PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
NUROPIK ARIEF PURWANSYAH
112990020
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan
Skripsi pada jurusan Teknik Pertambangan
Oleh :
NUROPIK ARIEF PURWANSYAH
112990020
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan
Skripsi pada jurusan Teknik Pertambangan
Oleh :
NUROPIK ARIEF PURWANSYAH
112990020
Mengetahui, Menyetujui
PENDAHULUAN
A. JUDUL SKRIPSI
D. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang ingin diteliti disini yakni sejauh mana keefektifan pola
tersebut terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada area kerja beserta koreksi
yang perlu dilakukan. Demikian juga dengan perubahan pemakaian tipe mesin bor
yang berbeda. Dari sini diharapkan dapat dihasilkan rancangan pola pemboran dan
peledakan yang paling ideal untuk meningkatkan kelancaran produksi. Sehingga
hasil dari Pemboran dan peledakan untuk kemajuan terowongan dapat digunakan
untuk kelancaran operasional penambangan bijih maupun alat angkut dan muat yang
digunakan.
Serta mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan biaya pemboran
dan peledakan untuk pembutan terowongan pada metode penggalian Heading,
Sehingga efisien dan mendapatkan biaya produksi pada tingkat yang wajar.
BAB II
ANALISIS MASALAH
A. DASAR TEORI
I. FAKTOR TEKNIS
Pada dasarnya pola pengeboran pada tambang bawah tanah ada beberapa macam
yang kesemuanya itu digunakan sesuai dengan karakteristik dari pada batuan dan
adanya joint dan bidang lemah, tetapi juga kemampuan pada operator, peralatan,
ukuran peralatan, dan panjang lubang bukaan yang kesemuanya itu dibagi menjadi 4
type utama yaitu :
1) Centre Cut, disebut juga PIRAMID atau DIAMOND CUT. Dimana semua
lubang bor ditemukan pada satu titik dengan kedalaman satu titik dari round
(permukaan kerja) .
Depan Samping
2) Widge Cut, kadang disamakan dengan VEE CUT. Dimana semua lubang bor
dengan ujung -ujungnya bertemu, tetapi tidak pada titik.
Depan Samping
3) Draw Cut, hampir sama dengan “Wedge Cut”. Dimana digunakan dalam batuan
berlapis. (dalam arti tidak digunakan pada batuan yang keras)
Depan Samping
4) Burn Cut, pada tipe ini sesuai untuk batuan keras brittle seperti batu pasir atau
batu beku tetapi tidak efektif pada batuan yang bersifat pecah.
Depan Samping
Metode Heading adalah penggalian Tunnel/ Adit yang selalu diawali atau
didahului dengan pembongkaran awal berpenampang oval kecil. Dimana pada
metode ini digunakan khusus untuk menggali Tunnel yang berdiameter besar. Pada
metode Heading dibagi dalam 4 (empat) macam metode yaitu :
1) Pilot Heading, dimana peledakan awal dilakukan pada terowongan yang sudah
ada dengan cara membuat 2 (dua) buah lubang awal pada bagian atas
terowongan.
Depan Samping
2) Top Heading, dimana peledakan awal dilakukan pada terowongan yang sudah
ada dengan cara membuat lubang awal pada bagian atas terowongan.
Depan Samping
Depan Samping
Depan Samping
Dimana :
B1max = Burden 1 maximum, m
D = Diameter Lubang tembak, mm
S = “Weight strength” ANFO terhadap LFB dynamite
C = Konstanta Batuan
C = Konstanta Batuan terkoreksi
3. Powder Factor
“Powder Factor adalah perbandingan jumlah bahan peledak yang dipakai dengan
Jumlah batuan yang terbongkar. Biasanya dinyatakan dengan kg bahan peledak
per ton batuan.
PF = WANFO / WBatuan ,kg/ton
Dimana :
WANFO = Hb x Q
Hb = H – Ho
Atau :
WANFO = (H – Ho) x Q
WBATUAN = Volume Batuan x bobot isi
H = Kedalaman lubang tembak
Q = Kemampatan ANFO
Hb = Panjang Kolom bermuatan
Ho = Panjang Kolom tak bermuatan
Yang besarnya untuk lubang tembak I adalah = 0,3 B1 dan faktor fiksasi
untuk lubang berikutnya disesuaikan dengan arah kemiringan lubang bor.
4. Blasting Ratio
“Blasting Ratio” adalah perbandingan berat batuan yang terbongkar dengan berat
bahan peledak yang digunakan. Angka ini Bisa dipakai sebagai salah satu
parameter untuk menentukan tingkat keekonomisan pemakaian suatu bahan
peledak.
Blasting Ratio = WBATUAN / WPELEDAK
Menurut GOUR S.SEN, 1995 dalam buku “Blasting Technology For Civil and
mining “ perhitungan burden dan spasi peledakan Pada metode Cut Drilling dapat
dibuat dengan persamaan :
Dimana :
B = burden (m)
Lch = panjang isian bahan peledak (m)
Hb = panjang rata-rata lubang ledak (m)
D = diameter isian (mm)
Qc = densitas bahan peledak pada lubang ledak (kg/m)
q = powder factor batuan (kg/m3)
q = 1,1 untuk kuat tekan uniaksial >250 Mpa
= 0,6 untuk kuat tekan uniaksial 100 – 200 Mpa.
