Anda di halaman 1dari 10

METODE UJI DAYA BERKECAMBAH DAN UJI KEKUATAN TUMBUH

(VIGOR) BENIH

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Praktikum Teknologi Benih

Oleh
Kelompok : 3
Diyah Natalia (131510501164)
Dyah Alvieta A (131510501269)
Dyah Ayu N. P. (131510501163)
Elmy Mahmudiyah (131510501058)
Erlin Septiani (131510501177)

LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Benih menjadi salah satu input yang penting dalam bidang pertanian. Benih
sebagai penentu keberhasilan tanaman dapat tumbuh hingga panen atau tidak
samasekali. Sistem produksi pertanian baik untuk memenuhi konsumsi sendiri
maupun berorientasi komersial diperlukan adanya ketersediaan benih yang
memiliki daya tumbuh tinggI. Tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman merupakan pengertian lain
dari benih. Benih bermutu yakni varietasnya benar dan murni, mempunyai mutu
genetis, mutu fisiologis dan mutu fisik yang tertinggi sesuai dengan mutu standar
pada kelasnya. Analisis benih untuk mengetahui kualitas benih tersebut sangat
diperlukan. Benih merupakan zat hidup yang selalu melakukan aktivitas fisiologis
baik sebelum di tanam maupun pada waktu ditanam, yang pada akhirnya sangat
mempengaruhi mutu tanaman yang di hasilkan nantinya.
Kemampuan benih untuk tumbuh dan berkecambah di pengaruhi oleh
keadaan lingkungan, cadangan makan dan kadar air. Viabilitas benih adalah daya
hidup benih yang dapat ditunjukkan melalui gejala metabiolisme dan atau gejala
pertumbuhan, selain itu daya kecambah juga merupakan tolak ukur parameter
viabilitas potensial benih. Viabilitas adalah kemampuan benih atau daya hidup
benih untuk tumbuh secara normal pada kondisi optimum. Sedangkan kemampuan
benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal adalah
vigor benih. Vigor merupakan sejumlah sifat-sifat dari benih yang mengidikasikan
pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam.
Vigor dicerminkan oleh vigor kekuatan tumbuh dan daya simpan benih.
Kedua nilai fisiologis ini memungkinkan benih tersebut untuk tumbuh menjadi
normal meskipun keadaan biofisik dilapangan produksi sub optimum. Tingkat
vigor tinggi dapat dilihat dari penampilan kecambah yang tahan terhadap berbagai
faktor pembatas yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
Ketahanan terhadap faktor pembatas juga dipengaruhi oleh mutu genetis yang
dicerminkan oleh varietas. Vigor benih yang tinggi dicirikan antara lain tahan
disimpan lama, tahan terhadap serangan hama penyakit, cepat dan merata
tumbuhnya serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan
berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang suboptimal.
Metode uji viabilitas pada benih dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Metode uji secara langsung dapat mengetahui dan menilai struktur-
struktur penting kecambah secara langsung. Sedangkan metode uji secara tidak
langsung dapat diketahui mutu hidup benih yang ditunjukkan melalui gejala
metabolisme. Umumnya media yang banyak digunakan dan direkomendasikan
dalam pengujian daya kecambah yakni kertas, pasir, tanah dan lain-lain.
Penggunaan kertas substrat merupakan bahan yang praktis tidak banyak
memerlukan tempat, mudah menilai struktur-struktur penting kecambah dan mudah
distandarisasi. Jenis substrat kertas yang dapat digunakan dalah kertas merang,
kertas saring, kertas buram,dan sebagainya. Selain kertas substrat digunakan pula
tanah sebagai media perkecambahan harus mempunyai sifat mampu menyimpan
air dan aerasi cukup. Metode uji daya dan kekuatan berkecambah benih sangat
penting diketahui unutk mengetahui metode manakah yang paling baik dengan
lingkungan yang sesuai dan sustrast merang serta dapat mengetahui kecambah
normal dan tidak normal.

