Anda di halaman 1dari 13

KOPERASI DAN UMKM

DOSEN PENGAMPU : Drs. I Komang Ardana, M.M

Oleh kelompok 2 :

Putu Angga Armawan 1515251054


Ni Komang Krisna Purnama Yanti 1515251056
Gusti Agung Narendra Iswara 1515251058
I Gst Ayu Nyoman Krisnia Putri 1515251059

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM EKSTENSI
2017/2018
1
KOPERASI KSU. Yoga Sedana
Jalan Gunung Soputan No. 60 Br. Umadui, Padang Sambian Klod, Kecamatan Denpasar
Barat, Kota Denpasar

1.1 Masalah yang Dihadapi


1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Keterbatasan kemampuan karyawan dalam melaksanakan program yang ada pada
KSU. Yoga Sedana, kurangnya rasa tanggung jawab, inovasi dalam peningkatan
pelayanan, dan pengelolaan sumber daya manusia yang belum sepenuhnya
menunjang laju gerak kinerja koperasi.
2. Permodalan
Loyalitas anggota koperasi serta masyarakat yang menaruh uangnya pada koperasi,
baik dalam bentuk Tabungan, Deposito serta dalam penyaluran kredit.
3. Tata Kelola
Kurangnya ketegasan didalam menyelesaikan suatu permasalahan, serta tidak
mampu menganalisis dampak yang akan timbul dalam memberikan pelayanan.

1.2 Solusi

1. Sumber Daya Manusia (SDM)


Dengan strategi peningkatan produktivitas karyawan diharapkan
dapat memegang peranan penting dalam laju gerak kinerja koperasi. Hal itu
dapat dilakukan melalui berbagai strategi pengelolaan sumber daya manusia
seperti:
a. Meningkatkan kualitas sistem manajemen kinerja dengan menyelaraskan
strategi koperasi, karyawan, dan hasil yang dicapai.
b. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, harmonis, dan produktif yang
pada akhirnya dapat meningkatkan keterikatan karyawan dengan koperasi
dan meningkatkan produktivitas.
c. Meningkatkan peran SDM dalam hal penyempurnaan, penyederhanaan
alur proses, standarisasi dan otomatisasi proses kerja sebagai pertner kerja
yang strategis bagi unit bisnis
d. Efektifitas organisasi, melakukan penguatan dan penyelarasan organisasi
untuk memastikan adanya upaya-upaya untuk melakukan pengembangan

2
bisnis secara terintegrasi dalam semua sektor usaha serta penyelarasan
rantai komando komunikasi baik secara internal maupun pihak luar
koperasi.
e. Menggalakkan internalisasi budaya perusahaan dimana program ini
memberi kesempatan kepada karyawan untuk bertukar pengalaman
tentang aplikasi prilaku yang sesuai dengan tata nilai dan budaya
perusahaan, termasuk bertukar ide, foto, artikel yang relevan. Diharapkan
dengan media ini karyawan dapat berinteraksi secara aktif dan belajar
tentangbprilaku yang sesuai melalui contoh nyata dan diakusi bersama.
2. Permodalan
Badan Pengawas merekomendasikan agar pertumbuhan modal KSU.
Yoga Sedana dapat dioptimalkan melalui peningkatan laba ditahan. Upaya
peningkatan sumber permodalan melalui setoran simpanan wajib anggota
senantiasa agar diupayakan peningkatan realisasinya, karena dinilai paling
menguntungkan dan sesuai dengan karakteristik, skala usaha, dan
kompleksitas usaha koperasi serta sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Sejak awal, KSU. Yoga Sedana secara konsisten
fokus pada pelayanan kebutuhan nasabah khususnya usaha kecil menengah
(UKM). Sektor ini telah terbukti lebih tahan terhadap periode ekonomi yang
paling sulit sekalipun hingga akhir tahun 2005 sampai 2015 KSU. Yoga
Sedana secara substansial meningkatkan pinjaman sekaligus meningkatkan
permodalan melalui perekrutan anggota baru dari tahun ke tahun hingga saat
ini sebanyak 73 orang dan menambah jumlah simpanan wajib seiring
bertambahnya anggota koperasi dari tahun ke tahun jumlah simpanan wajib
meningkat atas hasil dari keputusan rapat anggota pada tahun 2005 sebesar Rp
20.000,00, pada tahun 2009 meningkat sebesar Rp 30.000,00 dan pada tahun
2013 meningkat lagi sebesar Rp 50.000,00. Di samping itu juga KSU. Yoga
Sedana mengadakan hubungan kerja dengan pihak BNI, BRI dan Mandiri.

