PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker merupakan suatu penyakit sel yang ditandai dengan hilangnya fungsi
kontrol sel dalam tubuh. Kanker adalah penyakit yang paling di khawatirkan karena
selain pengobatannya yang membutuhkan biaya yang sangat besar juga dapat
menyebabkan kematian bagi orang yang menderita penyakit tersebut (Astawan,
2007).Banyak terdapat jenis daripada kanker yang banyak diderita oleh manusia,
salah satunya adalah kanker prostat. Kanker prostat merupakan penyakit kanker yang
paling banyak diderita oleh kaum laki-laki setelah kanker paru-paru. Seiring dengan
perjalanan usia, khususnya bagi pria usia lanjut harus meningkatkan kewaspadaan
pada kondisi kesehatan tubuhnya. Sebab, semakin bertambahnya usia, fungsi organ-
organ tubuh terus menurun. Salah satu gangguan kesehatan yang kerap dialami pria
berusia lanjut adalah gangguan prostat.Risiko terjadinya kanker prostat ditentukan
oleh dua hal yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor risiko lain yang tidak
kalah penting adalah usia di atas 50 tahun, pembesaran prostat jinak, infeksi virus,
riwayat kanker prostat dalam keluarga, pola hidup, dan pola makan (Rainy, 2005).
Kanker prostat merupakan salah satu kanker paling umum yang diderita oleh
para pria, dengan peningkatan jumlah kasus yang dilaporkan dalam beberapa tahun
terakhir ini. Kasus baru di Hong Kong meningkat dari 683 kasus pada tahun 2000,
menjadi 1655 pada tahun 2013 dan sebagian besar pasien berada di atas usia 60
tahun. Secara global, diperkirakan kanker prostat menduduki urutan ke-4 kanker
yang paling sering ditemukan pada manusia setelah kanker payudara, paru dan
kolorektum sedangkan angka kejadian kanker pada pria, kanker prostat menduduki
urutan ke-2 yaitu sekitar 14,8% setelah kanker paru 16,8%.3 Di tahun 2030,
diperkirakan angka kejadian dan mortalitas kanker prostat meningkat sampai
1.700.000 jiwa (Widjojo, 2007).
Kanker prostat merupakan tumor yang paling sering terjadi pada pria di
Amerika Serikat. Sekitar 200.000 kasus baru didiagnosis setiap tahunnya. Kanker
prostat menunjukkan morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi pada populasi pria
di Amerika. Secara khusus kanker prostat ternyata lebih banyak diderita oleh bangsa
Afro-Amerika yang berkulit hitam daripada bangsa kulit putih. Hal tersebut
1
ditunjukkan dengan perbandingan bahwa 1 dari 9 pada kulit hitam di Amerika Utara
akan menderita kanker prostate, sedangkan pada kulit putih di Amerika Utara hanya
1 dari 11 orang akan mengidap kanker prostat (Widjojo, 2007).
Sedangkan di Asia sendiri masih terhitung rendah. Data jumlah kasus
karsinoma prostat masih belum tercatat lengkap di Indonesia. Tiga pusat pendidikan
Urologi (Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta) mencatat 761 kasus dalam 5 tahun
terakhir. Pada kurun waktu 2004-2011 ditemukan 375 kasus karsinoma prostat di
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin, Bandung. 3 Jumlah penderita
karsinoma prostat di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
dan Rumah Sakit Kanker Dharmais tahun 2001-2006 meningkat sebanyak dua kali
dibandingkan tahun 1995–2000, dengan jumlah penderita rata-rata pertahun adalah
70-80 kasus baru/tahun. 4 Guideline nasional maupun data kejadian untuk karsinoma
prostat di Indonesia pada saat penelitian ini dilakukan masih belum tersedia. Tidak
meratanya penyebaran fasilitas maupun tenaga ahli urologi di berbagai wilayah
Indonesia menyebabkan masih terdapatnya perbedaan dalam mendiagnosis dan
menatalaksana pasien karsinoma prostat(andreas, 2010).Jumlah Ca. Prostat di RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi dari bulan Juli 2017 sampai April 2018 berjumlah
4 orang.
Penyebab kanker prostat tidak diketahui secara tepat, meskipun beberapa pene
litian menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dengan peningkatan ka
dar hormon testosteron. Pada bagian lain, misalnya menyimpulkan bahwa usia lanjut
mengalami penurunan beberapa unsur esensial tubuh seperti kalsium (Ca) dan vitami
n D. Tetapi pola makan dengan Cat tinggi secara berlebihan dapat meningkatkan risi
ko kanker prostat pada usia lanjut (Rindiastuti, 2007). Kanker prostat umumnya tidak
menunjukkan gejala khas. Karena itu, sering terjadi keterlambatan diagnosa. Gejala
yang ada umumnya sama dengan gejala pembesaran prostat jinak atau Benigna Pros
tat Hyperplasia (BPH), yaitu buang air kecil tersendat/tidaklancar. Keluhan dapat jug
a berupa nyeri tulang dangan gangguan saraf. Dua keluhan itu muncul bila sudah terj
adi penyebaran hingga tulang belakang (Rainy, 2005).
Kenaikan insidens kanker prostat dapat dihubungkan dengan peningkatan usia
harapan hidup, perubahan pola makan khususnya kombinasi lemak dan modalitas
diagnostik yang lebih baik. Sejak diperkenalkan pada akhir tahun 80-an, prostate
2
spesifik antigen (PSA) merupakan salah satu alat bantu untuk diagnosis kanker
prostat, dikombinasikan dengan pemeriksaan colok dubur dan biopsi prostat dengan
bimbingan Transrectal Ultrasonography (TRUS). Biopsi juga akan dikerjakan bila
ditemukan lesi hypoechoic atau hiperechoic pada pemeriksaan TRUS (Rainy, 2005).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kelompok menyusun makalah dengan
judul Asuhan Keperawatan pada klien dengan Ca. Prostat di ruang rawat inap Ambun
Suri lantai 1 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018.
C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Diharapkan mahasiswa mampu melakukan Asuhan Keperawatan pada
klien dengan Ca. Prostat di Ruang Rawat Inap Ambun Suri lantai 1
RSUDDr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan Ca. Prostat
b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan Ca. Prostat
c. Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Ca. Prostat
d. Melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan Ca. Prostat
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan Ca. Prostat
D. MANFAAT
1. Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai literatur bagi institusi dan menjadi referensi
bagi Mahasiswa STKes Fort De Kock Khususnya Pada Kerawatan
dalam pembelajaran mata kuliah KMB (Keperawatan Medikal Bedah).
2. Rumah sakit
Mendapatkan referensi/arsip terbaru dan menambah wawasan tentang
penyakit Ca prostat Di RSUD Achmad Muchtar.
3. Pembaca
Menambah wawasan dan dapat digunakan sebagai informasi dan ilmu
pengetahuan tentang penyakit Ca prostat
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI
Carsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan dan
pembelahan sel khususnya sel pada jaringan prostat yang tidak
normal/abnormal yang merupakan kelainan atau suatu keganasan pada
saluran perkemihan khususnya prostat pada bagian lobus perifer sehingga
timbul nodul-nodul yang dapat diraba (Sokoll LJ, 2008).
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat,
sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel
prostat mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini dapat
menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama
tulang dan lymph node. Kanker prostat dapa menimbulkan rasa sakit,
kesulitan buang air kecil, disfungsi erektil dan gejala lainnya (Akaza H,
2007).
