Cover
Cover
JUDUL LAPORAN
Yogyakarta,
Asisten
TANDA
NO TANGGAL KONSULTASI
TANGAN
PERANCANGAN JALAN
PROYEK PERANCANGAN JALAN KABUPATEN
BANTUL
Disusun oleh :
PT. CHEETAH KARYA
ARY BAGUS SETIAWAN 13 511 210
ARIF RIFANDI 14 511 223
AHMAD SUHADA 14 511 281
MUHAMMAD BHENY A. 14 511 287
IQBAL TAWAKKAL R. 14 511 312
Disusun oleh :
PT. CHEETAH KARYA
ARY BAGUS SETIAWAN 13 511 210
ARIF RIFANDI 14 511 223
AHMAD SUHADA 14 511 281
MUHAMMAD BHENY A. 14 511 287
IQBAL TAWAKKAL R. 14 511 312
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam menunjang
keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian
masyarakat dan perkembangan wilayah baik itu daerah perdesaan maupun daerah
yang lainnya. Sistem transportasi yang ada dimaksudkan untuk meningkatkan
pelayanan mobilitas penduduk dan sumber daya lainnya yang dapat mendukung
terjadinya pertumbuhan ekonomi di daerah ini menyebabkan pengurangan
konsentrasi tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan ketrampilan pada wilayah
tertentu, selain itu transportasi juga untuk membuka peluang kegiatan perdagangan
antar wilayah dan mengurangi perbedaaan antar wilayah sehingga mendorong
terjadinya pembangunan antar wilayah.
Transportasi sangat penting peranannya bagi daerah baik itu perdesaan atau
daerah semi urban atau urban di negara-negara yang sedang berkembang, karena
menyediakan akses bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa
sehari-hari, serta meningkatkan kehidupan sosial ekonomi. Akses terhadap
informasi, pasar, dan jasa masyarakat dan lokasi tertentu, serta peluang-peluang
baru kesemuanya merupakan kebutuhan yang penting dalam proses pembangunan.
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel.
1.1.1 Latar Belakang
Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang
peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk
kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan
untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatnya
5
6
Lokasi pekerjaan pembangunan jalan baru ini terletak pada jalan Kota
Bantul
1. Pemilihan alinyemen.
2. Material dan perencanaannya.
3. Pelaksanaan konstruksi (perkerasan tanah dan konstruksi perkerasan).
Langkah-langkah kerja jalan raya baru.
1. Map Study (studi peta)
Gunanya adalah memberi gambaran kasar dari alinyemen selanjutnya akan di survey
di lapangan. Peta yang diperlukan adalah peta topografi (peta umum berskala besar,
biasanya 1 : 100.000, berisikan penampakan antara lain : desa, sungai-sungai,
pegunungan, dataran rendah, sawah, jalan-jalan, kuburan dan lain sebagainya. Dari
peta ini bisa ditentukan beberapa alternatif alinyemen dengan memperhatikan
persyaratan yang ada.
2. Reconnaissance (peninjauan)
Berisikan data survei, untuk memeriksa alinyemen yang telah ditentukan sebelumnya
(map study), menurut kenyataan sebenarnya (di lapangan). Data - data yang diperlukan
dikumpulkan secara cepat (tidak perlu akurat) dan alat-alat yang dipakai sangat
sederhana (contoh : ABNEY level, barometer, tangen clinometer).
121
122
a. Conventional approach
Berisikan pengukuran-pengukuran, data topografi, survei tanah, data hidrologi
dan lain sebagainya.
b. Modern approach
Data diambil dari udara kemudian dengan metode photo interpretation di dapat
peta topografi dan peta tanah,
e. Detailed survey
Menjelaskan detail dari survei tersebut.
f. Material survey
Mengidentifikasi material yang dignakan dalam mendesain jalan tersebut.
g. Design details
Menjelaskan detail timbunan dan galian, jembatan dan perkerasannya,
123
h. Earth work
Kegiatan berupa persiapan lahan sebelum dilakukan perkerasan.
i. Pavement construction
Menjelaskan persiapan subgrade, subbase dan lapisan permukaan.
j. Construction control
Diperlukan adanya suatu kontroling agar proyek berjalan sesuai rencana.
1. Perlunya perencanaan
a. Menyediakan jalan-jalan yang efisien dan aman dengan biaya minimum.
b. Mendapatkan sistem jalan yang punya penggunaan maksimum sesuai dana yang
ada.
c. Memastikan perkembangan tiap jalan sesuai dengan prioritas.
d. Menyusun sistem keuangan.
