Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi? Pertanyaan ini selalu
menghinggapi bangsa Indonesia ketika kita bicara istilah demokrasi. Demokrasi berarti
kekuatan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan negara dengan rakyat sebagai pemegang
kedaulatannya. Istilah demokrasi secara etimologis berasal dari bahasa
Yunani demokratia, terdiri dari dua kata, demos berarti rakyat dan kratos atau kratein yang
berarti kekuatan atau pemerintahan. Demokrasi terbentuk menjadi suatu sistem
pemerintahan sebagai respon kepada masyarakat umum yang ingin menyuarakan pendapat
mereka. Terkait dengan negara kita, Indonesia telah menganut berbagai sistem demokrasi
semenjak kemerdekaannya. beberapa dari sistem-sistem pemerintahan tersebut adalah
Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Terpimpin.

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara


sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk
dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias
politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif)
untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan
berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga
jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi
dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.

Negara Indonesia sendiri tidak memiliki kejelasan yang tepat tentang demokrasi itu
sendiri. Jika melihat bentuk demokrasi dalam struktur pemerintahan Indonesia dari level
negara, provinsi, kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat dipastikan di level ini
demokrasi hanya sampai pada proses pembuatan kebijakan. Bagaimana seperti ditulis
almarhum Moh. Hatta bahwa,”Di desa-desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup
sehat sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.” Dasarnya adalah pemilikan tanah yang
komunal yaitu setiap orang yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan
bersama. Struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan
demokrasi asli yang berlaku di desa. Gambaran dari tulisan almarhum ini tidak lain dari pola-
pola demokrasi tradisional yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian
keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan keputusannya tersebut.

Dari gambaran di atas, hal ini pula yang menginspirasi demokrasi pancasila yang
selalu menjadi Kiblat negara kita dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara
masih perlu ditelaah atau dikaji secara lebih dalam lagi. Demokrasi Pancasila adalah
demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan
oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan. Para ahli
berpendapat bahwa demokrasi pancasila itu merupakan salah satu demokrasi yang mampu
menjawab tantangan zaman karena semua kehidupan berkaitan erat dengan nilai luhur
Pancasila. Dalam hal ini kita ambil saja salah satu ahli Nasional Prof. Dardji Darmodihardjo,
S.H. beliau mempunyai Pandangan bahwa demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi
yang bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang terwujudnya
seperti dalam ketentuan-ketentuan pembukaan UUD 1945.
Dalam buku “Le Contrac Sosial”, Jean Jacques Rousseau memaparkan bahwa
penguasa atau pemerintah telah membuat perjanjian dengan rakyatnya yang disebut
dengan istilah kontrak sosial. Dalam sebuah republik demokrasi, kontrak sosial atau
perjanjian masyarakat ini diwujudkan dalam sebuah pemilihan umum. Melalui pemilihan
umum, rakyat dapat memilih siapa yang menjadi wakilnya dalam proses penyaluran aspirasi
yang selanjutnya menentukan masa depan sebuah negara.

1.2. Perumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain:

1. Apa pengertian dari demokrasi itu?


2. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia?
3. Bagaimana implementasi demokrasi Pancasila sebagai perwujudan
kedaulatan rakyat di Indonesia ?
BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Demokrasi


Sulit mencari kesepakatan dari semua pihak tentang pengertian atau definisi demokrasi.
Ketika ada yang mendefinisikan demokrasi secara ideal atau juga disebut sebagai definisi
populistik tentang demokrasi, yakni sebuah sistem pemerintahan ”dari, oleh, dan untuk
rakyat” maka pengertian demokrasi demikian tidak pernah ada dalam sejarah umat
manusia. Tidak pernah ada pemerintahan dijalankan secara langsung oleh semua rakyat;
dan tidak pernah ada pemerintahan sepenuhnya untuk semua rakyat (Dahl 1971; Coppedge
dan Reinicke 1993).

Dalam praktiknya, yang menjalankan pemerintahan bukan rakyat, tapi elite yang
jumlahnya jauh lebih sedikit. Juga tidak pernah ada hasil dari pemerintahan itu untuk rakyat
semuanya secara merata, tapi selalu ada perbedaan antara yang mendapat jauh lebih
banyak dan yang mendapat jauh lebih sedikit. Karena itu, ketika pengertian”demokrasi
populistik” hendak tetap dipertahankan, Dahl mengusulkan konsep ”poliarki” sebagai
pengganti dari konsep ”demokrasi populistik”tersebut. Poliarki dinilai lebih realistik untuk
menggambarkan tentang sebuah fenomena politik tertentu dalam sejarah peradaban
manusia sebab poliarki mengacu pada sebuah sistem pemerintahan oleh ”banyak rakyat”
bukan oleh ”semua rakyat”,oleh”banyak orang” bukan oleh”semua orang.”