Prostat adalah kelenjar kecil yang terletak di bawah kandung kemih
dan hanya ditemukan pada pria. Prostat meliputi bagian uretra yang
memungkinkan aliran urin dari kandung kemih ke penis. Sel-sel yang
membentuk prostat dapat menjadi bersifat kanker dan menimbulkan kanker
prostat.Kanker prostat merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum
yang terjadi pada pria. Kanker ini biasanya tumbuh perlahan dan awalnya
tetap terbatas pada kelenjar prostat, dan hal tersebut tidak menyebabkan
dampak yang serius. Namun ada juga jenis lain yang agresif dan dapat
menyebar dengan cepat, dan dapat memberikan dampak negatif yang sangat
serius pada penderitanya, bahkan kematian. (J Urol, 2007).
4
superior dari prostat berhubungan dengan vesika urinaria, sedangkan bagian
inferior bersandar pada diafragma urogenital. Permukaan ventral prostat
terpisah dari simpisis pubis oleh lemak retroperitoneal dalam spatium
retropubicum dan permukaan dorsal berbatas pada ampulla recti (Akaza H,
2007).
Kelenjar prostat terdiri atas jaringan kelenjar dinding uretra yang
mulai menonjol pada masa pubertas. Biasanya kelenjar prostat dapat tumbuh
seumur hidup. Secara anatomi, prostat berhubungan erat dengan kandung
kemih, uretra, vas deferens, dan vesikula seminalis. Prostat terletak di atas
diafragma panggul sehingga uretra terfiksasi pada diafragma tersebut, dapat
terobek bersama diafragma bila terjadi cedera. Prostat dapat diraba pada
pemeriksaan colok dubur (Sjamsuhidajat dkk., 2012). Selain mengandung
jaringan kelenjar, kelenjar prostat mengandung cukup banyak jaringan fibrosa
dan jaringan otot polos. Kelenjar ini ditembus oleh uretra dan kedua duktus
ejakulatorius, dan dikelilingi oleh suatu pleksus vena. Kelenjar limfe
regionalnya ialah kelenjar limfehipogastrik, sacral, obturator, dan iliaka
eksterna (Sjamsuhidajat dkk., 2012).
Kelenjar prostat menyekresi cairan encer, seperti susu, yang
mengandung kalsium, ion sitrat, ion fosfat, enzim pembekuan, dan
profibrinolisin. Selama pengisian, simpai kelenjar prostat berkontraksi sejalan
dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan encer seperti susu yang
dikeluarkan oleh kelenjar prostat menambah jumlah semen lebih banyak lagi.
Sifat cairan prostat yang sedikit basa mungkin penting untuk keberhasilan
fertilisasi ovum, karena cairan vas deferens relatif asam akibat adanya asam
sitrat dan hasil akhir metabolisme sperma, dan sebagai akibatnya, akan
menghambat fertilisasi sperma. Selain itu, sekret vagina bersifat asam (pH
3,5−4). Sperma tidak dapat bergerak optimal sampai pH sekitarnya
meningkat menjadi 6−6,5. Akibatnya, cairan prostat yang sedikit basa
mungkin dapat menetralkan sifat asam cairan seminalis lainnya selama
ejakulasi, dan juga meningkatkan motilitas dan fertilitas sperma
(Sjamsuhidajat dkk., 2012).
5
Gambar 1. Prostat normal dan CA prostat
6
D. MANIFESTASI KLINIS
Gangguan pola perkemihan baik frekuensi, adanya desakan, nokturia
akibat membesarnya ukuran kelenjar yang mendesak urethra. Terjadinya
obstruksi urethra mengganggu perkemihan, Lama-kelamaan berkembang
terjadinya anemi.Masalah kelenjar prostat,baik karena membesar atau karena
mengalami perdangan,boleh dikatakan menimbulkan gejala yang
serupa,yaitu:
1. Mengalami kesulitan dalam buang air kecil
2. Buang air kecil lebih sering ,terutama kalau pada malam hari.
3. Mengalami kesulitan memulai pancaran air seni .
4. Mengalami kesulitan juga dalam mengakhiri aliran air seni
5. Pancaran aliran air seni lemah
6. Merasa kandung kencing tidak kosong sempurna
7. Kadang-kadang,aliran air seni berhenti sendiri.
8. Makin ada darah di dalam air seni atau air mani
Pada kanker prostat,selain keluhan tersebut diatas juga disertai :
1. Perasaan nyeri pada daerah bawah pinggang.
2. Mengalami kesulitan memulai dan mempertahankan ereksi penis.
3. Keluhan nyeri pada pangkal paha dan daerah tulang pinggul.
4. Mungkin air seni berdarah (Mangunkusumo, 2007).
E. PATOFISIOLOGI
Penyebab Ca Prostat hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi
beberapa hipotesa menyatakan bahwa Ca Prostat erat hubungannya dengan
hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya Ca prostat adalah adanya
perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia
lanjut, hal ini akan mengganggu proses diferensiasidan proliferasi sel.
Difsreniasi sel yang terganggu ini menyebabkan sel kanker, penyebab lain
yaitu adanya faktor pertumbuhan yang stroma yang berlebihan serta
meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel-sel yang
mati sehingga menyebabkan terjadinya perubahan materi genetik. Perubahan
prolife sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar
7
prostat menjadi berlebihan sehingga terjadi Ca Prostat (Mangunkusumo,
2007).
Kanker akan menyebabkan penyempitan lumen uretra pars prostatika
dan akan menghambat aliran urin,. Keadaan ini menybabkan penekanan
intraavesikal, untuk dapat mengeluarkan urinbuli-buli harus dapat
berkontraksi kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus-menerus
menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli berupa hipertrofi detrusor,
trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divetikel buli-buli. Fase
penebalan ototdetrusor ini disebut fase kompensasi (Purnomo,
2012).Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai
keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary track symptom
(LUTS) yang dahulu dikenal dengan gejal-gejal prostatismus, dengan
semakin meningkatnya retensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam fase
dekompensaasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksisehingga
terjadi retensi urin. Tekanan intravsikal yang semakin tinggi akan diteruskan
ke seluruh bagian buli-buli ke ureter atau terjadi refluk vesico-ureter.
Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter,
hidronefrosis,bahkan akhirnya akan dapat jatuh kedalam gagal ginjal
(Mangunkusumo, 2007).
Berkembangnya tumor yang terus menerus dapat terjadi perluasan
langsung ke uretra, leher kandung kemih dan vesika semmininalis. Ca Prostat
dapat juga menyebar melalui jalur hematogen yaitu tulang –tulang pelvis
vertebra lumbalis, femur dan kosta. Metastasis organ adalah pada hati dan
paru (Purnomo, 2012). Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan
kolagen dan elastin diantara otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi
otot. Selain tu terdapat degenerasi sel syaraf yang mempersarafi otot polos.
Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya hipersensitivitas pasca fungsional,
ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan input sensorik, sehingga
otot detrusor tidak stabil. Karena fungsi otot vesika tidak normal, maka
terjadi peningkatan residu urin yang menyebabkan hidronefrosis dan
disfungsi saluran kemih atas. (Purnomo,2012).
8
F.
9
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertropi prostat adalah, retensi
kronik dapat menyebabkan refluks vesiko-ureter, hidroureter, hidronefrosis,
gagal ginjal.b. Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada
waktu miksic. Hernia/hemoroid. Karena selalu terdapatsisa urin sehingga
menyebabkan terbentuknya batue. Hematuriaf. Sistitis dan Pielonefritis
(Mangunkusumo, 2007).