2. Survei perencanaan
Survey perencanaan terdiri dari:
a. Studi ekonomi
1) Penduduk
2) Industri
3) Fasilitas
4) Income perkapita
b. Studi keuangan
1) Pendapatan dari transportasi jalan
2) Standar hidup
3) Pajak, denda dan lain sebagainya
c. Studi penggunaan jalan dan lalu lintasnya
1) Volume lalu lintas
2) Studi asal tujuan
3) Fasilitas transportasi untuk massa
4) Kkecelakaan : analisa biaya dan penyebabnya
5) Model angkutan dan pertumbuhan trip penumpang
124
d. studi engineering
1) Tanah, survei topografi
2) Lokasi dan klasifikasi jalan
3) Studi umur jalan
4) Drainase, pemeliharaan
5) Perkembangan jalan baru
3. Persiapan perencanaan
Berisi gambar-gambar yang diperlukan setelah survei perencanaan.
a. Key map
menunjukkan jalan-jalan yang ada dan jalan yang diusulkan.
b. Index map
Menunjukkan topografi daerah.
bagus dan harga yang terjangkau. Maka dengan merencanakan trase yang
pendek biaya dalam pembangunan jalan relatif kecil.
2. Tidak terlalu curam
Salah satu syarat dalam merencankan jalan adalah memberikan kenyamanan
bagi pengguna jalan. Jalan yang terlalu curam akan membuat kendaraan
menjadi berat akibat adanya gaya sentrifugal. Sehingga pengguna jalan
tidak lagi menemukan kenyamanan saat menggunakan jalan tersebut.
3. Sudut luar tidak terlalu besar
Sudut luar dalam menarik trase jalan akan sangat mempengaruhi keadaan
jalan setelah dibangun. Perencana jalan diharapkan mampu merencanakan
jalan dengan tikungan kurang dari 90 derajat. Agar tikungan yang terbentuk
tidak terlalu tajam, sehingga aman bagi pengguna jalan.
4. Galian dan timbunan
Galian dan timbunan merupakan hal yang sangat diperhaikan dalam
merencanakan jalan. Biasanya dalam merencanakan jalan, besar timbunan
dan galian telah ditentukan terlebih dahulu. Agar biaya yang dikeluarkan
untuk melaksanakan suatu bangunan jalan tidak lebih besar dari yang
tersedia. Perencanaan jalan harus merencanakan trase jalan sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi galian dan timbunan yang teralalu besar. Caranya
dengan menarik garis trase pada elevasi muka tanah yang tidak terlalu jauh
perbedaan ketinggian antara awal dengan akhir.
127
BAB II
PERMODELAN CIVIL AUTOCAD CIVIL3D
Buka Global Mapper Lalu Pilih kontur yang akan kita gunakan→Atur
Projection, Zone, Datum, Planar Units, Elevation Units, Parameter→Klik OK.
2.2 Kontur
129
2.4 Export
Klik Export→Pilih Export Elevation Grid Format.
132
2.13 Points
Setelah klik OK pada kotak dialog Point File Formats-Create Group→ maka
akan muncul tampilan gambar seperti ini.
142
2.17 Alignment
Pada Menu Bar→TOOLSPACE→Klik Alignment Lalu pilih→Alignment
Creation Tools.
146
2.20 Alignment
Pada Menu Bar→Pilih TOOLSPACE→Klik Point Groups→Klik
Alignment→Pilih Create Alignment from Objects.
150
2.29 Superelevation
Pada Menu Bar→TOOLSPACE→Klik Superelevation→Pilih Calculate/Edit
Superelevation.
160
BAB III
PERENCANAAN GEOMETRI JALAN BARU
truk 2 sumbu 4
6a roda 88 1.2 105.6
truk 2 sumbu 6
6b roda 154 1.2 184.8
7a truk 3 sumbu 68 1.2 81.6
7b truk gandeng 16 1.2 19.2
7c semi trailer 0 1.2 0
8 KTB 0
JUMLAH 6174
PI
T E T
TC CT
R ½ R
100 1500
171
80 1100
60 700
40 300
30 180
Sumber : Tata cara perencanaan geometrik jalan luar kota
Untuk tikungan yang jari-jari lebih kecil dari harga diatas, maka bentuk
tikungan yang dipakai adalah spiral-circle-spiral.
b. Bentuk tikungan spiral-circle-spiral
PI
E
TS
TS ST
PI
E
TS
TS ST
Bentuk tikungan jenis ini dipergunakan pada tikungan yang tajam. Adapun
rumus-rumusnya semua sama seperti rumus-rumus untuk bentuk tikungan
spiral-circle-spiral sebagai berikut:
1) Menentukan jari-jari kelengkungan
Jari-jari lengkung minimum untuk setiap kecepatan rencana
ditentukan berdasarkan kemiring tikung maksimum dan koefisien
gesekan melintang maksimum.
Dengan rumus :
𝑉2
𝑅=
127(𝑒𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑓𝑚 )
Keterangan :
R= Jari-jari lengkung minimum ( m )
V = Kecepatan rencana ( km/jam)
e = Kemiring tikungan ( % )
fm = Koefisien gesekan melintang
Suatu tikungan dengan jari-jari lengkung yang cukup besar sampai
batas-batas tertentu tidak perlu diadakan kemiring tikungan.
2.1.4 Stasiun
Penomoran (stationing) panjang jalan pada tahap perencanaan adalah
memberikan nomor pada interval-interval tertentu dari awal pekerjaan. Nomor jalan
(STA jalan) dibutuhkan sebagai sarana komunikasi untuk dengancepat mengenal
lokasi yang sedang dibicarakan, selanjutnya menjadi panduan untuk lokasi suatu
tempat. Nomor jalan ini sangat bermanfaat pada saat perencanaan dan pelaksanaan.
Disamping itu penomoran jalan tersebut diperoleh informasi tentang panjang jalan
174
2. Tanjakan
Adanya tanjakan yang curam, dapat mengurangi kecepatan kendaraan dan
kalau tenaga tariknya tidak cukup, maka berat muatan kendaraan harus
dikurangi yang berarti mengurangi kapasitas angkut dan sangat merugikan.
175
Karena itu diusahakan supaya tanjakan dibuat landai. Klasifikasi medan dan
besarnya lereng melintang yang bersangkutan adalah sebagai berikut :
Datar ( D ) <10%
Pegunungan ( G ) >25%
Sumber : Tata cara perencanaan geometrik jalan luar kota PU Bina Marga 1997
Keterangan :
t1 = waktu sadar (1,5 detik)
t2 = waktu reaksi (1 detik)
t = waktu yang diperlukan untuk menentukan JPH
= t1 + t2 = 1,5 + 1 = 2,5 detik
g = percepatan gravitasi (9,81 m/det)
V = Kecepatan rencana (Km/jam)
2. Jarak pandang menyiap
176
e e
en en en
e
TL AS TD TD AS TL TD AS TL
Cara A Cara B Cara C
g1 = - g2 = + g1 = + Ev = - g2 = -
g1 = - g2 = +
g2 = - g1 = +
g2 = + g1 = -
g1 = + g2 = -
g1 PTV
A’ g2 %
Ev B
g1% P
Y
L
PLV A
X
0,5/ L
PPV
g1 g2
PLV EV PTV
d1 d2
S
L
PPV
g1 g2
PLV EV PTV
h1 L/2 h2
L
S
100h1/g1 100 h2/g2
L/2
200 h1 ( h1 h2 ) 200 h2 ( h1 h2 )
L = 2S - -
A x h1 A x h2
( 1,20 1,20 2 )
L =2 S - 200
A
2 S C1
L=
A
C1= Konstanta garis pandangan untuk lengkung vertikal cembung dimana S
>L
Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan kebutuhan akan drainasi :
L =50 A
b. Kelandaian Maksimum
187
Kecepatan truk pada saat mencapai panjang kritis adalah sebesar 15-20
km/jam.
d. Lajur Pendakian
Pada jalan-jalan berlandai dan volume yang tinggi, seringkali kendaraan-
kendaraan berat yang bergerak dengan kecepatan dibawah kecepatan
rencana menjadi penghalang kendaraan lain yang bergerak dengan
kecepatan sekitar kecepatan rencana. Untuk menghindari hal tersebut
perlulah dibuatkan lajur pendakian. Lajur pendakian adalah lajur yang
disediakan khusus untuk truk bermuatan berat atau kendaraaan lain yang
berjalan dengan kecepatan lebih rendah, sehingga kendaraan lain dapat
mendahului kendaraan yang lebih lambat tanpa mempergunakan lajur
lawan.
6. Tinjauan Lengkung
a. Lengkung Cembung
+ g2 A
A
+ g1 - g2 - g1
A
- g1
- g2
b. Lengkung Cekung
189
- g1 + g2 - g1 + g2
A A
A + g1
- g2
Dari data satuan mobil penumpang dapat ditentukan, mengacu pada buku
PPGJR Bina Marga No 02/M/BM/2013, didapat Jalan adalah jalan Arteri
kelas 1.
1. (V) rencana = 60 Km/Jam, juga diperhitungkan dengan tabel kondisi
medan jalan bahwa kondisi jalan perbukitan.
2. Jumlah 4 lajur 2 jalur .
3. Lebar lajur 14 m, diambil lebar lajur ideal untuk jalan arteri kelas 1.
4. Bahu jalan diambil 2,0 m untuk dua jalur, diambil dengan
memperhitungkan lebar satu lajur ideal adalah 3,5 m.
