TENTANG
PEMERIKSAAN FISIK KEPALA , LEHER DAN KULIT
Disusun oleh :
1. Azmil umur
2. Baiq qurratul aien
3. Baiq wili rukmana
4. Rizhal hamdani
5. Sofian
6. Wulan ayu
7. Nurul fitriani
8. Nina marlina
9. I komang leo triandana
10. Lalu wira hadi dwi praja
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia-Nya kepada kami sehingga makalah tentang pemeriksaan fisik; kepala, leher dan
kulit ini dapat diselesaikan sebagai alat untuk membantu mahasiswa Program Studi Keperawatan
Poltekkes Mataram dalam meningkatkan ketrampilan praktek pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Kami menyadari bahwa Ilmu keperawatan berkembang sangat pesat dan makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu,dengan kerendahan hati kami mengharapkan pembaca/pengguna
makalah ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu yang ada dengan selalu membaca berbagai
buku lainya dan tidak selalu terpaku pada makalah petunjuk praktikum ini..
Tak ada gading yang retak, saran dan masukan yang ditunjukan untuk penyempurnaan makalah
panduan praktikum ini sangat kami harapkan, Semoga makalah panduan praktikum ini dapat bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
(PENDAHULUAN)
Pengkajian fisik keperawatan pada klien dalam kondisi sehat-sakit penting dilakukan oleh
perawat untuk menentukan data subjektif dan data objektif yang akan dipergunakan dalam
merumuskan Diagnosa dan Rencana Asuhan Keperawatan.
1.2 TUJUAN
II. Kesadaran
a. Komposmentis
b. Apatik
c. Somnolen
d. Sopor
e. Koma
f. Delirium
III. Status gizi
a. Secara klinis : Dengan inspeksi dan palpasi, inspeksi lihat proporsi tubhnya
kurus/gemuk. Palpasi dengan cara cubit tebal jaringan lemak subcutan
b. Dengan pemeriksaan fisik & antropometris ( BB, TB, Lingkaran lengan atas, tebal
lipatan kulit, lingkar kepala, dada & perut )
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa
melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan
warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi
: ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan
abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus),
terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain.
2. Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah
instrument yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang :
temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran.
4. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan
oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang
didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
Tujuan khusus :
Penemuan Umum
Mata
Tinjauan Umum
Mata mengandung lebih banyak informasi diagnostic daripada organ-organ lain yang ada
untuk diagnosis fisik. Vaskularisasinya saja memungkinkan diagnosis anemia, diabetes,
hipertensi, keadaan hiperviskositas, dan arteriosclerosis. Enam dari 10 saraf cranial, lintasan
simpatis dan parasimpatis, mensarafi struktur-struktur mata. Kelainannnya mungkin terletak jauh
tetapi berefek pada penglihatan dan dapat dilihat.
Pemeriksaan Mata
Inspeksi dan penilaian fungsi mata merupakan dua unsur penting tiap pemeriksaan mata.
Perhatikanlah alis mata, yang tumbuh dengan sangat lambat. Hilangnya sepertiga lateral alis
mata kadang-kadang dijumpai pada miksedema, suatu keadaan yang disebabkan oleh
kekurangan hormone tiroid. Dan pada bola mata perhatikanlah apakah pasien menderita
eksoftalmus atau tidak.
Inspeksi Kelopak Mata
Biasanya inspeksi biasa sudah cukup. Kadang-kadang, anda perlu memeriksa permukaan
dalam kelopak mata atas. Aparatus lakrimalis terdiri dari glandula lakrimalis pada dinding luar
atas orbita anterior dan punkta atas dan bawah.
Periksalah sclera untuk melihat peradangan dan perubahan warna. Kornea dapat diperiksa
secara langsung atau dengan banntuan oftalmoskop. Ia tidak mengandung pembuluh darah sama
sekali dan mempunyai banyak persarafan. Iris normal harus bulat dan simetris. Reaksi pupil
harus diperiksa dalam beberapa cara. Pertama, sinarilah dengan cepat dan langsung ke dalam
dalam salah satu mata dan perhatikanlah kontraksi yang normal. Kedua, tindakan ini
membuktikan keutuhan busur dari reseptor ke efektor baik pada mata yang diperiksa maupun
pada mata kontralateral. Kontraksi terjadi pula kalau mata berakomodasi untuk melihat dekat.