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Inspeksi buli-buli: ada/ tidaknya penonjolan perut di daerah supra pubik
(buli-buli penuh/kosong)
2) Palpasi buli-buli: Tekanan didaerah supra pubik menimbulkan
rangsangan ingin kencing bila buli-buli berisi atau penuh.Terasa massa
yang kontraktil dan “Ballottement”.
3) Perkusi: Buli-buli yang penuh berisi urin memberi suara redup.
4) Colok dubur.
Pemeriksaan colok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus sfingter anus,
mukosa rektum, kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan prostat.
Pada perabaan melalui colok dubur harus di perhatikan konsistensi prostat
(pada pembesaran prostat jinak konsistensinya kenyal), adakah asimetris
adakah nodul pada prostat , apa batas atas dapat diraba.
Dengan colok dubur besarnya prostat dibedakan :
a. Grade 1 : Perkiraan beratnya sampai dengan 20 gram.
b. Grade 2 : Perkiraan beratnya antara 20-40 gram.
c. Grade 3 : Perkiraan beratnya lebih dari 40 gram.
5) Laboratorium.
a. Darah lengkap sebagai data dasar keadaan umum penderita .
b. Gula darah dimak sudkan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit
diabetus militus yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada buli-
buli (buli-buli nerogen).
c. Faal ginjal (BUN, kreatinin serum) diperiksa untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas .
10
d. Analisis urine diperiksa untuk melihat adanya sel leukosit, bakteri, dan
infeksi atau inflamasi pada saluran kemih.
e. Pemeriksaan kultur urine berguna dalam mencari jenis kuman yang
menyebadkan infeksi dan sekligus menentukan sensitifitas kuman
terhadap beberapa anti mikroba yang diujikan.
6) Flowmetri.
Flowmetri adalah alat kusus untuk mengukur pancaran urin dengan satuan
ml/detik. Penderita dengan sindroma protalisme perlu di periksa dengan
flowmetri sebelum dan sesudah terapi.
7) Radiologi.
Foto polos abdomen, dapat dilihat adanya batu pada traktus urinarius,
pembesaran ginjal atau buli-buli, adanya batu atau kalkulosa prostat dan
kadang kadang dapat menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh terisi
urine, yang merupakan tanda dari suatu retensi urine.
Ultrasonografi (USG), dapat dilakukan secara transabdominal atau
trasrektal (trasrektal ultrasonografi = TRUS) Selain untuk mengetahui
pembesaran prostat < pemeriksaan USG dapatpula menentukan volume
buli-buli, meng ukur sisa urine dan keadaan patologi lain seperti
divertikel, tumor dan batu .Dengan TRUS dapat diukur besar prostat
untuk menentukan jenis terapi yang tepat. Perkiraan besar prostat dapat
pula dilakukan dengan USG suprapubik.
8) Cystoscopy (sistoskopi) pemeriksaan dengan alat yang disebut dengan
cystoscop. Pemeriksaan ini untuk memberi gambaran kemungkinan tumor
dalam kandung kemih atau sumber perdarahan dari atas bila darah datang
dari muara ureter, atau batu radiolusen didalam vesika. Selain itu dapat
juga memberi keterangan mengenahi besarprostat dengan mengukur
panjang uretra pars prostatika dan melihat penonjalan prostat kedalam
uretra.
9) Kateterisasi. Mengukur “rest urine “ Yaitu mengukur jumlah sisa urine
setelah miksi sepontan dengan cara kateterisasi . Sisa urine lebih dari 100
cc biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan intervensi
pada hiper tropi prostat (purnomo, 2012).
11
I. PENATALAKSANAAN
Hanya dengan dilakukan prostatektomi yang merupakan reseksi bedah bagian
prostat yang memotong uretra untuk memperbaiki aliran urin dan
menghilangkan retensi urinaria akut, ada beberapa alternatif pembedahan
meliputi :
1. Transsurethral resection of prostate (TURP)
Dimanan jaringan prostat obstruksi dari lobus medial sekitar uretra
diangkat dengan sistoskop/resektoskop dimasukkan melalui uretra
2. Suprapubic /open prostatektomi
Dengan diindikasikan untuk massa lebih dari 60 g/60 cc. penghambat
jaringan prostat diangkat melalui insisi garis tengah bawah dibuat
melalui kandung kemih,pendekatan ini lebih ditujukan bila ada batu
kandung kemih. Pedekatan ini lebih ditujukan bila ada batu kandung
kemih. Retropubic prostatektomi.
3. Massa jairingan prostat hipertropi (lokasi tinggi dibagian pelvis)
diangkat melalui insisi abdomen bawah tanpa pembukaan kandung
kemih
4. Perineal prosteatektomi
Massa prostat besar dibawah area pelvis diangkat melalui insisi diantara
skrotum dan rektum, prosedur radikal ini dilakukan untuk kanker dan
dapat mengakibatkan impotensi (purnomo, 2012).
12
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS PADA KLIEN DENGAN
KARSINOMA PROSTAT
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan.
pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status
kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan
klien, serta merumuskan diagnosis keperawatan.
Pengkajian dibagi menjadi 2 tahap, yaitu pengkajian pre operasi prostektomi dan
penkajian post operasi prostatektomi.
1. Pengkajian pre operasi prostatektomi
Pengkajian ini dilakukan sejak klien ini MRS sampai saat operasinya, yang
meliputi:
a. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama / kepercayaan, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, suku/ Bangsa, alamat, no. rigester
dan diagnosa medis.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pada klien ca prostat keluhan keluhan yang ada adalah frekuensi ,
nokturia, urgensi, disuria, pancaran melemah, rasa tidak lampias/ puas
sehabis miksi, hesistensi, intermitency, dan waktu miksi memenjang
dan akirnya menjadi retensio urine.
c. Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit yang berhubungan dengan saluran perkemihan,
misalnya ISK (Infeksi Saluran Kencing ) yang berulang. Penyakit
kronis yang pernah di derita. Operasi yang pernah di jalani kecelakaan
yang pernah dialami adanya riwayat penyakit DM dan hipertensi.
d. Riwayat penyakit keluarga
Adanya riwayat keturunan dari salah satu anggota keluarga yang
menderita penyakit ca prostat Anggota keluargayang menderita DM,
asma, atau hipertensi.
13
2. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Keadaan penyakit, kesadaran, suara bicara, status/ habitus, pernafasan,
tekanan darah, suhu tubuh, nadi.
b. Kulit
Apakah tampak pucat, bagaimana permukaannya, adakah kelainan
pigmentasi, bagaimana keadaan rambut dan kuku klien.
c. Kepala
Bentuk bagaimana, simetris atau tidak, adakah penonjolan, nyeri kepala
atau trauma pada kepala.
d. Muka
Bentuk simetris atau tidak adakah odema, otot rahang bagaimana
keadaannya, begitu pula bagaimana otot mukanya.
e. Mata
Bagainama keadaan alis mata, kelopak mata odema atau tidak. Pada
konjungtiva terdapat atau tidak hiperemi dan perdarahan. Slera tampak
ikterus atau tidak.
f. Telinga
Ada atau tidak keluar secret, serumen atau benda asing. Bagaimana
bentuknya, apa ada gangguan pendengaran.
g. Hidung
Bentuknya bagaimana, adakah pengeluaran secret, apa ada obstruksi
atau polip, apakah hidung berbau dan adakah pernafasan cuping hidung.
h. Mulut dan faring
Adakah caries gigi, bagaimana keadaan gusi apakah ada perdarahan
atau ulkus. Lidah tremor ,parese atau tidak. Adakah pembesaran tonsil.
i. Leher
Bentuknya bagaimana, adakah kaku kuduk, pembesaran kelenjar
limphe.
j. Thoraks
Betuknya bagaimana, adakah gynecomasti.
