Anda di halaman 1dari 23

TUGAS PERANCANGAN KONTRAK

“PEMBIAYAAN KONSUMEN”

OLEH :

1. FARAH GHASSANI (1610111004)

2. EZI NURMAN (1610112058)

3. MUHAMMAD FAWWAZ RIZQY (1610113074)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ANDALAS

1
PADANG

2018

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pembiayaan yang dilakukan oleh suatu lembaga keuangan, baik bank

maupun lembaga keuangan non bank, dapat ditujukan untuk tujuan produksi,

distribusi atau konsumsi barang dan jasa. Yang termasuk bidang usaha dari

lembaga pembiayaan adalah sewa guna usaha (leasing), perdagangan surat

berharga, anjak piutang, modal ventura, pembiayaan konsumen, dan kartu kredit.

Lembaga keuangan bukan bank yang menyalurkan dana atau memberikan

pembiayaan (dalam bentuk pinjaman atau kredit) kepada debitur untuk tujuan

konsumsi barang dan jasa disebut perusahaan pembiayaan konsumen (consumer

finance company). Hal ini sangat dibutuhkan bagi perusahaan yang bergerak di

bidang apapun baik dalam hal untuk distribusi, produksi, maupun konsumsi.

Pembiayaan konsumen menjadi sangat penting bagi suatu perusahaan

karena hal ini dapat membantu tugas mereka dalam meningkatkan penjualan

produk atau jasa. Selain itu, hal ini menjadi suatu yang penting juga bagi

konsumen karena perusahaan pembiayaan konsumen dapat membantu konsumer

untuk membeli barang atau jasa secara kredit.

2
Dikarenakan pentingnya pembiayaan konsumen, maka dibuatlah makalah

ini dengan judul “Pembiayaan Konsumen”. Dalam makalah ini akan disajikan

pembahasan mengenai pengertian pembiayaan konsumen, dasar hukum

pembiayaan konsumen, dan analisis terkait anatomi dan struktur kontrak

pembiayaan konsumen antara Anton Aswanto dengan PT.Astra Sedaya Finance

Padang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas,maka secara umum rumusan

masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan pembiayaan konsumen?

2. Siapa saja para pihak dalam perjanjian konsumen?

3. Dimanakah terdapat pengaturan mengenai pembiayaan konsumen?

4. Bagaimana Klasifikasi Dari Pembiayaan Konsumen?

5. Apa Saja klasifikasi jaminan-jaminan yang ada pada pembiayaan

konsumen?

6. Dokumen-dokumen apa saja yang diperlukan?

7. Bagaimana Mekanisme kerja pembiayaan konsumen?

8. Bagaimana anatomi dan struktur kontrak pembiayaan konsumen antara

Anton Aswanto dengan PT. Astra Sedaya Finance?

1.3.Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pembiayaan konsumen.

3
2. Untuk mengetahui para pihak terlibat dalam pembiayaan konsumen.

3. Untuk mengetahui dasar hokum pembiayaan konsumen.

4. Untuk mengetahui Klasifikasi pembiayaan konsumen.

5. Untuk mengetahui dokumen apa saja yang diperlukan untuk pembiayaan

konsumen.

6. Untuk mengetahui mekanisme kerja pembiayaan konsumen.

7. Untuk mengetahui anatomi dan struktur kontrak pada perjanjian

pembiayaan konsumen.

8. Untuk memenuhi Tugas Hukum Kontrak Kelas 2.2 dalam rangka

pembelajaran.

1.4.Manfaat

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini

adalah dapat menambah memberikan informasi mengenai pembiayaan konsumen

serta dapat menjadi referensi ilmu bagi pembaca.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian

Pembiayaan konsumen merupakan salah satu bidang usaha lembaga

pembiayaan. Di negara kita, badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan

bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk

dalam atau seluruh bidang usaha lembaga pembiayaan biasanya disebut

perusahaan pembiayaan atau perusahaan multi finance.

Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan

pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Sedangkan

Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk

melakukan Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen, dan/atau

usaha Kartu Kredit.1

Pembiayaan konsumen adalah (Consumer Finance) adalah kegiatan

pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan

pembayaran secara angsuran.2 Menurut A.Abdulrahman, Pembiayaan Konsumen

adalah kredit yang diberikan kepada konsumen-konsumen guna pembelian

barang-barang konsumen dan jasa-jasa seperti yang dibedakan dari pinjaman-

1
Perpres no.9 tahun 2009 pasal 1 angka 1-2.
2
Perpres no.9 tahun 2009 pasal 1 angka 7.

5
pinjaman yang dugunakan untuk tujuan-tujuan produktif atau dagang. Kredit ini

dapat mengandung resiko yang lebih besar daripada kredit dagang biasa.3

Sedangkan menurut Pasal 1 angka (6) Keppres no.61 tahun 1988 jo.Pasal 1 huruf

(p) Mentri Keuangan No.1251 / KMK. 013/ 1988 pembiayaan konsumen adalah

kegiatan pembiayaan dalam bentuk dana untuk pengadaaan barang berdasarkan

kebutuhan konsumen dengan system pembayaran angsuran atau berkala oleh

konsumen.4

Menurut keputusan Presiden No.61 tahun 1988,perusahaan pembiayaan

konsumen atau Costumer finance company adalah badan usaha yang melakukan

system pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen.5 Menurut Keputusan

Mentri Keuangan No.1251 / KMK. 013/ 1988 tentang perusahaan pembiayaan

,perusahaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk

pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan system pembayaran

angsuran atau berkala oleh konsumen.6 Pesatnya pertumbuhan bisnis pembiayaan

konsumen ini sekaligus menunjukan tingginya minat masyarakat untuk membeli

barang-barang dengan cara mencicil seiring dengan meningkatnya taraf hidup

masyarakat lapisan menengah kebawah.

Di samping kondisi diatas, perkembangan pembiayaan konsumen juga

disebabkan oleh adanya kendala-kendala bagi masyarakat berpenghsilan rendah

untuk dapat mengakses dana dari sumber lain. Menurut Abdulkadir Muhammad

3
Sunaryo., Hukum Lembaga Pembiayaan, Jakarta : Sinar Grafika, 2007, hlm. 96.
4
Ibid.
5
Keputusan Presiden No.61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan
6
Keputusan Mentri Keuangan No.1251 / KMK. 013/ 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan

6
dan Rilda Murniati(2000, hlm. 250) ada 4 alasan yang mendorong perkembangan

pembiayaan konsumen yaitu:7

1. Keterbatasan sumber dana formal

2. Koperasi simpan pinjam sulit berkembang

3. Bank tidak melayani pembiayaan konsumen

4. Pembiayaan lintah darat yang mencekik

2.2.Para Pihak yang terlibat dalam Pembiayaan Konsumen

Suatu Transaksi Pembiayaan Konsumen melibatkan 3 pihak, yaitu pihak

perusahaan pembiayaan,pihak konsumen dan pihak supplier. Hubungan antara

para pihak-pihak dimaksud,yaitu sebagai berikut:8

1.Hubungan Pihak Kreditor dengan Konsumen

Hubungan antara keduanya ialah hubungan kontraktual, yakni kontrak

pembiayaan konsumen (Consumer Finance Agreement). Dalam Kontrak ini, pihak

pemberi biaya sebagai kreditur dan pihak penerima biaya (konsumen) sebagai

debitur.Pihak pemberi biaya berkewajiban utama untuk memberi sejumlah uang

untuk pembelian suatu barang konsumsi, sedangkan pihak penerima biaya

(konsumen) berkewajiban utama untuk membayar kembali uang tersebut secara

cicilan kepada pihak pemberi biaya.