2.2 Pengertian Demokrasi


Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata
kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat,yaitu
pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat menenentukan. Kata
demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga
negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang diplih
melalui pemilu. Pemerintahan di Negara demokrasi juga mendorong dan menjamin
kemerdekaan berbicara, beragarna, berpendapat, berserikat setiap warga Negara,
menegakan rule of law, adanya pemerintahan menghormati hak-hak kelompok minoritas;
dan masyarakat warga Negara memberi peluang yang sama untuk mendapatkan kehidupan
yang layak.

Pengertian demokrasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.

1. Abraham Lincoln, Demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat.
2. Kranemburg, Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos
(rakyat) dan kratos (pemerintahan). Jadi, demokrasi berarti cara memerintah dari
rakyat.
3. Charles Costello, Demokrasi adalah sistem social dan politik pemerintahan diri
dengan kekuasaan-kekuasaan emerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk
melindungi hak-hak perorangan warga negara.
4. Koentjoro Poerbopranoto, Demokrasi adalah negara yang pemerintahannya
dipegang oleh rakyat. Hal ini berarti suatu sistem dimana rakyat diikut sertakan
dalam pemerintahan negara.
5. Harris Soche, Demokrasi adalah pemerintahan rakyat karena itu kekuasaan melekat
pada rakyat.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang
berasal dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat.
Perwujudan sistem demokrasi pada masing-masing negara dapat berbeda-beda tergantung
dari kondisi dan situasi dari negara yang bersangkutan.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Hakikat Demokrasi

Sejak lengsernya orde baru pada tahun 1998, kata demokrasi menjadi kosa kata
umum bagi siapa saja yang hendak menyatakan pendapatnya, hanya saja kata
demokrasimasih banyak di salah artikan. Dari kalangan cendekiawan hingga kalangan awam
menggunakan demokrasi dengan pengertian masing masing. !erbeda dengan masa lalu,
demokrasi kini telah menjadi milik semua orang dengan pemahaman yang berbeda-beda.

Secara bahasa (etimiologis) “demokrasi” terdiri dari dua kata yunani, yaitu demos
yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat, dan cratein atau cratos, yang berarti
kekuasaan atau kedaulatan. &abungan dua kata demos cratein atau demos-cratos "demokrai”
memiliki arti suatu sistem pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat. Sedangkan pengertian
demokrasi secara istilah "terminology” adalah seperti yang dinyatakan oleh para ahli
demokrasi,

a. Joseph A. Schmeter mengatakan, demokrasi merupakan suatu perencanaan


institusional untuk mencapai keputusan politik.
b. Sidney Hook berpendapat bahwa, demokrasi adalah bentuk pemerintahan
dimanakeputusan-keputusan pemerintah yang penting didasarkan pada
kesepakatan mayoritas baik secara langsung atau tidak langsung.
Dari beberapa pendapat diatas, dapatlah disimpulkan bahwa hakikat demokrasi
adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik. Dengan kata lain, pemerintahan
demokrasi adalah pemerintahan ditangan rakyat yang mengandung pengertian 3 hal:
pemerintahan dari rakyat (goverment of the people); pemerintahanoleh rakyat (goverment by
the people); dan pemerintahan untuk rakyat (goverment for thepeople); ketiganya dapat di
jelaskan sebagai berikut:

1. pemerintahan dari rakyat (goverment of the people) mengandung pengertian


bahwa suatu pemerintahan yang sah adalah pemerintahan yang dapat pengakuan
dan dukungan mayoritas rakyat melalui mekanisme demokrasi.
2. pemerintahan oleh rakyat (goverment by the people) mengandung pengertian
bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaannya atas nama rakyat, bukan
atas dorongan pribadi elite negara atau birokrasi

3.2 Tujuan Demokrasi

Salah satu tujuan Demokrasi adalah menciptakan kedaulatan negara kepada rakyat
yang bertujuan menciptakan pemerintahan yang legal dan di kehendaki oleh rakyat,
demokrasi hanya menjamin kebebasan politik yaitu kebebasan mengeluarkanpendapat dan
politik.Tujuan kita berbangsa dan bernegara adalahmenciptakan masyarakat yang adil dan
makmur, sehingga negra ini dapat terpimpin dan tidak ada lagi perselisihan antar bangsa,
karna walaupun berbeda suku namun tetap masih satu bangsa dan satu negara yaitu negara
indonesia, oleh karena itu tujuan demokrasi tidak lain dalah memberika kebebsa bagi
rakyat untuk memilih dan mengemukakakn pendapatnya dalam bermusyawarah, sehingga
sutu keputusan harus di putuskan secara adil agar tidak ada pihak yang merasa di rugikan ,
sehingga Demikrasi dapat berjalan sampai generasi penerus bangsa , Demokrasi sangatlah
penting untuk mencegah terjadinya perselisihan antar bangsa