1.2 Tujuan
Mengenal metode uji daya berkecambah dan kekuatan tumbuh secara
langsung pada kondisi lingkungan sesuai dengan substrat kertas merang serta dapat
membandingkan kecambah normal dan abnormal.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau


mengembangbiakkan tanaman adalah benih. Benih didefinisikan sebagai masukan
utama yang tidak mungkin digantikan oleh masukan lain dalam hal bercocok tanam
(Kuswanto, 1996). Benih merupakan zat hidup yang selalu melakukan aktivitas
fisiologis baik sebelum di tanam maupun pada waktu ditanam, yang pada akhirnya
sangat mempengaruhi mutu tanaman yang di hasilkan. Benih bermutu memiliki
pengertian bahwa benih tersebut varietasnya benar dan murni, mempunyai mutu
genetis, mutu fisiologis dan mutu fisik yang tertinggi sesuai dengan mutu standar
pada kelasnya (Kuswanto, 2003).
Menurut Kartahadimaja dkk (2013), benih berkualitas ditentukan oleh
berbagai macam faktor, terutama benih kemurnian dan perkecambahan selanjutnya
adalah adanya penyakit yang ditularkan, vigor benih, ukuran biji serta perlakukan
atau penanganan benih. Penanganan benih adalah proses utama yang harus
dilakukan dengan baik agar menghasilkan benih yang bermutu. Benih bermutu
merupakan syarat awal untuk menghasilkan tanaman semai yang kuat hingga ke
penanaman di lapangan dan akhirnya tegakan pohon yang berkualitas.
Penyimpanan benih merupakan salah satu penanganan yang penting dari
keseluruhan teknologi benih dalam memelihara kualitas atau mutu.
Faktor keberhasilan budidaya tanaman yang peranannya tidak dapat
digantikan oleh faktor lain adalah benih. Benih adalah bahan tanaman pembawa
potensi genetik. Indikator benih yang bermutu tinggi ditandai dengan vigor awal
yang tinggi dan dapat mempertahankan vigornya (Ridwansyah dkk, 2010). Benih
dengan kualitas baik dapat dihasilkan melalui teknik budidaya yang benar.
Penggunaan varietas-varietas unggul berkontribusi terhadap peningkatan produksi
tanaman pangan disertai teknik budidaya yang lebih baik dibandingkan pada masa-
masa sebelumnya (Ningsih dkk, 2014). Viabilitas benih adalah daya hidup benih
yang dapat ditunjukkan melalui gejala metabiolisme dan atau gejala pertumbuhan,
selain itu daya kecambah juga merupakan tolak ukur parameter viabilitas potensial
benih. Viabilitas adalah kemampuan benih atau daya hidup benih untuk tumbuh
secara normal pada kondisi optimum. Daya tumbuh benih adalah munculnya unsur
– unsur utama dari lembaga dari suatu benih yang diuji yang menunjukkan
kemampuan untuk menjadi tanaman normal apabila ditanam pada lingkungan yang
sesuai bagi benih tersebut. Sedangkan kemampuan benih untuk tumbuh normal
pada keadaan lingkungan yang sub optimal adalah vigor benih. Vigor merupakan
sejumlah sifat-sifat dari benih yang mengidikasikan pertumbuhan dan
perkembangan kecambah yang cepat dan seragam (Achmad dkk, 2012).
Vigor dicerminkan oleh vigor kekuatan tumbuh dan daya simpan benih.
Kedua nilai fisiologis ini memungkinkan benih tersebut untuk tumbuh menjadi
normal meskipun keadaan biofisik dilapangan produksi sub optimum. Tingkat
vigor tinggi dapat dilihat dari penampilan kecambah yang tahan terhadap berbagai
faktor pembatas yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
Ketahanan terhadap faktor pembatas juga dipengaruhi oleh mutu genetis yang
dicerminkan oleh varietas. Vigor benih yang tinggi dicirikan antara lain tahan
disimpan lama, tahan terhadap serangan hama penyakit, cepat dan merata
tumbuhnya serta mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan
berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang suboptimal (Rajjou et al,
2012).
Metode uji viabilitas pada benih dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Metode uji secara langsung dapat mengetahui dan menilai struktur-