2.Hubungan pihak Konsumen dengan Supplier

Antara Pihak Konsumen dengan Supplier terjadi hubangan Jual-Beli, dalam

hal ini jual beli bersyarat, dimana pihak supplier selaku penjual menjual barang

7
Sunaryo., Hukum Lembaga Pembiayaan, Jakarta : Sinar Grafika, 2007, hlm. 103-104.
8
Khotibul Umam.,Hukum Lembaga Pembiayaan, Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2010, hlm. 37

7
kepada pihak konsumen selaku pihak pembeli, dengan syarat bahwa harga akan

dibayar oleh pihak ketiga yaitu pihak pemberi biaya.

3.Hubungan Penyedia Dana dengan Supplier

Antara pihak penyedia dana dengan supplier tidak ada hubungan khusus,

kecuali pihak pihak penyedia dana hanya pihak ketiga yang disyaratkan, yakni

disyaratkan untuk menyediakan dana untuk digunakan dalam perjanjian jual beli

antara pihak supplier dengan pihak konsumen. Apabila pihak penyedia dana

wanprestasi dalam menyediakan dana maka perjanjian jual beli antara pihak

konsumen dengan supplier akan batal dan konsumen dapat menggugat pihak

penyedia dana wanprestasi tersebut.

2.3.Dasar Hukum Pembiayaan Konsumen

Pranata Hukum Pembiayaan Konsumen di Indonesia dimulai pada tahun 1988,

yaitu dengan dikeluarkannya Keppres No.61 Tahun 1988 tentang Lembaga

Pembiayaan, dan Keputusan Mentri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tentang

Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pembiayaan Konsumen. Kedua Keputusan

tersebut merupakan titik awal sejarah perkembengan pengaturan pembiayaan

konsumen sebagai lembaga bisnis pembiayaan di Indonesia.9

Abdul Kadir Muhammad dan Rilda Muniati(2000,hlm.214) berpendapat

bahwa pembiayaan konsumen sebagai salah satu bentuk bisnis pembiayaan

bersumber dari berbagai ketentuan hokum, baik perjanjian maupun perundang-

9
Khotibul Umam.,Hukum Lembaga Pembiayaan, Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2010, hlm. 98.

8
undangan. Perjanjian adalah sumber hokum utama pembiayaan konsumen dari

segi public.10

a) Dari Segi Hukum Perdata

 Asas Kebebasan berkontrak (Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata)

 Perjanjian pinjam pakai habis (Pasal 1754-1773 KUHPerdata)

 Perjanjian jual beli bersyarat (Pasal 1457- 1518 KUHPerdata)

b) Segi Perdata diluar KUHPerdata

 UU no.40/2007 tentang PT

 UU no.25/1992 tentang Perkoperasian

 UU no.5/1960 tentang UUPA

 UU no.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen

c) Segi Hukum Publik

 UU no. 3/ 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan

 UU no. 12/1985; UU no. 7/1991; UU no. 8/1991 tentang

Perpajakan

 UU no.8/1997 tentang Dokumen Perusaahaan

 UU no.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen

 Keppres No. 61/1988 tentang Lembaga Pembiayaan

 Keputusan Mentri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tentang

Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pembiayaan Konsumen

kemudian diubah dan disempurnakan dengan KMK No.468 tahun

1995

10
Ibid.

9
 PMK no.84 tahun 2006 tentang perusahaan pembiayaan

 Perpres no.9 tahun 2009 tentang lembaga pembiayaan

2.4.Klasifikasi Perusahan Pembiayaan Konsumen

Berdasarkan kepemilikannya, perusahaan konsumen dapat dibedakan menjadi

3 (tiga) jenis yaitu :11

1. Perusahaan Pembiayaan yang merupakan anak perusahaan dari pemasok

Perusahaan pembiayaan konsumen ini dibentuk oleh perusahaan induknya, yaitu

pemasok, untuk memperlancar penjualan barang atau jasanya. Mengingat

perusahaan ini sengaja dibentuk untuk memperlancar penjualan barang atau jasa

perusahaan induknya, maka perusahaan pembiayaan konsumen jenis ini biasanya

hanya melayani barang dan jasa yang diproduksi atau ditawarkan oleh perusahaan

induknya.

