Anda di halaman 1dari 2

V.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Telah diperiksa seorang pria berusia 38 tahun, agama islam, suku Bugis, status menikah,
pendidikan D3, wiraswasta, tinggal di Kebon Sirih Menteng Raya. Pasien datang ke RSKO
tanggal 4 Juli 2014 karena ingin berhenti dari ketergantungan pemakaian shabu. pasien
mengatakan ingin berhenti menggunakan shabu karena memiliki efek yang buruk baginya.
Dari anamnesis didapatkan pasien sudah menggunakan shabu sejak 2012, pasien
ditawarkan shabu oleh seorang wanita saat pasien pergi ke hiburan malam. Semenjak itu pasien
rutin menggunakan shabu pada tahun 2013. Setiap pergi ke tempat hiburan malam, pasien pasti
menggunakan shabu, dengan alasan pasien stress bekerja, sehingga butuh hiburan dan pergi ke
hiburan malam. Setelah pasien menggunakan shabu, pasien merasa lebih semangat dan giat
dalam bekerja. Pasien merasa dengan penggunaan shabu ini, semua pekerjaannya dapat
diselesaikan dengan cepat dan baik. Namun, sejak tahun 2014 pasien sudah mulai mengurangi
pemakaian shabu. Dalam 3 bulan terakhir pasien bisa 4 hari baru menggunakan shabu. Pasien
mengaku terakhir memakai shabu saat 2 hari SMRS (tanggal 2 Juli 2014), dan biasa pakai ¼ gr
per kali pakainya 2 kali sehari (2-3x/minggu). Pasien mengaku tidak pernah, mendengar sesuatu
atau melihat sesuatu, pasien baru pertama kali mendapatkan perawatan untuk ketergantungan
akibat shabu.
Pasien diketahui memakai alganax yang didapatkan dari dokter spesialis kesehatan jiwa
dan rutin mengkonsumsi. pasien minum alganax untuk mengurangi nyeri kepala. Pasien sudah
mulai merokok sejak usia 12 tahun karena pengaruh pergaulan. Pasien pernah mengalami trauma
kepala di kanan belakang kepalanya dan retak pada lutut kiri akibat terjatuh.
Berdasarkan riwayat masa kanak dan remaja serta riwayat keluarga, pasien adalah anak
kedua dari tiga bersaudara. Hubungan dengan keluarga baik. Masa sekolah pasien selalu juara
kelas. Pada tahun 2007 pasien menikah lagi kemudian bercerai dengan istri kedua pada tahun
2008 karena selisih pendapat dan masalah keluarga. Pada tahun 2012 pasien menikah lagi. Di
Jakarta pasien tinggal bersama istri ketiga, dan adik pasien. Pasien mengatakan anatara istri
pertama dan ketiga rukun.
 Pada pemeriksaan status mental didapatkan secara deskriptif pasien seorang pria
tampak sesuai usia, dan berpakaian rapi. Psikomotorik meningkat, sering mondar-
mandir. Pasien terlihat tidak dapat mnegontrol emosi dan gelisah ketika sedang
diwawancara. Sikap kooperatif. Pembicaraan spontan, volume keras dan lantang,
intonasi dan artikulasi baik. Mood pasien terlihat iritabel, afek menyempit dan serasi
dengan isi pembicaraan. Terdapat halusinasi audiotorik berupa dukungan dari
orangtua, istri, dan klien pada pasien agar pasien cepat sembuh dan bisa kembali
bekerja. Halusinasi visual, pasien merasa melihat bayangan hitam yang terkadang
muncul. Pasien sering marah-marah dan menyakiti diri saat baru masuk dibangsal,
perawatan diri cukup baik. RTA tidak terganggu, tilikan derajat 5. Status internus dan
neurologikus dalam batas normal.

Anda mungkin juga menyukai