3.3 Dasar Hukum Demokrasi di Indonesia

Dasar Hukum Pelaksanaan demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :

a. Sila ke-4 Pancasila yakni "kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan"
b. Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, ".. disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu
dalam suatu Undang undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan
negara republik indonesia yang berkedaulatan rakyat.. "
c. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945, "kedaulatan rakyat adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan
menurut undang undang dasar"
d. Pasal 2 ayat (1) UUD 1945, " Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggot Dewan
perwakilan Rakyat dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih
lanjut dengan undang undang.

3.4 Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia

3.4.1 Perkembangan demokrasi PraOrde Baru

Demokrasi pada zaman praorde baru dapat diringkas dalam beberapa poin, antara
lain:

1. Stabilitas pemerintah dalam 20 tahun bereda dalam kedaan


memprihatinkan. Mengalami 25 pergantian kabinet, 20 kali pergantian kekuasaan
eksekutif dengan rata-rata satu kali pergantian setiap tahun.

2. Stabilitas politik sevara umum memprihatinkan. Ditandai dengan


kuantitas konflik politik yang amat tinggi. Konflik yang bersifat ideologis dan
primordial dalam masa 20 tahun pasca merdeka.

3. Krisis ekonomi. Dalam masa demokrasi parlementer krisis


dikarenakan karena kabinet tidak sempat untuk merealisasika program ekonomi
karena pergantian kekuasaan yang sering terjadi. Masa demokrasi terpimpin
mengalami krisis ekonomi karena kegandrungannya terhadap revolusi serta urusan
internasional sehingga kurangnya perhatian disektor ekonomi.

4. Perangkat kelembagaan yang memprihatinkan. Ketidaksiapan


aparatur pemerintah dalam proses politik menjaadikan birokrasi tidak terurus.

3.4.2 Perkembangan Demokrasi Masa Revolusi Kemerdekaan.

Implementasi demokrasi pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan baru


terbatas pada interaksi politik diparlemen dan berfungsinya pers yang mendukung
revolusi kemerdekaan. Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang menyangkut
perkembangan demokrasi pada periode ini, akan tetapi pada periode tersebut telah
diletakkan hal-hal mendasar. Pertama, pemberian hak-hak politik secara menyeluruh.
Kedua, presiden yang secara konstitusional ada kemungkinan untuk menjadi dictator.
Ketiga, dengan maklumat Wakil Presiden, maka dimungkinkan terbentuknya sejumlah
partai politik yang kemudian menjadi peletak dasar bagi system kepartaian di Indonesia
untuk masa-masa selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik kita.

3.4.3 Perkembangan demokrasi parlementer (1945-1959)

Periode kedua pemerintahan negara Indonesia adalah tahun 1950 sampai 1959,
dengan menggunakan UUD Sementara (UUDS) sebagai landasan konstitusionalnya.
Pada masa ini adalah masa kejayaan demokrasi di Indonesia, karena hampir semua
elemen demokrasi dapat ditemukan dalam perwujudan kehidupan politik di Indonesia.
Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi
dalam proses politik yang berjalan. Perwujudan kekuasaan parlemen ini diperlihatkan
dengan adanya sejumlah mosi tidak percaya kepad pihak pemerintah yang
mengakibatkan kabinet harus meletakkan jabatannya. Sejumlah kasus jatuhnya kabinet
dalam periode ini merupakan contoh konkret dari tingginya akuntabilitas pemegang
jabatan dan politisi. Ada hampir 40 partai yang terbentuk dengan tingkat otonomi yang
tinggi dalam proses rekruitmen baik pengurus, atau pimpinan partainya maupun para
pendukungnya.

Demokrasi parlementer gagal karena (1) dominannya politik aliran, sehingga


membawa konsekuensi terhadap pengelolaan konflik; (2) basis sosial ekonomi yang
masih sangat lemah;(3) persamaan kepentingan antara presiden Soekarno dengan
kalangan Angkatan Darat, yang sama-sama tidak senang dengan proses politik
yang berjalan.