3. Tata Kelola
Tata kelola perusahaan harus berlandaskan pada lima prinsip dasar
yang mencakup antara lain:
a. Keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan dan mengemukakan
informasi materiil yang relevan mengenai koperasi.

3
b. Kejelasan fungsi pelaksanaan dan tanggung jawab manajemen koperasi
sehingga pengelolaan koperasi terlaksana secara efisien dan ekonomis
antara lain tercermin dari penetapan tanggung jawab yang jelas dari
masing-masing struktur organisasi, sistem rekrutmen pegawai yang fair
dan obyektif.
c. Kesesuaian dalam pengelolaan koperasi terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat antara lain
tercermin dari pelaksanaan pelaporan koperasi kepada regulator dan
otoritas berwenang lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Pengelolaan koperasi secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh serta tekanan dari pihak manapun yang tidak seuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip koperasi yang
sehat.
e. Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak anggota dan nasabah
koperasi yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

KOPERASI Ksu. Widya Sedana

Dauh Puri Klod, Kota Denpasar, Bali

2.1. Masalah yang dihadapi

1. Koperasi saat ini kurang diminati


2. Koperasi sulit berkembang
3. Keterbatasan modal

2.2 Solusi

1. Koperasi saat ini kurang diminati


Harga barang di koperasi lebih mahal dibandingkan harga pasar masyarakat jadi
enggan untuk membeli barang dikoperasi karena harganya yang lebih mahal dibandingkan
harga pasar. Bagi masyarakat Indonesia konsumen akan memilih untuk membeli suatu
barang dengan harga yang murah dengan kualitas yang sama atau bahkan lebih baik

4
dibandingkan dengan koperasi. Dengan enggannya masyarakat untuk bertransaksi di
koperasi sudah pasti laba yang dihasilkan oleh koperasi-pun sedikit bahkan merugi
sehingga perkembangan koperasi berjalan lamban bahkan tidak berjalan sama sekali

Sebagian besar responden sebenarnya optimistis terhadap peran koperasi di


Indonesia. Responden meyakini keberadaan koperasi mampu meningkatkan kesejahteraan
anggotanya. Dalam situasi pengembangan perekonomian rakyat saat ini, koperasi
dipercaya mampu membantu anggota agar usaha mereka dapat berjalan
lebih lancar.Namun, gembar-gembor berbagai simbol ekonomi baru masa kini, seperti
bank, lembaga gadai, bahkan lembaga simpan pinjam menyebabkan pamor koperasi kian
terbatas. Ekspansi koperasi untuk tampil lebih agresif dan menjadi besar juga tak terlihat.
Banyak usaha rakyat terutama pertanian dan peternakan dianggap belum berjalan dengan
efektif di tengah keberadaan koperasi. Akibatnya, secara umum publik menilai kinerja
koperasi saat ini belum cukup memuaskan.
Selain itu juga koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada asumsi yang
berkembang dalam masyarakat adalah kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa ada
pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat
tentang pengelolaan koperasi. Dari sinilah perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat
tentang koperasi. Dengan adanya sosialisasi diharapkan pengetahuan masyarakat tentang
koperasi akan bertambah. Masyarakat dapat mengetahui bahwa sebenarnya koperasi
merupakan ekonomi rakyat yang dapat mendongkrak kemakmuran yang merata. Sehingga
mereka berminat untuk bergabung. Yang terpentingnya pula kita sebagai jiwa muda yang
sadar akan pentingnya koperasi harus berkesadaran membuat koperasi lebih menarik
sehingga tidak kalah dengan badan usaha lainnya.

