PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Supervisi akademik adalah salah satu tugas kepala sekolah yang harus
dilaksanakan dan untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif
diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknis (Glickman, et al;
2
2007). Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah harus memiliki dan menguasai
konsep supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan, manfaat, fungsi,
prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik. Atas dasar
latar belakang tersebut, dalam makalah ini akan dibahas mengenai defenisi,
dimensi, tujuan, manfaat dan fungsi supervisi pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “super” dan “vision”
yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi supervisi dapat
diartikan sebagai penglihatan dari atas. Melihat dalam hubungannya dengan
masalah supervisi dapat diartikan dengan menilik, mengontrol, atau
mengawasi. Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf
sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan
situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Orang yang melakukan supervisi
disebut dengan supervisor.
Dimensi atau Ruang lingkup Supervisi adalah wilayah, daerah atau tepatnya
yang menjadi objek untuk disupervisi. Ruang lingkup supervisi di sekolah
meliputi berbagai aspek kehidupan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan proses belajar mengajar, sebagai implementasi kurikulum
yang berlaku. Jadi program supervisi meliputi penelitian dan pembinaan
tentang unsur- unsur pokok yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya
unsur pokok yang dimaksud adalah personal, material dan operasional, oleh
7
sebab itu dimensi supervisi pendidikan pun mencakup ketiga unsur tersebut
yang bila dijabarkan sebagai berikut:
1. Unsur Personal
Lingkup pertama dalam supervisi pendidikan adalah para personal dalam
sekolah yang disupervisi, para personal yang dimaksud adalah Kepala
Sekolah, Pegawai Tata Usaha, Guru, dan siswa.
a. Kepala Sekolah
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap kepala sekolah yaitu:
1) Masalah jalannya pendidikan dan pengajaran
2) Masalah program pendidikan dan pengajaran disekolah
3) Masalah kepemimpinan kepala sekolah
4) Masalah administrasi sekolah
5) Masalah kerja sama sekolah lain dan instansi terkait lainnya
6) Masalah kebijaksanaan sekolah yang menyangkut kegiatan intra dan
ekstra kurikuler
7) Masalah Bimbingan Konseling
c. Guru
d. Siswa
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap siswa antara lain:
1) Motivasi belajar siswa
2) Tingkat kesulitan yang dialami siswa
3) Keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan intra dan ekstra
kurikuler
4) Pengembangan organisasi siswa
5) Sikap guru dan kepala sekolah terhadap siswa
6) Keterlibatan orang tua siswa dalam berbagai kegiatan sekolah
7) Kesempatan memperoleh pelayanan secara prima dari sekolah
9
2. Unsur Material
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap material dan sarana fisik
lainnya :
1) Ketersediaan ruangan untuk perpustakaan, labolaturium, ruang praktek
ibadah, aula dan lain-lain
2) Pengelolaan dan perawatan terhadap fasilitas tersebut
3) Pemanfaatan buku-buku teks pokok dan buku-buku penunjang
4) Pemanfaatan dan perawatan alat-alat kesenian dan sebagainya
3. Unsur Operasional
Hal-hal yang perlu disupervisi dari unsur operasional antara lain:
a. Masalah yang berkaitan dengan teknik edukatif, yang mencakup
tentang Kurikulum, upaya pembinaan kurikulum yang dilakukan
bertujuan meningkatkaan kualitas proses pengajaran dan hasil
belajar yang dicapai siswa. Oleh sebab itu aspek pembinaan
mencakup proses belajar mengajar termasuk penilaian hasil belajar,
bimbingan dan penyuluhan, administrasi guru, dan pembinaan
kompetensi professional guru itu sendiri.
b. Masalah yang berkaitan dengan teknik administrasi, mencakup:
1) Administrasi Personal
2) Administrasi Material
3) Administrasi Kurikulum
c. Masalah yang berkaitan dengan koordinasi dan kerjasama,
mencakup:
1) Sekolah dengan keluarga dan masyarakat
2) Sekolah dengan sekolah-sekolah lainnya
3) Sekolah dengan lembaga swadaya masyarakat
4) Sekolah dengan organisasi kepemudaan
5) Sekolah dengan instansi pemerintah terkait
Pengembangan
Profesionalisme
Penumbuhan Pengendalian
Motivasi Mutu
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA