫َت‬
‫ِير‬ ْ
‫الع‬

_“Athirah itu hak.”_ (HR. Ahmad, An Nasa’i dan As Suyuthi dalam Jami’us
Shaghir)

⚜ Pendapat *kedua,* Atirah tidak disyariatkan, namun tidak makruh.


Dalilnya, hadis dari Abu Razin, Laqirh bin Amir Al Uqaili, beliau bertanya
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kami menyembelih hewan di
bulan Rajab di zaman Jahilliyah. Kami memakannya dan memberi makan tamu
yang datang.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak
masalah.” (HR. An Nasa’i, Ad Darimi, dan Ibn Hibban)

⚜ Pendapat *ketiga,* Atirah hukumnya makruh. Berdasarkan hadis, bahwa


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ
‫َة‬ ‫َت‬
‫ِير‬ ‫َالَ ع‬ ‫َر‬
‫َعَ و‬ ‫الَ ف‬

_“Tidak ada Fara’a dan tidak ada Atirah.”_ (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Fara’a adalah anak pertama binatang, yang disembelih untuk berhala.

⚜ Pendapat *keempat,* Atirah hukumnya haram. Ini adalah pendapat yang


dipilih Ibnul Qoyim dan Ibnul Mundzir. Ibnul Qoyim mengatakan, “Dulu
masyarakat Arab melakukan Atirah di masa jahiliyah, kemudian mereka tetap
melakukannya, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendukungnya.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya, melalui sabdanya,
“Tidak ada fara’a dan tidak ada Atirah.” akhirnya para sahabat
meninggalkannya, karena adanya larangan beliau. Dan telah dipahami
bersama, bahwa larangan itu hanya akan muncul, jika sebelumnya ada yang
melakukannya. Sementara tidak kita jumpai adanya satupun ulama yang
mengatakan, Dulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang Atirah
kemudian beliau membolehkannya kembali…” (Tahdzib Sunan Abu Daud, 4:92 –
93). Insya Allah, pendapat inilah yang lebih mendekati kebenaran.

👤 Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)

📨 Diposting dan disebarkan kembali oleh Maa Haadzaa

🕌 Silahkan bergabung untuk mendapatkan info seputar kajian dan atau ilmu
sesuai sunnah
Melalui:
Website https://www.maahaadzaa.com
Join Channel Telegram https://goo.gl/tF79wg
Like Facebook Fans Page https://goo.gl/NSB792
Subscribe YouTube https://goo.gl/mId5th
Follow Instagram https://goo.gl/w33Dje
Follow Twitter https://goo.gl/h3OTLd
Add BBM PIN: D3696C01
WhatsApp Group khusus *Ikhwan*
https://chat.whatsapp.com/EscWDXIu338Luq3S8FJwx0
WhatsApp Group khusus *Akhwat*
https://chat.whatsapp.com/1XheljqhgtSHSxi6MLO9PZ

Silahkan disebarluaskan tanpa mengubah isinya. Semoga menjadi ladang amal


kebaikan untuk kita.
Jazaakumullahu khairan.

Anda mungkin juga menyukai