2. Perusahaan pembiayaan yang merupakan satu grup dengan usaha pemasok

Perusahaan pembiayaan konsumen jenis ini pada dasarnya tidak berbeda dengan

perusahaan pembiayaan konsumen yang merupakan anak perusahaan dari

pemasok. Perusahaan pembiayaan konsumen ini biasanya juga hanya melayani

pembiayaan pembelian barang dan jsa yang diproduksi oleh pemasok yang masih

satu grup usaha dengan perusahaan tersebut. Perbedaannya hanya terletak pada

hubungan antara pemasok dengan perusahaan pembiayaan konsumen.

3. Perusahaan pembiayaan konsumen yang tidak memiliki kaitan

kepemilikan dengan pemasok.

11
Abu Tholib. 2015. Makalah Pembiayaan Konsumen. (http://tholibpoenya.blogspot.co.id
diunduh pada 4 April 2018)

10
Perusahaan pembiayaan konsumen yang tidak mempunyai kaitan kepemilikan

dengan pemasok biasanya tidak hanya melayani pembiayaan atas pembeliaan

barang pada satu pemasok saja. Perusahaan pembiayaan ini bisa melayani

pembiayaan pembelian pada pemasok yang lain, Sedangkan spesialisasi

perusahaan pembiayaan konsumen biasanya pada jenis atau tipe barang dan

daerah pemasarannya. Perusahaan pembiayaan konsumen ada yang berspesialisasi

pada pembiayaan pembelian barang elektronik, ada yang berspesialisasi pada

pembiayaan pembelian mebel, ada yang berspesialisasi pada pembiayaan

pembeliaan mobil, dan lain-lain.

2.5.Jaminan-Jaminan

Jaminan yang diberikan dalam transaksi pembiayaan konsumen pada

prinsipnya serupa jaminan terhadap perjanjian kredit bank biasa khususnya Kredit

Konsumen jaminan ini dapat dibagi atas 3 macam yaitu:12

1. Jaminan utama

Adalah kepercayaan dari kreditur kepada debitur atau konsumen bahwa pihak

konsumen dipercayakan sanggup membayar hutang-hutangnya. Dengan kata

lain,prinsip pemberian kredit berlaku, misalnya prinsip 5C yaitu

Collateral,capacity,Character,Capital, dan Condition of economy.

2. Jaminan Pokok

Adalah barang yang dibeli dengan dana dan biasanya jaminan ini dibuat

dalam bentuk Fidusiary of ownership atau fidusi karena dengan adanya

fidusia,seluruh Dokumen yang berkenaan dengan kepemilikan barang yang

12
Sunaryo., Hukum Lembaga Pembiayaan, Jakarta : Sinar Grafika, 2007, hlm. 104

11
bersangkutan akan dipegang oleh pihak kreditur atau pemberi dana hingga

kreditnya lunas.

3. Jaminan tambahan

Biasanya berupa pengangkutan hutang atau promissory notes,kuasa menjual

barang dan assignment of procced atau cessie dari asuransi. Selain itu,diminta

juga persetujuan suami istri untuk konsumen pribadi dan persetujuan komisaris

atau RUPS untuk konsumen perusahaan sesuai dengan ketentuan Anggaran

Dasarnya.