Ada pula yakni dengan meningkatkan daya jual koperasi dan melakukan sarana
promosi Untuk meningkatkan daya jual koperasi, yang dilakukan adalah membuat
koperasi lebih bagus lagi. Membuat koperasi agar terlihat menarik supaya masyarakat
tertarik ntuk membeli di koperasi mungkin dengan cara mengecat dinding koperasi dengan
warna-warna yang indah, menyediakan AC, ruangan tertata dengan rapi dan menyediakan
pelayanan yang baik sehingga masyarakat puas.

2. Koperasi sulit berkembang

5
Koperasi sulit berkembang disebabkan oleh banyak faktor, yaitu bisa disebabkan
SDM yang kurang dan makin banyaknya pesaing yang mempunyai usaha seperti yang
sedang dijalani kopersai.

Contohnya dalam Sumber daya manusia, yang dimaksud adalah pengurus


koperasi. Seperti yang sering kita jumpai pengurus koperasi biasanya mereka yang
merupakan tokoh masyarakat sehingga dapat dikatakan rangkap jabatan, kondisi seperti
inilah yang menyebabkan ketidakfokusan terhadap pengelolaan koperasi itu sendiri. Selain
rangkap jabatan biasanya pengurus koperasi sudah lanjut usia sehingga kapasitasnya
terbatas, tidak memahami perkembangan. Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi
kepada generasi muda melalui pendidikan agar mereka dapat berpartisipasi dalam
koperasi. Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung perkembangan
koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab sehingga dapat bekerja
secara efisien dan efektif.

Selanjutnya, pesaing merupakan hal yang tidak dapat kita elakkan lagi tetapi kita
harus tau bagaimana menyikapinya. Bila kita tidak peka terhadap lingkungan (pesaing)
maka mau tidak mau kita akan tersingkir. Bila kita tahu bagaimana menyikapinya maka
koperasi akan surface dan dapat berkembang. Dalam menanggapi pesaing kita harus
mempunyai trik – trik khusus, trik – trik/ langkah khusus tersebut dapat kita lakukan
dengan cara melalui harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang maksimum.
Mungkin koperasi sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini dapat kita lakukan dengan
cara sistem kredit, yang pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun
bulanan tergantung perjanjian. Koperasi yang sudah berjalan perlu dibangun sistem
pendidikan yang efektif dan harus dilaksanakan untuk pengembangan organisasi, usaha
dan mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Inilah salah satu nilai koperasi yang
tidak ada pada organisasi lain yang perlu terus dilaksanakan dan dikembangkan. Dengan
adanya hal seperti ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat untuk menjadi
anggota

Selain itu juga adanya solusi yang tepatnya pula untuk permaslahan lain yang
menyangkut dalam sulitnya mengembangkan koperasi yakni dengan adanya pengelolaan
yang serius dimulai dari keanggotaan koperasi itu sendiri, pertama dengan merekrut
anggota yang berkompeten dalam bidangnya. Tidak hanya orang yang sekedar mau

6
menjadi anggota melainkan orang-orang yang memiliki kemampuan dalam pengelolaan
dan pengembangan koperasi. Contohnya dengan mencari pemimpin yang dapat
memimpin dengan baik, kemudian pengelolaan dipegang oleh orang yang berkompeten
dalam bidangnya masing-masing. Serta perlu dibuat pelatihan bagi pengurus koperasi
yang belum berpengalaman. Kurang lebihnya seperti itu yang mungkin dapat kita lakukan
agar pengembangan koperasi mampu mewujudkan misinya sehingga masyarakat nantinya
dengan hasil yang ada bisa kembali tertarik terhadap koperasi dan menjadi anggota.