Telinga
Pemeriksaan Telinga
Perhatikan posisi telinga di kepala. Pangkal heliks harus berada pada garis horizontal dengan
sudut mata. Telinga yang terletak rendah sering menyertai kelainan congenital di tempat lain.
Chvostek Sign
Pemeriksaan ini patognomonis pada tetani, yaitu dengan melakukan ketokan ringan pada
cabang nervus fasialis dalam kelenjar parotis, tepat atau sedikit di bawah arkus zigomatikus (di
depan liang telinga luar), yang akan menimbulkan kontraksi atau spasme otot-otot fasialis (sudut
mulut, ala nasi sampai seluruh muka) pada sisi yang sama. Ini disebabkan kepekaan berlebihan
dari nervus fasialis.
Hidung
Pemeriksaan Hidung
Hidung sebaiknya diperiksa dengan speculum hidung dan sumber cahaya yang kuat yang
diarahkan dengan cermin kepala. Ntuk pemeriksaan di sisi tempat tidur, speculum besar pendek
pada otoskop sudah cukup memadai. Ingatlah bahwa sumbu saluran hidung tegak lurus dengan
muka, tidak sejajar dengan batang hidung. Saat pemeriksaan jangan lupa untuk menginspeksi
hidung dengan memperhatikan permukaan hidung, ada atau tidak asimetri, deformitas atau
inflamasi.
Dalam pemeriksaan mulut dan faring inpeksilah bagian bibir, mukosa oral, gusi dan gigi,
langit-langit mulut, lidah dan faring. Dalam menginspeksi bibir perhatikan warna, kelembaban,
pembengkakan dan ulserasi atau pecah-pecah pada bibir. Dalam menginspeksi mukosa oral
mintalah pasien untuk membuka mulut. Dengan percahayaan yang baik dan bantuan tongue
spatel inspeksi mukosa oral. Perhatikan warna mukosa, pigmentasi, ulserasi dan nodul. Bercak-
bercak pigmentasi normal pada kulit hitam. Dalam menginspeksi gusi dan gigi perhatikan
inflamasi, pembengkakan, perdarahan, retraksi atau perubahan warna gusi.
Dalam menginspeksi langit-langit mulut dan lidah perhatikanlah bentuk dan warnanya.
Terutama bagi lidah perhatikan juga papilla. Apakah ada bercak atau tidak. Dalam memeriksa
faring mintalah pasien untuk membuka mulut, dengan bantuan tongue blade lidah kita tekan pada
bagian tengah. Mintalah pasien mengucapkan “ah”. Perhatikan warna atau eksudat.
2.3 PEMERIKSAAN FISIK LEHER
Tujuan khusus :
Pemeriksaan Leher
Inspeksi pada leher untuk melihat adanya asimetris, denyutan abnormal, tumor maupun
keterbatasan dalam Range of Moion (ROM) maupun pembesaran kelenjar limfe dan
tiroid.Pemeriksaan palpasi pada tulang hyoid, tulang rawan tiroid, kelenjar tiroid, pembuluh
karotis dan kelenjar limfe. Bila terjadi pembesaran tiroid, pemeriksaan palpasi dilakukan dengan
meletakkan ujung jari kedua tangan di kelenjar dengan posisi pemeriksa di belakang penderita,
kemudian penderitadiminta menelan sehingga ujung jari pemeriksa ikut gerakan menelan.
Kemudia dilakukan auskultasi di tiroid dan dapat didengar bising sistolik yang mengarahkan
adanya penyakit graves.
Pemeriksaan pada leher untuk melihat vena jugularis dapat memberikan gambaran
tentang aktifitas jantung. Perubahan aktifitas jantung dapat memberikan gambaran pada vena
dengan cara memyebabkan perubahan tekanan vena-vena tepi, bendungan pada vena-vena tepi
dan perubahan pada bentuk pulvus vena.