2. Menghitung Jarak
= 345,3891m
Θs 9,782 o
Δc 31.013 o
Lc 123,208 m
Ltotal 263,208
1/2 Ltotal 131,6 m
Xc 69,796 m
Yc 3,984 m
P 1,003 m
K 34,966 m
Ts 139.930 m
Es 26,203 m
2. Tikungan 2
195
Θs 9,782 o
Δc 33,436 o
Lc 119,630 m
Ltotal 259,630 m
1/2 Ltotal 129,815 m
Xc 69,796 m
Yc 3,984 m
P 1,003 m
K 34,966 m
Ts 137,675 m
Es 25,188 m
3. Tikungan 3
Tabel 3.10 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 3 (Perencanaan Trase 1)
196
Vr 60 km/jam
emax(%) 3 %
fmax(%) 14,6667 %
kaki terpendek 154.416 m
jarak C”-D 463,5 m
jarak D-D’ 221,76 m
Ls 70 m
Rc 205 m
Δ 59 o
Θs 9,872 o
Δc 39,436 o
Lc 141,098 m
Ltotal 281,098 m
1/2 Ltotal 140,5 m
Xc 69,796 m
Yc 3,984 m
P 1,003 m
K 34,966 m
Ts 151,517 m
Es 31,689 m
197
4. Tikungan 4
Tabel 3.11 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 4 (Perencanaan Trase 1)
Vr 60 km/jam
emax(%) 3 %
fmax(%) 14,6667 %
kaki terpendek 156,416 m
jarak D”-E 548,6 m
Jarak E-E’ 159,13 m
Ls 80 m
Rc 180 m
Δ 56,50555 o
Θs 12,732 o
Δc 31,041
o
Lc 97,517 m
Ltotal 257,517 m
1/2 Ltotal 128,8 m
Xc 79,605 m
Yc 5,926 m
P 1,5 m
K 39,933 m
Ts 137,468 m
Es 26,047 m
198
Sta.A 0 + 0
Sta.TS 0 + 205,46
Sta.SC 0 + 275,46
Sta.CS 1 + -601,33
Sta.ST 1 + -531,33
Sta.B 1 + -508,57
Sta A = 0+00
Sta Ts = StaA+(JarakA-B’-Ts1)
= 0+(306.0) - 0) = 0+205,46m
Sta Sc = Sta Ts 1 Ls1
= 0+(205,46+ 70) = 0+275,46m
Sta Cs = Sta Sc1 Lc 1
= 0+ 275,46+ 123,208 = 1+(-601,33) m
Sta St = Sta Cs 1 Ls 1
= 0+(-601,33+ 70 ) = 1+(-531,33) m
Sta B = StaST1+(JarakB’-C’-Ts1)
= -531,33+(126,69 – 139,930) = 1+(-508,57) m
199
2. Tikungan 2
Tabel 3.14 Rekapitulasi Stasiun Tikungan 2 (Stasioning)
Sta.C 1 + -488,56
Sta.TS 1 + -452,41
Sta.SC 1 + -382,41
Sta.CS 1 + -262,78
Sta.ST 1 + -192,78
Sta.C 1 + -37,22
Sta B = 1+-488,56
Sta Ts = StaC+(Jarak B-C’-Ts1)
= --488,56+(174– -137,675) = 1+-452,41m
Sta Sc = Sta Ts 1 Ls1
= 1+(-452,41+ 70) = 1+(-382,41) m
Sta Cs = Sta Sc1 Lc 1
= 1+(-382,41+ (119,630) = 1+(-262,78) m
Sta St = Sta Cs 1 Ls 1
= 1+(-262,78+ 70 ) = 1+(-192,78) m
Sta C = StaST1+(JarakC’-D’-Ts1)
= 1+(-192,78)+( 367,67– 137,675 = 1+37,22m
3. Tikungan 3
Tabel 3.15 Rekapitulasi Stasiun Tikungan 3 (Stasioning)
Sta.C 1 + -468,567
Sta.TS 1 + -156,56
Sta.SC 1 + -86,56
Sta.CS 1 + -945,46
Sta.ST 1 + -875,46
200
Sta.D 1 + -805,22
Sta C = +(-468,567)
Sta Ts = StaD+(Jarak C-D’-Ts1)
= -1+-468,567+(463,5—151,517) = 1+(156,56)m
Sta Sc = Sta Ts 1 Ls1
= 1+(-156,56+ 70) = 1+(-86,56)m
Sta Cs = Sta Sc1 Lc 1
= 1+(-86,56)+ (141,098) = 1+(-945,46)m
Sta St = Sta Cs 1 Ls 1
= 1+(-945,46+ 70 ) = 1+(-875,46) m
Sta B = StaST1+(JarakD’-E’-Ts1)