3.4.4 Perkembangan Demokrasi Terpimpin (1959-1965)


Sejak berakhirnya pemillihan umum 1955, presiden Soekarno sudah
menunjukkan gejala ketidaksenangannya kepada partai-partai politik. Hal itu terjadi
karena partai politik sangat orientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan dan
kurang memperhatikan kepentingan politik nasional secara menyeluruh.disamping itu
Soekarno melontarkan gagasan bahwa demokrasi parlementer tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan dan gotong
royong.

Politik pada masa ini diwarnai oleh tolak ukur yang sangat kuat antara ketiga
kekuatan politik yang utama pada waktu itu, yaitu: presiden Soekarno, Partai Komunis
Indonesia, dan Angkatan Darat. Karakteristik yang utama dari demokrasi terpimpin
adalah: menggabungkan sistem kepartaian, dengan terbentuknya DPR-GR peranan
lembaga legislatif dalam sistem politik nasionall menjadi sedemikian lemah, Basic
Human Right menjadi sangat lemah, masa demokrasi terpimpin adalah masa puncak
dari semnagt anti kebebasan pers, sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam
proses hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

Pandangan A. Syafi’i Ma’arif, demokrasi terpimpin sebenarnya ingin


menempatkan Soekarno seagai “Ayah” dalam famili besar yang bernama Indonesia
dengan kekuasaan terpusat berada di tangannya. Dengan demikian, kekeliruan yang
besar dalam Demokrasi Terpimpin Soekarno adalah adanya pengingkaran terhadap
nilai-nilai demokrasi yaitu absolutisme dan terpusatnya kekuasaan hanya pada diri
pemimpin. Selain itu, tidak ada ruang kontrol sosial dan check and balance dari legislatif
terhadap eksekutif. (Sunarso, dkk. 2008:132-136)

3.4.5 Perkembangan Demokrasi dalam Pemerintahan Orde Baru

Ciri-ciri demokrasi pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat
mendominasi pemerintahan, terbatasnya peran partai politik, berkembangnya
pengaruh komunis, dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Menurut
M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya peranan ABRI, birokratisasi
dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi partai
politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan publik, masa
mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga nonpemerintah.
Beberapa karakteristik pada masa orde baru antara lain: Pertama, rotasi kekuasaan
eksekutif boleh dikatakan hamper ridak pernah terjadi. Kedua, rekruitmen politik
bersifat tertutup. Ketiga, PemilihanUmum. Keempat, pelaksanaan hak dasar waega
Negara. (Rukiyati, dkk. 2008:114-117)

3.4.6 Perkembangan Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998 Sampai


Dengan Sekarang).

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya


Presiden Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru,
sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek
kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini
berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena
dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde
Baru.

Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara,


khususnya laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat
hubungan antar lembaga-lembaga negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan
terjadinya perubahan terhadap model demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan
dengan model Demokrasi Pancasila di era Orde Baru. Dalam masa pemerintahan
Habibie inilah muncul beberapa indicator kedemokrasian di Indonesia. Pertama,
diberikannya ruang kebebasan pers sebagai ruang publik untuk berpartisipasi dalam
kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, diberlakunya system multi partai dalam pemilu
tahun 1999.

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi
Pancasila, tentu saja dengan karakteristik yang berbeda dengan orde baru dan sedikit
mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950-1959. Pertama, Pemilu yang
dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya. Kedua, ritasi
kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa. Ketiga,
pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Keempat, sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan
pendapat

3.5 Partisipasi Warga dalam Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia


Sebagai pelaksanaan nilai demokrasi, partisipasi masyarakat dalam politik memiliki
peran penting. Karena dalam Negara demokrasi semua bersumber pada rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat. Budiardjo (2009:367) menyatakan partisipasi politik adalah kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik,
antara lain dengan jalan memilih pimpinan Negara dan, secara langsung atau tidak langsung,
memengaruhi kebijakan pemerintah (public policy).

Dalam Negara demokrasi, kata demokrasi pada hakekatnya mengandung makna


(Mas’oed, 1997) adalah partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan . (partisipasi politik),
yaitu;

1. Penduduk ikut pemilu;


2. Penduduk hadir dalam rapat selama 5 tahun terakhir;
3. Penduduk ikut kampanye pemilu;
4. Penduduk jadi anggota parpol dan ormas;
5. Penduduk komunikasi langsung dengan pejabat pemerintah.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari rakyat,


dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat.
2. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa
dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur
Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa kekeluargaan
3. Perkembangan demokrasi Indonesia meliputi demokrasi PraOrde
Baru, demokrasi Masa Revolusi Kemerdekaan, demokrasi parlementer,
demokrasi terpimpin, demokrasi dalam pemerintahan orde baru dan demokrasi
pada masa reformasi
4. Implementasi demokrasi Pancasaila sebagai perwujudan kedaulatan
rakyat di Indonesia dapat dilihat dari pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh
lebih demokratis dari yang sebelumnya, ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai
pemerintahan pusat sampai pada tingkat desa, pola rekruitmen politik untuk
pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka dan sebagian besar hak dasar
bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat.