3. Keterbatasan Modal
Pembangunan koperasi perlu dilanjutkan, karena pembangunan adalah proses yang
tidak singkat dan memerlukan cukup banyak waktu, dan ketekunan serta konsistensi
dalam pelaksanaan untuk mengatasi semua masalah yang muncul seperti masalah
kemiskinan, jumlah pengangguran yang semakin tinggi. Perkembangan koperasi secara
nasional di masa yang akan datang diperkirakan menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan namun masih kurang secara kualitas. Namun terhambatnya dan permaslahan
permodalan koperasi sangatlah menyangkut keberlanjutan pengelolaan koperasi.

Masalah modal pihak yang paling bersangkutan adalah pemerintah. Di sini


pemerintah yang memiliki modal cukup besar. Dengan pemberian modal koperasi dapat
memperluas usahanya sehingga dapat bertahan dan bisa berkembang. Selain pemerintah
masyarakat merupakan pihak yang tak kalah pentingnya, dimana mereka yang memiliki
dana lebih dapat menyimpan uang mereka dikoperasi yang nantinya dapat digunakan
untuk modal koperasi.

Begitu pula dikarenakan banyak penyelewengan dana atau modal koperasi itu
sendiri. Inilah yang menghambat tumbuh dan kembangnya perkoperasian di Indonesia.
Tanpa disadari, koperasi telah membuka lapangan kerja tersendiri dikalangan anggota.
Dan juga menjaga kestabilan harga yang menguntungkan anggota koperasi. Inilah yang
menyebabkan berkembangnya koperasi makin terhambat dan sulit untuk untuk bersaing

Selama hampir lima dekade terkhir masalah permodalan koperasi lebih sering
diselesaikan oleh pemerintah melalui kebijakan perkreditan, tetapi pemerintah kurang
memperhatikan pentingnya kredit bagi koperasi sebagai kelembagaan untuk seluruh
anggota masyarakat baik sebagai produsen maupun konsumen. Berbagai program
perkreditan yang bersumber dari pemerintah pada umumnya ditujukan untuk kegiatan

7
produksi.Sedangkan sebagian dari anggota koperasi adalah juga konsumen atau mereka
yang produsen juga pada waktu tertentu menjadi konsumen. Sebagai konsumen mereka
juga memerlukan pelayanan dari koperasi termasuk pemberian pinjaman uang untuk
kebutuhan konsumsi dalam waktu yang relatif pendek. Kelompok masyarakat tersebut
selama ini belum terjangkau oleh program-program pemerintah dan umumnya mereka
terikat pada pelepas uang yang menetapkan bunga tingi, sehingga keuntungan yang
diperoleh mereka relative menjadi sangat terbatas.

Beberapa solusi yang diharapkan mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut


adalah membangun lembaga penjaminan bagi koperasi, melaksanakan program
perkreditan bagi koperasi yang dijamin oleh sindikasi pemerintah dan stakeholder lainnya.
Solusi pemecahan masalah tersebut sudah sejak lama diwacanakan pemerintah termasuk
penyusunan programprogram pendukungnya, tetapi sampai sekarang ini belum dapat
dilaksanakan karena kebijakan dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang
diperlukan belum tersedia. Undang-Undang nomor 17 Tahun 2012 idealnya dapat menjadi
jawaban terhadap kesulitan tersebut, sekaligus dapat dijadikan sebagai landasan hukum
untuk mengembangkan Sistem keuangan koperasi.

Koperasi Ksu. Pasar Srinadi Klungkung


Jalan Mahoni,Galiran,Klungkung,Bali.

