Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

PENETUAN LUAS PERMUKAAN ZAT PADAT

Dosen Pembina:

Dr. Sumari, M.Si

Dr. Nazriati, M.Si

Oleh:

Kelompok 10

Ajeng Kartika P (150332604226)

Fabian Fatmawati (150332602168)

Galang Ayuz F. A (150332600398) **

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

NOVEMBER 2017
A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan luas permukaan spesifik zat padat dengan metode : adsorpsi zat warna
(metilen biru klorida)
2. Menentukan ukuran partikel rata – rata

B. DASAR TEORI

Adsorpsi ialah peristiwa menempelnya suatu zat pada permukaan zat lain, karena
ketidakseimbangan gaya – gaya pada permukaan. Zat padat teraktifkan dapat mengadopsi zat
terlarut dari larutannya. Banyaknya zat yang teradsorpsi pada temperatur tetap akan
sebanding dengan luas permukaan adsorben, konsentrasi adsorbat dan lamanya proses
adsorpsi. Jika sejumlah tertentu adsorben dicampurkan dengan berbagai konsentrasi adsorbat
pada temperatur yang sama dan dibiarkan mencapai keseimbangan adsorpsi, maka suatu saat
jumlah konsentrasi adsorbat bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh permukaan
adsorben telah jenuh (tertutup rapat) oleh molekul – molekul yang teradsorpsi. Bila anggapan
keadaan di atas terpenuhi, maka aluran banyaknya zat yang teradsorpsi terhadap konsentrasi
adsorbat pada kesetimbangan dapat digambarkan seperti

Luas permukaan spesifik suatu padatan ialah luas permukaan 1 gram padatan tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut dan dengan anggapan bahwa molekul adsorpsi terorientasi
seragam (tegak lurus permukaan adsorben) membentuk suatu lapisan tunggal, luas
permukaan spesifik dapat dihitung dengan rumus :

S = Xm . N. A / M

Dengan :

S = luas permukaan spesifik

Xm = banyaknya (gram) zat teradsorpsi yang membentuk lapisan tunggal pada seluruh
permukaan 1 gram adsorben

N = bilangan Avogadro

a = ukuran 1 molekul

M = berat molekul adsorbat

Seandainya luas permukaan 1 mg adsorbat diketahui maka luas permukaan spesifik


dapat ditentukan dengan ungkapan

S = 1000. Xm. A

Dengan A : luas permukaan 1 mg adsorbat


Dari data luas permukaan spesifik dapat ditentukan ukuran partikel rata – rata dengan
persamaan :
6
l=
𝜌𝑆

Dengan anggapan bahwa partikel – partikel zat padat berupa kubus yang seragam dengan
rusuk l, sedangkan ρ adalah rapat massa zat padat

C. ALAT DAN BAHAN

Alat :

 Labu erlenmeyer 12 buah


 Pipet takar 5,10, dan 25 ml
 Buret mikro
 Spektronik
 Alat sentrifuge
 Corong tangkai pendek
 Gelas ukur 10 ml

Bahan :

 Larutan metilen biru klorida dengan konsentrasi 5,4,3,2, dan 1 ppm


 Adsorben : karbon, bata tahan api, kaolin, zeolit
D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Penentuan Waktu Setimbang Adsorpsi

Zat Padat

- Diisi 1 gram zat padat ke dalam 5 buah labu erlenmeyer 100 ml


- Ditambahkan 25 ml larutan metilen biru klorida 5 ppm
- Dikocok selama 15 menit, dan didiamkan selama 30, 60, 90, 120, dan 150 menit
- Dibuat kurva kalibrasi standar metilen biru dengan adsorbansi 5,4,3,2, dan 1 ppm
pada panjang gelombang 660 nm
- Disaring larutan
- Diukur absorbansi pada panjang gelombang 660 nm dan ditentukan jumlah mg zat
warna
Hasil

2. Penentuan Luas Permukaan Zat Padat

Zat Padat

- Diisi 1 gram zat padat ke 5 buah labu erlenmeyer 100 ml


- Ditambahkan 25 ml metilen biru klorida dengan konsentrasi 5,4,3,2, dan 1 ppm
- Dikocok selama 15 menit dan didiamkan
- Disaring larutan dalam tiap labu
- Ditentukan jumlah mg zat warna pada 660 nm