2.6.Dokumen-Dokumen yang diperlukan

Dokumen yang diperlukan selama proses pembiayaan konsumen, sejak

adanya perjanjian awal sampai dengan proses pelunasan pinjaman, meliputi

dokumen- dokumen sebagai berikut :13

1. Dokumen kelayakan konsumen adalah dokumen yang diperlukan oleh

perusahaan pembiayaan konsumen untuk menentukan apakah suatu konsumen

layak dibiayai ataukah tidak. Dokumen ini berupa :

 Identitas dokumen ( KTP, Paspor, SIM, NPWP, dll)

 Bukti penghasilan atau keadaan keuangan konsumen ( slip gaji, neraca dan

laba rugi, dan lain-lain)

 Laporan survei oleh petugas pembiayaan konsumen pada tempat tinggal atau

usaha dari konsumen

 Dokumen pendukung seperti persetujuan istri/suami, rekomendasi pihak yang

dapat dipercayai dan lain-lain

13
Abu Tholib. 2015. Makalah Pembiayaan Konsumen. (http://tholibpoenya.blogspot.co.id
diunduh pada 4 April 2018).

12
2. Dokumen perjanjian adalah dokumen yang menunjkkan kesepakatan-

kesepakatan antara pihak-pihak yang terkait dalam proses pembiayaan

konsumen. Dokumen ini berupa :

 Perjanjian kerja sama antara pemasok dengan perusahaan pembiayaan

konsumen

 Perjanjian jual beli antara konsumen dengan pemasok

 Perjanjian pembiayaan antara konsumen dengan perusahaan pembiayaan

konsumen

 Perjanjian pengikatan berbagai macam bentuk jaminan ( cessie piutang,

fidusia, akta pembebanan hak tanggungan, dan lain-lain)

3. Dokumen kepemilikan objek pembiayaan adalah dokumen yang merupakan

bukti kepemilikan atas barang yang dibiayai dengan pembiayaan konsumen.

Dokumen ini antara lain berupa BPKB, faktur, sertifikat, bukti penyerahan

barang, bukti pemesanan barng dan lain-lain.

4. Dokumen kepemilikan jaminan adalah dokumen yang terkait dengan

kepemilikan jaminan atas pemenuhan kewajiban calon debitor. Dokumen ini

antara lain berupa BPKB, sertfikat tanah, faktur, dan lain-lain.

2.7.Mekanisme Kerja Pembiayaan Konsumen

Adapun mekanisme transaksi pembiayaan konsumen menurut Budi Rahmat

adalah :14

1. Tahap permohonan.

14
Sunaryo., Hukum Lembaga Pembiayaan, Jakarta : Sinar Grafika, 2007, hlm. 109.

13
Permohonan pembiyaan konsumen biasanya dilakukan oleh konsumen

di tempat kedudukan supplier atau dealer penyedia barang kebutuhan

konsumen. Supplier atau dealer ini biasanya telah bekerja sama dengan

perusahaan pembiayaan konsumen.

2. Tahap pengecekan dan pemeriksaan lapangan.

Berdasarkan aplikasi pemohon, perusahaan pembiayaan konsumen

akan melakukan pengecekan atas kebenaran dari pengisian formulir aplikasi

tersebut dengan melakukan analisis dan evaluasi terhadap data dan informasi

yang telah di terima. Selanjutnya dilakukan :

a. Kunjungan ketempat calon konsumen (plant visit)

b. Pengecekan ketempat lain (credit checking)

c. Observasi secara umum atau khusus lainnya.

Adapun tujuan dari pemeriksaan lapangan ini adalah :

 Untuk memastikan keadaan konsumen dan memastikan akan kebutuhan

barang konsumen.

 Mempelajari keberadaan barang yang dibutuhkan konsumen, terutama

harga kredibilitas pemasok atau supplier, dan layanan purna jual.

 Untuk menghitung secara pasti berapa besar tingkat kebenaran laporan

calon konsumen dengan laporan yang telah disampaikan.