14
k. Paru
Bentuk bagaimana, apakah ada pencembungan atau penarikan.
Pergerakan bagaimana, suara nafasnya. Apakah ada suara nafas
tambahan seperti ronchi , wheezing atau egofoni.
l. Jantung
Bagaimana pulsasi jantung (tampak atau tidak).Bagaimana dengan iktus
atau getarannya.
m. Abdomen
Bagaimana bentuk abdomen. Pada klien dengan keluhan retensi
umumnya ada penonjolan kandung kemih pada supra pubik. Apakah
ada nyeri tekan, turgornya bagaimana. Pada klien biasanya terdapat
hernia atau hemoroid. Hepar, lien, ginjal teraba atau tidak. Peristaklit
usus menurun atau meningkat.
n. Genitalia dan anus
Pada klien biasanya terdapat hernia. Pembesaran prostat dapat teraba
pada saat rectal touché. Pada klien yang terjadi retensi urine, apakah
trpasang kateter, Bagaimana bentuk scrotum dan testisnya. Pada anus
biasanya ada haemorhoid.
o. Ekstrimitas dan tulang belakang
Apakah ada pembengkakan pada sendi. Jari – jari tremor apa tidak.
Apakah ada infus pada tangan. Pada sekitar pemasangan infus ada tanda
– tanda infeksi seperti merah atau bengkak atau nyeri tekan. Bentuk
tulang belakang bagaimana.
p. Pemeriksaan diagnostik
Untuk pemeriksaan diagnostik sudah dijabarkan penulis pada konsep
dasar. Pengkajian post operasi prostatektomi.
15
karena adanya bekas insisi pada waktu pembedahan. Hal ini ditunjukkan dari
ekspresi klien dan ungkapan dari klien sendiri.
b. Keadaan umum
Kesadaran, GCS, ekspresi wajah klien, suara bicara
c. Sistem respirasi
Bagaimana pernafasan klien, apa ada sumbatan pada jalan nafas atau tidak.
Apakah perlu dipasang O2. Frekuensi nafas , irama nafas, suara nafas. Ada
wheezing dan ronchi atau tidak. Gerakan otot Bantu nafas seperti gerakan
cuping hidung, gerakan dada dan perut. Tanda – tanda cyanosis ada atau
tidak.
d. Sistem sirkulasi
Yang dikaji: nadi ( takikardi/bradikardi, irama ), tekanan darah, suhu tubuh,
monitor jantung ( EKG).
e. Sistem gastrointestinal
Hal yang dikaji: Frekuensi defekasi, inkontinensia alvi, konstipasi / obstipasi,
bagaimana dengan bising usus, sudah flatus apa belum, apakah ada mual dan
muntah.
f. Sistem neurologi
Hal yang dikaji : keadaan atau kesan umum, GCS, adanya nyeri kepala.
g. Sistem muskuloskleletal
Bagaimana aktifitas klien sehari – hari setelah operasi. Bagaimana memenuhi
kebutuhannya. Apakah terpasang infus dan dibagian mana dipasang serta
keadaan disekitar daerah yang terpasang infus. Keadaan ekstrimitas.
h. Sistem eliminasi
Apa ada ketidaknyamanan pada supra pubik, kandung kemih penuh . Masih
ada gangguan miksi seperti retensi. Kaji apakah ada tanda – tanda
perdarahan, infeksi. Memakai kateter jenis apa. Irigasi kandung kemih.
Warna urine dan jumlah produksi urine tiap hari. Bagaimana keadaan sekitar
daerah pemasangan kateter.
i. Terapi yang diberikan setelah operasi
Infus yang terpasang, obat – obatan seperti antibiotika, analgetika, cairan
irigasi kandung kemih.
16
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
a. Diagnosa sebelum operasi
1) Nyeri kronis b.d penyumbatan saluran kencing sekunder terhadap
pelebaran prostat
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Kurangnya asupan makan.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan
4) Gangguan eliminasi Urine
3. INTERVENSI
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri kronis b.d Tujuan : setelah dilakukan 1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi,
Pre Op penyumbatan tindakan keperawatan selama intensitas ( skala 1-10 ), dan
saluran kencing jam diharapkan Klien lamanya Beri tindakan kenyamanan
sekunder terhadap menunjukan bebas dari untuk membantu klien melakukan
pelebaran prostat ketidaknyamanan posisi yang nyaman.
Kriteria hasil : 2. berikan penggunaan relaksasi
1. Klien mengatakan nyeri hilang /latihan nafas dalam.
/terkontrol 3. Beri kateter jika diinstruksikan
2. Ekspresi wajah klien rileks untuk retensi urine yang akut :
3. Klien mampu untuk istirahat mengeluh ingin kencing tapi tidak
dengan cukup bisa.
4. Tanda-tanda vital dalam batas 4. Observasi tanda – tanda vital.
normal 5. Kolaborasi dengan dokter untuk
memberi obat sesuai indikasi,
seperti MST (Morphini sulfas)
Dexamethasone
analgetik sejenisnya.
17
2. Ketidakseimbang Tujuan : setelah dilakukan 1. pantau masukan, pengeluaran,
Pre Op an nutrisi kurang tindakan keperawatan selama dan berat badan secara periodik
2. kaji mukosa bibir dan turgor
dari kebutuhan jam diharapkan nutrisi klien dapat
kulit
tubuh terpenuhi dan terkontrol dengan 3. dorong makan sedikit demi
berhubungan Kriteria hasil : sedikit dan sering dengan
makanan tinggi kalori dan
dengan - klien mengatakan nafsu makan
tinggi protein
Kurangnya udah mulai membaik 4. berikan informasi yang tepat
asupan makan. - Klien mengatakan tentang kebutuhan nutrisi dan
bagaimana memenuhinya
menghabiskan porsi makanan
5. buat perencanaan makan
yang diberikan. dengan pasien yang masuk
dalam jadwal makan,
lingkungan makan, kesukaan
dan ketidaksukaan pasien.
3. Intoleransi Tujuan : setelah dilakukan 1. kaji kelemahan pada klien pada
Pre Op aktivitas tindakan keperawatan selama saat beraktivitas.
berhubungan jam diharapkan klien bisa 2. latih gerak ROM pasif maupun
dengan beraktivitas dengan baik dengan aktif kepada klien semampu klien
kelemahan dan Kriteria hasil : 3. bantu dalam proses aktivitas
kelelahan. - klien mampu merubah posisi makan, minum, serta toileting.