Hasil

3. Tentukan rapat massa dengan piknometer


E. DATA PENGAMATAN

1. Penentuan Waktu Setimbang Adsorpsi

Larutan
Adsorben Waktu Waktu
Metilen biru A
No. Karbon pengocokan mendiamkan %T
Klorida (660 nm)
(gram) (menit) (menit)
(mL)
1 1,0001 25 15 30 88 0,060
2 1,0047 25 15 60 90 0,013
3 1,0050 25 15 90 -
4 1,0063 25 15 120 -
5 1,0082 25 15 150 -

2. Penentuan Luas Permukaan Zat Padat

Larutan
Adsorben Waktu Waktu
Metilen biru A
No. karbon pengocokan mendiamkan %T
Klorida (660 nm)
(gram) (menit) (menit)
(ppm)
1 1,0004 1 15 60 89 0,050
2 1,0013 2 15 60 92 0,036
3 1,0021 3 15 60 93 0,031
4 1,0061 4 15 60 85 0,070
5 1,0090 5 15 60 90 0,046
Metilen biru klorida sebelum adsorpsi

No. Labu Konsentrasi metilen biru klorida


%T A (660 nm)
(ppm)
1 1 80 0,096
2 2 61 0,215
3 3 48 0,318
4 4 39 0,409
5 5 27 0,568

F. Analisa Data dan Pembahasan

Percobaan Penentuan Permukaan Zat Padat digunakan karbon aktif yang dikeringkan
selama 4 jam pada temperatur 110 – 115 ºC sebagai absorben. Pengeringan bertujuan agar
karbon menjadi aktif, sehingga dapat menyerap metilen biru klorida secara maksimal.
Pemakain karbon aktif sebesar 1 gram dan dimasukkan pada 10 labu Erlenmeyer bertutup
100 mL. Pemakain 1 gram ditujukan untuk proses penyerapan metilen biru secara
maksimal. Dalma penentuan waktu setimbang adsorpsi dan penentuan luas permukaan zat
padat digunakan masing-masing 5 labu erlenmeyer. Dari 5 labu erelnmeyer akan di variasi
variabelnya sehingga penetuan luas permukaan zat padat dapat diamati.

Langkah pertama yang dilakukan yakni penentuan waktu setimbang adsorpsi, langkah
ini dilakukan dengan penambahan 25 mL larutan metilen biru klorida 5 ppm pada 5 labu
Erlenmeyer yang telah berisi karbon aktif dan ditutup. Ditutup agar larutan tidak menguap
yang akan berkaitan dengan keakuratan pengukuran. Dilakukan pengocokan selama 15
menit agar adsorpsi terjadi secara maksimal. Dilakukan variasi waktu dengan variasi
waktu, yaitu 30, 60, 90, 120, dan 150 menit. Setiap pada waktu pendiaman tercapai, larutan
disaring dengan menggunakan kertas saring. Kemudian filtrat yang diperoleh dari hasil
penyaringan diukur nilai %T dengan spektronik pada panjang gelombang 660 nm. Data
yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan waktu setimbang adsorpsi. Waktu
setimbang dapat tercapai apabila jumlah adsorbat yang teradsorpsi pada 2 waktu
pengukuran yang berurutan menghasilkan nilai %T konstan atau tetap. Sebelumnya
dilakukan pengukuran absorbasi larutan metilen biru klorida pada berbagai konsentrasi
(1,2,3,4, dan 5 ppm) sebelum dilakukan adsorpsi. Waktu yang setimambang ditunjukan
dalam 60 menit. Waktu ini selanjutnya digunakan sebagai waktu yang digunakan dalam
percobaan penetuan luas permukaan zat padat.
Dari data yang diperoleh, didapatkan grafik absorbansi vs waktu sebagai berikut :

ABSORBANSI VS WAKTU
0.07
0.06
0.06
0.05
0.04 y = -0.0004x + 0.0545
ABSORBANSI

R² = 0.6544
0.03
0.02 0.013

0.01
0 0 0
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
-0.01
-0.02
WAKTU

Percobaan selanjutnya dilakukan pengukuran nilai %T pada masing-masing konsentrasi


dari metilen biru klorida untuk mengetahui absorbansinya pada panjang gelombang 660 nm.
Berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dibuat grafik hubungan antara konsentrasi dan
nilai absorbsi

Absorbansi Vs Konsentrasi
0.568
0.6
y = 0.1138x - 0.0202
0.5 R² = 0.9914
0.409
0.4
Absorbansi