4.2 Saran

Demokrasi menekankan pada kedaulatan rakyat di mana hak-hak rakyat dihargai


dan tidak dibatasi. Perkembangan demokrasi di Indonesia tidak selalu meningkat begitu
saja, melainkan mengalami pasang surut, mulai dari demokrasi parlementer pada tahun
1945, demokrasi terpimpin tahun 1959 hingga akhirnya demokrasi pancasila seperti
sekarang ini. Di era reformasi ini, demokrasi pancasila lebih menonjolkan pada kekuatan
multi partai dan peran parpol. Implementasi demokrasi pancasila salah satunya dengan
diadakannya Pemilihan Umum atau yang biasa sebut dengan Pemilu. Pemilu diadakan
dengan berdasar pada kedaulatan rakyat di mana kekuasaan ada di tangan rakyat. Namun,
dalam pelaksanaannya setelah Pemilu, banyak kebijakan tidak berdasar pada kepentingan
rakyat, melainkan lebih ke arah pembagian kekuasaan antara presiden dan partai politik
dalam DPR. Oleh karena itu, untuk masa mendatang model demokrasi pancasila era
reformasi sebaiknya diarahkan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Daftar Pustaka

http://softilmu.blogspot.co.id/2015/01/Pengertian-Ciri-Macam-Macam-Demokrasi-
adalah.html (diakses pada 16 September 2015)

http://www.seputarpengetahuan.com/2015/02/15-pengertian-demokrasi-menurut-
para.html(diakses pada 16 September 2015)

https://www.academia.edu/8064291/HAKIKAT_DEMOKRASI(diakses pada 16 September


2015)

http://teoripolitik.com/sejarah-demokrasi-di-indonesia/(diakses pada 16 September 2015)

https://bayu96ekonomos.wordpress.com/makalah-seminar-dan-diskusi/partisipasi-
masyarakat-dalam-tata-pemerintahan/(diakses pada 15 September 2015)

http://www.febrian.web.id/2014/04/pengertian-demokrasi-pancasila-
pkn.html(diakses pada 14 September 2015)
Rangkuman :

1.Demokrasi

-DEMOKRASI : Demos (Rakyat) dan Kratos (Pemerintahan)

- Konsep Demokrasi menurut ahli :

1. Tidak pernah ada pemerintahan dijalankan secara langsung oleh semua rakyat; dan
tidak pernah ada pemerintahan sepenuhnya untuk semua rakyat (Dahl 1971; Coppedge dan
Reinicke 1993).

2.Abraham Lincoln, Demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat.
3.Kranemburg, Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos (rakyat) dan
kratos (pemerintahan). Jadi, demokrasi berarti cara memerintah dari rakyat.
4.Charles Costello, Demokrasi adalah sistem social dan politik pemerintahan diri dengan
kekuasaan-kekuasaan emerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-
hak perorangan warga negara.
5.Koentjoro Poerbopranoto, Demokrasi adalah negara yang pemerintahannya dipegang
oleh rakyat. Hal ini berarti suatu sistem dimana rakyat diikut sertakan dalam pemerintahan
negara.
6.Harris Soche, Demokrasi adalah pemerintahan rakyat karena itu kekuasaan melekat pada
rakyat.
7.Dapat disimpulkan bahwa pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang
berasal dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat.
Perwujudan sistem demokrasi pada masing-masing negara dapat berbeda-beda tergantung
dari kondisi dan situasi dari negara yang bersangkutan.

Dari beberapa pendapat diatas, dapatlah disimpulkan bahwa hakikat demokrasi


adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik. Dengan kata lain, pemerintahan
demokrasi adalah pemerintahan ditangan rakyat yang mengandung pengertian 3 hal:
pemerintahan dari rakyat (goverment of the people); pemerintahanoleh rakyat (goverment by
the people); dan pemerintahan untuk rakyat (goverment for thepeople); ketiganya dapat di
jelaskan sebagai berikut:

3. pemerintahan dari rakyat (goverment of the people) mengandung pengertian


bahwa suatu pemerintahan yang sah adalah pemerintahan yang dapat pengakuan
dan dukungan mayoritas rakyat melalui mekanisme demokrasi.
4. pemerintahan oleh rakyat (goverment by the people) mengandung pengertian
bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaannya atas nama rakyat, bukan
atas dorongan pribadi elite negara atau birokrasi

Anda mungkin juga menyukai