3.1 Masalah Yang dihadapi


1. Ketidakmampuan pengurus (SDM)
2. Pembagian SHU yang tidak sama rata

3.2 Solusi

1. Ketidakpuasan anggota koperasi terhadap kinerja pengurus koperasi akan


menimbulkan konflik apabila tidak secepatnya diselesaikan. Ada beberapa penyebab
mengapa kinerja penguruskoperasi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pertama adalah
kurangnya kesadaran anggota koperasi untuk mengangsur hutangnya yang telah jatuh
tempo. Kedua, anggota koperasi telah mengangsur hutangnya tapi dengan tenggang
waktu diluar jadwal pelunasan. Ketiga, banyaknya anggota koperasi yang tidak melunasi
hutangnya/timbulnya kredit macet. Keempat, pengurus terlalu mudah memberikan

8
pinjaman tidak disesuaikan dengan kemampuan membayar hutang. Kelima, kurangnya
pengurus di dalam mengelola pengembalian piutang/angsuran. Keenam,kurangnya
kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. Dari berbagai penyebab timbulnya kinerja
pengurus koperasi yang kurang baik ini seharusnya masing-masing pihak harus dapat
mengevaluasi diri sendiri. Dari pihak anggota harus mempunya kesadaran untuk
secepatnya melunasi hutangnya agar tidak mengacaukan kondisi keuangan koperasi. Dan
di pihak pengurus harus mempunyai kebijakan dibidang pemberian pinjaman yang ketat
dan pengelolaan pelunasan angsuran yang baik misal sebelum jatuh tempo sudah diberi
peringatan untuk segera melunasi.
Di dalam mencapai kinerja yang baik, pengurus daan anggota sama-sama mempunya
peran yang seimbang. Jangan sampai anggota menuntut pengurus untuk berkinerja
dengan baik sementara dia melupakan kewajibannya. Demikian pula pengurus menuntut
anggota untuk secepatnya melunasi angsuran hutangnya sementara itu dia tidak
mempunyai manajemen yang baik tentang pengelolaan kredit. Jadi memecahkan konflik
di internal koperasi dapat dilakukan dengan kedua belah pihak sama-sama berusaha
memecahkan masalah yang menjadi sumber permasalahan di dalam koperasi

2. pembagian SHU sama rata tersebut sangatlah tidak adil dan tidak sesuai dengan
ketentuan yang ada. Karena seharusnya anggota koperasi akan mendapatkan SHU
berdasarkan pinjaman serta bunga yang dibayarkan. Tidak dibagi sama rata seperti itu,
apalagi ada warga yang bukan anggota koperasi namun mendapatkan bingkisan yang
berasal dari SHU anggota koperasi. SHU seharusnya dibagi sesuai dengan transaksi
pinjaman dan jasa modal yang dilakukan oleh masing-masing anggota koperasi. Apabila
pihak pengurus koperasi ingin membagikan SHU seharusnya sesuai dengan besarnya
SHU masing-masing anggota. Sebaiknya berupa uang tunai sehingga mudah untuk
pembagiannya. Jika pengurus koperasi ingin membagikan bingkisan hari raya secara
merata ke semua warga, sebaiknya dana yang digunakan berasal dari kas sendiri bukan
dari SHU anggota koperasi.

