“MOLA HIDATIDOSA”
DISUSUN OLEH :
XXX
012095841
Fakultas Kedokteran
Fuckingham University
2015
I. PENDAHULUAN
1
tidak berkembang menjadi janin yang sempurna, melainkan berkembang
menjadi keadaan patologik, seberapa jauh tingkat bahaya mola terhadap
pasien, bagaimana tatalaksananya makalah berikut akan mengungkapkan
berdasarkan studi kasus Hampir semua wanita dengan penyakit trophoblastic
gestasional yang malignan dapat disembuhkan dengan mempertahankan
fungsi reproduksi. Diskusi berikut terbatas pada mola hidatidosa. Kehamilan
mola secara histologis ditandai dengan kelainan vili khorionik yang terdiri dari
proliferasi trofoblas dengan derajat bervariasi dan edema stroma vilus. Mola
biasanya terletak di rongga uterus, namun kadang-kadang terletak di tuba
fallopi dan bahkan ovarium 2.4.6.
2
Gambar1. Gambaran Mola Hidatidosa
http://www.mdguidelines.com
Pada mola hidatidosa parsial terdapat jaringan fetus. Eritrosit fetus dan
pembuluh darah di vili khorialis sering didapatkan. Vili khorialis terdiri dari
berbagai ukuran dan bentuk dengan stroma tropoblastik yang menonjol dan
berkelok-kelok. 4.5.
3
pertama kehamilan, berupa degenerasi hidrofik dari jonjot karion, sehingga
menyerupai gelembung yang disebut ”mola hidatidosa” Sebagian dari villi
berubah menjadi gelembung – gelembung berisi cairan jernih merupakan kista
– kista kecil seperti anggur dan dapat mengisi seluruh cavum uteri. Secara
histopatologic kadang – kadang ditemukan jaringan mola pada plasenta
dengan bayi normal. Bias juga terjadi kehamilan ganda mola adalah : satu
jenis tumbuh dan yang satu lagi menjadi mola hidatidosa. Gelembung mola
besarnya bervariasi, mulai dari yang kecil sampai yang berdiameter lebih dari
1 cm 5.
Pada ummnya penderita ”mola hidatidosa akan menjadi baik kembali, tetapi
ada diantaranya yang kemudian mengalami degenerasi keganasan yang berupa
karsinoma 3.4.
Teori terjadinya penyakit trofoblas ada 2, yaitu teori missed abortion dan
teori neoplasma dari Park.
4
Gambar 2. Jaringan Mola
http://missinglink.ucsf.edu/lm/IDS_107_Placenta_Lab/Assets/Slide8.gif
5
Mola sempurna tidak memiliki jaringan fetus. 90% merupakan genotip
46XX dan sisanya 46XY. Vili korionik berubah menjadi suatu massa
vesikel-vesikel jernih.
6
VI. ETIOLOGI
7
3. Uterus sering membesar lebih cepat dari biasanya tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
4. Tidak dirasakan tanda – tanda adanya gerakan janin maupun ballotement
5. Hiperemesis,Pasien dapat mengalami mual dan muntah cukup berat.
6. Preklampsi dan eklampsi sebelum minggu ke – 24
7. Keluar jaringan mola seperti buah anggur, yang merupakan diagnosa pasti
8. Tirotoksikosis
VIII. DIAGNOSIS
Perdarahan vaginal. Gejala klasik yang paling sering pada mola komplet
adalah perdarahan vaginal. Jaringan mola terpisah dari desidua,
menyebabkan perdarahan. Uterus membesar (distensi) oleh karena jumlah
darah yang banyak, dan cairan gelap bisa mengalir melalui vagina. Gejala
ini terdapat dalam 97% kasus.
Hiperemesis. Penderita juga mengeluhkan mual dan muntah yang berat.
Hal ini merupakan akibat dari peningkatan secara tajam hormon β-HCG.
Hipertiroid. Setidaknya 7% penderita memiliki gejala seperti takikardi,
tremor dan kulit yang hangat.
8
kadar HCG yang tinggi setelah hari ke 100.
preeklampsia-eklampsia yang terjadi sebelum minggu ke-24.
