Laporan Penetuan Luas Permukaan
Laporan Penetuan Luas Permukaan
Dosen Pembina:
Oleh:
Kelompok 10
JURUSAN KIMIA
NOVEMBER 2017
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan luas permukaan spesifik zat padat dengan metode : adsorpsi zat warna
(metilen biru klorida)
2. Menentukan ukuran partikel rata – rata
B. DASAR TEORI
Adsorpsi ialah peristiwa menempelnya suatu zat pada permukaan zat lain, karena
ketidakseimbangan gaya – gaya pada permukaan. Zat padat teraktifkan dapat mengadopsi zat
terlarut dari larutannya. Banyaknya zat yang teradsorpsi pada temperatur tetap akan
sebanding dengan luas permukaan adsorben, konsentrasi adsorbat dan lamanya proses
adsorpsi. Jika sejumlah tertentu adsorben dicampurkan dengan berbagai konsentrasi adsorbat
pada temperatur yang sama dan dibiarkan mencapai keseimbangan adsorpsi, maka suatu saat
jumlah konsentrasi adsorbat bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh permukaan
adsorben telah jenuh (tertutup rapat) oleh molekul – molekul yang teradsorpsi. Bila anggapan
keadaan di atas terpenuhi, maka aluran banyaknya zat yang teradsorpsi terhadap konsentrasi
adsorbat pada kesetimbangan dapat digambarkan seperti
Luas permukaan spesifik suatu padatan ialah luas permukaan 1 gram padatan tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut dan dengan anggapan bahwa molekul adsorpsi terorientasi
seragam (tegak lurus permukaan adsorben) membentuk suatu lapisan tunggal, luas
permukaan spesifik dapat dihitung dengan rumus :
S = Xm . N. A / M
Dengan :
Xm = banyaknya (gram) zat teradsorpsi yang membentuk lapisan tunggal pada seluruh
permukaan 1 gram adsorben
N = bilangan Avogadro
a = ukuran 1 molekul
S = 1000. Xm. A
Dengan anggapan bahwa partikel – partikel zat padat berupa kubus yang seragam dengan
rusuk l, sedangkan ρ adalah rapat massa zat padat
Alat :
Bahan :
Zat Padat
Zat Padat
Hasil
Larutan
Adsorben Waktu Waktu
Metilen biru A
No. Karbon pengocokan mendiamkan %T
Klorida (660 nm)
(gram) (menit) (menit)
(mL)
1 1,0001 25 15 30 88 0,060
2 1,0047 25 15 60 90 0,013
3 1,0050 25 15 90 -
4 1,0063 25 15 120 -
5 1,0082 25 15 150 -
Larutan
Adsorben Waktu Waktu
Metilen biru A
No. karbon pengocokan mendiamkan %T
Klorida (660 nm)
(gram) (menit) (menit)
(ppm)
1 1,0004 1 15 60 89 0,050
2 1,0013 2 15 60 92 0,036
3 1,0021 3 15 60 93 0,031
4 1,0061 4 15 60 85 0,070
5 1,0090 5 15 60 90 0,046
Metilen biru klorida sebelum adsorpsi
Percobaan Penentuan Permukaan Zat Padat digunakan karbon aktif yang dikeringkan
selama 4 jam pada temperatur 110 – 115 ºC sebagai absorben. Pengeringan bertujuan agar
karbon menjadi aktif, sehingga dapat menyerap metilen biru klorida secara maksimal.
Pemakain karbon aktif sebesar 1 gram dan dimasukkan pada 10 labu Erlenmeyer bertutup
100 mL. Pemakain 1 gram ditujukan untuk proses penyerapan metilen biru secara
maksimal. Dalma penentuan waktu setimbang adsorpsi dan penentuan luas permukaan zat
padat digunakan masing-masing 5 labu erlenmeyer. Dari 5 labu erelnmeyer akan di variasi
variabelnya sehingga penetuan luas permukaan zat padat dapat diamati.