= 1+(-875,46+(-221,76-151,517) = 1+(-805,22) m
4. Tikungan 4
Tabel 3.16 Rekapitulasi Stasiun Tikungan 4 (Stasioning)
Sta.D 1 + -785,217
Sta.TS 1 + -374,13
Sta.SC 1 + -294,13
Sta.CS 1 + -1196,62
Sta.ST 1 + -1116,62
Sta.E 1 + -1094,96
Sta D = 1+-785,217
Sta Ts = StaD+(JarakD-E’-Ts1)
Sta E = StaST1+’-Ts1
= 1+(-1116,62)+(159,13- 137,468 = 1+(-1094,96)m
70
70 ( )^2
3,6
= [3,6 2,5] + [2 𝑥 9,81 𝑥 0,3]
= 112,846 m
Perhitungan Jarak Pandang Henti 2
Diketahui :
V = 70 km/jam
t = 2,5 detik
g = 9,81 m/det
f = 0,3
𝑣
𝑉 ( )^2
3,6
DJPH = [3,6 𝑡] + [ ]
2𝑔𝑓
70
70 ( )^2
3,6
= [3,6 2,5] + [2𝑥 9,81 𝑥 0,3]
= 112,846 m
202
70
70 ( )^2
3,6
= [3,6 2,5] + [2 𝑥 9,81 𝑥 0,33]
= 112,846 m
Perhitungan Jarak Pandang Henti 4
Diketahui :
V = 70 km/jam
t = 2,5 detik
g = 9,81 m/det
f = 0,3
𝑣
𝑉 ( )^2
3,6
DJPH = [3,6 𝑡] + [ ]
2𝑔𝑓
70
70 ( )^2
3,6
= [3,6 2,5] + [2𝑥 9,81 𝑥 0,3]
= 112,846 m
203
Dari data satuan mobil penumpang dapat ditentukan, mengacu pada buku
PPGJR Bina Marga No 02/M/BM/2013, didapat Jalan adalah jalan Arteri
kelas 1.
5. (V) rencana = 70 Km/Jam, juga diperhitungkan dengan tabel kondisi
medan jalan bahwa kondisi jalan perbukitan.
6. Jumlah 4 lajur 2 jalur .
7. Lebar lajur 14 m, diambil lebar lajur ideal untuk jalan arteri kelas 1.
8. Bahu jalan diambil 2,0 m untuk dua jalur, diambil dengan
memperhitungkan lebar satu lajur ideal adalah 3,5 m.
205
4. Menghitung Jarak
Θs 9.782 o
Δc 34.436 o
Lc 123.208 m
Ltotal 263.208
1/2 Ltotal 131.6 m
Xc 69.796 m
Yc 3.984 m
207
P 1.003 m
K 34/966 m
Ts 139.930 m
Es 26/203 m
1. Tikungan 2
Tabel 3.9 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 2 (Perencanaan Trase 1)
Vr 60 km/jam
emax(%) 10 %
fmax(%) 15 %
kaki terpendek 113.386 m
jarak B”-C 367.67 m
jarak C-C’ 174 m
Ls 60 m
Rc 205 m
Δ 53 o
Θs 8.385 o
Δc 36.231 o
Lc 129.630 m
Ltotal 249.630 m
2 Ltotal 124.815 m
Xc 59,872 m
Yc 2,927 m
P 0.736 m
K 29.978 m
Ts 132.554 m
Es 24.889 m
2. Tikungan 3
Tabel 3.10 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 3 (Perencanaan Trase 1)
208
Vr 50 km/jam
emax(%) 10 %
fmax(%) 14 %
kaki terpendek 79.804 m
jarak C”-D 463.5 m
jarak D-D’ 221.76 m
Ls 60 M
Rc 205 M
Δ 59 o
Θs 8.385 o
Δc 42.231 o
Lc 151.098 m
Ltotal 271.098 m
1/2 Ltotal 135.5 m
Xc 59.872 m
Yc 2.927 m
P 0.736 m
K 29.978 m
Ts 146.378 m
Es 31.381 m
3. Tikungan 4
Tabel 3.11 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 4 (Perencanaan Trase 1)
Vr 50 km/jam
emax(%) 10 %
fmax(%) 15 %
209
Θs 6.366 o
Δc 43.773
o
Lc 132.172 M
Ltotal 272.173 M
1/2 Ltotal 108.8 M
Xc 39.951 M
Yc 1.481 M
P 0.372 M
K 19.992 M
Ts 116.920 M
Es 24.766 M
4. Tikungan 5