1. Kondisi Batuan.
Kondisi dari batuan akan mempengaruhi terhadap biaya pemboran dan
peledakan, adapun beberapa kondisi yang mempengaruhi antara lain :
a. Kekerasan dan Abrasiveness
Biaya terhadap komponen pemboran tinggi pada batuan yang sangat keras
dan abrasive. Dan biaya peledakan besar pada batuan yang keras karena perlu
bahan peledak dengan strength tinggi
b. Struktur Geologi
Dapat mengakibatkan in-aligament pada daerah kontak perlapisan batuan.
Pemborosan bahan peledak mungkin terjadi karena pengisian celah retakan,
rekahan atau rongga di dalam batuan.
c. Kandungan Mineral dan Tekstur
Mineral-mineral berat bertekstur halus, Bj dan kuat tekan tinggi
memboroskan bit.
d. Breaking Charac
Mempengaruhi distribusi fragmentasi hasil peledakan.
2. Biaya Pemboran
Parameter-parameter yang diperlukan antara lain :
a. Kapasitas Pemboran.
Kapasitas jangka pendek adalah kapasitas per daur (cycle) pemboran,
biasanya dinyatakan dalam meter/ jam. Kapasitas jangka panjang adalah
kapasitas per shift pemboran, biasanya dinyatakan dalam drillmeter / shift
(drm / shift), m3/ shift atau ton / shift.
b. Investasi Alat Bor
Meliputi : - Pembelian alat bor
- Periode depresiasi
- Bunga dari modal
Penentuan bunga dan periode depresiasi tergantung pada kebijaksanaan
perusahaan yang biasanya dipengaruhi oleh tingkat suku bunga di bank
Faktor anuitas (A) adalah faktor yang digunakan untuk menghitung anuitas
sepanjang layanan alat.
i
A=
( 1 – ( 1 + I )-n )
dimana : A = Faktor anuitas
i = Laju suku bunga, %
n = Periode depresiasi, tahun
c. Biaya Perawatan
Biaya perawatan meliputi : - suku cadang
- material untuk service
- upah mekanik
biaya perawatan tersebut tergantung pada :
- jenis batuan
- prosedur service
- keterampilan mekanik
- produksi lubang
Specific drilling
M
Keperluan batang bor ; Nr = ----------------------------
( Ar x Y1 )
M
Keperluan kopling ; Nc = ----------------------------
( Ac x Y1 )
M
Keperluan shank adpt ; Ns = ----------------------------
( As x Y1 )
keterangan :
M = jumlah batuan yang dibongkar, m3
Y1 = Hasil batuan per meter pemboran, m3 / drm
3. Biaya Peledakan
Meliputi biaya-biaya :
- Bahan peledak
- Sistem penembakan
- Alat pengisian
- Tenaga kerja
1. Depresiasi
a. Harga pembelian
b. Salvage value
c. Biaya angkutan
d. Biaya bongkar muat
e. Harga sampai dilokasi : (a + b + c + d)
f. Periode operasi, jam / tahun
g. Umur ekonomis, jam
B. BIAYA OPERASI
B. DATA PENDUKUNG
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data geometri pengeboran dan
peledakan yang ada dan yang dipakai pada saat ini dan dasar-dasar teknis
penyusunan perancangan yang digunakan, serta target produksi perusahaan untuk
kemajuan terowongan, jumlah, harga dan spesifikasi dari alat-alat yang digunakan
untuk pemboran dan peledakan.
BAB III
PENELITIAN DI LAPANGAN
A. METODOLOGI PENELITIAN
Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis menggabungkan
antara teori dengan data-data lapangan,sehingga dari keduanya didapat
pendekatan penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :
1. Study literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan.
2. Pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan cara peninjauan lapangan
untuk melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan di daerah
yang akan diteliti
3. Pengambilan Data, dengan pengukuran langsung di lapangan maupun
penelitian di laboratorium.
4. Akuisisi Data
a. Pengelompokan data
b. Jumlah data
c. Uji realitas
5. Pengolahan data
6. Analisis hasil Pengolahan data
7. Kesimpulan
1. STUDI LITERATUR
2. PENGAMATAN
3. PENGAMBILAN DATA
4. PENGOLAHAN DAN
ANALISIS DATA
5. PEMBUATAN
LAPORAN
C. RENCANA DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Bab
I. PENDAHULUAN
V. PEMBAHASAN
5.1 Pemboran
5.2 Peledakan
5.3 Bentuk akhir terowongan hasil peledakan untuk metode Heading
5.4 Penilaian secara teknik terhadap hasil peledakan
5.5 Penilaian secara ekonomi terhadap hasil peledakan
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
D. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. Hemphill b., Gary, “Blasting Operation”, First Edition, Mc. Graw Hill Inc.,
New York
2. Langefors U., and Kihlstrom, B., “The Modern Technique of Rock Blasting”,
Second Edition, A Heelsted Press Book John Willey & Sons, New York,1973
8. Ir. Edy Purwanto ME. (2002), Diktat Perencanaan Tambang Terbuka, Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara, Ba