Langkah pertama yang dilakukan yakni penentuan waktu setimbang adsorpsi, langkah
ini dilakukan dengan penambahan 25 mL larutan metilen biru klorida 5 ppm pada 5 labu
Erlenmeyer yang telah berisi karbon aktif dan ditutup. Ditutup agar larutan tidak menguap
yang akan berkaitan dengan keakuratan pengukuran. Dilakukan pengocokan selama 15
menit agar adsorpsi terjadi secara maksimal. Dilakukan variasi waktu dengan variasi
waktu, yaitu 30, 60, 90, 120, dan 150 menit. Setiap pada waktu pendiaman tercapai, larutan
disaring dengan menggunakan kertas saring. Kemudian filtrat yang diperoleh dari hasil
penyaringan diukur nilai %T dengan spektronik pada panjang gelombang 660 nm. Data
yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan waktu setimbang adsorpsi. Waktu
setimbang dapat tercapai apabila jumlah adsorbat yang teradsorpsi pada 2 waktu
pengukuran yang berurutan menghasilkan nilai %T konstan atau tetap. Sebelumnya
dilakukan pengukuran absorbasi larutan metilen biru klorida pada berbagai konsentrasi
(1,2,3,4, dan 5 ppm) sebelum dilakukan adsorpsi. Waktu yang setimambang ditunjukan
dalam 60 menit. Waktu ini selanjutnya digunakan sebagai waktu yang digunakan dalam
percobaan penetuan luas permukaan zat padat.
Dari data yang diperoleh, didapatkan grafik absorbansi vs waktu sebagai berikut :
ABSORBANSI VS WAKTU
0.07
0.06
0.06
0.05
0.04 y = -0.0004x + 0.0545
ABSORBANSI
R² = 0.6544
0.03
0.02 0.013
0.01
0 0 0
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
-0.01
-0.02
WAKTU
Absorbansi Vs Konsentrasi
0.568
0.6
y = 0.1138x - 0.0202
0.5 R² = 0.9914
0.409
0.4
Absorbansi
0.318
0.3
0.215
0.2
0.096
0.1
0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
Berdasarkan grafik absorbansi metilen biru klorida sebelum adsorpsi oleh karbon aktif,
diperoleh persamaan garis y = 0.1138x - 0.0202. Persamaan garis tersebut digunakan untuk
menghitung konsentrasi absorban yang teradsorpsi, sehingga dapat diketahui banyaknya zat
yang teradsorpsi dalam satuan gram atau milligram (mg). Perhitungan untuk menentukan
banyaknya zat yang teradsorpsi dan luas permukaan zat padat adalah sebagai berikut.
Penentuan Nilai Absorbansi
1
A = log
T
1
A = log
T
1
A = log
0,89
A = 0,050
1
A = log
T
1
A = log
0,92
A = 0,036
1
A = log
T
1
A = log
0,93
A = 0.031
1
A = log
T
1
A = log
0,85
A = 0.070
1
A = log
T
1
A = log
0,90
A = 0.045
Penentuan Konsentrasi Zat Yang Tidak Teradsorpsi
(0.050+ 0.0202)
x = 0.1138
x = 0,6168 ppm
Y = 0.1138x - 0.0202
(0.036+ 0.0202)
X = 0.1138
x = 0,4938 ppm
Y = 0.1138x - 0.0202
(0.031+ 0.0202)
x= 0.1138
x = 0,4499 ppm
Y = 0.1138x - 0.0202
(0.070+ 0.0202)
= 0.1138
x = 0,7926 ppm
Y = 0.1138x - 0.0202
(0.045+ 0.0202)
= 0.1138
x = 0,5729 ppm
x = 0,0376 mg
x = 0.0637 mg
x = 0,0801 mg
x = 0,1106 mg
1 0,0095
2 0,0376
3 0,0637
4 0,0801
5 0,1106
Zat teradsorpsi vs Konsentrasi
0.12 0.1106
0.1
Zat yang teradsopsi
0.0801
0.08
0.0637
0.06
y = -0.0004x2 + 0.0266x - 0.0156
0.0376
0.04 R² = 0.9934
0.02 0.0095
0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
S = 337,33 m2
6
L = ƿ𝑆
6
= 𝑔
2.267 𝑥 337,33 m2
𝑐𝑚3
6
= 𝑔
2.267 𝑥 3373300 cm2
𝑐𝑚3
= 0.000000784 cm
Luas = 0.0000007843 cm
H. Pertanyaan
1. Untuk proses-proses/hal apa saja yang diperlukan data luas permukaan zat padat
(adsorben)? Jelaskan jawaban saudara.