18
BAB III
ASUHAN KEPEWARATAN KASUS PADA Tn. Y
Sirkulasi :
Riwayat hipertensi : ada : 150/80mmHg masalah jantung : tidak ada
Demam rematik : tidak ada edema mata kaki/kaki : tidak ada
Flebitis : tidak ada penyembuhan lambat : tidak ada
Klaudikasi : tidak ada
Ektremitas kesemutan : tidak ada kesemutan
Batuk/hemoptisis : tidak ada
Perubahan frekuensi jumlah urin : ada 10x/hari keluarnya sedikit dan terasa nyeri pada saat mengedan
Nyeri dada : tidak ada
19
Data Objektif :
Pernapasan :
Pernapasan : Frekuensi : 22x/menit. Kedalaman : normal. Simetris : iya
Penggunaan Otot Bantu napas : tidak ada. Cuping Hidung : tidak ada
Fremitus : normal
Bunyi Napas : vesikuler
Sianosis : tidak ada Jari Tubuh : Normal
Karakteristik Sputum : tidak ada
Fungsi mental/gelisah: tidak ada
Sirkulasi :
Bunyi jantung: Lup dup normal s1 : s2 abnormal, jelaskan : tidak ada
Frekuensi : 75 x/menit. Irama : Kualitas : baik
Hemodinamik : Nadi Radialis : 75 x/menitIrama nadi : regular
TD: 150/80 mmHg
OKSIGENASI DAN SIRKULASI
20
Data Subjektif
Diit biasa (tipe) : MBTKTP. Jumlah makanan per hari: 3x1/hari, klien mengatakan hanya
menghabiskan ¼ porsi yang diberikan
Makan terakhir /masukan : Nasi. Pola diit : MBTKTP
Kehilangan selera makan : klien mengatakan tidak nafsu makan. Mual/muntah : tidak ada
Nyeri uluhati : klien mengatakan nyeri di ulu hati
Disembuhkan oleh : obat magh (Mylanta)
Alergi makanan : tidak ada
Gangguan menelan : tidak ada
MAKANAN DAN CAIRAN
Data Objektif :
BB : 52 Kg TB : 168 cm
IMT : 18,4 (kurus)
Pemasangan NGT : tidak ada
Lingkar perut : 65 cm
Bentuk tubuh : kurus
Turgor kulit : elastis
Edema : Umum : tidak ada, dependen : tidak ada, Periorbital : tidak ada
Asites : tidak ada
Pembesaran tiroid : tidak ada, hernia : tidak ada, Halitosis : tidak ada
Kondisi gigi/gusi : baik
Bising usus : 16x/menit
Nyeri tekan ulu hati: ada
21
Intake dan output
Intake : 24 jam Output
Oral Minum : 750 cc /24 jam Urine : 624 cc/24 jam
Parenteral infus : ± 1500 cc /24 jam + IWL 15 x 52 = 78,0 cc/ 24 jam
2.250 cc Muntah : tidak ada
22
Data Subjektif :
Pola BAB : 1x/hari. penggunaan laksatif : tidak ada
Karakter feses : lunak. BAB terakhir : 18 maret 2018 sebelumnya klien ada BAB
Riwayat perdarahan : tidak ada hemoroid : tidak ada
Konstipasi : tidak ada. Diare : tidak ada
Menggunakan ostomy : tidak
Penggunaan laksatif : tidak
Pola BAK : 10x/hari
Retensi : ya dysuria : ya Inkontinensia : tidak Urgensi : tidak
Keseringan : iya. Tidak lepas : iya tersendat sendat dan nyeri pada saat mengejan
Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Ca. Prostat
klien mengatakanNyeri di Ari-ari pada saat BAK dan mengedan, nyeri terasa menusuk-nusuk
Data objektif :
Masa : tidak ada, Lingkar perut : 65 cm
Bising usus : 16x/menit
Hemoroid : tidak ada
Cairan ostomy : tidak ada
Konsistensi feses : lunak, warna feses : kecoklatan
Warna urine : kemerahan
Kateterisasi : tidak ada
ELIMINASI
23
Masalah Keperawatan :
Perubahan eliminasi urin √
Inkontinensia urin
Retensi urin
Konstipasi
Diare
Perubahan elminasi alvi
Data Subjektif :
Pekerjaan : petani. Aktivitas/Hobi : hobi berkebun
Aktivitas Waktu luang : kumpul bersama keluargaa
Perasaan bosan/tidak puas : karena disebabkan nyeri
Keterbatasan karena kondisi : ya
Keluhan : nyeri pada punggung (nyeri)
Pola Tidur : 6 jam/hari
Tidur Jam : 23.00. Tidur siang : tidak ada
Insomnia : iya. Penyebab : nyeri dan buang air kecil yang terus menerus
kien mengatakan lemah pada saat menggerakan anggota tubuh, klien mengatakan badan sering
lelah tidak bertenaga, klien mengatakan susah untuk tidur, klien mengatakan kepalanya sering
pusing
AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Data Objektif :
Penggunaan alat bantu : tidak ada
Toleransi aktifitas : semua aktivitas dibantu.
Pelaksanaan aktifitas : dibantu
Jenis aktifitas yang dibantu : aktivitas makan dan minum
Keterbatasan gerak : pada saat tolileting
Masa/tonus otot : 555 555
444 444
Postur : ramping. Tremor : tidak ada
klien tampak lemah tidak bertenaga, pergerakan sendi terbatas, aktivitas klien tampak dibantu
oleh keluarga
TD : 150/80 mmHg N : 84x/menit
RR : 20x/menit S : 36,7 °C
Masalah Keperawatan :
Gangguan Pola Tidur
Kelelahan
Intoleransi aktifitas √
Gangguan mobilitas fisik
Defisit perawatan diri
Resiko disuse syndrome
24
Data Subjektif :
Riwayat cedera : tidak ada
Riwayat hipertermi : tidak ada
Alergi : tidak ada
Data Objektif :
Kulit : Luka, karakteristik : tidak ada
Inisial operasi, karakteristik : tidak ada
Drainese, karakterisktik : tidak ada
Masalah Keperawatan :
Resiko cedera
Kerusakan integritas kulit
Hipertemi
Hipotermi
Resiko Infeksi
Inefektif termoregulasi
25
Skala Resiko Jatuh Morse :
parameter Criteria nilai skor
Riwayat jatuh Ya 25
Tidak 0 0
Diagnosis sekunder Ya 15
(>2diagnosis medis) Tidak 0 0
Alat bantu Berpegangan pada 30
perabot
Tongkat/alat penopang 15
Tidak ada/bantuan 0 0
perawat
Terpasang infus Ya 20 20
Tidak 0
Gaya berjalan Terganggu 20 20
Normal 0
Status mental Sering lupa akan 15
keterbatasan yang
dimiliki
Sadar akan kemampuan 0 0
sendiri
Jumlah skor 40
26
Skala Braden untuk Luka Tekan
TOTAL SKOR 17
Keterangan :
Resiko ringan jika skor 15-23 √
Resiko sedang jikaskor13-14
Resiko berat jika skor10-12
Resiko sangat berat jika skor kurang dari 10
27
Data Subjektif :
Keluhan : tidak ada keluhan
Data Objektif :
INDERA/SENSE
Penglihatan : normal, kacamata/lensa kontak: tidak ada, katarak: tidak ada, glaukoma: tidak ada
buta, ka/ki: tidak ada
Pendengaran : Normal, alat bantu dengar : tidak ada tuli total, ka/ki: tidak adatuli parsial, ka/ki: tidak
ada
Penghidu : Normal
Pengecap : Normal
Peraba : Normal
Data Subjektif :
rasa ingin pingsan/pusing : tidak ada
Sakit kepala : tidak ada
Kesemutan/kebas/kelemahan (lokasi) : persendian
NEUROLOGI
Data Objektif :
Kesadaran : E: 4. M: 6. V: 5.
kompos mentis
Status Mental: terorientasi
28
Nervus Kranialis :
No Nervus Data pengkajian
1 N. Olfaktorius Kemampuan menghidu cukup baik
2 N. Optikus Penglihatan normal
3 N.Okulomotorius Mampu menggerakkan bola mata
4 N. Troklearis
5 N. Trigeminus Mampu membedakan panas dan dingin
6 N. Abdusen Refleks pupil normal
7 N. Fasialis Mampu menggerakkan otot wajah
8 N. Vestibulokohklearis
9 N. Glosofaringeus Mampu menelan, mengunyah
10 N. Vagus
11 N. Assesorius Mampu mengangkat bahu dan menahan
tekanan
12 N. Hipoglosus Gerakan lidah terkoordinasi
Masalah Keperawatan
Perubahan perfusi serebral
Confuse
Gangguan menelan
Kerusakan komunikasi verbal
Riwayat DM : tidak ada
pembengkakan kelenjar : tidak ada
ENDOKRIN
Masalah Keperawatan :
Keterlambatan tumbuh kembang
Risiko pertumbuhandisproporsional
Ketidakstabilan gula darah
Gangguan metabolisme
29
Data Subjektif
Klien mengatakan nyeri di ari-ari pada saat BAK dan mengedan, Frekuensi : saat mengedan (2-5
menit) Kualitas : nyeri terasa menusuk-nusuk, Durasi : muncul selama BAK. Faktor Pencetus:
pada saat BAK.
NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Data Objektif
Masalah Keperawatan :
Nyeri AKut
Nyeri Kronis √
2. MODE KONSEP DIRI
Data Subjektif
klien mengatakan cemas dengan keadaan dirinya saat ini, klien mengatakan khawatir dengan
penyakit yang ia derita saat ini, klien mengatakan stress dengan penyakit nya yang tak kunjung
sembuh
Data Objektif
Klien tampak khawatir akan keadaan penyakitnya, klien tampak cemas, klien tampak tidak tenang,
KONSEP DIRI
30
Apakah memiliki cukup energi untuk melakukan aktivitas di rumah ? : tidak
Apakah bekerja di luar rumah ? : tidak
Semenjak klien terdiagnosa ca prostat klien tidak bekerja lagi.
Jika tidak, apakah pernah bekerja di luar rumah ? : pernah
Jika pernah, apakah penyakit ini yang membuat tidak lagi bekerja ? : ya
Berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat : tidak
Masalah Keperawatan :
Perubahan penampilan peran
Inefektif manajemen regimen terapi
4. MODE INTERDEPENDENSI
PERILAKU
Orang lain yang bermakna : istri serta keluarga besarnya
Citra Tubuh : Menyenangi seluruh anggota tubuhnya
Konsistensi diri: menyadari sosok orang tua dari beberapa anaknya sebagai yang patut dicontohi perilaku
terpuji untuk anak-anaknya.
Ideal Diri : Berharap penyakitnya bisa ditindak lanjutin oleh tenaga medis di rumah sakit.
Moral Etik – Spritual Diri : keluarga mengatakan bahwa selama dirumah Tn.Y ta’at melaksanakan kewajiban
sholat sebagai seorang muslim dan sering mengikuti pengajian setiap hari jumat sekali dikarenakan
hospitalisasi dan untuk kewajiban sholat tetap menjalankan.
Masalah Keperawatan :
Isolasi sosial
Risiko merusak diri / orang lain
Risiko kesendirian
Koping defensif
Discharge Planning :
Tanggal informasi didapatkan
1. Tanggal pulang yang diantisipasi : 22 maret 2018
2. Sumber yang tersedia : Orang dari istri dan anak, Keuangan : dari keluarga besar
3. Perubahan yang perlu diantisipasi dalam situasi kehidupan setelah pulang : anjurkan klien untuk tidak
melakukan aktivitas yang berlebihan terlebih dahulu.
4. Area yang mungkin membutuhkan perubahan/bantuan : aktivitas toilelitng harus dikontrol keluarga
Penyiapan makanan : anak dan istri, Berbelanja : anak dan istri
Transportasi : mobil, Ambulasi : tidak
Obat/terapi : diresepkan, Pengobtan : rawat jalan
Perawatan luka : tidak ada, Peralatan : tidak ada
Bantuan perawatan diri : ada : toileting
Gambaran fisik rumah : sederhana: lantai semen, ada ventilasi, sapitank 15 meter dari jarak rumah
Bantuan merapihkan/pemeliharaan rumah : dibantu keluarga
31
Fasilitas kehidupan selain rumah (khusus) : tidak ada
Nama Perawat :Tanda Tangan : Hari / Tanggal :
Aristo, S. Kep
Novitri Wulandari, S. Kep
Syandora Putra, S. Kep
Penatalaksanaan
Tanggal Nama Obat Golongan Indikasi Efek samping Kontra Indikasi
05-03-2018 Ivfd Kaen 3B drip Analgesik Untuk Gangguan Alergi terhadap tramal
tramadol 20 tts/i mengatasi neurologis, atau obat dengan
nyeri seperti pusing kandungan tramadol
berputar
05-03-2018 MST (Morphini Obat keras - klien dengan - mual dan - depresi pernafasan
sulfas) (2x10 mg) nyeri kronis muntah - obstruksi jalan nafas
jam 18.00 dan - ketagihan tidur - penyakit hati akut.
06.00 - halusinasi
13-03-201 Inj. Tapros (1x1) Obat keras Terapi kanker Nyeri tulang, Hipersensitif terhadap
jam 06.00 prostat dengan hematuria GnRH
metastatis
32
Premedikasi obat kemoterapi tanggal 20-03-2018
Dexametason (IV) kortikosteroid -mengatasi Dapat Hipersensitif terhadap
1,6 cc jam 22.00 mual muntah mengakibatkan dexametason
akibat efek katabolic
kemoterapi steroid seperti
kehabisan protein
ranitidin
antihistamin Mengobati Depresi, muntah Penyakit ginjal, paru
ulkus lambung
ondansetron
obat keras mengobati Diare, demam, Hipersensitif terhadap
mual muntah sakit kepala obat ini
akibat
kemoterapi
Dexametason (IV)
1,6 cc jam 07.00 kortikosteroid mengatasi Dapat Hipersensitif terhadap
sebelum kemo mual muntah mengakibatkan dexametason
akibat efek katabolic
kemoterapi steroid seperti
kehabisan protein
docetaxel dan
taxotere taxane Dlm kombinasi Neutropenia, dem Riwayat hipersensitif he
dengan am, bat
doksorubisin reaksi kulit, reten terhadap obat docetaxel
untuk terapi ka si cairan, atau polisorbat 80,
nker yang gangguan GI, jumlah neutrofil <
meluas secara efek neurologi, al 1500 sel/mm3, hamil,
lokal atau opesia, astenia, m menyusui, gangguan
sdh metastasis, ukositis, mialgia. fungsi hati berat.
yang
sebelumnya
tidak diterapi
dengan terapi
sitotoksik.