struktur penting kecambah secara langsung. Sedangkan metode uji secara tidak
langsung dapat diketahui mutu hidup benih yang ditunjukkan melalui gejala
metabolisme. Umumnya media yang banyak digunakan dan direkomendasikan
dalam pengujian daya kecambah yakni kertas, pasir, tanah dan lain-lain.
Penggunaan kertas substrat merupakan bahan yang praktis tidak banyak
memerlukan tempat, mudah menilai struktur-struktur penting kecambah dan mudah
distandarisasi. Jenis substrat kertas yang dapat digunakan dalah kertas merang,
kertas saring, kertas buram,dan sebagainya. Selain kertas substrat digunakan pula
tanah sebagai media perkecambahan harus mempunyai sifat mampu menyimpan
air dan aerasi cukup (Roberts, 2012).
Metode uji daya berkecambah yakni UDK (Uji Diatas Kertas), UDKm (Uji
Diatas Kertas dimiringkan). UDK dan UDKm digunakan untuk menguji benih
diatas kertas substrat. Metode ini sangat baik digunakan untuk benih yang
membutuhkan cahaya untuk perkecambahannya. Benih ditanam diatas lembar
substrat yang diletakkan pada petridish atau cawan plastik. Petridish dapat ditutup
atau dibuka, tergantung pada ukuran besarnya benih. untuk benih sebesar padi,
petridish dibuka, sedangkan sebesar tembakau ditutup. Meletakkan petridish pada
trays di germinator dapat secara dimiringkan yaitu dengan memiringkan letak trays
di germinator, sehingga metode menjadi UDKm (Dias et al, 2015).
UAK (Uji Antar Kertas) dimaksudkan untuk menguji benih dengan menanam
benih diantara lembar substrat, kemudian dilipat. Metode ini digunakan bagi benih
yang tidak peka terhadap cahaya untuk perkecambahannya. Misalnya benih padi,
sorghum, bayam dan sebagainya. Seperti pada UDK, metode UAK dapat dilakukan
secara dimiringkan, yaitu dengan memiringkan letak trays dialat pengecambah
benih, metode menjadi UAKm. Sedangkan UKD atau Uji Kertas Digulung untuk
menguji benih dengan cara menanam benih diantara lembar substrat, kemudian
digulung. Metode ini digunakan untuk benih yang tidak peka cahaya untuk proses
perkecambahannya. Benih yang berukuran sebesar benih jagung, kedelai kacang
tanah, dan sebagainya, sebstrat pengujian dilapisi plastik diluarnya sehingga
metodenya menjadi UKDp (Uji Kertas Digulung dalam Plastik) (Hossain et al,
2013).
Metode uji kekuatan benih yakni dengan metode UKDd atau Uji Kertas
Digulung Didirikan. Metode ini digunakan untuk menguji kekuatan tumbuh benih
berdasarkan spontanitas tumbuhnya benih. benih ditanam dalam satu deretan,
diantara lembar substrat dan digulung. Letakkan deretan benih kira-kira 1/3 X ½
kertas dari lebar kertas, dengan arah pertumbuhan akar primer ke bagian 2/3 X ½
lebar kertas. UKDdp (Uji kertas Digulung dididrikan Dalam plastic). Metode ini
UKDdp sama dengan kegunaannya dengan metode UKDd, hanya perbedaanya
UKDdp digunakan untuk menguji bnih yang benih yang berukuran sebesar seprti
jagung,kedelai,kacang tanah,dan sebagainya karena benihnya agak besra, metode
ini mengggunakan plastik diluarnya. Sedangkan UHDp (Uji Hoope dirobah dalam
Plastik) digunakan untuk menguji kekuatan tumbuh benih terhadap serangan suatu
penyakit. Caranya seperti pada metode UKDp atau UKDdp hanya bedanya sebelum
substrat ditutup dengan substrat lainnya, ditaburi tanah bekas pertananaman yang
terserang penyakit,sehingga metode ini menjadi UHDp atau UHDdp (Shaban,
2013).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Teknologi Benih acara “Metode Uji Daya Berkecambah dan Uji
Kekuatan Tumbuh (Vigor) Benih” dilaksanakan pada Hari Senin tanggal 26
Oktober 2015 pukul 07.00 WIB sampai selesai, bertempat di Laboratorium
Teknologi Benih, Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat


3.2.1 Bahan
1. Benih jagung (1/4 kg)
2. Benih kedelai (1/4 kg)
3. Benih padi (1/4 kg)
4. Substrat kertas merang (1 gulung/ 20 lembar)
5. Plastik ukuran 20x30 cm (3 pak)

3.2.2 Alat
1. Pinset
2. Alat pengecambah benih

3.3 Cara Kerja


1. Menghitung benih jagung, kedelai dan padi mesing-masing sebanyak 200 butir.
2. Mengecambahkan masing-masing benih sebanyak 25 butir dengan dua macam
metode antara lain:
a. Metode uji daya berkecambah dengan UKDp, caranya:
1. Meletakkan lembaran substrat kertas merang (3-4 lembar) yang telah dibasahi,
diatas plastik berukuran sama.
2. Menanam benih diatas lembaran substrat, dengan jarak tanam yang tidak
berdekatan satu sama lain.
3. Menutup substrat yang sudah ditanami benih dengan lembaran substrat yang
lain, dan digulung.
4. Meletakkan pada alat pengecambah dengan cara horizontal, dan dijaga agar
substrat tidak kering.
b. Metode kekuatan berkecambah dengan UKD dp, caranya:
1. Meletakkan lembaran substrat kertas merang (3-4 lembar) berukuran 20x30
yang telah dibasahi, diatas plastik berukuran sama.
2. Menanam benih diatas lembaran substrat dalam satu deretan pada 1/3 x lembar
substrat dan menyusunnya secara teratur dalam beberapa baris, dengan arah
pertumbuhan kara primer kebagian 2/3 x lembar kertas kearah bawah.
3. Menutup substrat yang sudah ditanami benih dengan lembaran substrat lain
yang telah dibasahi dengan tebal sama (3-4 lembar) kemudian digulung.
4. Meletakkan pada alat pengecambah dengan cara didirikan di trays, 2/3 lembar
kertas terletak didasar trays dan menjaga agar substrat tidak kering.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad., E. Widajati dan S. S. Vityaningsih. 2012. Kuantitas dan Kualitas


Kecambah Sengon pada Beberapa Tingkat Viabilitas Benih dan Inokulasi
Rhizoctonia sp. Silvikultur Tropika, 3(1): 49-56.

Dias, M. A. N., F. Obara., N. Arruda., P. R. Cursi., N. R. Gonçalves dan P. J.


Christoffoleti. 2015. Germination Test As a Fast Method to Detect
Glyphosate-Resistant Sourgrass. Campinas, 74(3): 307-310.

Hossain, M. M., M. A. A. Khan., M. T. Hosain., A. S. M. Bari dan M.


Hasanuzzaman. 2013. Germination and Electrical Conductivity of Two
Species of Jute Seed as Affected by Different Sowing and Production
Methods. Agri Crop Sci, 6(12): 861-865.

Kartahadimaja, J., E. E. Syuriani dan N. A. Hakim. 2013. Pengaruh Penyimpanan


Jangka Panjang (Long Term) terhadap Viabilitas dan Vigor Empat Galur
Benih Inbred Jangung. Pertanian Terapan, 13(3): 168-173.

Kuswanto, H. 1996. Dasar-Dasar Teknologi Produksi Dan Sertifikasi Benih.


Yogyakarta : Andy.

Kuswanto, H. 2003 Teknologi Pemrosesan, Pengemasan dan Penyimpanan Benih.


Yogyakarta: Kanisius.

Ningsih, D. R., N. W. Setyanto dan A. Rahma. 2014. Perancangan Sistem


Pengukuran Kinerja Unit Produksi Benih Padi Dan Palawija Dengan
Model Sink’s Seven Performance Criteria (Studi Kasus: PT. Sang Hyang
Seri (Persero) Kantor Unit Produksi Pasuruan). Rekayasa dan Manajemen
Sistem Industri. 2(1): 67-79.

Rajjou, L. I., M. Duval., K. Gallardo., J. Catusse., J. Bally., C. Job dan D. Job. 2012.
Seed Germination and Vigor. Plant Biol. 63(33):507–533.

Ridwansyah, B., T. R. Basoeki., P. B. Timotiwu dan Agustiansyah. 2010. Pengaruh


Dosis Pupuk Nitrogen, Fosfor, Dan Kalium Terhadap Produksi Benih Padi
Varietas Mayang Pada Tiga Lokasi Di Lampung Utara. Agrotropika,
15(2): 68 – 72.

Roberts, E. H. Viabillity of Seeds. London: BAS Printer Limited.

Shaban, M. 2013. Aging in orthodox seeds is a problem. Adv Biol Biom Res, 1(11):
1296-1301.

Anda mungkin juga menyukai