3. Tahap pembuatan customer profile

Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, marketing department dari

perusahaan pembiayaan konsumen tersebut akan membuat customer profile

yang isinya memuat tentang nama calon konsumen dan istri/suami, alamat dan

14
nomor rumah, pekerjaan, alamat kantor, kondii pembiayaan yang diajukan,

jenis dan tipe barang kebutuhan konsumen, dll.

4. Tahap pengajuan proposal kepada credit komite

Marketing department akan mengajukan proposal atas permohonan

yang diajukan oleh calon konsumen tersebut kepada credit komite.

5. Tahap keputusan kredit komite

Keputusan kredit komite merupakan dasar bagi perusahaan pembiyaan

konsumen untuk melakukan pembiayaan atau tidak. Apabila permohonan

calon konsumen ditolak, maka harus diberitahukan melalui surat penolakan,

sedangkan apabila disetujui maka oleh marketing department akan

meneruskan ke tahap berikutnya.

6. Tahap pengikatan

Berdasarkan keputusan kredit komite, selanjutnya oleh Bagian Legal

akan mempersiapkan pengkitan sebagai berikut:

a. Perjanjian pembiayaan Konsumen beserta lampirannya

b. Jaminan Pribadi (jika ada)

c. Jaminan Perusahaan (jika ada)

Pengikatan perjanjian pembiayaan konsumen usaha dapat dilakukan

secara bawah tangan, dilegalisir oleh notaries, atau secara notariil.

7. Tahap pemesanan barang kebutuhan konsumen

Setelah proses penandatanganan perjanjian dilakukan oleh kedua belah

pihak, selanjutnya perusahaan pembiayaan konsumen akan melakukan:

15
a. Pemesanan barang kebutuhan konsumen kepada supplier. Pesanan ini

dituangkan dalam penegasan pemesanan pembelian/confirm purchse order dan

bukti pengiriman dan surat tandan penerimaan barang

b. Penerimaan pembayaran dari konsumen kepada perusahaan pembiayaan

konsumen (dapat melalui supplier/dealer).

8. Tahap pembayaran kepada supplier

Setelah barang model diserahkan oleh supplier kepada konsumen,

selanjutnya supplier akan melakukan penagihan kepada perusahaan

pembiayaan konsumen. Sebelum melaksanakan pembayaran, perusahaan

pembiayaan konsumen akan melakukan hal-hal sebagai berikut ;

a. Melakukan penutupan perjanjian asuransi kepada perusahaan asuransi

yang telah ditunjuk.

b. Pemeriksaan ulang terhadap seluruh dokumentasi perjanjian pembiayaan

konsumen.

9. Tahap penagihan/monitoring pembayaran

Setelah seluruh pembayaran kepada supplier/dealer dilakukan, proses

selanjutnya adalah pembayaran angsuran oleh konsumen sesuai jadwal yang

telah ditentukan. Pada tahap ini collection department akan memonitor

pembayaran angsuran berdasarkan jatuh tempo yang telah ditetapkan, dan

berdasarkan system pembayaran yang telah disepakati.

Disamping itu, juga akan dilakukan monitoring terhadapa jaminan, jangka

waktu berlakunya jaminan, dan masa berlakunya penutupan angsuransi.

10. Tahap Pengambilan Surat Jaminan

16
Setelah konsumen melunasi seluruh kewajibannya kepada perusahaan

pembiayaan konsumen, maka perusahaan pembiayaan konsumen akan

mengembalikan kepada konsumen berupa:

a. Jaminan (BPKB, dan/atau sertifikat dan/atau faktur/invoice)

b. Dokumen lainnya (jika ada).

2.8.Kegiatan Usaha

Kegiatan usaha pembiayaan konsumen dilakukan dalam bentuk

penyediaan dana untuk permgadaan barang berdasarkan pada kebutuhan

konsumen degnan pembayaran secara berkala, antara lain meliputi :15

1. Pembiayaan kendaraan bermotor.

2. Pembiayaan alat-alat rumah tangga.

3. Pembiayaan barang-barang elektronik

4. Pembiayaan perumahan, dll.

Selain itu perusahaan pembiayaan dilarang untuk melakukan kegiatan usaha

sebagai berikut :

1. Menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito,

tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2. Menerbitkan surat sanggup bayar (Promisssory Note), kecuali sebagai jaminan

atas hutang kepada bank yang menjadi krediturnya.