33
DATA FOKUS
- klien mengatakan nyeri di ari-ari pada saat BAK - klien tampak meringis pada saat ingin BAK dan
dan mengedan mengedan
- klien mengatakan nyeri terasa menusuk nusuk P : pada saat kilen BAK dan mengedan
- klien mengatakan nyeri dipunggung Q : nyeri di ari-ari terasa menusuk-nusuk
R : di ari-ari
- kien mengatakan lemah pada saat menggerakan S : skala 4
anggota tubuh T : Muncul selama BAK
- klien mengatakan susah untuk tidur
- klien mengatakan kepalanya sering pusing - klien tampak lemah tidak bertenaga
- klien mengatakan badan sering lelah, tidak - pergerakan sendi terbatas
bertenaga - aktivitas klien tampak dibantu oleh keluarga
- Masa/tonus otot : 555 555
-klien mengatakan tidak nafsu makan 444 444
34
Analisa Data
Etiologi (berdasarkan
No Data Masalah keperawatan
patofisiologi)
1 DS :
- klien mengatakan nyeri di ari- penyumbatan saluran kencing Nyeri kronis
ari pada saat BAK dan sekunder terhadap pelebaran
mengedan prostat akibat proses penyakit
- klien mengatakan nyeri terasa
menusuk nusuk
- klien mengatakan nyeri
dipunggung
DO :
- klien tampak meringis pada
saat ingin BAK dan mengedan
P : pada saat kilen BAK dan
mengedan
Q : nyeri di ari-ari terasa
menusuk-nusuk
R : di ari-ari
S : skala 4
T : Muncul selama BAK
2 DS : Intake in Adekuat Ketidakseimbangan
- klien mengatakan tidak nafsu mual nutrisi kurang dari
makan kebutuhan tubuh
- klien mengatakan mual
- Klien mengatakan hanya
menghabiskan ¼ porsi yang
diberikan
DO :
- BB sebelum masuk RS (1
bulan yang lalu) = 54 kg
- BB sekarang 52 kg
35
- TB = 168 cm
- mukosa bibir kering
- IMT = 18,4 (kurus)
- Jenis diet MBTKTP
3 DS : Kelemahan dan kelelahan Intoleransi aktivitas
- kien mengatakan lemah pada
saat menggerakan anggota tubuh
- klien mengatakan badan sering
lelah, tidak bertenaga
- klien mengatakan susah untuk
tidur
- klien mengatakan kepalanya
sering pusing
DO :
- klien tampak lemah tidak
bertenaga
- pergerakan sendi terbatas
- aktivitas klien tampak dibantu
oleh keluarga
- Masa/tonus otot : 555 555
444 444
Diagnosa keparawatan
1. Nyeri kronis b/d penyumbatan saluran kencing sekunder terhadap pelebaran
prostat akibat proses penyakit.
36
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri kronis b.d Tujuan : setelah dilakukan 1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi,
penyumbatan tindakan keperawatan intensitas ( skala 1-10 ), dan
saluran kencing selama 1x24 jam diharapkan lamanya Beri tindakan
sekunder terhadap Klien menunjukan bebas kenyamanan untuk membantu
pelebaran prostat dari ketidaknyamanan, klien melakukan posisi yang
dengan kriteria hasil : nyaman.
1.Klien mengatakan nyeri
hilang /terkontrol (skala 2. berikan penggunaan
nyeri 0-3) relaksasi /latihan nafas dalam.
2. Ekspresi wajah klien
rileks 3. Beri kateter jika
3. Klien mampu untuk diinstruksikan untuk retensi
istirahat dengan cukup urine yang akut : mengeluh
4. Tanda-tanda vital dalam ingin kencing tapi tidak bisa.
batas normal 4. Observasi tanda – tanda
-TD: 120/80 mmHg vital.
- N : 80x/menit 5. Kolaborasi dengan dokter
- RR : 20x/menit untuk memberi obat sesuai
- 37°C indikasi, seperti MST
(Morphini sulfas)
Dexamethasone
analgetik sejenisnya.
2. Ketidakseimbangan Tujuan : setelah dilakukan 1. pantau masukan,
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan pengeluaran, dan berat
badan secara periodik
kebutuhan tubuh selama 1x24 jam
2. kaji mukosa bibir dan turgor
b/d Intake in diharapkan klien kulit
Adekuat mual menunjukkan peningkatan 3. dorong makan sedikit demi
sedikit dan sering dengan
nafsu makan, dengan
makanan tinggi kalori dan
Kriteria hasil : tinggi protein
1.klien tidak merasa lemah 4. berikan informasi yang tepat
37
2. nafsu makan klien tentang kebutuhan nutrisi
meningkat dan bagaimana
memenuhinya
3. klien mengalami
5. buat perencanaan makan
peningkatan BB dengan pasien yang masuk
dalam jadwal makan,
lingkungan makan,
kesukaan dan ketidaksukaan
pasien.
38
39
Catatan perkembangan
Hari/ No Diagnosa Implementasi
tanggal Evaluasi
Selasa 1 Nyeri kronis b.d 1. Mengkaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas ( S : klien mengatakan nyeri di Ari-ari pada
20 Maret
penyumbatan saluran skala 1-10 ), dan lamanya Beri tindakan saat BAK masih terasa
2018
kencing sekunder kenyamanan untuk membantu klien melakukan
terhadap pelebaran posisi yang nyaman. O : Sakala Nyeri 4
prostat akibat proses 2. Memberikan penggunaan relaksasi /latihan nafas - klien tampak meringis
penyakit dalam. - klien tampak gelisah
3. Memberikan kateter jika diinstruksikan untuk
retensi urine yang akut : mengeluh ingin kencing A : Masalah belum teratasi , nyeri masih
tapi tidak bisa. terasa
4. Mengobservasi tanda – tanda vital.
5. mengkolaborasi dengan dokter untuk memberi P : intervensi Dilanjutkan (1,2,3,4,5)
obat sesuai indikasi
Selasa 2 Ketidakseimbangan 1. memantau masukan, pengeluaran, dan berat S : klien mengatakan nafsu makan masih
20 Maret
nutrisi kurang dari badan secara periodik berkurang, klien mengatakan masih lemah
2018
kebutuhan tubuh b/d 2. mengkaji mukosa bibir dan turgor kulit O : klien tampak menghabiskan 1/3 porsi
Intake in Adekuat mual 3. mendorong makan sedikit demi sedikit dan makan yang telah diberikan
sering dengan makanan tinggi kalori dan tinggi A : masalah belum teratasi
1
protein
4. memberikan informasi yang tepat tentang P : intervensi dilanjutkan (1,2,3,4,5)
kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya
5. membuat perencanaan makan dengan pasien
yang masuk dalam jadwal makan, lingkungan
makan, kesukaan dan ketidaksukaan pasien.
selasa Intoleransi aktivitas b/d 1. mengkaji kelemahan klien pada saat S : klien mengatakan lelah dan lemah
20 Maret
kelemahan dan beraktivitas masih terasa
2018
kelelahan 2. membantu dalam proses aktivitas makan O : - klien tampak lemah
minum, serta toileting - aktivitas klien masih dibantu keluarga
3. memberikan lingkungan nyaman kepada klien A : masalah belum teratasi
4. memantau balance cairan P : intervensi dilanjutkan
Intake maupun output (1,2,3,4)
CATATAN PERKEMBANGAN
Rabu 1 Nyeri kronis b.d 1. Mengkaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas ( S : klien mengatakan masih merasa nyeri
21 Maret penyumbatan saluran skala 1-10 ), dan lamanya Beri tindakan
kencing sekunder O : Sakala Nyeri 3
2018
kenyamanan untuk membantu klien
terhadap pelebaran - klien tampak meringis
prostat akibat proses melakukan posisi yang nyaman.
2
penyakit 2. Memberikan penggunaan relaksasi /latihan A : Masalah belum teratasi , nyeri masih
nafas dalam. terasa
3
makan, kesukaan dan ketidaksukaan pasien.
Rabu 3 Intoleransi aktivitas b/d 1. mengkaji kelemahan klien pada saat S : klien mengatakan lemah masih terasa
21 Maret
kelemahan dan beraktivitas
2018
kelelahan 2. membantu dalam proses aktivitas makan O : - klien tampak lemah
minum, serta toileting - aktivitas klien masih dibantu keluarga
3. memberikan lingkungan nyaman kepada klien A : masalah belum teratasi
4. memantau balance cairan P : intervensi dilanjutkan
Intake maupun output (1,2,3,4)
CATATAN PERKEMBANGAN
Kamis 1 Nyeri kronis b.d 1. Mengkaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas ( S : klien mengatakan masih merasa nyeri
22 Maret
penyumbatan saluran skala 1-10 ), dan lamanya Beri tindakan
2018
kencing sekunder kenyamanan untuk membantu klien O : Sakala Nyeri 1
terhadap pelebaran melakukan posisi yang nyaman. - klien tampak tenang
prostat akibat proses 2. Memberikan penggunaan relaksasi /latihan
penyakit nafas dalam. A : Masalah teratasi
3. Memberikan kateter jika diinstruksikan untuk
retensi urine yang akut : mengeluh ingin P : intervensi dihentikan pasien pulang
kencing tapi tidak bisa. rawat jalan
4. Mengobservasi tanda – tanda vital.
4
5. mengkolaborasi dengan dokter untuk memberi
obat sesuai indikasi.