1. Anamnesis
Mola sempurna
Ukuran yang tidak sesuai dengan umur gestasi. Pembesaran uterus lebih
besar daripada biasanya pada usia gestasi tertentu merupakan tanda yang
klasik dari mola sempurna. Pembesaran tidak diharapkan disebabkan oleh
pertumbuhan trofoblastik berlebih dan darah yang tertampung. Namun,
pasien yang datang dengan ukuran sesuai dengan umur kehamilan bahkan
lebih kecil tidak jarang ditemukan.
Preeklampsia: Sekitar 27% pasien dengan mola sempurna mengalami
toxemia ditandai oleh adanya hipertensi (tekanan darah [BP] >140/90 mm
9
Hg), proteinuria (>300 mg/d), dan edema dengan hyperreflexia. Kejang
jarang terjadi..
Kista teca lutein: Merupakan kista ovarium dengan diameter lebih besar
dari 6cm dan diikuti dengan pembesaran ovarium. Kista ini biasanya tidak
dapat dipalpasi pada pemeriksaan bimanual namun dapat teridentifikasi
dengan USG. Pasien biasanya mengeluhkan nyeri pelvis. Karena adanya
peningkatan ukuran ovarium, terdapat resiko torsi. Kista ini berkembang
akibat adanya kadar beta-HCG yang tinggi dan kadarnya biasanya
menurun setelah mola Gambar 1. Contoh dari Mola Sempurna
Mola Parsial
3. Laboratorium
4. Radiologik
Plain foto abdomen-pelvis : tidak ditemukan tulang janin
USG : ditemukan gambaran snow strom atau gambaran seperti badai
salju.
5. Histopatologik
10
Kebanyakan mola sudah dapat dideteksi lebih awal pada trimester awal
sebelum terjadi onset gejala klasik tersebut, akibat terdapatnya alat penunjang
USG yang beresolusi tinggi. Gejala mola parsial tidak sama seperti mola
komplet mola. Penderita biasanya hanya mengeluhkan gejala seperti
terjadinya abortus inkomplet atau missed abortion, seperti adanya perdarahan
vaginal dan tidak adanya denyut jantung janin. Dari pemeriksaan fisik pada
kehamilan mola komplet didapatkan umur kehamilan yang tidak sesuai
dengan besarnya uterus (tinggi fundus uteri). Pembesaran uterus yang tidak
konsisten ini disebabkan oleh pertumbuhan trofoblastik yang eksesif dan
tertahannya darah dalam uterus. Didapatkan pula adanya gejala preeklamsia
yang terjadi pada 27% kasus dengan karakteristik hipertensi ( TD > 140/90
mmHg), protenuria (>300 mg.dl), dan edema dengan hiperefleksia. Kejadian
kejang jarang didapatkan. Kista theca lutein, yakni kista ovarii yang
diameternya berukuran > 6 cm yang diikuti oleh pembesaran ovarium. Kista
ini tidak selalu dapat teraba pada pemeriksaan bimanual melainkan hanya
dapat diidentifikasi dengan USG. Kista ini berkembang sebagai respon
terhadap tingginya kadar beta HCG dan akan langsung regresi bila mola telah
dievakuasi.
11
badai salju (snowstorm) yang mengindikasikan vili khoriales yang hidropik.
Dengan resolusi yang tinggi didapatkan massa intra uterin yang kompleks
dengan banyak kista yang kecil-kecil. Bila telah ditegakkan diagnosis mola
hidatidosa, maka pemeriksaan rontgen pulmo harus dilakukan karena paru -
paru merupakan tempat metastasis pertama bagi PTG.
12
Uterus Lebih besar Normal atau Lebih kecil Lebih kecil dari
dari usia membesar tetapi dari usia usia kehamilan
kehamilan tdk sesuai usia kehamilan
kehamilan
VT Tidak khas Nyeri goyang Tidak khas Ada dilatasi
servik, cavum servik
douglas cembung
USG Gambaran Bangunan massa Kantong Cavum uteri
buah anggur hiperekoik tidak gestasi tampak
atau badai beraturan, ada yang hiperekoik yang
salju gambaran darah kosong bentuknya tidak
intraabdominal beraturan
X. KOMPLIKASI
13
5. Hipertensi akibat kehamilan juga dapat terjadi pada usia kehamilan <24
minggu dan menetap hingga trimester II. Hipertensi ini diduga akibat
neoplastik sel trofoblas mengakibatkan debris trofoblas yang apoptosis dan
nekrotik juga semakin meningkat dibandingkan pada kehamilan normal.