Semua hal yang berhubungan dengan adsorbsi
Penentuan laju reaksi.
Penggunaan instrumen Surface Area Analyzer (SAA). Alat ini khususnya berfungsi
untuk menentukan luas permukaan material, distribusi pori dari material dan isoterm
adsorpsi suatu gas pada suatu bahan. Pengukuran luas permukaan zat padat dengan alat
Surface Area Analyser merupakan metode adsorpsi gas.
2. Sebutkan syarat-syarat molekul adsorbat yang dapat digunakan untuk penentuan luas
permukaan zat padat.
Kelarutan Adsorbat
Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa yang
mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya lebih
sukar untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang sukar larut. Akan tetapi ada
perkeculian untuk hal tersebut karena banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah
sukar diadsorpsi, sedangkan beberapa senyawa yang sangat mudah larut mudah
diadsorpsi.
Ukuran Molekul Adsorbat
Ukuran molekul adsorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi. Adsorpsi paling
kuat ketika ukuran pori-pori adsorben cukup besar sehingga memungkinkan molekul
adsorbat untuk masuk.
4. Sebutkan cara-cara lain untuk menentukan luas permukaan zat padat selain dengan
cara adsorpsi asam lemak dan zat warna. Bandingkan berbagai cara penentuan
tersebut, terutama dalam hal ketelitian dan kemudahan pengerjaannya.
Menentukan luas permukaan zat padat berdasarkan bilangan iodin. Praktikan menitrasi
larutan yang berisi karbon aktif, HCl, dan larutan iodin dengan larutan natrium tiosulfat.
Dengan menggunakan volume peniter hasil titrasi dapat menentukan bilangan iodinnya.
Karbon aktif menyerap iodin ke permukaannya membentuk lapisan monolayer
sehingga dapat menentukan luas permukaan spesifik karbon aktif. Jika dilihat dari segi
kemudahannya, lebih mudah dengan cara adsorpsi zat warna. Dari segi ketelitian,
menggunakan spektronik akan lebih teliti. Karena metode titrasi bisa saja kurang teliti
dalam menentukan titik akhir titrasi. Namun pada kenyataannya menggunakan
spektronik hasilnya juga kurang maksimal.
Metode titrasi (titrasi asam-basa). Apabila konsentrasi asam lebih besar, maka dalam
larutan akan mengandung ion H+ lebih banyak daripada larutan dengan konsentrasi
asam yang rendah. Apabila sebagian diadsorbsi oleh adsorben, tentu akan berkurang
konsentrasinya terlihat dari volume basa yang dibutuhkan untuk menetralkan larutan
asam tersebut. Pada metode ini tentu dibutuhkan waktu yang lebih singkat dan mudah.
Namun ketelitiannya akan kurang jika praktikan tidak berhati-hati dalam menitrasi
(untuk menentukan titik akhir titrasi).
I. DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun, 2017. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. FMIPA. Malang : Universitas
Negeri Malang.
Atkins PW, 2010. Physycal Chemistry 3rd Ed. Oxford. Oxford University.
J. LAIN - LAIN