Tabel 3.12 Rekapitulasi Perhitungan Tikungan 5 (Perencanaan Trase 1)
Vr 50 km/jam
emax(%) 10 %
fmax(%) 15 %
kaki terpendek 78.740 m
jarak E” – F 338.3 m
jarak F – F’ 195.28 m
Ls 50 m
Rc 160 m
Δ 79 o
210
Θs 8.952 o
Δc 61.095 o
Lc 170.610 m
Ltotal 270.610 m
1/2 Ltotal 135.3 m
Xc 49.878 m
Yc 2.604 m
P 0.655 m
K 24.980 m
Ts 157.413 m
Es 48.204 m
Sta A = 0 0,00
Sta Ts = StaA+(JarakA-B’-Ts1)
= 0+(345.4 -0) = 0+205.46m
Sta Sc = Sta Ts 1 Ls1
= 0+(205.46 + 70) = 0+275.46m
Sta Cs = Sta Sc1 Lc 1
= 0+(275.46 + (-18.8581) = 0+(-601.33)m
211
Sta St = Sta Cs 1 Ls 1
= 0+(-601.33 + 70 ) = 0+(-531.33)m
Sta B = StaST1+(JarakB’-C’-Ts1)
= -531.33+(345.4 – 205.46) = 1+(-508.57)m
6. Tikungan 2
Tabel 3.14 Rekapitulasi Stasiun Tikungan 2 (Stasioning)
Sta.B 1 + -488.56
Sta.TS 1 + -447.29
Sta.SC 1 + -387.29
Sta.CS 1 + -257.66
Sta.ST 1 + -197.66
Sta.C 1 + 37.46
Sta B = 1 488.56
Sta Ts = StaA+(Jarak B-C’-Ts1)
= -488.5676229+(367.669 – 436150.752) = 1+-447.29m
Sta Sc = Sta Ts 1 Ls1
= 1+(-447.29 + 60) = 1+(-387.29) m
Sta Cs = Sta Sc1 Lc 1
= 1+(387.29 + (129.630) = 1+(-257.66) m
Sta St = Sta Cs 1 Ls 1
= 1+(-258.66 + 60 ) = 0+(-197.66)m
Sta D = StaST1+(JarakB’-C’-Ts1)
= 0+(-197.66 +(367.67 – 447.29 = 1+37.46m
7. Tikungan 3
Tabel 3.15 Rekapitulasi Stasiun Tikungan 3 (Stasioning)
Sta.C 1 + -468.677
Sta.TS 1 + -151.42
212
Sta.SC 1 + -91.42
Sta.CS 1 + -940.32
Sta.ST 1 + -880.32
Sta.D 1 + -804.94
Sta C = -468.677
Sta Ts = StaC+(Jarak C-D’-Ts1)
= -468.677+(463.5-436065.6469) = 1+-(151.42)m
Sta Sc = Sta Ts 1 Ls1
= 1+(151.42 + 60) = 0+(-91.42)m
Sta Cs = Sta Sc1 Lc 1
= 1+(-940.32+ (151.098) = 1+(-940.32) m
Sta St = Sta Cs 1 Ls 1
= -468.677+(-940.32+ 60 ) = 0+(-880.32) m
Sta B = StaST1+(JarakC’-D’-Ts1)
= 0+(-880.32+(– 463.5) = 1+(-804.94)m
8. Tikungan 4
Tabel 3.16 Rekapitulasi Stasiun Tikungan 4 (Stasioning)
Sta.D 1 + -784.940
Sta.TS 1 + -353.31
Sta.SC 1 + -313.31
Sta.CS 1 + -1175.79
Sta.ST 1 + -1135.79
Sta.E 1 + -1093.58
Sta D = 1 784.940
Sta Ts = StaD+(JarakA-B’-Ts1)
= -784.940+(338.3 – 435641.4697) = 1+-353.31m
Sta Sc = Sta Ts 1 Ls1
213
9. Tikungan 5
Tabel 3.17 Rekapitulasi Stasiun Tikungan 5 (Stasioning)
Sta.E 1 + -1073.58
Sta.TS 1 + -892.75
Sta.SC 1 + -842.75
Sta.CS 1 + -1672.14
Sta.ST 1 + -1622.14
Sta.F 1 + -1584.27
Sta E = 1 (1073.58)
Sta Ts = StaE+(JarakE-F’-Ts1)
=-1073.58 +(338.3- 435572.4863= 1+(-892.75) m
Sta Sc = Sta Ts 1 Ls1
= 0+(-892.75+ 50) = 1+(-842.75) m
Sta Cs = Sta Sc1 Lc 1
= 0+(-842.75+ 170.610) = 1+(-1672.14) m
Sta St = Sta Cs 1 Ls 1
= 0+(-1672.14+ 50 ) = 1+(-1622.14) m
Sta F = StaST1+(JarakE’-F’-Ts1)
= 0+(-1622.14+(338.3– (-892.75) = 1+(-1584.27) m