KOPERASI Simpan Pinjam Wirartha Utama


Jalan Tukad Languan No. 26 Panjer, Denpasar

4.1 Masalah yang dihadapi

9
1. Perkreditan
2. Lamanya nasabah dalam pembayaran utang di koperasi
4.2 Solusi
1. Perkreditan
mengelola permasalahan ini secara menyeluruh melalui penetapan batasan-batasan kredit
bagi setiap nasabah, Dalam proses perkreditan dilakukan mulai dari analisa kemampuan
nasabah untuk membayar kredit, melalui aktivitas identifikasi (diantaranya melalui
verifikasi kebenaran data), pengukuran (dengan menggunakan seluruh perangkat analisa
kredit),pemantauan (melalui kunjungan berkala kepada nasabah), dan pengendalian
(melalui tindakan berupa penetapan premi resiko) sampai dengan penanganan kredit yang
dimonitor secara periodic berdasarkan indicator-indikator resiko yang telah ditetapkan
untuk memastikan agar kualitas perkreditan yang baik tetap terjaga. Sejalan dengan
proses pengelolaan masalah perkreditan, koperasi mewajibkan debitur memberikan
jaminan berupa BPKB, dan sertifikat tanah atas kredit. Jenis jaminan utama yang dapat
diterima adalah jaminan yang memiliki nilai likuiditas relatif tinggi dan keberadaannya
bersifat tetap ( tidak berpindah-pindah tempat ), sehingga dapat segera dicairkan pada saat
pinjaman debitur masuk dalam kategori kredit bermasalah diantaranya berupa jaminan
uang tunai dan kendaraan bermotor. Tujuan memberi jaminan terutama untuk membatasi
resiko kerugian pada keadaan pihak nasabah tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya
membayar angsuran kredit pada koperasi, akan tetapi koperasi tidak akan menjadikan
jaminan tersebut sebagai dasar dalam pengambilan keputusan fasilitas kredit, tidak juga
sebagai sumber utama pembayaran pinjaman.

Dalam mengelola kredit bermasalah untuk mencapai pemulihan maksimal dengan tetap
memenuhi standar mutu sebagaimana diatur dalam peraturan eksternal dan internal,
koperasi secara indenpenden dan bertanggung jawab senantiasa melakukan upaya-upaya
penagihan, penjualan asset debitur, restrukturisasi kredit hingga upaya hukum. Aktivitas
penagihan di dukung dengan system yang memungkinkan pemantauan status kredit
secara berkala, khususnya terhadap kredit yang berpotensi menjadi bermasalah dengan
tujuan untuk meminimalkan kerugian Koperasi.

2. untuk para pelaku usaha koperasi yang menjalankan sistem kredit. Maksudnya adalah
dengan menggunakan seorang debtcollector yang mau selalu mengingatkan kondisi
konsumen. Tidak perlu menggunakan kekerasan, hanya butuh mengingatkan setiap saat

10
dengan datang ke rumah atau via telepon. Siapa tahu konsumen yang dihadapi sebenarnya
lupa kapan harus membayar kreditnya.

Koperasi Bina Pusaka

Jl. Siulan No.65, Penatih Dangin Puri, Denpasar Tim., Kota Denpasar, Bali

5.1 Masalah Yang dihadapi

1. Koperasi saat ini kurang diminati


2. Tata Kelola

5.2 Solusi

1. Solusi Koperasi saat ini kurang diminati:

A. Meningkatkan kualitas sistem manajemen kinerja dengan menyelaraskan strategi


koperasi, karyawan, dan hasil yang dicapai.
B. Efektifitas organisasi, melakukan penguatan dan penyelarasan organisasi untuk
memastikan adanya upaya-upaya untuk melakukan pengembangan
C. Meningkatkan kualitas sistem manajemen kinerja dengan menyelaraskan strategi
koperasi, karyawan, dan hasil yang dicapai
D. Meningkatkan peran SDM dalam hal penyempurnaan, penyederhanaan alur
proses, standarisasi dan otomatisasi proses kerja sebagai pertner kerja yang
strategis bagi unit bisnis

2.Solusi tata kelola


a. Kesesuaian dalam pengelolaan koperasi terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat antara lain tercermin dari
pelaksanaan pelaporan koperasi kepada regulator dan otoritas berwenang lainnya
sesuai ketentuan yang berlaku.

11
b. Pengelolaan koperasi secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh serta tekanan dari pihak manapun yang tidak seuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip koperasi yang sehat.

12
Kesimpulan

Setiap membangun koperasi pasti akan selalu ada masalah yang akan dihadapi oleh
setiap koperasi sehingga dalam menghadapi masalah-masalah tersebut seperti perkreditan,
permodalan, shu, dan sdmnya kita sebaiknya dapat menemukan solusi secara tepat dalam
menyelesaikan masalah-masalah umum didalam koperasi yang sudah di uraikan diatas.

13

Anda mungkin juga menyukai