3. Memberikan jaminan dalam segala bentuknya kepada pihak lain.

15
Khotibul Umam.,Hukum Lembaga Pembiayaan, Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2010, hlm. 37.

17
2.9. Analisis Anatomi dan Struktur Kontrak Pembiayaan Konsumen antara

Anton Aswanto dengan PT. Astra Sedaya Finance Padang

 ANATOMI AKTA/KONTRAK

1. JUDUL (HEADING)

Setiap kontrak harus diberi judul yang dirumuskan secara singkat, padat dan

jelas, sehingga dengan membaca judul suatu kontrak seseorang sudah bias

memperkirakan isinya. Dalam merumuskan suatu judul kontrak harus

memperhatikan kesesuainnya dengan isi perjanjian itu sendiri.

Sebaiknya kontrak yang dibuat dibawah tangan tidak ada yang memakai

nomor, kecuali kontrak yang dibuat di depan notaris.16

2. PEMBUKAAN (OPENING)

Pembukaan ini langsung dibuat setelah judul yang berisikan hari, tanggal dan

tahun pembuatan kontrak.Sedankan redaksionalnya sendiri tidak ditetapkan

sedemikian rupa, kecuali dalam bentuk kontrak notariel.

3. KOMPARISI PARA PIHAK (PARTIES)

Merupakan bagian dari suatu kontrak yang menyebutkan identitas para pihak

baik yang melibatkan dan mengikatkan diri dalam suatu kontrak dan mereka ini

haruslah memenuhi syarat kecakapan bertindak (rechtbekwwamheid) dan

kewenangan bertindak (rechtshandelingen) untuk melakukan tindakan tindakan

hukum (rechthandeling)sebagimana yang dinyatakan dalam akta.17

16
Muhammad Hasbi, Perancangan Kontrak (dalam teori dan implementasi ) (Padang : Surya
indah, 2012) , hal 197

17
Ibid., hal. 197-198

18
4. PREMISE (RECITALS) DASAR/PERTIMBANGAN/LATAR

BELAKANG

Dalam suatu kontrak premis biasa dipergunakan sebagai pendahuluan suatu

akta yang menunjukan pada maksud utama para pihak dan sekaligus menyatakan

alasan mengapa akta itu dibuat.Latar belakang lahirnya suatu kontrak.

5. ISI PERJANJIAN, KETENTUAN DAN PERSYARATAN (Terms and

Conditions)

Isi suatu kontrak berkaitan dengan ketentuan dan persyaratan yang disepakati

oleh para pihak pada saat negosiasi dilakukan.Suatu kontrak memuat segala hal

atau pokok-pokok yang dianggap perlu oleh para pihak. Namun kita harus dapat

memahami bahwa isi suatu kontrak memuat detail mengenai objek perjanjian, hak

dan kewajiban, serta uraian secara lengkap mengenai prestasi.18

6. PENUTUP (CLOSURE)TESTIMONIUM CLAUSE

Setiap kontrak selalu ditutup dengan kata atau kalimat yang menyatakan

bahwa perjanjian itu dibuat dalam jumlah atau rangkap sesuai dengan kebutuhan

dan bermaterai yang cukup (materai Rp 6.000,-).19

Bagian penutup merupakan bagian akhir dari tahap-tahap perancangan

kontrak.Bagian penutup ini merupakan tahap penandatangan kontrak oleh masing-

18
Ibid., hal. 200
19
Ibid., hal. 202

19
masing pihak. Penandatangan kontrak merupakan wujud persetujuan atas segala

substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak.20

7. TANDATANGAN (ATTESTATION) , SAKSI SAKSI(WITNESSES)

DAN LAMPIRAN (ATTACHMENTS/EXHIBITS)