214
70
70 ( )^2
3,6
= [3,6 2,5] + [2 𝑔2 𝑥 9,81 𝑥 0,30]
= 112.846 m
Perhitungan Jarak Pandang Henti 2
Diketahui :
V = 60 km/jam
t = 2,5 detik
g = 9,81 m/det
f = 0,31
𝑣
𝑉 ( )^2
3,6
DJPH = [3,6 𝑡] + [ ]
2𝑔𝑓
60
60 ( )^2
3,6
= [3,6 2,5] + [2 𝑔2 𝑥 9,81 𝑥 0,31]
= 87.33727562 m
Perhitungan Jarak Pandang Henti 3
Diketahui :
V = 50 km/jam
t = 2,5 detik
g = 9,81 m/det
215
f = 0,33
𝑣
𝑉 ( )^2
3,6
DJPH = [3,6 𝑡] + [ ]
2𝑔𝑓
50
50 ( )^2
= [3,6 2,5] + [2 𝑔2 𝑥3,6 ]
9,81 𝑥 0,33
= 64.51575921m
Perhitungan Jarak Pandang Henti 4
Diketahui :
V = 50 km/jam
t = 2,5 detik
g = 9,81 m/det
f = 0,33
𝑣
𝑉 ( )^2
3,6
DJPH = [3,6 𝑡] + [ ]
2𝑔𝑓
50
50 ( )^2
= [3,6 2,5] + [2 𝑔2 𝑥3,6 ]
9,81 𝑥 0,33
= 64.51575921 m
Perhitungan Jarak Pandang Henti 5
Diketahui :
V = 50 km/jam
t = 2,5 detik
g = 9,81 m/det
f = 0,33
𝑣
𝑉 ( )^2
3,6
DJPH = [3,6 𝑡] + [ ]
2𝑔𝑓
50
50 ( )^2
= [3,6 2,5] + [2 𝑔2 𝑥3,6 ]
9,81 𝑥 0,33
= 64.51575921 m
BAB IV
PERENCANAAN LAPIS PERKERASAN
4.1 Umum
Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan
tanahdasar (subgrade), yang berfungsi untuk menopang beban lalu – lintas, dalam
hal ini kita akan merencanakan lapis perkerasan lentur.
Perencanaan konstruksi atau lapisan perkerasan jalan, dapat dilakukan
dengan banyak metode, antara lain: AASHTO dan The Asphalt Institute (Amerika),
Road Note (Inggris), NAASRA (Australia), Shell (Inggris), Bina Marga
(Indonesia). Untuk perencanan perkeresan lentur ini digunakan “Bina Marga tahun
87.
Pertimbangan perencanaan yang diperlukan dalam perencanaan tebal
perkerasan antara lain meliputi hal – hal berikut ini :
1. Pertimbangan Konstruksidan Pemeliharaan
2. Pertimbangan Lingkungan
3. Evaluasi Lapisan Tanah Dasar ( Subgrade )
4. Material Perkerasan
5. Lalu – lintas Rencana
Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat
pada jalur rencana ditenrukan menurut daftar dibawah ini :
Tabel 4.2 Koefisien Distribusi Kendaraan (C)
Jumlah Kendaraan Ringan* Kendaraan Berat*
Lajur 1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah
1 Lajur 1,00 1,00 1,00 1,000
2 Lajur 0,60 0,50 0,70 0,500
3 Lajur 0,40 0,40 0,50 0,475
4 Lajur - 0,30 - 0,450
5 Lajur - 0,25 - 0,425
6 Lajur - 0,20 - 0,400
* berat total < 5 ton, misalnya : mobil penumpang, pick up, mobil hantaran
** berat total ≥5 ton, misalnya : bus, truk, semi trailer, trailer
219
Adapun lalu lintas harian rata-rata dan rumus-rumus lintas ekivalen adlah
sebagai berikut.
1. Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan di tentukan pada
awal umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau
masing-masing arah pada jalan dengan median.
2. Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) dihitung dengan rumus sebagai berikut:
n
LEP = LHR
j 1
j Cj Ej
0,28 - - 454 - -
0,26 - - 340 - -
0,30 - 340 - - HRA
0,26 - - 340 - - Aspal Macadam
0,25 - - - - - Lapen ( mekanis )
0,20 - - - - - Lapen ( manual )
- 0,28 - 590 - -
- 0,26 - 454 - - Laston atas
- 0,24 - 340 - -
- 0,23 - - - - Lapen ( mekanis )
Lanjutan Tabel 4.7 Koefisien Kekuatan Relatif (a)
Koefisien
Kekuatan Bahan
Kekuatan Relatif
Jenis Bahan
MS Kt CBR
a1 a2 a3
( kg ) (kg/cm) (%)
1. Lapis Permukaan
Tabel 4.8 Batas Minimum Tebal Lapis Permukaan
Tebal Minimum
ITP Bahan
(cm )
< 3,00 5 Lapis pelindung : ( buras/burtu/burda)
Lapen / Aspal Macadam, HRA, Lasbutag,
3,00 - 6,70 5
Laston
6,71 - 7,49 7,5 Lapen, HRA, Lasbutag, Laston
7,50 - 9,99 7,5 Lasbutag, Laston
≥ 10,00 10 Laston
2. Lapis Pondasi
Tabel 4.9 Batas Minimum Tebal Lapis Pondasi
7,50 - 20
Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
9,99
stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam
Laston atas
10 - Batu pecah, stabilisasi dengan semen, stabilisasi
12,14 20 dengan kapur, pondasi macadam, Lapen, Laston
atas
≥ 12,25 25 Batu pecah, stabilisasi dengan semen, stabilisasi
dengan kapur, pondasi macadam, Lapen, Laston
atas
1 0 12334 0.3
2 0.000451 1122 0.3
3 0.21741 16 0.3
228
Diketahui :
Umur Rencana jalan : 10 tahun
Rencana tahun pelayanan : 2019
Masa pembangunan jalan : 1 tahun
Pertumbuhan kendaraan masa pembangunan : 5.5%
Pertumbuhan masa layan (2019-2029) : 6.51%
Curah hujan lokasi kawasan rencana jalan : 700 mm/tahun
Lintas Harian Rata-Rata Kendaraaan Tipe 1 :
LHR2019 = (1 + i)n x LHR 2016
= (1 + 0.055)3 x 12334
= 14483.1 Kend/hari
LHR2029 = (1 + i)n x LEP 2019
= (1 + 0.065)10 x 14483.1
= 27186.76 Kend/hari
Lintas Ekuivalen Permulaan Kendaraan Tipe 1 :
LEP2019 = LHR2019 x C x E
= 14483.1 x 0.3 x 0
=0
Lintas ekuivalen akhir Kendaraan Tipe 1:
LEA2027 = LHR2029 x C x E
229
= 27186.76 x 0.3 x 0
=0
Untuk hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.11
169
Dari perhitungan pada CBR pada Tabel 4.13 di dapat Grafik 4.1 berikut:
172
GRAFIK CBR
100
90
80
70
60
% CBR
50
40
30
20
10
0
5 6 7 8 9 10 11
HARGA CBR
Dari Grafik tersebut didapat CBR rencana yang mewakili sebesar 5,7 %
1. Menentukan Nilai Dukung Tanah Dasar
a. Dari Daftar VII didapat → Koefisien Kekuatan Relatif a2 = 0.13 ;
CBR =80 % ( Batu Pecah Kelas B )
DDT 1 = 4.3 Log CBR +1.7
= 4.3 Log (80) + 1.7
= 9.883
b. Dari Daftar VII didapat →Koefisien Kekuatan Relatif a3 = 0.11 ;
CBR = 30 % ( Sirtu Kelas C)
DDT 2 = 4.3 Log CBR +1.7
= 4.3 Log (30) + 1.7
= 8.052
c. CBR = 5,45 % ( Tanah Dasar )
DDT 3 = 4.3 Log CBR +1.7
= 4.3 Log (5,45) + 1.7
173
= 4.867
2. Mencari Nilai Faktor Regional dan Indeks Permukaan
a. Faktor Regional (FR)
1) Kelandaian 7%
2) Curah hujan tertinggi 700 mm/tahun
3) % Kendaraan Berat dari lapangan 7 %
Dari Daftar IV Faktor Regional didapatkan nilai FR 1
b. Indeks Permukaan
1) Indeks Permukaan Awal (IP0)
Direncanakan Lapis Permukaan Laston MS 744 Kg, dengan nilai Roughness > 1000
Dari Daftar VI didapatkan nilai IP0 = 3.9 – 3.5
2) Indeks Pemukaan Akhir (IPT)
Jalan kolektor, LER = 1124.907816 ESAL./hari, maka dari Daftar V didapatkan nilai
IPt = 2.0 -2.5
D2 = {(ITP2) – (a1.D1)} : a2
D2 = {(6.4) – (0.4 x 12)} : 0.13
D2 = 12.308 cm
Diambil tebal minimum 20 cm
3. Indeks Tebal Perkerasan subgrade (ITP 3)
a. Tanah Dasar dengan CBR Rencana 5,45 %
b. DDT = 4.867
c. Dari Daftar VII didapat Koefisien Kekuatan Relatif a3 = 0.11
Dari Nomogram 2 didapat ITP 3 = 9.8
ITP 3 = (a1.D1) + (a2.D2) + (a3.D3)
D3 = {(ITP3) – (a1.D1) – (a2.D2)} : a3
D3 = {(9.8) – (0,4 . 12) – (0.13 . 20)) : 0.11
D3 = 21.818 cm 22 cm
12
20
22