0.318
0.3
0.215
0.2
0.096
0.1

0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi

Berdasarkan grafik absorbansi metilen biru klorida sebelum adsorpsi oleh karbon aktif,
diperoleh persamaan garis y = 0.1138x - 0.0202. Persamaan garis tersebut digunakan untuk
menghitung konsentrasi absorban yang teradsorpsi, sehingga dapat diketahui banyaknya zat
yang teradsorpsi dalam satuan gram atau milligram (mg). Perhitungan untuk menentukan
banyaknya zat yang teradsorpsi dan luas permukaan zat padat adalah sebagai berikut.
Penentuan Nilai Absorbansi

1
A = log
T

1. Larutan metilen biru klorida 1 ppm

1
A = log
T
1
A = log
0,89

A = 0,050

2. Larutan metilen biru klorida 2 ppm

1
A = log
T

1
A = log
0,92

A = 0,036

3. Larutan metilen biru klorida 3 ppm

1
A = log
T

1
A = log
0,93

A = 0.031

4. Larutan metilen biru klorida 4 ppm

1
A = log
T
1
A = log
0,85

A = 0.070

5. Larutan metilen biru klorida 5 ppm

1
A = log
T

1
A = log
0,90

A = 0.045
Penentuan Konsentrasi Zat Yang Tidak Teradsorpsi

Berdasarkan persamaan y = 0.1138x - 0.0202, maka dapat ditentukan konsentrasi zat


yang tidak teradsorpsi.
1. Larutan metilen biru klorida 1 ppm
y = 0.1138x - 0.0202
0.050= 0.1138x - 0.0202

(0.050+ 0.0202)
x = 0.1138

x = 0,6168 ppm

2. Larutan metilen biru klorida 2 ppm

Y = 0.1138x - 0.0202

0.036= 0.1138x - 0.0202

(0.036+ 0.0202)
X = 0.1138

x = 0,4938 ppm

3. Larutan metilen biru klorida 3 ppm

Y = 0.1138x - 0.0202

0,031= 0.1138x - 0.0202

(0.031+ 0.0202)
x= 0.1138
x = 0,4499 ppm

4. Larutan metilen biru klorida 4 ppm

Y = 0.1138x - 0.0202

0.070= 0.1138x - 0.0202

(0.070+ 0.0202)
= 0.1138

x = 0,7926 ppm

5. Larutan metilen biru klorida 5 ppm

Y = 0.1138x - 0.0202

0.045= 0.1138x - 0.0202

(0.045+ 0.0202)
= 0.1138

x = 0,5729 ppm

Penentuan Konsentrasi Zat Yang Teradsorpsi

Konsentrasi zat yang teradsorpsi = konsentrasi awal – konsentrasi zat


yang tidak teradsorpsi

|1 ppm – 0.6168 ppm| = 0,3832 ppm

|2 ppm – 0,4938 ppm| = 1,5062 ppm

|3 ppm – 0,4499 ppm| = 2,5501 ppm

|4 ppm – 0,7926 ppm| = 3,2074 ppm

|5 ppm – 0,5729 ppm| = 4,4271 ppm

Penentuan Banyaknya (Mg) Zat Yang Teradsorpsi

Banyaknya zat yang teradsopsi = Konsentrasi zay yang teradsopsi x


Volume metilen biru klorida

1. Larutan metilen biru klorida 1 ppm

x = 0,3832 ppm × 0.025 L


x = 0,0095 mg

2. Larutan metilen biru klorida 2 ppm

x = 1,5062 ppm × 0.025 L

x = 0,0376 mg

3. Larutan metilen biru klorida 3 ppm

x = 2,5501 ppm × 0.025 L

x = 0.0637 mg

4. Larutan metilen biru klorida 4 ppm

x = 3,2074 ppm × 0.025 L

x = 0,0801 mg

5. Larutan metilen biru klorida 5 ppm

x = 4,4271 ppm × 0.025 L

x = 0,1106 mg

Konsentrasi Zat teradsorpsi


(ppm) (mg)

1 0,0095
2 0,0376
3 0,0637
4 0,0801
5 0,1106
Zat teradsorpsi vs Konsentrasi
0.12 0.1106

0.1
Zat yang teradsopsi

0.0801
0.08
0.0637
0.06
y = -0.0004x2 + 0.0266x - 0.0156
0.0376
0.04 R² = 0.9934

0.02 0.0095

0
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi

 Penentuan luas permukaan zat padat


Diketahui luas permukaan metilen biru klorida = 3,05 m2/mg, sehingga
dapar dihitung luas permukaan spesifik dari zat padat.
S = 1000 . Xm . A
S = 1000 . 0,1106 mg . 3,05 m2/mg