Tanda tangan merupakan nama yang dituliskan secara khas dengan tangan

para pihak. Dalam kontrak yang dibuat dalam bentuk dibawah tangan, maka tanda

tangan yang dimuat dalam kontrak meliputi tanda tangan para pihak dan saksi-

saksi.21

Khusus mengenai saksi kita harus mengingat saksi akan asas unus testis

nullus testis (pasal 1905 KUH Perdata, Pasal 169 HIR dan Pasal 306 Rbg).

Apabila para pihak bertindak atas nama suatu badan hukum, maka dibawah

namanya harus disebutkan jabatannya.22

20
Salim HS (et.al.), Perancangan Kontrak dan Memorandum of Understanding..., hal. 91
21
Salim HS (et.al.), Perancangan Kontrak dan Memorandum of Understanding..., hal. 116
22
Muhammad Hasbi, Perancangan Kontrak (dalam teori dan implementasi ) (Padang : Surya
indah, 2012) , hal 202

20
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Pembiayaan konsumen adalah (Consumer Finance) adalah kegiatan

pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan

pembayaran secara angsuran. Sementara Perusahaan Pembiayaan konsumen

adalah badan usaha yang melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk

kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau berkala.

Pembiayaan konsumen di Indonesia Pertama kali berkembang setelah

dikeluarkannya Keputusan Presiden nomor 61 tahun 1988 tentang pembiayaan

konsumen serta Keputusan Mentri Keuangan No.1251 / KMK. 013/ 1988 tentang

perusahaan pembiayaan konsumen hingga saat ini diatur oleh Perpres no.9 tahun

2009 dan PMK no.84 tahun 2006.

Pembiayaan konsumen memiliki mekanisme permohonan pembiayaan

dengan syarat-syarat serta dokumen yang telah ditentukan diantaranya adalah

identitas diri, jaminan, bukti penghasilan konsumen dan lainnya guna

mempertimbangkan kelayakan konsumen.

Dengan adanya perusahaan pembiayaan konsumen ini banyak manfaat

yang didapatkan oleh berbagai pihak yakni dari pemasok/perusahaan produksi

yang diuntungkan karena produknya cepat laku, kemudian konsumen yang dapat

membeli produk yang mahal dengan mudah (angsuran/cicilan) serta perusahaan

pembiayaan itu sendiri yang mendapatkan penghasilan dari bunga atau biaya

administrasi dari konsumen.

21
Dapat disimpulkan bahwa perusahaan pembiayaan konsumen sangat

penting keberadaannya karena menguntungkan berbagai pihak. Sehingga banyak

perusahaan pembiayaan konsumen yang berdiri di Indonesia.

3.2.Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami yakin masih banyak kekurangan.

Meskipun demikian kami menyarankan kepada pembaca khususnya dan

masyarakat pada umumnya semoga dapat memanfaatkan dan mengamalkan

makalah ini dengan sebaik-baiknya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo. 2007. Hukum Lembaga Pembiayaan, Jakarta : Sinar Grafika.

Umam, Khotibul. 2010. Hukum Lembaga Pembiayaan, Yogyakarta : Pustaka

Yustisia.

Hasbi, Muhammad. 2012. Perancangan Kontrak (dalam teori dan implementasi) ,

Padang : Surya indah.

Salim, H.S. 2003. Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak ,
Jakarta: Sinar Grafika.

Salim, H.S. 2003. Perancangan Kontrak & Momeramdum Of Understanding,


Jakarta: Sinar Grafika.

Abu Tholib. 2015. Makalah Pembiayaan Konsumen.

(http://tholibpoenya.blogspot.co.id diunduh pada 4 April 2018)

23

Anda mungkin juga menyukai