Debris ini menjadi benda asing yang kemudian merangsang timbulnya
inflamasi yang mengaktifkan sel endotel dan sel fagosit lebih banyak.
Selanjutnya terjadi disfungsi endotel yang memicu agregasi trombosit dan
produksi tromboksan untuk memperbaiki disfungsi endotel tersebut. Efek
dari tromboksan berupa vasokonstriksi pembuluh darah sehingga dapat
menyebabkan hipertensi.
XI. PENATALAKSANAAN
a. Kuretase
14
Bila kanalis servikalis belum terbuka, maka dilakukan
pemasangan laminaria dan kuretase dilakukan 24 jam kemudian.
Sebelum kuretase terlebih dahulu disiapkan darah dan pemasangan
infus dengan tetesan oxytocin 10 UI dalam 500 cc Dextrose 5%/.
Kuretase dilakukan sebanyak 2 kali dengan interval minimal 1 minggu.
Seluruh jaringan hasil kerokan dikirim ke laboratorium PA.
15
Bila terjadi remisi spontan (kadar β-hCG, pemeriksaan fisis, dan
foto thoraks setelah saru tahun semua-nya normal) maka penderita
tersebut dapat berhenti menggunakan kontrasepsi dan hamil lagi.
Bila selama masa observasi kadar β-hCG tetap atau bahkan meningkat
atau pada pemeriksaan klinis, foto thoraks ditemukan adanya
metastase maka penderita harus dievaluasi dan dimulai pemberian
kemoterapi.
XII. PROGNOSIS
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdullah. M.N. dkk. Mola Hidatidosa. Pedoman diagnosis dan terapi lab/upf.
Kebidanan dan penyakit kandungan. Rsud dokter soetomo surabaya. 1994.
Hal 25-28.
2. Ayurai, 2009. Mola Hidatidosa. Download at 22 september 2009 from :
http://ayurai.wordpress.com/2009/06/26/mola-hidatidosa/
3. Cuninngham. F.G. dkk. “Mola Hidatidosa” Penyakit Trofoblastik Gestasional
Obstetri Williams. Edisi 21. Vol 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGG Jakarta.
2006. Hal 930-938.
4. Diyah Metta Ningrum dan Ova Emilia, 2008. Diagnosis Dan Manajemen
Mola Hidatidosa. Download tanggal 14 september 2009 dari :
http://theeyebrow.blogspot.com/2008/01/mola-hidatidosa.html
5. Harnawatiaj, 2008. Askep Mola Hidatidosa. Download at 20 september 2009,
available from: http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/10/askep-mola-
hidatidosa/
6. Lisa E Moore, 2008. Hydatidiform Mole. Download at 15 september 2009
available from: www.e-medicine.com
7. Mansjoer, A. dkk. Mola Hidatidosa. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jilid I. Media Aesculapius. Jakarta.2001.
Hal 265-267
8. Martaadisoebrata. D, & Sumapraja, S. Penyakit Serta Kelainan Plasenta &
Selaput Janin. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina pustaka SARWONO
PRAWIROHARDJO. Jakarta.2002 Hal 341-348.
9. Mochtar. R. Penyakit Trofoblas. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Edisi2. Penerbit
Buku Kedokteran. ECG. Jakarta. 1998. Hal. 238-243. 6.
10. Prawirohadjo, S. & Wiknjosastro, H. Mola Hidatidosa. Ilmu Kandungan.
Yayasan Bina Pustaka SARWONO PRAWIROHADJO. Jakarta. 1999. Hal .
262-264
11. Ross S. Berkowitz, M.D., and Donald P. Goldstein, M.D, 2009. Molar
Pregnancy. Downloaded from www.nejm.org on September 16, 2009
17
12. Sastrawinata, S.R. Mola Hidatidosa. Obsetetri Patologik. Bagian Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Elstar Offset.
Bandung. 1981. Hal38-42.
18
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2014
A. IDENTITAS
1. Nama : Ny. S.H.
2. Umur : 29 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : Pakintelan RT 2 RW 2
5. No CM : 05-71-97
6. Agama : Islam
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
9. Status : Menikah
10. Nama Suami : Tn. M.Y.
11. Tanggal Masuk : 30 November 2014
12. Jam Masuk : Pk 16.25 wib
13. Kelas : BPJS kelas II
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 30- 11- 2014
1. Keluhan Utama :
Keluar darah dari jalan lahir berupa flek-flek sejak kurang lebih 1 minggu
yang lalu (24-11-2014).