S = 337,33 m2

Penetuan ukuran partikel rata-rata

6
L = ƿ𝑆

6
= 𝑔
2.267 𝑥 337,33 m2
𝑐𝑚3

6
= 𝑔
2.267 𝑥 3373300 cm2
𝑐𝑚3

= 0.000000784 cm

Luas = 0.0000007843 cm

= 4.8189 e-19 cm3


G. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :


1. Luas permukaan spesifik karbon aktif yang ditentukan dengan metode adsorbs metilen
biru klorida sebesar 337,33 m2.
2. Ukuran partikel karbon aktif sebesar 4,8189 e-19 cm3
3. Semakin besar konsentrasi zat maka semakin besar zat tersebut dapat teradsorpsi

H. Pertanyaan

1. Untuk proses-proses/hal apa saja yang diperlukan data luas permukaan zat padat
(adsorben)? Jelaskan jawaban saudara.
 Semua hal yang berhubungan dengan adsorbsi
 Penentuan laju reaksi.
 Penggunaan instrumen Surface Area Analyzer (SAA). Alat ini khususnya berfungsi
untuk menentukan luas permukaan material, distribusi pori dari material dan isoterm
adsorpsi suatu gas pada suatu bahan. Pengukuran luas permukaan zat padat dengan alat
Surface Area Analyser merupakan metode adsorpsi gas.

2. Sebutkan syarat-syarat molekul adsorbat yang dapat digunakan untuk penentuan luas
permukaan zat padat.
 Kelarutan Adsorbat
Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa yang
mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya lebih
sukar untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang sukar larut. Akan tetapi ada
perkeculian untuk hal tersebut karena banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah
sukar diadsorpsi, sedangkan beberapa senyawa yang sangat mudah larut mudah
diadsorpsi.
 Ukuran Molekul Adsorbat
Ukuran molekul adsorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi. Adsorpsi paling
kuat ketika ukuran pori-pori adsorben cukup besar sehingga memungkinkan molekul
adsorbat untuk masuk.

3. Bagaimana pengaruh/peranan pelarut dalam adsorpsi zat terlarut untuk penentuan


luas permukaan adsorben pada percobaan yang saudara lakukan?
Interaksi antara pelarut dengan zat terlarut sangat mempengaruhi adsorpsi. Apabila
pearut berinteraksi sangat kuat dengan zat terlarut, maka zat terlarut sulit diadsorpsi
oleh adsorben, sehingga menambah nilai absorbansi.

4. Sebutkan cara-cara lain untuk menentukan luas permukaan zat padat selain dengan
cara adsorpsi asam lemak dan zat warna. Bandingkan berbagai cara penentuan
tersebut, terutama dalam hal ketelitian dan kemudahan pengerjaannya.
 Menentukan luas permukaan zat padat berdasarkan bilangan iodin. Praktikan menitrasi
larutan yang berisi karbon aktif, HCl, dan larutan iodin dengan larutan natrium tiosulfat.
Dengan menggunakan volume peniter hasil titrasi dapat menentukan bilangan iodinnya.
Karbon aktif menyerap iodin ke permukaannya membentuk lapisan monolayer
sehingga dapat menentukan luas permukaan spesifik karbon aktif. Jika dilihat dari segi
kemudahannya, lebih mudah dengan cara adsorpsi zat warna. Dari segi ketelitian,
menggunakan spektronik akan lebih teliti. Karena metode titrasi bisa saja kurang teliti
dalam menentukan titik akhir titrasi. Namun pada kenyataannya menggunakan
spektronik hasilnya juga kurang maksimal.
 Metode titrasi (titrasi asam-basa). Apabila konsentrasi asam lebih besar, maka dalam
larutan akan mengandung ion H+ lebih banyak daripada larutan dengan konsentrasi
asam yang rendah. Apabila sebagian diadsorbsi oleh adsorben, tentu akan berkurang
konsentrasinya terlihat dari volume basa yang dibutuhkan untuk menetralkan larutan
asam tersebut. Pada metode ini tentu dibutuhkan waktu yang lebih singkat dan mudah.
Namun ketelitiannya akan kurang jika praktikan tidak berhati-hati dalam menitrasi
(untuk menentukan titik akhir titrasi).
I. DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun, 2017. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. FMIPA. Malang : Universitas
Negeri Malang.

Atkins PW, 2010. Physycal Chemistry 3rd Ed. Oxford. Oxford University.
J. LAIN - LAIN

Anda mungkin juga menyukai