Anda di halaman 1dari 5

Proses produksi air bersih dengan metode desalinasi dilakukan melalui beberapa tahapan,

meliputi: pengambilan air laut, pengolahan awal air laut, proses pemisahan garam, dan
pengolahan akhir.
Pengambilan air laut
Tahapan paling awal dalam proses desalinasi adalah pengambilan air laut sebagai bahan baku
proses. Metode yang umum dilakukan adalah dengan pemasangan pipa kearah laut hingga jarak
beberapa kilometer dari pantai. Hal ini dilakukan untuk memperoleh air laut dengan kualitas baik
yang terhindar dari pergerakan sedimen permukaan yang umumnya terjadi pada laut kedalaman
dangkal. Laju alir pengambilan air laut dilakukan secara lambat untuk mencegah masuknya biota
laut ke dalam pipa.

metode pengambilan air laut dengan pipa


Metode diatas menjadi pilihan utama karena kemudahan pemasangan sistem. Namun, dalam hal
kinerja, teknik tersebut sangat sensitif dengan perubahan kondisi air laut yang terjadi seiring
dengan perubahan musim dan iklim. Pencegahan biota laut untuk masuk ke dalam sistem juga
tidak seefektif yang diharapkan.

pengambilan air laut dengan beach


well – dari http://www.scwd2desal.org
Metode alternatif yang sedang ramai diperbincangkan adalah dengan memanfaatkan kondisi
geologi lokal pantai untuk menyaring air laut dengan sistem sumur (beach wells). Dengan metode
ini, air laut diekstraksi dari lapisan bawah permukaan (subsurface) pantai. Selain itu, teknologi
yang sedang dikembangkan adalah tipe gallery dengan struktur menyerupai penyaringan pasir
yang dipasang di permukaan bawah laut (seabed) untuk mendapatkan bahan baku dengan
kualitas tinggi. Metode-metode diatas tercakup dalam sistem subsurface intake.

pengambilan air laut dengan gallery – dari http://www.scwd2desal.org


Pengolahan awal
Pengolahan awal bertujuan untuk mengkondisikan bahan baku, dalam hal kandungan pengotor,
agar ramah bagi proses utama desalinasi. Pengotor yang biasa terkandung dalam air laut
mencakup makromolekul (pasir dan biota laut termasuk ikan, alga dll.) dan mikromolekul (unsur
penyebab sedimentasi, kristalisasi dan fouling). Teknik yang dilakukan pada umumnya mencakup
koagulasi-flokulasi-sedimentasi (coagulation-flocculation-sedimentation), membrane tekanan
rendah (low pressure membrane), penyaringan dengan media (media filter) dan catridge filter.
contoh rangkaian proses pengolahan awal – dari http://www.wateronline.com
Proses pengolahan awal menjadi kunci penting lancarnya proses desalinasi karena menentukan
stabilitas dan kinerja proses dengan semakin tingginya kualitas air umpan. Dari segi ekonomi,
proses pengolahan awal terhitung hampir mencapai 30% dari keseluruhan biaya proses.
Penghematan biaya dalam proses pengolahan awal sangat mungkin dilakukan dengan aplikasi
alternatif pengambilan air laut seperti yang dijelaskan sebelumnya. Dengan bahan baku yang
kualitasnya lebih baik saat, proses pengolahan awal akan lebih ringan sehingga mengurangi
konsumsi bahan kimia proses serta mengurangi jumlah peralatan proses dan pada
akhirnya menurunan biaya operasional serta meningkatkan performa dan stabilitas proses.
Proses Inti
Pada tahapan ini, bahan baku yang telah mengalami pengolahan awal akan mengalami proses
penyisihan garam sehingga menghasilkan air bersih. Berdasarkan teknik pemisahan garamnya,
proses desalinasi dikategorikan menjadi dua: berbasis panas dan berbasis membran.
Pada proses berbasis panas, bahan baku dikondisikan mendidih pada tekanan rendah sehingga
menghasilkan uap air pada temperatur rendah. Pada proses ini, hanya air saja yang mengalami
penguapan, sehingga setelah pengumpulan dan pengkondensasian uap, akan dihasilkan air
bersih tanpa garam dan pengotor. Multistage flash distillation dan multi effect distillation adalah
contoh teknologi desalinasi dengan berbasis panas.

skema pemisahan air laut berbasis panas –


dari http://www.roplant.org
Berbeda halnya pada proses diatas yang menggunakan energi panas untuk pemisahan garam
dari air laut, teknologi membran menggunakan energi tekanan. Membran adalah istilah umum
untuk saringan tipis yang memfasilitasi pemisahan secara selektif – hanya bahan-bahan tertentu
yang dapat dilewatkan dan ditahan oleh membran ini. Tipe membran yang digunakan sangat
bergantung pada aplikasi. Khusus untuk desalinasi, digunakan reverse osmosis (RO) membrane
dengan karakter tak berpori yang mampu melakukan pemisahaan pada level ion, termasuk garam
dengang komposisi utama ion natrium dan klorida.

proses pemisahan dengan berbagai tipe membran – dari http://www.intechopen.com


Penyaringan dengan membran RO dilakukan dengan cara menekan bahan baku air laut pada
permukaan membran sehingga melewatkan air murni pada sisi produk, sementara menahan
kandungan garam dan pengotor lainnya ke aliran buangan. Produk air yang dihasilkan sangat
murni dengan konsentrasi ion yang sangat rendah.
Pengolahan akhir
Kondisi air murni dengan konsentrasi ion rendah dalam produk desalinasi perlu disesuaikan agar
nyaman saat dikonsumsi dan tidak merusak pipa distribusi. Untuk konsumsi, air murni tidak
berasa, perlu adanya penambahan mineral supaya rasanya sesuai dengan kualitas air minum:
rasa menyegarkan dari air berasal dari kandungan mineral. Kandungan ion yang minimal dapat
memicu proses korosi pada pipa distribusi karena kecenderungan pengikatan ion-ion metal pipa
agar keseimbangan kimia air tercapai. Pada tahapan akhir penambahan mineral dilakukan pada
aliran produk sehingga dihasilkan produk air bersih dengan kualitas air minum.
Proses desalinasi air laut hingga saat ini terus berkembang di seluruh dunia untuk memenuhi
kebutuhan air bersih dan mengentaskan permasalahan krisis air. Kegiatan penelitian sangat
intensif dilakukan dan menyeluruh pada setiap tahapan proses untuk menjadikan proses ini lebih
ramah lingkungan, hemat energi dan murah. Proses ini juga cocok untuk diimplementasikan di
Indonesia yang merupakan negara maritime dengan garis pantai yang panjang. Studi mengenai
energi yang berujung pada kelayakan ekonomi perlu di lakukan lebih lanjut pada implementasi
proses ini.

Anda mungkin juga menyukai