Palpasi Trakea
Perhatatikan setiap adanya deviasi pada trakea. Cara memeriksanya dengan meletakkan
jari telunjuk pada diantara trakea dan strenomastoid. Bandingkan dengan kedua sisi sebelah
kanan kirinya.
Kulit, atau sistem integumen, adalah sistem organ yang bisa dengan mudah dilakukan
pemeriksaan. Kulit memberikan perlindungan antara individu dengan lingkungan eksternal,
yaitu:
1. Kulit akan bereaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal.
2. Kulit juga mencerminkan adanya perubahan yang terjadi dalam tubuh.
3. Pemeriksaan yang seksama pada kulit akan mendapatkan informasi tentang status
kesehatan umum klien. kulit juga akan memberikan informasi spesifik yang
dibutuhkan untuk mengidentifikasi penyakit sistemik atau masalah pada kulit.
PEMERIKSAAN
• Anamnesa
Riwayat Kesehatan
• Pemeriksaan fisik
peralatan:
1. Penggaris/meteran untuk mengukur luas luka
2. flashlight/ lampu senter untuk menerangi luka
3. suryakanta/kaca pembesar untuk membantu dalam pemeriksaan luka
4. sarung tangan disposibel untuk melindungi pemeriksa ketika malakukan
pemeriksaan luka
INSPEKSI
1. warna kulit
2. vaskularisasi
3. keringat
4. edema
5. injuri
6. perlukaan/lesi pada kulit
PERUBAHAN WARNA
1. Cyanosis, warna kebiruan-biruan, mungkin terlihat di bawah kuku, bibir, dan mukosa
mulut. Terjadi karena penurunanan ikatan oksihemoglobin, atau penurunan oksigenasi
darah. Dapat disebabkan oleh penyakit paru, penyakit jantung, abnormalitas hemogolbin,
atau karena udara dingin
2. Jaundice, warna kuning atau kehijauan. Terjadi ketika biliribin jaringan meningkat dan
dapat pertama kali terlihat di sklera kemudian membran mukosa, dan kulit
3. Pallor (Pucat), penurunan warna kulit. Terjadi karena penurunan aliran darah ke
pembuluh darah superfisial atau penurunan jumlah hemoglobin dalam darah. Pucat
mungkin terjadi di muka, palpebra konjunctiva, mulut dan di bawah kuku
4. erytema, warna kemerahan di kulit. Mungkin terjadi secara general maupun lokal.
Eritema general disebabkan karena demam, sedangkan eritema lokal disebabkan karena
infeksi lokal atau terbakar matahari
TYPE LESI PADA KULIT
- PRIMER :
• MAKULA
• PAPULA
• NODULA
• VESIKULA
- SEKUNDER :
• Freckles : bintik-bintik
• Wart : kutil
• Blister : lepuh
• Hives : rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak
• Boil : bisul
PALPASI
Skin
– Warna
– Kesimetrisan
– Keragaman
– Ketebalan
– Pigmentasi
– Lesi/luka
Palpasi
– Temperatur
– Ketebalan
– Turgor
Inspeksi dan palpasi lesi, catat:
– Ukuran
– Warna
– Pola
– eksudat
1. BIOPSI KULIT.
Mendapatkan jaringan untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan cara eksisi dengan
scalpel atau alat penusuk khusus ( skin punch) dengan mengambil bagian tengah jaringan.
INDIKASI :
Pada nodul yang asal nya tidak jelas untuk mencegah malignitas. Dengan warna dan bentuk
yang tidak lazim.
Pembentukan lepuh.
2. PATCH TEST
Untuk mrngenali substansi yang menimbulkan alergi pada pasien dibawah plester khusus (
exclusive putches )
INDKASI :
Dermatitis, gejalak kemerahan, tonjolan halus, gatal- gatal. Reaksi + lemah.
Blister yang halus, papula dan gatal –gatal yang hebat reaksi + sedang.