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien 29 tahun dengan G2P1A0 hamil 20 minggu datang ke VK dari
IGD dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir berupa flek-flek sejak
kurang lebih 1 minggu yang lalu (24-11-2014). darah yang keluar berupa
darah segar bercampur gelembung-gelembung seperti mutiara sebanyak 1
pembalut setiap harinya. Saat keluar darah perut terasa mules-mules.
19
Pasien juga mengeluh sering mual muntah sejak 1 bulan ini. Riwayat
trauma tidak ada.
3. Riwayat Kehamilan
Pasien mengaku hamil ke-II dengan usia kehamilan 20 minggu, hari
pertama haid terakhir pada tanggal 2 - 08 - 2014
Dua minggu setelah terlambat haid pada bulan September, pasien
melakukan tes kehamilan dan hasilnya (+)
Pada usia kehamilan 19 minggu, pasien mengeluh keluar flek-flek
coklat selama 4 hari tetapi pasien tidak memeriksakan ke dokter
4. Riwayat Obstetri
I : Anak pertama laki-laki sekarang usia 5 tahun, sehat, lahir spontan
di bidan, aterm, BBL 3100 gram.
II : Hamil ini
5. Riwayat Haid
o Menarche : 13 tahun
o Siklus haid : 28 hari
o Lama haid : 7 hari
o Dismenore :-
6. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang
Usia pernikahan ± 6 tahun.
7. Riwayat KB
Pasien menggunakan KB kondom
8. Riwayat Penyakit Dahulu
o Riwayat Sakit Seperti ini : disangkal
o Riwayat Hipertensi : disangkal
o Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
o Riwayat Penyakit Paru : disangkal
o Riwayat DM : disangkal
20
9. Riwayat Penyakit Keluarga
o Riwayat Sakit Seperti ini : disangkal
o Riwayat Hipertensi : disangkal
o Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
o Riwayat Penyakit Paru : disangkal
o Riwayat DM : disangkal
10. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, suami pasien bekerja swasta.
Kesan ekonomi : cukup, untuk biaya kesehatan menggunakan biaya
BPJS.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Present
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Vital Sign :
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,4 0C
2. Status Internus
o Kepala : Mesocephale
o Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
o Hidung : Discharge (-/-), septum deviasi (-), nafas cuping
hidung (-)
o Telinga : Discharge (-/-)
o Mulut : Bibir sianosis (-), mukosa bibir kering (-), lidah
kotor (-)
o Tenggorokan : Faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)
o Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-), deviasi
trachea (-)
21
o Kulit : Turgor baik, ptekiae (-)
o Mamae : Simetris, benjolan abnormal (-), hiperpigmentasi
areola (+/+)
o Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V 2 cm medial linea
midclavicularis sinistra
Perkusi : Tidak dapat ditentukan batas- batasnya karena
terhalang oleh mamae yang membesar
Auskultasi : suara jantung I dan II murni, reguler, suara
tambahan (-)
o Paru :
Inspeksi : Hemithorax dextra dan sinistra simetris
Palpasi : Stemfremitus dextra dan sinistra sama,
nyeri tekan (-)
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : vesikuler
o Extremitas :
Superior Inferior
Oedem -/- -/-
Varises -/- -/-
Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-
3. Status Obstetri
- Abdomen
Inspeksi : perut membesar, striae gravidarum (-)
Palpasi : fundus uteri teraba di pertengahan proc.
xyphoideus dan umbilikus tidak teraba bagian-bagian janin,
ballottement (-), dan gerakan janin (-).
- Genitalia
22
Externa : PPV (+), darah segar (+), gelembung-gelembung
(+), stolsel (-), lendir (-), vulva vagina oedem (-)
Interna : VT : Portio tebal lembut, permukaan licin,
konsistensi kenyal, sebesar jempol kaki, Nyeri goyang (-),
OUE terbuka 1 jari, teraba jaringan (+), darah (+),Tak teraba
massa pada adneksa parametrium kanan dan kiri, nyeri tekan (-
), Tak teraba massa dalam cavum douglas, nyeri tekan (-)
Sarung tangan terdapat darah segar dan stolsel
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium Darah (30 - 11 - 2014) :
Hb : 13,9 g/dL
Hematokrit : 40,8 %
Lekosit : 10.920 /uL
Trombosit : 159.000 /uL
Lain-lain : Golongan darah : O, Rhesus (+)
BT : 2`00``
CT : 4`00’’
2. Pemeriksaan USG (tgl 1 - 12 - 2014) :
Tampak uterus membesar dengan snowstorm appearance sesuai dengan
gambaran mola hidatidosa
Tak tampak gambaran janin intra uterine, endometrium line masih tebal
Tak tampak masa di regio adneksa
Tak tampak cairan bebas intraabdomen
Tak tampak kelainan intra abdomen lainnya
E. RESUME
Pasien wanita 29 tahun G2P1A0 hamil 20 minggu datang dengan keluhan
keluar darah dari jalan lahir sejak 1 bulan yang lalu, darah yang keluar berupa
flek-flek setiap harinya, bercampur gelembung-gelembung seperti mutiara
sebanyak 1 pembalut setiap harinya, perut terasa mules-mules saat keluar
darah. Pasien mengeluh sering mual muntah 1 bulan ini.
23
Riwayat Obstetri
G2P1A0
I : Anak pertama laki-laki sekarang usia 5 tahun, sehat, lahir spontan
di bidan, aterm, BBL 3100 gram.
II : Hamil ini
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang dengan usia
pernikahan ± 6 tahun, dan menggunakan KB kondom.
Status Present : dalam batas normal
Status Internus : dalam batas normal
Status Obstetri :
- Abdomen : ukuran uterus melebihi usia kehamilannya
Genitalia :
Externa : PPV (+), darah segar (+), gelembung-gelembung
(+), stolsel (-), lendir (-), vulva vagina oedem (-);
Interna : VT : Portio tebal lembut, permukaan licin,
konsistensi kenyal, sebesar jempol kaki, Nyeri goyang (-),
OUE terbuka 1 jari, teraba jaringan (+), darah (+),Tak
teraba massa pada adneksa parametrium kanan dan kiri,
nyeri tekan (-),Tak teraba massa dalam cavum douglas,
nyeri tekan (-) Sarung tangan terdapat darah segar dan
stolsel
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium Darah : dalam batas normal
2. Pemeriksaan USG : sesuai dengan gambaran molahidatidosa
F. DIAGNOSA BANDING
1 Mola hidatidosa
2 Abortus inkomplit
3 Kehamilan ektopik terganggu
24
G. DIAGNOSA KERJA
Pasien wanita 29 tahun GIIPiA0 hamil 22 minggu 2 hari dengan Mola
hidatidosa
H. PROGNOSA
Qua ad vitam : ad bonam
Qua ad sanam : dubia ad bonam
Qua ad fungsinam : dubia ad bonam
Qua ad kosmetika : dubia ad bonam
I. USULAN TERAPI
1. Perbaikan keadaan umum : rujuk dr. Sp.OG, monitoring keadaan umum,
klinis penderita, vital sign sebelum dan sesudah kuretase, tirah baring,
infus RL 20 tpm
kondisi pasien
J. EDUKASI
1. Edukasi Tindakan kuretase :
Memberi informed consent
Menjelaskan pada klien tentang penyakit yang diderita
Menerangkan kepada pasien tentang tindakan kuretase yang akan
dilakukan:
o garis besar prosedur tindakan
o tujuan dan manfaat tindakan
25
Memeriksa keadaan umum pasien, bila memungkinkan pasien
dipuasakan
L. FOLLOW UP
Subjectif &
Tanggal/ jam Assesment Planing
Objectif
1 Desember 2014 S : Mulas, G2P1A0 hamil 22 Inf. RL 20 tpm
26
CURETAGE perdarahan per minggu 2 hari Inj. Cefotaxime
vagina (+) suspect (premed)
O: molahidatidosa Jaringan PA +
T : 130/80
mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x /menit
Suhu : 36,6 0C
2 Desember 2014 S : (-) P1AI post curetage Inf. RL 20 tpm
O: HI PO Cefadroxyl 3x1
T : 110/90 PO Pospargin 3x1
mmHg PO Asam mefenamat
N : 80 x/menit 3x1
RR : 18 x /menit
Suhu : 36,4 0C
Abd :
I : supel.
Gen : flour/fluxus
(-/-)
Ekstremitas :
Oedem : -
27
M. PENGAMATAN LANJUTAN
28