Kamis 2 Ketidakseimbangan 1. memantau masukan, pengeluaran, dan berat S : klien mengatakan nafsu makannya
22 Maret
nutrisi kurang dari badan secara periodik bertambah
2018
kebutuhan tubuh b/d 2. mengkaji mukosa bibir dan turgor kulit
Intake in Adekuat mual 3. mendorong makan sedikit demi sedikit dan O : - nafsu makan klien tampak bertambah
sering dengan makanan tinggi kalori dan tinggi - klien tampak menghabiskan 1 porsi
protein makan yang telah diberikan
4. memberikan informasi yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan bagaimana A : masalah teratasi
memenuhinya
5. membuat perencanaan makan dengan pasien P : intervensi dihentikan pasien pulang
yang masuk dalam jadwal makan, lingkungan
makan, kesukaan dan ketidaksukaan pasien.
Kamis 3 Intoleransi aktivitas b/d 1. mengkaji kelemahan klien pada saat S : klien mengatakan lelah dan lemah tidak
22 Maret
kelemahan dan beraktivitas terasa lagi
2018
kelelahan 2. membantu dalam proses aktivitas makan O : - klien tampak rileks
minum, serta toileting - klien tampak sudah dapat beraktifitas
3. memberikan lingkungan nyaman kepada klien secara bertahap
5
4. memantau balance cairan Intake maupun A : masalah teratasi
output P : intervensi dihentikan pasien pulang
rawat jalan
6
BAB IV
PEMBAHASAN
Diagnostik
Penyakit kanker prostat tidak mempunyai gejala yang khas sehingga bnyak
penderita yang baru di diagnosis pada stadium lanjut. Gejala yang mungkin terjadi
adalah gejala sumbatan saluran kencing bagian bawah (lower urinary tract
symptoms: LUTS)atau bahkan retensi urine. Dari hasil pengkajian kepada Tn. Y
yaitu sama persis dengan jurnal yang telah dilampirkan diamana terdapat gejala
yang terakait yaitu klien mengeluh BAK 10x dalam sehari dan keluhan yang
disertai nyeri menjalar ketulang dan telah dilakukan tindakan kemoterapi
sebanyak 2x.
Colok Dubur
Pemeriksaan colok dubur yakni modalitas diagnostic yang mudah dikerjakan
untuk menentukan stadium tumor (T). pemeriksaan colok dubur dan pengukuran
kadar PSA darah merupakan pemeriksaan lini pertama yang dilakukan untuk
mencurigai adanya kanker prostat pada seseorang pada Tn. Y didapatkan
pemeriksaan yang telah di gambarkan oleh para jurnal untuk memastikan adanya
kanker prostat.
Penanda Tumor
Dalam penanganan penyakit keganasan adanya penanda tumor merupakan
hal penting untuk diagnostic dini yaitu penanda tumor terkena skitar 20%-28%
penderita kelainan prostat jinak juga mempuyai kadar PSA >4 /ml, yaitu nilai
ambang batas yang digunakan secara internasional untuk melakukan biopsi
1
prostat, hal ini dapat juga terjadi pada volume prostat yang besar, radang prostat
atau pasca instrumensi uretra seperti pemasangan kateter.
Trans-rectal ultrasomography (trus)
Pemeriksaan ultrasonografi dengan menggunakan probe trans-
rectalultrasonography(TRUS) gray-scalekonvensional sudah rutin digunakan
untuk memeriksa penderita dengan kelainan prostat, dan khususnya memberikan
perubahan besar dan dalam diagnosis dini serta penanganan kanker prostat.
Pengobatan
Dalam sepuluh tahun terakhir banyak perkembangan baru dalam kanker
prostat sehingga modalitas terapi menjadi lebih banyak yaitu : active monitoring,
prostatektomi radikal, radioterapi definitive, terapi hormonal, kemoterapi. Pada
Tn Y untuk pengoban yang telah diberikan yakni berbentuk kemoterpi yang telah
dilakukan sebanyak 2 kali.
Carsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan dan
pembelahan sel khususnya sel pada jaringan prostat yang tidak normal/abnormal
yang merupakan kelainan atau suatu keganasan pada saluran perkemihan
khususnya prostat pada bagian lobus perifer sehingga timbul nodul-nodul yang
dapat diraba (Sokoll LJ, 2008).
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya
ca prostat ; tetapi beberapa hipotesa menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat
kaitannya dengan Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya ca
prostat adalah:
1. Adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada
usia lanjut.
2. Peranan dari growth factor ( faktor pertumbuhan ) sebagai pemacu
pertumbuhan stroma kelenjar prostat.
3. Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati
4. Teori sel stem menerangkan bahwa terjadinya proliferasi abnormal sel stem
sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan se epitel kelenjar prostat
menjadi berlebihan.
Faktor resiko
2
Laki-laki usia >55 tahun yang mempunyai riwayat famili menderita kanker
prostat
Makanan terbiasa mengandung asam lemak jenuh.
Kontak dengan logam berat seperti cadmium.
Ras Afrika yang tinggal di Amerika.
Kebiasaan hidup kurang melakukan gerakan fisik atau olah raga
Kebiasan merokok (Berthold DR, 2008).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah keperawatan utama pada CA Prostat adalah sebagai berikut.
Pre Op
3
1. Nyeri kronik
2. Gangguan Nutrisi
3. Intoleransi aktivitas
C. INTERVENSI
Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan mahasiswa menggunakan
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun oleh NANDA NIC NOC sebagai
standar. Dalam hal ini rencana asuhan keperawatan dikembangkan berdasarkan
teori yang dapat diterima secara logis dan sesuai dengan kondisi pasien.Dalam hal
ini kelompok tidak terlalu mengalami kesulitan yang begitu berarti disebabkan
karena adanya beberapa faktor pendukung diantaranya hubungan komunikasi
yang baik antara anggota kelompok, keluarga klien dan juga kakak perawat
ruangan.
D. Tahap Implementasi
E. Evaluasi
4
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Peningkatan kualitas dan pengembangan ilmu mahasiswa melalui studi kasus
agar dapat menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif.
5
3. Bagi Pembaca
Diharapkan bagi pembaca agar dapat mencari informasi dan memperluas
wawasan mengenai CA Prostat karena dengan adanya pengetahuan dan
wawasan yang luas pembaca akan mampu mengembangkan diri dalam
masyarakat dan memberikan pendidikan kesehatan bagi keluarga dan
masyarakat mengenai CA prostat dan fakor –faktor pencetusnya serta
bagaimana pencegahan untuk kasus tersebut.
6
DAFTAR PUSTAKA
Rindiastuti, 2007. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3 jilid kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI.
Sjamsuhidayat, dkk. 2012. Buku Ajar Bedah. Jakarta: Penerbit buku kedokteran,
EGC.
Sokoll LJ, 2008. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 6. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran, EGC.