Blister/bullae, nyeri, ulserasi reaksi + kuat.
Sampel kulit dikerok dari lokasi lesi, jamur, yang dicurigai.dengan menggunakan skatpel
yang sudah dibasahi dengan minyak sehingga jaringan yang dikerok menempel pada mata
pisau hasil kerokan dipindahkan ke slide kaca ditutup dengan kaca objek dan dipriksa
dengan mikroskop.
Menggunakan cahaya UV gelombang panjang yang disebut black light yang akan
menghasilakan cahaya berpedar berwarna ungu gelap yang khas.cahaya akan terlihat jelas
pada ruangan yang gelap, digunakan untuk memebedakan lesi epidermis dengan dermis dan
hipopigmentasi dengan hiperpigmentasi.
5. APUS TZANCK.
Untuk memeriksa sel – sel kulit yang mengalami pelepuhan.
INDIKASI
Herpes zoster,varisella, herpes simplek dan semua bentuk pemfigus.
Secret dari lesi yang dicurigai dioleskan pada slide kaca diwarnai dan periksa.
• Rangsangan luar
Lapisan kulit atau lapisan dermis yang mempunyai banyak reseptor, membolehkan kulit
peka terhadap perubahan persekitaran. Reseptor-reseptor ini boleh mengesan pelbagai
rangsang seperti tekanan, suhu, sentuhan dan sebagainya.
• Menyimpan lemak
Lapisan paling bawah kulit merupakan lapisan lemak subkulitan. Lapisan ini merupakan
lapisan yang kaya dengan lemak. Lapisan lemak ini juga merupakan penebat haba.
• Sintesis vitamin D
Apabila lapisan kulit ini terdedah kepada sinaran ultraungu, sinaran ultraungu ini akan
diserap oleh kulit dan bertindak ke atas prekursor, seterusnya menukarkannya kepada
vitamin D.
• Menghasilkan bau dan penyamaran
Bau berguna untuk tujuan pertahanan terutama bagi haiwan yang diburu oleh pemangsa.
Bau juga bertujuan untuk membeza antara haiwan-haiwan lain. Pigmen dalam kulit
sesetengah haiwan, mampu meniru atau mengikut perubahan warna persekitaran.
• Kawalaturan suhu
Ini adalah proses homeostasis.
Dermis
Lemak subkutan
epidermis
Paling luar, ketebalan < 1 mm
Dibagi menjadi 5 lapisan : Stratum corneum, Stratum lusidum, Stratum granulosum, Stratum
spinosum, Stratum basale
–> sel utama yang berdiferensiasi adalah keratinosit –> keratin (suatu protein fibrosa)
dermis
Terdiri dari serabut kolagen elastin dan retikulin àkulit kuat dan lentur
Lemak subkutan
Isolasi suhu dan penyimpanan energi
Fisiologi kulit
Dapat dilihat, diraba, menjamin kelangsungan hidup
Absorpsi
Ekskresi
Persepsi sensori
- Tekanan; pacini
- Panas; rufini
- Dingin; krause
Membentuk figmen
Proses keratinisasi
Pembentukan vit D
Kelenjar ekrin
Kecil, dangkal I ermis, bermuara di permukaan kulit, sekret encer ± 1,5 lt/24 jam, pada
udara panas/kering ± 6 lt/24 jam. Sekresi dipengaruhi stress emosional, panas, sara simpatis
Kelenjar apokrin
Letak lebih dalam, sekresi kental, terdapat pada axila, areola mamae, pubis.
Kelenajr sebasea
3.1 Kesimpulan
1. Swartz MH: Texbook of Physical Diagnosis: history and examination, edisi 5, 2006,
Saunders Elsevier
2. Bickley LS dan Szilagyi PG: Bate’s guide to physical examination and history taking, edisi
9, 2007, Lippincott Williams and Wilkins.
3. Setyohadi B dan Subekti I: Pemeriksaan umum. Dalam Sudoyo AW dkk (ed) Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, edisi 4, jilid 1, 2006, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI, Jakarta, 22-38